Pages

Sunday, 6 March 2011

‘Menguak’ Misteri Tengkorak Kristal Suku Maya

Di dunia ini pasti terdapat banyak sekali misteri yang beredar di kehidupan manusia dan peradabannya. Misteri biasanya sangat menarik untuk disimak dan mengundang “kesan” tersendiri bagi siapa pun itu, baik untuk diperbincangkan, didiskusikan, maupun diteliti untuk dicari kebenaran sejatinya.

Menurut ensiklopedia bebas wikipedia, misteri adalah sesuatu yang belum diketahui dengan pasti dan menarik keingintahuan orang-orang. Misteri biasanya dikaitkan dengan kejadian-kejadian horor dan supernatural. Contoh hal-hal yang dianggap sebagai misteri oleh sebagian besar masyarakat dunia, diantaranya adalah : hilangnya kapal-kapal dan pesawat di wilayah Segitiga Bermuda, keberadaan monster laut “Nessie” di Loch Ness-Skotlandia, bagaimana bebatuan di Stonehenge terbentuk, pelukis Garis Nazca yang melukis lukisan raksasa yang terbentang di gurun, benda terbang tak dikenal yang disebut UFO, lingkaran tanaman/pola tanaman yang sangat aneh yang terjadi di lahan pertanian, fenomena pembakaran tubuh oleh diri sendiri yang terjadi secara spontan (Spontaneuos human combustion), keberadan Yeti dan Bigfoot (kera raksasa yang misterius), dan fenomena aneh yang berkaitan dengan Hantu lainnya [1]. Yang jelas keberadaan misteri ini mempunyai “kesan” tersendiri bagi siapa pun yang mengetahuinya.

Berbicara mengenai misteri, berikut ini adalah sebuah misteri yang berasal dari peradaban masa silam dan keberadaan misteri ini masih terus diperdebatkan dan diteliti sampai saat ini. Misteri yang dimaksud adalah misteri tengkorak kristal suku Maya. Suku Maya adalah kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan-Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur. Suku yang pada zaman batu mencapai kejayaanya di bidang teknologinya (250 M hingga 925 M), menghasilkan bentuk karya dan peradaban unik seperti bangunan (Chichen Itza), pertanian (kanal drainase), tanaman jagung dan latex, sumurnya yang disebut “cenotes“. Cara mereka berkomunikasi dan mendokumentasikan tulisan yakni dengan menggunakan gambar dan simbol, yang disebut “glyph“, dimana ada dua macam glyph, yakni yang menampilkan gambar utuh dari benda yang dimaksudkan, dan tipe yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan suku katanya. Selain itu, suku ini juga mengenal kecantikan fisik, yakni dengan membuat tempurung kepalanya menjadi rata, dengan cara mengikatkan papan di dahi dan tempurung belakang pada bayi/kelahiran anak, sehingga pada waktu dewasa mereka merasa anggun dengan memiliki tulang dahi yang rata [2]. Namun, yang menjadi sorotan dan hal yang dianggap fenomenal adalah peninggalannya yang disebut Mayan Calender dan Criystal Skull. Kedua peninggalan peradaban ini merupakan sesuatu hal yang luar biasa dan mengagumkan. Khususnya pada topik kali ini akan diulas dan dipaparkan mengenai tengkorak kristal suku Maya yang fenomenal dan menakjubkan.

Berbagai Crystal Skull yang ditemukan (Source : www.sliceofscifi.com/)

Tengkorak-tengkorak kristal (crystal skulls) merupakan bongkahan batu-batu kristal berbentuk tengkorak kepala manusia dan ditemukan dari hasil penggalian arkeologis di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan di sekitar Mexico [3]. Apa yang membuat tengkorak kristal ini menjadi salah satu objek penelitian arkeologis paling terkenal adalah isu-isu mengenai kekuatan mistis yang melingkupinya. Sebagian orang percaya bahwa tengkorak-tengkorak kristal dibuat pada masa sekitar 5000 hingga 36.000 tahun yang lalu [4], sebagian lagi percaya bahwa tengkorak kristal merupakan peninggalan masyarakat dari benua yang hilang-Atlantis, dan ada juga yang percaya bahwa tengkorak-tengkorak kristal mengandung sejenis kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan memperpanjang usia seseoran. Sebuah legenda asli amerika yang menyebutkan adanya 13 tengkorak manusia yang terbuat dari kristal yang dapat berbicara dan bernyanyi. Menurut legenda tersebut, tengkorak kristal tersebut mengandung jawaban atas sejumlah misteri dunia dan kehidupan. Legenda itu juga mengatakan bahwa suatu hari nanti, ketika umat manusia mengalami krisis besar, maka 13 tengkorak tersebut akan ditemukan kembali dan dikumpulkan untuk sekali lagi memberikan pengetahuan dan informasi vital kepada umat manusia.

