Pages

JALMA MARA , JALMA MATI

Jagat iki ana, ana kang jaga !” aku isih eling marang kandhamu, tatkalane lemah dadi kawahing antarane suroboyo medion banjur krasa ana kang gosong ing batin batin panguripku, ngegirisi marang daya lantipkukaya gosonge areng klapa kang wus ilang wawakaya jasad kang limpad kelangan nyawa... .

KU INGIN BERSAMAMU

Aku ingin bersamamu tiap pagi meskipun aku tak pernah tahu dimana kamu Aku ingin bersamamu hingga senja datang meskipun ternyata malam telah larut.. Untuk bersamamu aku ingin kan semua.. Kepingan demi kepingan hati yang kau bawa serta bersamamu

Aku ingin pulang

Aku ingin pulang bersama kehidupan bersama bidadari surgawi berparas segar lalu menyaksikan lagi burung-burung dengan guraunya merangkai sarang bagi rumah aku ingin pulang ke rumah hatiku sebab seruan hidup di pintunya dimana pagarnya kembang lihatlah kupu-kupunya

PENANTIANKU

Sepoi angin menembus badan menyusup disela-sela rambut hitamku deru ombak berhantam menerka seakan tau isi hatiku yang gundah Mengapa kau pergi jauh ke sana meninggalkan untaian kenangan manis membiarkan diriku terselimut sepi hampa sendiri tanpa bayangmu lagi Mengapa ini semua terjadi kau biarkan linangan air mataku terjatuh menangisi dirimu yang berkelana pergi menilnggalkanku seorang diri

LELAYARAN ING KATRESNAN

kamangka sliramu wis ngentirake gegayuhanku mbaka sithik tumekaning gisiklelayaran ing katresnan nyabrangi reribed sadhengah wayah wani nglangkahi telenging pepeteng tanpa maelu sakabehing gubrahyagene praumu durung miwiti anggone nglari nakodaning ati sawise kelakon nggayuh sunare pituduh madhangi katresnan iki tumekaning subuh .

Friday, 18 February 2011

CERITA BIJAK




PERSATUAN


Alkisah, di sebuah kerajaan yang subur makmur, raja dicintai rakyatnya
karena memerintah dengan bijaksana, sehingga rakyat hidup aman dan
sejahtera. Raja banyak mempunyai putra dan putri, namun sayang,
sejak kecil mereka tidak pernah akur. Dari bertengkar mulut hingga
beradu fisik sering terjadi di antara mereka. Raja sangat gelisah dan
tidak tenang memikirkan ketidakakuran anak-anaknya. Bila terceraiberai
karena tidak akur bagaimana jika harus bertempur melawan
musuh, begitu pikir sang raja. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
memberi pengertian kepada anak-anaknya agar jangan hanya
memikirkan diri sendiri. Raja sangat menginginkan mereka akur
sehingga bisa bahu-membahu jika menghadapi serangan dari luar, serta
agar bisa memberi contoh rakyatnya hidup rukun di negeri sendiri. Suatu
hari, saat berkumpul di meja makan, sebelum acara makan dimulai, raja
memerintahkan kepada mereka: ”Anakku, ambillah sebatang sumpit di
depan kalian dan coba patahkan.” Walaupun heran dengan perintah
sang ayah, mereka segera mematuhinya dan mematahkan sumpit itu
Dengan mudah. Kemudian, raja meminta sumpit tambahan kepada
pelayan. ”Sekarang, patahkan sepasang sumpit di depan kalian itu.”
Kembali mereka dengan senang hati memamerkan kekuatan fisik
masing-masing dan segera patahlah sepasang sumpit tersebut. Raja
kemudian kembali meminta sumpit tambahan dan memerintahkan anakanaknya
mematahkan sumpit yang kali ini ada tiga batang. Dengan
susah payah, ada yang berhasil mematahkan, namun ada juga yang
akhirnya menyerah. Salah seorang dari mereka lantas bertanya: ”Ayah,
mengapa kami harus mematahkan sumpit-sumpit ini dari satu batang
hingga tiga batang. Untuk apa semua ini?” ”Pertanyaan bagus anakku.
Sumpit-sumpit adalah sebuah perlambang kekuatan. Jika satu batang
mudah dipatahkan, maka jika beberapa batang sumpit disatukan, tidak
akan mudah untuk dipatahkan. Sama seperti kalian. Bila mau bersatu,
maka tidak akan ada pihak luar atau musuh yang akan mengalahkan
kita. Tapi bila kekuatan kita tercerai berai, maka musuh akan mudah
mengalahkan kita. Ayah ingin kalian bersatu, bersama-sama
membangun negara dan rakyat negeri ini. Jika kita mampu menjaga
kekompakan dan memberi contoh kepada seluruh rakyat negri ini, maka
kerajaan kita pasti akan tetap sejahtera dan semakin makmur,”jelas sang
raja. ”Anak-anakku, usia ayah sudah lanjut. Kini saatnya ayah titipkan
kerajaan ini ke tangan kalian semua. Ayah percaya kalian akan mampu
menyelesaikan masalah di negeri ini bila kalian bersatu.” Untuk
membangun komunitas baik keluarga, perusahaan, pemerintah, ataupun
komunitas-komunitas lainnya, mutlak diperlukan semangat
kekompakan, kebersamaan, dan persatuan. Seperti sebuah pepatah
tiongkok kuno yang mengatakan,”Bersatu adalah kekuatan". Tanpa
kekompakan akan mudah retak rapuh dan tercerai berai.” Adanya
persatuan yang dibangun berlandaskan pengertian dan kepercayaan
antarpribadi, akan memunculkan kekuatan sinergi yang solid dan
mantap. Dengan modal tersebut, sebuah komunitas akan bisa
berkembang menuju keberhasilan yang mengagumkan


