tag:blogger.com,1999:blog-59074744721642394612024-02-19T23:55:04.060+07:00Orek Orek Dulur...Unknownnoreply@blogger.comBlogger729125tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-26479404217713477212019-10-19T11:20:00.001+07:002019-10-19T11:20:27.756+07:00<span style="color: #0c343d; font-size: large;"><b><i>Sekilas Tentang Pertapaan Pringgondani Gunung Lawu</i></b></span><div>
</div>
<div>
<img alt="Gambar terkait" src="https://fastly.4sqi.net/img/general/600x600/59623460_Fz_pc4E7At3HBQv7CwUozgL_6J4g7Gq7NvKu5PL0Lbk.jpg" /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Menurut riwayat yang berkembang, kompleks pertapaan Pringgodani merupakan wilayah kekuasaan Prabu Brawijaya V (Raja Majapahit yang terakhir) pada masa pelariannya dari Kerajaan Majapahit. Daerah tersebut kemudian diserahkan kepada adiknya yang bernamaKoconegoro sebagai ungkapan terima kasih atas pengorbanannya terhadap Kerajaan Majapahit. Sejak Majapahit runtuh, Prabu Brawijaya V melarikan diri ke Gunung Lawu sampai meninggal dengan muksa (jiwa dan raganya masuk dalam alam gaib) selama 7 tahun. Setelah itu kadang-kadang Prabu Brawijaya V menampakkan diri di sekitar Sendang Wali sampai Hargo Dumilah.</div>
<br />Menurut masyarakat setempat “Pringgodani” merupakan gabungan dari kata-kata: Pring, Nggon, dan Ndani. Pring(Bahasa Indonesia = bambu) karena pring atau bambu adalah benda yang bisa dibuat apa saja, seperti manusia yang bisa berbuat apa saja; sedangkan kata nggon adalah bahasa Jawa yang artinya tempat, dan ndani adalah singkatan dari kata Jawa ndandani, yang berarti memperbaiki. Jadi, pringgodani adalah tempat bagi manusia untuk memperbaiki diri. Sedangkan nama Koconegoro atau sering juga disebut Eyang Panembahan Koconegoro hanyalah mitos. Sebab nama tersebut hanyalah sebuah perumpamaan, yakni: eyang artinya yang dituakan (yang tua), panembahan berarti tempat, kocoberarti cermin, dan negoro artinya diri kita. Jadi, dapat diartikan sebagai tempat yang dituakan (dikeramatkan) dan bermanfaat untuk bercermin (memperbaiki) diri kita.<br /><br />Mengenai pamuksan (menghilang)nya Prabu Brawijaya V ini ada keterangan lain bahwa pada pintu masuk Sanggar Pamelengan tertulis Dwi Jalmo Ngesti Sawiji. Tulisan tersebut dapat diartikan sebagai dua sosok manusia menyembah kepada yang satu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Namun sumber lain menjelaskan bahwa kata tersebut merupakan sengkalan angka tahun, yaitu dwi berarti 2 (dua), jalmo artinya 2 (dua), ngesti sama dengan 8 (delapan), dan sawiji artinya 1 (satu).Angka itu kalau dirangkai adalah 2281, dan karena sengkalan angka tahun maka cara membacanya harus dibalik yaitu 1822. Maksudnya pada tahun 1822 M itulah tempat ini dijadikan sebagai tempat moksa Prabu Brawijaya V.<br /><br />Menurut cerita masyarakat, Pertapaan Pringgodani mempunyai kaitan dengan cerita Prabu Boko. Dahulu ada seorang raja yang bernama Prabu Boko yang mempunyai kebiasaan memakan manusia. Karena kegemaran yang tidak wajar itu, maka penduduk di sekitar Pertapaan Pringgodani (Kalurahan Blumbang dan Pancot) habis dimangsanya. Tinggallah seorang yang bernama Mbok Rondho Dadapan, dengan putrinya yang masih berusia 7 bulan yaitu Harwati. Pada saat itu Prabu Boko juga hendak memangsa Harwati, namun Mbok Rondho Dadapan menolak dan minta waktu tujuh hari. Pada saat itulah seorang pertapa dari Pringgodani turun gunung. Sang pertapa bersedia menolong mbok Rondho dengan cara menjelma sebagai Harwati dan bersedia menjadi mangsa Prabu Boko. Ketika Prabu Boko datang dan hendak memangsa Harwati tiba-tiba tangan anak tersebut memegang kepala Prabu Boko dan dibantingkan pada batu gilang yang terdapat di Desa Pancot. Kepala Prabu Boko remuk, mata dan otaknya menjadi batu kapur di Gunung Gamping, taringnya menjadi tanaman bawang, gigi geraham menjadi brambang, dan tubuhnya menjadi palawija. Dengan tewasnya Prabu Boko, masyarakat Pancot dan Blumbang merasa aman, maka sang pertapa kembali ke pertapaannya di Pringgodani.<br /><br />Merasa desanya dilindungi oleh pertapa, maka penduduk Desa pancot dan Blumbang sampai sekarang mengadakan upacara yang diselenggarakan setiap hari lahirnya sang Pertapa yaitu Hari Selasa Kliwon pada (kalender Jawa). Upacara itu diadakan dengan harapan agar masyarakat selalu merasa aman, mendapat rezeki, dan berkah. Masyarakat juga mempercayai bahwa berbagai tempat yang dikeramatkan di lokasi tersebut juga mempunyai makna yang berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung pada motif kedatangan dan tujuan para pengunjung, serta aliran kepercayaan yang diyakininya. Ada pengunjung yang motif kedatangan dan tujuannya untuk mencari ketenteraman batin, ada yang mencari ilmu gaib, dan ada juga yang datang untuk berobat.