Jika para pembaca sekalian telah menonton sekuel terbaru dari film Indiana Jones: Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull (2008), kalian tentu telah menyaksikan bagaimana difilm tersebut tengkorak kristal digambarkan sebagai sesuatu yang bersifat extra terrestrial (warisan mahluk cerdas dari planet lain yang pernah mengunjungi bumi). Salah satu teori mengenai tengkorak kristal memang menyatakan bahwa tengkorak kristal merupakan bukti dari kunjungan mahluk angkasa luar ke kerajaan Aztek dan Maya, seperti yang juga yang digambarkan dalam film Indiana Jones di atas, dimana diceritakan bahwa bila ke-13 jenis tertentu dari tengkorak-tengkorak tersebut disatukan, maka sanggup membuka rahasia paripurna dari alam semesta ini. Ketika pertama kali mendengar kisah ini, maka mungkin sejumlah orang sempat berpikir bahwa andai saja Albert Einstein mempercayai kisah tersebut, pasti ia tidak perlu menghabiskan 30 tahun terakhir masa hidupnya untuk berpikir dan berpikir mengenai bagaimana menciptakan persamaan matematis yang akan sanggup menyatukan seluruh gaya (force) dalam alam semesta, cukup dengan 3 atau 4 bulan bertualang mencari ketigabelas tengkorak kristal rahasia di Amerikal Latin (seperti yang dilakukan Indiana Jones), maka Einstein telah mendapatkan persamaan yang ia cari. Namun dari kisah Film tersebut, hanya sedikit yang mengetahui bahwa film tersebut dibuat berdasarkan legenda nyata. Nyata karena sesungguhnya di Amerika tengah telah ditemukan tengkorak manusia yang terbuat dari kristal.

Tengkorak kristal pertama kali ditemukan di reruntuhan kota Maya dan terkubur jauh didalam hutan lebat. Pada tahun 1924, penjelajah Inggris, Frederick Mitchell-Hedges dan rekan-rekannya sedang berpetualang, berusaha untuk menemukan sisa-sisa kota legenda Atlantis di Belize, Amerika tengah. Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan melintasi hutan lebat, mereka menemukan sebuah gundukan bebatuan yang tertutup rumput lebat dan semak-semak. Selebihnya adalah sejarah. Kelompok itu menemukan kota Lubaantun yang telah lama hilang, yang dalam bahasa Maya berarti kota batu yang berjatuhan. Sepanjang penggalian di situs tersebut, anak angkat Mitchell-Hedges yang bernama Anna mengatakan bahwa ia telah menemukan sebuah tengkorak yang terbuat dari kristal terkubur dibawah altar di salah satu reruntuhan kuil yang berbentuk piramida. Diceritakan, ketika tengkorak tersebut ditemukan, para pekerja bangsa Maya segera dipenuhi dengan lompatan sukacita. Mereka segera menaruh tengkorak tersebut di atas altar, melakukan upacara dan menari mengelilinginya. Sepertinya, sebuah kekuatan kuno dan gaib telah kembali kedalam kehidupan orang-orang tersebut. Tengkorak tersebut sepenuhnya terbuat dari kristal transparan. Ukurannya persis seperti ukuran tengkorak manusia dan sangat akurat secara anatomi yang ditunjukkan dengan tulang rahang yang terpisah.

