Pages

JALMA MARA , JALMA MATI

Jagat iki ana, ana kang jaga !” aku isih eling marang kandhamu, tatkalane lemah dadi kawahing antarane suroboyo medion banjur krasa ana kang gosong ing batin batin panguripku, ngegirisi marang daya lantipkukaya gosonge areng klapa kang wus ilang wawakaya jasad kang limpad kelangan nyawa... .

KU INGIN BERSAMAMU

Aku ingin bersamamu tiap pagi meskipun aku tak pernah tahu dimana kamu Aku ingin bersamamu hingga senja datang meskipun ternyata malam telah larut.. Untuk bersamamu aku ingin kan semua.. Kepingan demi kepingan hati yang kau bawa serta bersamamu

Aku ingin pulang

Aku ingin pulang bersama kehidupan bersama bidadari surgawi berparas segar lalu menyaksikan lagi burung-burung dengan guraunya merangkai sarang bagi rumah aku ingin pulang ke rumah hatiku sebab seruan hidup di pintunya dimana pagarnya kembang lihatlah kupu-kupunya

PENANTIANKU

Sepoi angin menembus badan menyusup disela-sela rambut hitamku deru ombak berhantam menerka seakan tau isi hatiku yang gundah Mengapa kau pergi jauh ke sana meninggalkan untaian kenangan manis membiarkan diriku terselimut sepi hampa sendiri tanpa bayangmu lagi Mengapa ini semua terjadi kau biarkan linangan air mataku terjatuh menangisi dirimu yang berkelana pergi menilnggalkanku seorang diri

LELAYARAN ING KATRESNAN

kamangka sliramu wis ngentirake gegayuhanku mbaka sithik tumekaning gisiklelayaran ing katresnan nyabrangi reribed sadhengah wayah wani nglangkahi telenging pepeteng tanpa maelu sakabehing gubrahyagene praumu durung miwiti anggone nglari nakodaning ati sawise kelakon nggayuh sunare pituduh madhangi katresnan iki tumekaning subuh .

Tuesday, 14 February 2012

Dari pot bunga temukan lampu senter "Conrad Hubert"

Dari Pot Bunga Temukan Lampu Senter
Conrad Hubert (1856-01928) 