Disadur dari www.andriewongso.com




SUNGAI


Suatu hari di dalam kelas sebuah sekolah, di tengah-tengah pelajaran,
pak guru memberi sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya : Anakanak,
jika suatu hari kita berjalan-jalan di suatu tempat, di depan kita
terbentang sebuah sungai kecil, walaupun tidak telalu lebar tetapi airnya
sangat keruh sehingga tidak diketahui berapa dalam sungai tersebut.
Sedangkan satu-satunya jembatan yang ada untuk menyeberangi sungai,
tampak di kejauhan berjarak kira-kira setengah kilometer dari tempat
kita berdiri. Pertanyaan saya adalah, apa yang akan kalian perbuat
untuk menyeberangi sungai tersebut dengan cepat dan selamat? Pikirkan
baik-baik, jangan sembarangan menjawab. Jawablah dengan memberi
alasan kenapa kalian memilih jalan itu. Tuliskan jawaban kalian di
selembar kertas. Kita akan diskusikan setelah ini. Seisi kelas segera
ramai, masing-masing anak memberi jawaban yang beragam. Setelah
beberapa saat menunggu murid-murid menjawab di kertas, pak guru
segera mengumpulkan kertas dan mulailah acara diskusi. Ada
sekelompok anak pemberani yang menjawab: kumpulkan tenaga dan
keberanian, ambil ancang-ancang dan lompat ke seberang sungai. Ada
yang menjawab, kami akan langsung terjun ke sungai dan berenang
sampai ke seberang. Kelompok yang lain menjawab : Kami akan mencari
sebatang tongkat panjang untuk membantu menyeberang dengan tenaga
lontaran dari tongkat tersebut. Dan ada pula yang menjawab : Saya
akan berlari secepatnya ke jembatan dan menyeberangi sungai,
walaupun agak lama karena jarak yang cukup jauh, tetapi lari dan
menyeberang melalui jembatan adalah yang paling aman. Setelah
mendengar semua jawaban anak-anak, pak guru berkata, ”Bagus sekali
jawaban kalian. Yang menjawab melompat ke seberang, berarti kalian
mempunyai semangat berani mencoba. Yang menjawab turun ke air
berarti kalian mengutamakan praktek. Yang memakai tongkat berarti
kalian pintar memakai unsur dari luar untuk sampai ke tujuan.
Sedangkan yang berlari ke jembatan untuk menyeberang berarti kalian
lebih mengutamakan keamanan. Bapak senang kalian memiliki alasan
atas jawaban itu. Semua jalan yang kalian tempuh adalah positif dan
baik selama kalian tahu tujuan yang hendak dicapai. Asalkan kalian mau
berusaha dengan keras, tahu target yang hendak dicapai, tidak akan lari
gunung di kejar, pasti tujuan kalian akan tercapai. Pesan bapak, mulai
dari sekarang dan sampai kapanpun, Kalian harus lebih rajin belajar dan
berusaha menghadapi setiap masalah yang muncul agar berhasil sampai
ke tempat tujuan”. Dalam kenyataan hidup, kita semua sebagai manusia
selalu mempunyai masalah atau problem yang harus di hadapi, selama
kita tidak melarikan diri dari masalah, dan sadar bahwa semua masalah
dan rintangan itu harus diatasi, melalui pola pikir dan cara2 yang positif
serta keberanian kita menghadapi semua itu, tentu hasilnya akan
maksimal. Hanya dengan action dan belajar, belajar dan action lagi.
Manusia baru bisa mencapai pertumbuhan mental yang sehat dan meraih
kesuksesan seperti yang di idam idamkan!