Anna Mitchell Hedges yang menemukan tengkorak tersebut meninggal pada tahun 2007 pada usia 100 tahun. Ia telah menyimpan tengkorak tersebut seumur hidupnya. Anna percaya bahwa tengkorak tersebut telah memberikan kepadanya kekuatan dan kesehatan hingga ia berumur 100 tahun. Beberapa orang yang pernah menghabiskan waktu bersama tengkorak itu juga mengaku mengalami beberapa pengalaman aneh, seperti terdengarnya suara lembut, seperti sebuah senandung keluar dari tengkorak tersebut. Dan terkadang mereka bisa melihat kilasan-kilasan gambar masa lalu dan masa depan tercermin dari tengkorak tersebut. Yang mengejutkan, Tengkorak kristal Anna Mitchell Hedges, bukanlah satu-satunya tengkorak kristal yang ditemukan. Sejak penemuan itu, beberapa tengkorak yang lain telah ditemukan – seperti yang diramalkan oleh legenda kuno. Saat ini paling tidak ada enam tengkorak lain yang disimpan di museum-museum ternama dunia. Semua tengkorak tersebut sampai sekarang masih belum diketahui asal-usulnya. Kebanyakan pemiliknya percaya bahwa tengkorak tersebut berasal dari Amerika tengah, apakah itu dari bangsa Maya, Aztec atau bahkan suku dari masa sebelum bangsa Maya yaitu suku Atlantis yang misterius [5].

Tengkorak kristal kristal Anna Mitchell Hedges (altavista.com)

Berdasarkan persfektif ilmiah, penelitian terhadap tengkorak ini telah dilakukan. Dr Jane Walsh adalah seorang spesialis MesoAmerican yang terkemuka di dunia yang bekerja untuk Smithsonian Institute. Dan saat ini, ia adalah pemilik dari salah satu tengkorak kristal. Dr Walsh seperti sebagian besar arkeolog yang lain percaya bahwa tengkorak kristal tersebut adalah sebuah tipuan yang cerdas, dan bukan peninggalan bangsa kuno. Ia berteori bahwa tengkorak tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-19 untuk memuaskan permintaan akan barang antik kuno. Namun Dr Walsh sendiri tidak memiliki bukti untuk mendukung teorinya. Dr Walsh berusaha mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap tengkorak tersebut untuk mengetahui asal-usulnya. Salah satu kendala yang dihadapinya adalah kristal tidak memiliki karbon, karena itu mustahil melacak usia tengkorak tersebut dengan metode karbon. Salah satu cara yang tersisa adalah melihat dengan teliti permukaan kristal dan berusaha untuk menemukan jejak peralatan yang digunakan untuk membuat kristal tersebut. Apabila ditemukan jejak peralatan tangan, maka kemungkinan tengkorak tersebut memang berasal dari peradaban kuno. Dan apabila ditemukan jejak peralatan mekanik, maka kemungkinan usia tengkorak tersebut lebih modern, yang berarti bisa berasal dari zaman Columbus hingga abad ke-20 [5].

British Crystal Skull (google.com)

Sebelumnya, pada tahun 1970-an Anna Mitchell Hedges juga menyerahkan tengkorak tersebut kepada tim dari Hewlett Packard untuk diteliti. Hewlett Packard sebagai ahli dalam bidang komputer dan peralatan elektronik tentu juga ahli dalam bidang kristal. Namun, apa yang ditemukan oleh tim dari Hewlett Packard sangat mengejutkan. Mereka menemukan bahwa bahan dasar kristal tengkorak tersebut adalah sama seperti yang digunakan di industri elektronik saat ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide, yang banyak dipakai karena kemampuannya menyimpan data. Mikroprosesor modern dibuat dari bahan ini. Dengan menggunakan metode polarisasi cahaya, satu lagi penemuan yang mengejutkan terungkap. Tempurung atas kepala tersebut ternyata pernah menempel pada struktur bebatuan kristal yang keras. Mereka sungguh terkejut dengan penemuan ini. Karena bahan dasar tengkorak ini adalah batu terkeras nomor dua di dunia setelah permata. Belum ada peralatan yang mampu untuk memecah kristal tersebut. Apabila mesin mekanik yang dipaksa digunakan untuk memahat tengkorak itu, maka kristal tersebut pasti akan hancur menjadi pecahan-pecahan kecil. Akhirnya tim Hewlett Packard menyimpulkan bahwa tengkorak tersebut dibuat menggunakan tangan [5].