SEMENJAK cahaya dari sinar lampu ditemukan oleh si cerdas serba bisa, Thomas Alva Edison, manusia di dunia tidak perlu takut lagi menghadapi gelap.Dalam perkembangannya lampu didesain beragam bentuk sesuai dengan fungsinya. Seperti yang dilakukan oleh imigran Rusia bernama Conrad Hubert. Pada tahun 1897, ia berhasil menciptakan lampu senter. Uniknya, temuan itu terinspirasi oleh sebuah pot yang dipasangi baterai.
Conrad Huber yang bernama asli Akiba Horowitz, lahir pada 15 April 1856, di Minsk, Russia. Ia lahir di tengah keprihatinan, keluarganya bukan termasuk golongan berada, sehingga ia tidak merasakan pendidikan di bangku sekolah. Semenjak kecil, ia sudah membantu orang tuanya mencari uang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Bah- kan ia pernah bekerja di toko cerutu, membuka warung,dan bahkan jadi tukang jam. Apapun dikerjakannya, tetapi semua itu tidak menghasilkan cukup uang.
Ketika kebijakan antisemit merebak di tanah kelahirannya, aktivitas bisnisnya tergangu. Pada 1891, Hubert memutuskan untuk beremigrasi ke di Amerika Serikat (AS). Sesampainya di negeri paman sam ia memutuskan untuk berganti nama pada usia 35 tahun. Saat itu ia benar-benar tidak punya uang. Hubert berusaha apa saja untuk menghidupi diri. Di tengah tekanan dan kegelisahan, ia kemudian tertarik pada industri yang berhubungan dengan kelistrikan. Maka ia pun kemudian mencoba menjual berbagai macam alat yang berhubungan dengan listrik dan baterai, misalnya kipas angin portabel, lampu saku, hingga produk unik seperti pot bunga yang bersinar. Maka, ia pun makin tertarik dengan produk-produk berenergi baterai.
Suatu ketika, di negeri yang dikenal sebagai negara adikuasa itu, Hubert berkenalan dengan Joshua Lionel Cowen, yang juga memiliki pengalaman bisnis di bidang tenaga listrik. Bahkan di lingkungan komunitas bisnis tenaga listrik, Joshua dikenal sebagai orang yang kreatif dalam hal menciptakan inovasi baru. Salah satunya, ia berhasil menciptakan pot bunga yang dipasang baterai sehingga bisa menghasilkan cahaya. Karena tidak punya pekerjaan lain, Hubert memutuskan untuk membantu Joshua menjual pot bunga bercahaya ini. Namun, Joshua tidak menyenangi bidang bisnisnya ini. la lebih tertarik untuk berusaha di bidang kereta listrik. Joshua kemudian menjual ide pot bercahaya kepada Hubert dengan harga yang murah. 
Conrad Hubert yang memliki jiwa dalam bidang penemuan memanfaatkan kesempatan itu dengan memodifikasi pot yang memiliki cahaya dari tenaga baterai. Ia kemudian memutar otaknya untuk membuat lampu senter. Pada mulanya, lampu senter produksi Hubert dibuat secara sederhana dan alami, yaitu dengan menggunakan baterai, bohlam dan tabling kertas dari pot hasil buatan Joshua. Setelah dirancang sedemikian rupa, alat yang disebutnya sebagai "obor' lisrik" menjadi cikal bakal keberadaan lampu senter.
Untuk lebih menyempurnakan alat yang bisa menerangi dalam kegelapan ini, Hubert berkolaborasi dengan David Misell, seorang penemu handal, untuk menciptakan lampu sorot terang yang bisa dibawa ke mana-mana. Maka, terciptalah lampu senter yang pertama. Sebagian besar literatur menyebutkan, senter itu terbuat dari semacam kertas tebal yang digulung dan wadah fiber, serta lampu kecil yang dibungkus reflektor dari kuningan
Kemudian, daya kreatif Hubert mampu memperbanyak penemuan itu. Bahkan sebagai uji coba pertama, Hubert membagikan secara gratis karya briliannya ini kepada po- lisi di kota New York. Senter buatannya itu mendapat pengakuan dari para polisi di kota itu. Dari sinilah lampu senter makin dikenal orang dan kemudian dipatenkan oleh Hubert pada tahun 1903.
Temuan brilian Hubert ini menarik minat perusahaan besar untuk menjadi investor Perusahaan yang beruntung mendapatkan sahamnya yakni National Carbon Company Dari perusahaan ini, Hubert mendapatkan aliran dana segar senilai 200.000 dolar Amerika Serikat. Hubert pun bisa memproduksi ciptaannya secara massal, sekaligus membuat perusahaannya menjadi terkenal hingga saat ini, yaitu Eveready atau singkatan dari The American Ever Ready Company.
Pada tahun 1906, Hubert menjabat sebagai presiden direktur. Sejak saat itu pula merek dagang produk perusahaan itu menjadi Eveready. Berkat bisnis itu, Hubert pun menjadi orang kaya.
Conrad Hubert meninggal 14 maret 1928, saat berusia 72 tahun. Bahkan, sampai akhir hayatnya, Hubert masih menyumbangkan tiga perempat kekayaan yang dimilikinya. Berkat temuannya, lampu senter, ia mampu menciptakan revolusi dalam bidang penerangan.

Sumber :http://kamusarea.blogspot.com

Pengetahuan asal-usul ulat sutera

Menurut sebuah kisah, konon kain sutra berasal dari negeri Tiongkok alias negeri Cina. Makanya, tembok Cina yang tersohor itu juga dikenal sebagai jalur jalan perdagangan sutra Menurut cerita ini, benang sutra yang didapat dari ulat sutra, pertama kali ditemukan oleh Ratu Xi Ling-Shi ribuan tahun lalu. Ceritanya, suatu hari ketika Ratu Xi Ling-Shi sedang bertamasya, ia menemukan kepompong ulat sutra. Karena penasaran, kepompong itu pun disentuh dengan jarinya. Ia pun mencoba menarik selembar benang yang keluar dari Kepompong itu. Dan, sungguh menakjubkan, semakin ia tarik benangnya semakin panjang hingga menutupi dan membalut jarinya. Ratu pun berhenti menarik benang karena tangannya terasa panas. Ketika benang itu habis, ratu melihat kepompong kecil. Akhirnya dia menyadari bahwa kepompong itu merupakan sumber benang yang kemudian disebut benang sutra. Ratu pun lalu bercerita Kepada semua orang sehingga penemuan ini dikenal secara luas. Benang tersebut kemudian dipintal dan dijadikan kain yang ternyata memiliki kualitas bagus. Selain sangat halus, Kain sutra juga sangat lembut hingga banyak orang yang suka. Jadi, jangan heran jika harga kain sutra cukup mahal.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More