Disadur dari www.andriewongso.com



PENEBANG POHON

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja
untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan
kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon
penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin. Saat
mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan
area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah
ditentukan kepada si penebang pohon. Hari pertama bekerja, dia berhasil
merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si
penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus,
“Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan
kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang
sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”. Sangat termotivasi
oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras
lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga,
dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan
bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit
pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan
kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat
mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir
penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk
dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang
kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir
kamu mengasah kapak?” “Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu
untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi
hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang. “Nah, disinilah
masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan
terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Harihari
berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang
sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun.
Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah
kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil
yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera
kembali bekerja!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan
kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan
majikannya untuk mulai mengasah kapak. Istirahat bukan berarti
berhenti , Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi Sama
seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam
hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk,
sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu
istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah
pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme
kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis,
berwawasan dan selalu baru

Disadur dari www.andriewongso.com

PITUTUR LUHUR

 PITUTUR  JOWO 

1 ."ing samubarang gawe ojo sok wani mesthek ake, awit akeh lelakon kang kebak sambekalane sing ora biso dinuga tumibane.
Jer koyo unine pepenget, "menowo manungsa iku yo pancen kudu tansah ihtiyar, nanging papesthene tetep dumunung ono ing asta-Ne Pangeran Kang Maha Wikan".
Mulo ora sak mesthine yen manungso iku nyumurupi bab-bab sing durung mesti kelakon. Sak umpomo nyumurupono, prayoga ojo diblak-blak ake marang wong liyo, awit temahane hamung bakal murihake blai."


 TERJEMAHAN :
ing samubarang gawe ojo sok wani mesthek ake ----> dalam hal apapun jangan terlalu bisa atau sok bisa memastikan

awit akeh lelakon kang kebak sambekalane sing ora biso dinuga tumibane ----> sebab banyak kejadian yg sarat dengan berbagai rintangan yg tak dapat kita duga kapan akan terjadi

jer koyo unine pepenget ----> persis seperti bunyi sebuah kata peringatan

menowo manungsa iku yo pancen kudu tansah ihtiyar ----> bahwa manusia itu ya memang harus selalu berusaha

nanging papesthene tetep dumunung ono ing asta-Ne Pangeran Kang Maha Wikan ---> akan tetapi kepastiannya tetap hanya ada di tangan Allah Yg Maha Tahu

mula ora sak mesthine yen manungsa iku nyumurupi bab-bab sing durung mesti kelakon ----> jadi tidak semestinya kalau manusia itu mengetahui hal-hal yg belum tentu terjadi

sak umpomo nyumurupono, prayoga ojo diblak-blak ake marang wong liyo ----> kalaupun dapat (kesempatan) untuk mengetahuinya, sebaiknya jangan diberitahukan secara jelas dan gamblang kepada orang lain

awit temahane hamung bakal murihake blai ----> sebab ketika digunakan untuk keperluan yg tidak baik, itu justru akan membuatnya celaka.