Paris Crystal Skull (google.com)

Namun kesimpulan ini membawa kepada kesimpulan lain yang lebih mengejutkan lagi. Menurut perhitungan para ilmuwan, apabila tengkorak itu dibuat dengan tangan, maka dibutuhkan waktu selama ratusan tahun untuk menyelesaikan satu tengkorak mengingat struktur kristal yang luar biasa keras. Hewlett Packard memperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah 300 tahun. Para ilmuwan kemudian menaruh tengkorak tersebut dibawah mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang digunakan untuk membuatnya. Dan mereka tidak dapat menemukan satupun jejak peralatan baik kuno maupun modern. Mengenai ini, seorang ilmuwan berkomentar “Tengkorak ini harusnya tidak pernah ada”. Penelitian ilmiah tidak berhenti disitu. Pada tahun 1996, British Museum bekerja sama dengan Dr Walsh dan Smithsonian meneliti semua tengkorak kristal yang ada dengan membawanya ke British Museum Research Laboratory. Enam tengkorak mulai diperiksa pada bulan April 1996, dan untuk alasan yang tidak diketahui, British Museum tidak pernah mau mempublikasikan hasilnya [5].

Amethyst Crystal Skull (google.com)

Berbeda halnya dari pandangan persfektif suku asli yang masih mempercayai mitos peradabannya, bahwa bagi ilmuwan, tengkorak tersebut mungkin adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan. Namun bagi suku-suku asli di Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri. Dari hasil wawancara dengan para tua-tua suku asli di Amerika, terungkap sebuah kebijaksanaan kuno. Menurut mereka, Tengkorak tersebut tidak akan dapat dimengerti dengan menempatkannya dibawah mikroskop. Tengkorak tersebut dimaksudkan untuk membawa tantangan fundamental kepada pikiran kita yang rasional dan cara kita memandang dunia ini. Bagi para shaman atau dukun dari suku-suku di Amerika tengah, tengkorak tersebut adalah sebuah medium atau pintu kepada dimensi roh yang lain. Banyak dari antara mereka berkata bahwa tengkorak tersebut membuka pintu kepada dunia paralel yang ada, dimensi lain dari dunia ini. Mereka juga percaya bahwa roh manusia dapat berjalan dan masuk ke dunia itu lewat tengkorak kristal. Selain itu, tengkorak tersebut juga dapat digunakan untuk menuntun kita kepada level yang lebih tinggi dari kesadaran kita, sesuatu yang sudah lama kita lupakan. Seorang sesepuh bangsa Maya bernama Hunbatz Men pernah berkata bahwa tengkorak kristal pernah digunakan di upacara keagamaan di seluruh dunia. Ia percaya bahwa ada tengkorak kristal di situs-situs keagamaan di seluruh dunia, termasuk Stonehenge di Inggris. Menurut Hunbatz Men, sudah saatnya ke-13 tengkorak bersatu kembali untuk menyelamatkan umat manusia [5].

Perbandingan Tengkorak kristal yang ditemukan di tempat yang berbeda (google.com)

Terlepas dari semua itu, sebenarnya untuk mengungkap ketidakbenaran dari berbagai kisah mistis yang melingkupi tengkorak-tengkorak kristal, kita haruslah terlebih dahulu menjawab mengapa tengkorak kristal itu sendiri dimungkinkan diramu menjadi kisah misteri. Tak diragukan, jawaban dari pertanyaan tersebut terletak pada asal-usul dan tujuan pembuatan tengkorak kristal yang hingga kini memang belum sanggup diungkap secara akurat oleh science (arkeologi, antropologi). Mengingat kita tidak mungkin kembali ke masa lalu, kebelummampuan arkeolog dan antropolog untuk memastikan secara akurat siapa ataupun apa motif yang mendasari pembuatan suatu artefak sebenarnya merupakan sesuatu yang wajar, meskipun demikian, interaksi antara hal itu dengan kebutuhan masyarakat akan ilusi tampaknya telah menjadikan keberadaan tengkorak kristal sesuatu yang cukup laku untuk dijadikan misteri, dan majalah riset & eksplorasi-National Geographic, mengakui bahwa kebelummampuan kita memastikan asal-usul dan tujuan pembuatan tengkorak kristal diperkirakan masih akan menempatkan benda-benda tersebut sebagai sesuatu yang beraroma misteri [6].