2 ."Sabar iku ingaran mustikaning laku, jumbuh karo unine bebasan, "sabar iku kuncining swarga," ateges marganing kamulyan.
Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip, nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep. Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki."


TERJEMAHAN :
sabar iku ingaran mustikaning laku ----> bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yg sangat indah dalam sebuah kehidupan

jumbuh karo unine bebasan, "sabar iku kuncining swarga," ateges marganing kamulyan ----> sama seperti bunyi sebuah peribahasa, berlaku sabar itu adalah "jalan utama" untuk mendapatkan "surga"
yg dimaksud disini adalah ketentraman dan kedamaian dalam menjalani kehidupan

sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip ----> sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup, yg tentunya nanti bisa untuk mendewasakan diri kita masing-masing

nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep ----> akan tetapi bukan berarti lalu kita gampang kehilangan pengharapan

suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki ---> justru sebaliknya kita harus menjalaninya dengan penuh pengharapan dan seolah-olah mampu untuk mendapatakan apa saja yg ada di dunia ini.
Tentunya dengan disertai rasa mawas diri dan kepasrahan

3 .Kahanan donya iki ora langgeng, tansah owah gingsir. Yen sira kebeneran katunggonan bandha lan kasinungan pangkat, aja banjur rumangsa, "sapa sira sapa ingsun", tansah ngendelake panguwasane. Tumindak degsura marang sapadha-padha. Elinga yen bandha iku gampang ilang muspra lan pangkat iku sawayah-wayah bisa oncat..!

Saiba-becike samangsa wong kang lagi kasinungan kabegjan lan nampa kabungahan iku yo kudu tansah eling, gedhe ngucap syukur marang Kang Peparing. Awit elinga yen tumindak kaya mangkono mau kejaba bisa ngilangi watak jubriya, uga mletikake rasa rumangsa yen wong dilairake ing donya iku sejatine yo mung dadi lelantaran melu urun-urun tetulung marang sapadha-padhane titah, mbengkas kasangsaran, munggahe ngreksa, hayuning jagad.


TERJEMAHAN :

Perlu kalian tahu bahwa keadaan dunia ini tidak abadi, senantiasa berubah-ubah setiap waktu. Kalau kebetulan kita memiliki harta dan diberkahi pangkat, jangan lantas merasa, "siapa saya, siapa Anda?", yg selalu mengandalkan kekuasaannya untuk bertindak sombong kepada orang lain. Ingat..! bahwa harta itu mudah sekali lenyap dan pangkat itu sewaktu-waktu bisa lepas..!
 

CATATAN
 
ungkapan "sapa sira, sapa ingsun", bisa diterjemahkan lagi menjadi begini : "janganlah menggurui atau memerintah seseorang tanpa menyadari terlebih dahulu siapa diri kita. Apakah kita sudah lebih baik dari orang yg kita anggab kurang baik itu??"

Memang sudah sepantasnya kalau orang yg sedang mendapatkan keberuntungan dan mendapatkan kebahagiaan itu harus selalu ingat dan banyak-banyak berucap syukur kepada Tuhan. Sebab perlu diketahui bahwa berlaku seperti itu tadi, selain bisa menghilangkan watak jubriya (besar kepala), juga bisa membuat kita sadar bahwa manusia dilahirkan di dunia itu, sebenarnya hanya untuk menjadi perantara ikut berbagi pertolongan kepada sesama makhluk ciptaan-Nya, mengurangi kesengsaraan, mengagungkan merawat dan memelihara perdamaian dunia..!

 
INTI  DARI SEMUA ITU

Jadi intinya, manusia itu diciptakan hidup di dunia, bukan untuk berbangga hati atas segala kelebihan yg dia miliki. Kita hidup di dunia itu hanya sementara jadi tidak sepantasnya kalau kemudian kita berlaku sombong terhadap sesamanya. Mengandalkan kekayaan dan kekuasaannya untuk menindas yg lebih lemah. Kita harus selalu ingat bahwa roda kehidupan ini selalu berputar. Memang saat ini kita sedang jaya berada di atas tapi kita tidak akan pernah tahu kalo suatu saat nanti pasti kita akan berada di bagian yg paling bawah. Jangan sombong, karena sesungguhnya hanya Sang Pencipta lah yg berhak sombong. Ingat... bahwa setiap makhluk yg hidup itu pasti akan MATI..!!


 

PITUTUR LUHUR

Nuwunsewu... lumantar postingan meniko, kula badhe ngaturaken salah sawijining pitutur saking leluhur kula engkang asli tiyang Jawi inggih menika bab, memayu hayuning pribadi utawi mencari jati diri (boso Indonesia-nipun).
Mangga dipun simak sareng-sareng.
===========================================================================
"dadi manungsa kuwi sing paling utama, aja sok ngendel-endelake samubarang kaluwihane. Apa maneh mamerake kasugihan lan kapinterane. Yen anggone ngongasake dhiri mau mung winates ing lathi tanpa bukti, dhonge pakarti kaya mangkono iku yo bakal ngengon awak-e dadi salah sawijining manungsa kang ora aji.
Luwih prayoga turuten kae pralampitane tanduran pari. Pari kang mentes kuwi yo mesthi bakal tumelung, lha... kang ndhongak mracihnani yen pari kuwi kothong tanpa isi."

 
Terjemahan bebasnya kira-kira seperti ini,
"jadi manusia itu yg paling utama, janganlah suka menonjol-nonjolkan segala macam kelebihannya, apalagi selalu memamerkan kekayaan dan kepandaiannya. Karena perbuatan seperti itu hanya akan membuat dirinya menjadi bahan ejekan orang lain dan dianggap gak penting.
Lebih baik ikutilah perilaku dari tumbuhan padi. Padi yg makin berisi itu pasti akan semakin merunduk, sedangkan yg masih tegak itu justru menandakan bahwa padi tersebut gabuk/mandul atau kosong tanpa isi pada bulir-bulirnya.
Artinya, kita hidup itu harus selalu mengedepankan kesopanan dan juga santun terhadap orang lain, selalu rendah hati dan jangan malah membangga-banggakan kelebihannya atau menunjukkan kesombongannya. Karena sebenarnya kesombongan itu hanyalah sebuah ambisi tentang bagaimana caranya agar kelebihan kita itu selalu dapat pengakuan dari orang lain."

===========================================================================
"engkang nomer kalih, 'sarwa duweo rumangsa nanging ojo rumangsa sarwa duwe'.
Iku yen ditulis genah, katone pancen yo mung diwolak-walik wae, nanging surasane jebul kaya bumi karo langit.
Surasanane ukara kuwi yoiku, dadio manungsa kang tansah nuduhake watak kang kebak welas asih, wicaksana ing saben laku lan rumangsa dosa samangsa gawe kapitunane liyan.
Aja malah nuduhake watak ngedir-edirake, wengis satindak laku polahe. Yen nggayuh pepinginan ora maelu laku dudu. Samubarang pakarti nistha ditrajang wani."

 
Terjemahan bebasnya seperti ini,
"sedangkan yg kedua, 'miliki selalu perasaan tapi jangan suka merasa selalu memiliki (segala hal)'
Kalimat itu kalau ditulis memang jelas hanya di bolak-balik saja, akan tetapi sebenarnya keduanya memiliki makna yg sangat jauh berbeda ibaratkan langit dan bumi.
Makna kalimat itu kira-kira begini, jadilah manusia yg penuh dengan belas kasih, mengutamakan kebijaksanaan di setiap perilaku dan selalu merasa berdosa jika melakukan perbuatan yg membuat orang lain kecewa atau tersakiti.
Jangan malah memperlihatkan watak yg selalu menonjolkan, sifat bengis dalam segala perbuatannya. Jika ingin mencapai sebuah keinginan selalu mengunakan berbagai macam cara dan semua perbuatan yg tecela pun dilakukan demi untuk mendapatkan keinginannya."
****************************************************