Namun bagi mereka yang mengedepankan faham ilmiah dan logika, arus informasi yang benar mengenai tengkorak kristal tersebut adalah pilhan yang tepat untuk diyakini. Sejauh ini, berbagai hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kisah-kisah mistis mengenai tengkorak kristal tidaklah benar jika ditilik dari segi logika dan ilmiah. Eksperimen laboratorium dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa tengkorak kristal tidak berasal dari masa 5000 atau 36.000 tahun yang lalu, melainkan berasal dari masa antara pertengahan hingga akhir abad 19 (tahun 1800-an) [7a, 7b]. Penelitian lain menunjukkan bahwa kisah khasiat ajaib tengkorak kristal sengaja dibuat oleh penemu atau penciptanya untuk tujuan dagang semata. Ilmuwan percaya bahwa tengkorak-tengkorak kristal sebenarnya dibuat di Eropa (kemungkinan di Jerman) dengan menggunakan bahan bebatuan dari Brasil, lalu dijual kepada kolektor benda antik sebagai benda kuno Amerika Latin [8]. Alat dan teknik pembuatan tengkorak kristal juga bukan merupakan sesuatu yang aneh atau tidak terjelaskan. Hingga kini, hampir setiap tahunnya ribuan tengkorak kristal dibuat oleh para perajin souvenir di Amerika Selatan [9], sesuatu yang dengan sendirinya menunjukkan bahwa pembuatan tengkorak kristal tidaklah membutuhkan penjelasan mistis.

Berdasarkan penjabaran di atas, sebenarnya misteri tengkorak kristal sekedar merupakan satu dari beberapa kisah misteri lain yang juga menjadikan peninggalan peradaban kuno masyarakat Amerika Latin sebagai objek dari misteri itu sendiri. Kisah misteri lain tersebut misalnya adalah kisah mengenai sebab dari hilangnya penduduk kota Machu Picchu serta misteri mengenai siapa sebenarnya yang membangun gambar-gambar berukuran raksasa di atas padang pasir Nazca, Peru. Atau jika dikaitkan dengan sejumlah misteri di indonesia, misalnya bangunan candi Brobudur dan Prambanan yang penuh dengan misteri dan legenda yang pernah ada di Indonesia. Bagi Penulis sendiri, merasa memang tidak akan naif dengan mengatakan bahwa semua misteri tersebut telah terpecahkan sekali untuk selamanya oleh science. Meskipun demikian, penulis juga merasa yakin bahwa kisah-kisah misteri tersebut sebenarnya juga muncul karena wilayah Amerika Latin selama ini memang kurang mendapat perhatian sebagai objek kajian penelitian arkeologis dibanding wilayah Asia dan Eropa, dimana masyarakat selama ini tahu mengenai sejarah pembangunan piramid Mesir, sejarah pembentukan Eropa, sejarah runtuhnya kekaisaran Roma, sejarah munculnya agama-agama mistis, sejarah Revolusi Prancis, dan sebagainya, dibandingkan dengan wilayah di Amerika. Karenanya munkin saja dengan mengangkat keberadaan kemistisan dari sekian banyak peninggalan peradaban yang ditemukan di wilayah Amerika, seperti misalnya tengkorak kristal ini, dapat menjadikan suatu hal yang fenomonal dan meimbulkan ketertarikan banyak orang untuk hal tersebut.

Selain itu, tentu saja sejumlah orang juga menganggap dan meragukan keautentikan dari benda-benda peninggalan peradaban masa silam tersebut. Sejumlah orang beranggapan hal ini adalah rekayasa belaka dan ”hoax” adanya, dengan pandangan untuk menimbulkan suatu kehebohan tersendiri sehingga mampu menarik minat banyak orang, akibatnya akan timbul suatu kasus dan hal yang dianggap fenomenal atau luar biasa. Who knows?! Namun, hal yang tidak dapat dipungkiri adalah, keberadaan tengkorak kristal ini dan benda-benda artefak lainnya akan terus menjadi subyek yang menarik untuk diselidiki lebih jauh lagi.

Apapun itu, yang namanya misteri akan tetap menjadi misteri jika belum ditemukan jawaban yang pasti atas keberadaan dari misteri tersebut. Hanya DIA lah yang Maha Mengetahui atas semua misteri yang terjadi di alam yang diciptakan-NYA tersebut.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More