KUTIPAN SAKING

http://www.ikutikutan.com/2010/05/pitutur-luhur-memayu-hayuning-pribadi.html

PITUTUR LUHUR

Hastabrata 

merupakan pitutur yang diberikan Rama kepada Wibisana dan dalam kisah mahabarata, Hastabrata disampaikan pada pelantikan Prabu Sri Batara Kresno menjadi raja. Sri Kresna adalah juga sebagai penasehat pandawa.

 

Dalam versi Jawa

Hastabrata dapat diuraikan sebagai berikut. Hasta berarti delapan sedangkan Brata berarti laku, watak atau sifat utama yang diambil dari sifat alam. Dengan begitu arti Hastabrata adalah delapan laku, watak atau sifat utama yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan oleh seorang pemimpin atau siapa saja yang menjadi pemimpin sebuah institusi/organisasi/rumah tangga, bahkan sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri.

Delapan watak utama tersebut diambil dari sifat matahari, bulan, bintang, awan/mendung, bumi, lautan, api dan angin.

 
Pertama sifat Matahari
 
Terang benderang memancarkan sinarnya dan energi tiada henti. Segalanya diterangi, diberinya sinar cahaya tanpa pandang bulu. Sebagaimana matahari, seorang pemimpin harus mampu memberikan pencerahan kepada rakyat, berhati-hati dalam bertindak seperti jalannya matahari yang tidak tergesa-gesa namun pasti dalam memberikan sinar cahayanya kepada semua makhluk tanpa pilih kasih.

 
Kedua sifat Bulan

Sebagai planet pengiring matahari bulan bersinar dikala gelap malam tiba, memberikan suasana tenteram dan teduh. Sebagaimana bulan, seorang pemimpin hendaknya rendah hati, berbudi luhur serta menebarkan suasana tentram kepada rakyat.

 
Ketiga sifat Bintang

Nun jauh menghiasi langit dimalam hari, menjadi penentu arah dalam ilmu perbintangan. Seorang pemimpin harus bisa menjadi pengarah dan panutan dari segi kesusilaan, budaya dan tingkah laku serta mempunyai konsep berpikir yang jelas. Bercita-cita tinggi mencapai kemajuan bangsa, teguh, tidak mudah terombang-ambing, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

 
Keempat sifat Awan atau Mendung

Seakan-akan menakutkan tetapi kalau sudah berubah menjadi hujan merupakan berkah serta sumber penghidupan bagi semua makhluk hidup. Seorang pemimpin harus berwibawa dan “menakutkan” bagi siapa saja yang berbuat salah dan melanggar peraturan. Namun di samping itu selalu berusaha memberikan kesejahteraan.

 
Kelima sifat Bumi

Sentosa, suci, pemurah memberikan segala kebutuhan yang diperlukan makhluk yang hidup diatasnya. Menjadi tumpuan bagi hidup dan pertumbuhan benih dari seluruh makhluk hidup. Sebagaimana bumi, seorang pemimpin harus bersifat sentosa, suci hati, pemurah serta selalu berusaha memperjuangkan kehidupan rakyat yang tergambar dalam tutur kata, tindakan serta tingkah laku sehari-hari.Keenam sifat Lautan. Luas, tidak pernah menolak apapun yang datang memasukinya, menerima dan menjadi wadah apa saja. Sebagaimana lautan seorang pemimpin hendaknya luas hati dan kesabarannya. Tidak mudah tersinggung bila dikritik, tidak terlena oleh sanjungan dan mampu menampung segala aspirasi rakyat dari golongan maupun suku mana pun serta bersifat pemaaf.

 
Ketujuh sifat Api

Bersifat panas membara, kalau disulut akan berkobar dan membakar apa saja tanpa pandang bulu, tetapi juga sangat diperlukan dalam kehidupan. Sebagaimana sifat api, seorang pemimpin harus berani menindak siapapun yang bersalah tanpa pilih kasih dengan berpijak kepada kebenaran dan keadilan .

 
Kedelapan sifat Angin. 

Meskipun tidak tampak tetapi dapat dirasakan berhembus tanpa henti, merata ke seluruh penjuru dan tempat.
Itu saja yang bisa saya sampaikan, 


TIADA GADING YANG TAK RETAK

KUMPULAN KATA BIJAK

Cuplikan Kata Bijak—dari Andrei Wongso:
====================================================
Bangkit!
Orang-orang gagal
Yang berani menatap kegagalannya
Dengan kepala tegak
Siap belajar dan berusaha.
Berusaha dan belajar bangkit lagi
Adalah mereka
yang telah siap menjadi dewasa
dan sukses secara utuh

“Memang di kehidupan ini tidak ada yang pasti,
tetapi kita harus berani memastikan apa-apa yang pantas kita raih”
-------------------------------------------------------------------------------
REVOLUSI MENTAL
Hanya dengan merubah dan membangun sikap mental yang positif secara tegas,
Konsisten dan menyeluruh,
Kita baru bisa bangkit dari keadaan lemah menjadi kuat, gagal menjadi sukses

Jika saya, Anda dan Kita
Semua siap merubah mental
Dan siap berjuang keras lagi, saya yakin
Indonesia pasti jaya
Dan luar biasa
------------------------------------------------------------------------------
SUKSES ADALAH HAK SAYA
Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu,
Kesuksesan milik anda, milik saya,
Dan milik siapa saja yang
Benar-benar menyadari, menginkan
Dan memperjuangkan dengan sepenuhhati
------------------------------------------------------------------------------

KUMPULAN KATA BIJAK

Buku ini memang menyihir, di dalamnya berisikan ratusan japa mantra, orang tidak terasa tersedot pikirannya, dan kemudian dihembuskan energi baru, bahkan seperti suntikan darah segar. Orang menjadi berubah dengan sadar bahwa sebuah sihiran yang terpancar merupakan hal yang memang sedang diperlukan. Orang menuju wilayah posistih, merangkak kejenjang kearifan serta meninggalkan perilaku yang signifikan. Bandar mempertimban gkan dengan cermat, bahwa buku ini layak bersandar di bandar kata bijak.
Berikut beberapa kata yang menyihir itu.

(Kematian)
Jika seseorang merasa bahwa tidaurnya lebih baik dari bangunnya, maka jhal itu lebih baik jika ia mati saja
(Sa'di asy-Syirazi, penyair Persesia)
********
(Kemauan)
Tidak ada sesuatu keadaan yang lebih dekat pada diri manusia melebihi kemauan
(Descartes)
********
(Kemerdekaan)
Kemerdekaan itu tidak untuk diminta, tetapi dimenangkan dengan sebilah machete/Semacam golok
(Titan)
********
(Kemiskinan)
Induk dari segala revolusi dana kejahatan adalah kemiskinan
(Aristoteles, Filsuf Yunani Kuno)
********
Kemiskinan sering mengambil semua semangat yang dimiliki seseorang. Dan sebuah karung yang kosong tentulah sukar berdiri tegak. Oleh karena itu kita harus berusaha dengan gigih untuk keluar dari kemiskinan
(Benyamin Fraklin)
********
(Kenyataan Pahit)
hal yang paling pahit adalah ketika kegagalan terjadi saat harapan menjelang kenyataan
(Rusdarmawan)
********
(Kesabaran)
Kesabaran mengantar kita kepada keberhasilan, kekerasan membawa sebuah kekecewaan.
Kesabaran begitu teramat pahit, namun menghasilkan buah yang manis
(Sa'di asy-Syirazi, Penyair Persia)
********
(Kesadaran)
Kesadar itu berjenjang, bertingkat. Ada kalanya kita menjadi tidak sadar saat orang menguji atau memuja kesadaran kita
(Rusdarmawan)
********
(Kesalahan)
Orang yang baik adalah orang yang selalu memikirkan apa yang salah atas dirinya, bukan memikirkan kesalahan milik morang lain.
(Budha)
********
(Kesehatan)
Bila saya harus memilih, lebih baik saya mempertahankan kesehatan saya daripada memelihara penyakit
(Robert G. Ingersoll)

Pitutur Luhur

Aja dumeh
Artinya: “jangan sok atau mentang-mentang”,
Terjemahan bebsanya adalah jangan suka memamerkan apa yang dimiliki untuk menekan, meremehkan, menghina orang lain. Misalnya : aja dumeh sugih [jangan mentang-mentang kaya], dan menggunakan kekayaannya itu untuk berbuat semena-mena, sebab harta kekayaan itu tidak lestari dan sewaktu-waktu dapat hilang [ tidak dimiliki lagi]

Aja nggege mangsa
Artinya:”jangan memaksakan waktu”
Jangan memaksa memperoleh hasil sebelum waktunya, karena apa yang didapat pasti tidak akan memuaskan. Misalnya, untuk mmendapatkan mangga yang manis perlu menunggu satu tahun. Apabila memetiknya kurang dari satu tahun pasti rasanya kecut [masam]

Aja ngomong waton, nanging ngomongo nganggo waton
Artinya: “jangan berbicara asal bicara, tetapi bicarah menggunkan landasan yang jelas.” Peringatan atau nasihat agar di dalam berbicara [berkomunikasi] perlu menggunkan tata-krama yang baik. Juga harus jelas apa yang akan disampaikan dan cara penyampaiannya supaya tidak menimpulkan salah faham bagi yang diajak bicara

Ana sethithik dipangan sethithik
Artinya::ada sedikit dimkan sedikit” Salah satu semboyan wong cilik Jawa yang sangatv terkenal dalam menjalani tirakat [ascestisme] dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, missal sehari punya penghasilan seribu rupiah yang dipakai untuk hidup maksimal harus sembilan ratus rupiah. Dengan demikian, untuk bekal hidup esok hari amasih punya seratus rupiah

Becik ketitik, ala ketara
Artinya:”siapa berbuat baik akan terbukti [diakui], siapa berbuat buruk akan kelihatan sendiri”. Anjuran agar siapa pun jangan takut berbuat baik. Meskipun awalnya belum tampak, pada saatnya pasti akan menemukan maknanya dan dihargai. Dan manakala berbuat buruk, sepandai-pandainya menutupi, akhirnya akan ketahuan juga.

Bener luput, ala becik, begja cilaka. Mung saking badan priyangga
Artinya: “bener salah, baik buru, beruntung celaka, berasal dari badan sendiri.”Salah satu inti dari ajaran kejawen yang menyatakan bahwa apa yang diperoleh seorang –orang lebih merupakan hasil [kausalitas] dari perbuatannya sendiri; bukan semata-mata akibat [pengaruh] perbuatan orang lain.

Rukun agawe santosa, crah agawe bubarh
Artinya: “rukun-damai membuat sentosa [kokoh-kuat], bertengkar membuat rusak [kehancuran]”. Peribahasa ini merupakan salah satu sikap hidup orang Jawa yang mendabakan kerukunan dan kedamaian di masyarakat

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung
Artinya: “semua yang merintangi akan diberantas, yang menghalangi akan ditebas”
Semboyan atau tekad untuk menghapus kezaliman yang mencengkeram masyarakat, apapun yang dihadapi akan di lawan habis-habisan karena sudah di luar batas perikemanusiaan

Sabar subur
Artinya:”sabar itu membuat subur”, siapa yang mampu dan mau berbuat sabar, akan memperoleh ketenangan diri. Oleh karena itu dia mampu melihat dan berpikir jerbnih sehingga dapat bertindak [berbuat] dengan mantab, dan tidak grusa-grusu

Sapa temen bakal tinemu, sapa salah bakal seleh
Artinya:” siapa salah akan menyerah” Peringatan bahwa setiap kerja keras dan baik akan memperoleh hasil sepadan. Sedangkan apabila berbuat salah, bagaimana pun juga akan ketahuan dan memnperoleh hukuman setimpal

************

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More