<br /><br />Di Kalurahan Blumbang terdapat kompleks pertapaan yang berlokasi di atas bukit. Nama pertapaan itu dikenal dengan nama Pertapaan Pringgodani. Kompleks pertapaan yang terletak di kawasan Perhutani ini, selain mempunyai pemandangan yang indah juga dikenal sebagai tempat yang mempunyai daya magis. Di kompleks pertapaan tersebut banyak tempat yang dikeramatkan, yaitu:<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(a). Sendang Gedang Selirang,</i></b></span><br />Tempat ini merupakan sebuah aliran sungai yang terbendung;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(b). Pertapaan Koconegoro.</i></b></span><br />Pertapaan Koconegoro berada di lereng bukit sebelah utara Sendang gedang Selirang;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(c). Sendang Panguripan.</i></b></span><br />Sendang ini terletak di lereng sebelah barat Pertapaan Koconegoro. Sendang Panguripan mempunyai makna bahwa air dari sendang tersebut sebagai sumber kehidupan;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(d). Sendang Penganten (Pancuran Tujuh).</i></b></span><br />Dinamakan Sendang Penganten karena dahulu di tempat tersebut hanya ada dua pancuran. Namun dalam perkembangannya sekarang ini sudah ada tujuh, sehingga disebut juga Pancuran Tujuh. Fungsi dari Sendang Penganten adalah untuk mandi, bersuci, pengobatan alternatif, dan bermeditasi sekaligus untuk melangsungkan permohonan;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(e). Sendang Muria.</i></b></span><br />Sendang Muria terletak di sebelah timur Sendang Pengantin. Sendang Muria berupa air terjun dan di bawahnya terdapat kolam penampungan;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(f). Sendang Gentong.</i></b></span><br />Sendang Gentong terletak di sebelah kanan jalur dari Telaga Wali menuju ke Gua Pringgosari. Sendang ini diumpamakan sebagai lumbung, yaitu tempat penyimpanan hasil panen;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(g). Gua Pringgosari.</i></b></span><br />Gua ini terletak di lereng jurang. Di dalam gua terdapat sebuah patung yang bernama Kebo Danu. Menurut kepercayaan kotoran kebo ini mempunyai khasiat, antara lain: untuk menolak bala dengan menaburkan kotoran kebo itu ke tanah di sekitar rumah; dan untuk menyuburkan tanah;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(h). Sendang Wali.</i></b></span><br />Sendang Wali semula berbentuk telaga. Sumber air berasal dari bukit di sebelah timur yang berupa air terjun. Karena banjir dan bencana alam banyak batu-batu besar yang jatuh terkena arus air, sehingga telaga itu kini tertimbun batu-batu besar tersebut;<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><i>(i). Gua Pringgosepi.</i></b></span><br />Pringgosepi bermakna, yaitu tempat untuk menyepi. Untuk acara ritual orang lain tidak boleh masuk, karena guanya sempit dan di depannya terdapat jurang, untuk masuk gua harus menggunakan tali pengaman tubuh.<br /><br />Dewane dewa bumi Bathara Brama, kayune kayu asem, watake dadi pangauban tumrap wong kangelan. Manuke manuk platuk bawang, sabarang gawene rosa. Gedhonge neng ngarsa minep, gemi mring duweke, yen weweh mrih dialem, rada ngegungake. Mondosiyo Anggara Kasih, tegese dadi pangauban, orang rukun lan sanake, bilahine kasiung.<br /><br />Bagi orang Jawa yang akrab dengan ilmu kejawen, kalimat bermakna simbolik tersebut pasti tidak asing lagi. Sebab, dalam tradisi kejawen kandungan makna kalimat itu merupakan semacam horoskop, yang menjelaskan watak seseorang dengan wuku Mandasia atau Mondosiyo.<br /><br />Penjelasan itu dipetik dari buku "Primbon Betaljemur Adammakna", sebuah buku kumpulan ilmu kejawen karya Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Tjakraningrat.<br /><br />Mondosiyo adalah nama salah satu di urutan ke-14 dari 30 wuku berdasarkan kalender Jawa. Nama-nama wuku yang dikenal masyarakat Jawa, dimulai dari wuku Sinta, kemudian Landep, Wukir, Kurantil, Tolu, Gumbreg, Warigalit, Wariagung, Julungwangi, Sungsang, Galungan, Kuningan, Langkir, Mondosiyo, Julungpujut, Pahang, Kuruwelut, Marekeh, Tambir, Medhangkungan, Maktal, Wuye, Manahil, Prangbakat, Bala, Wulu, Wayang, Kulawu, Dhukut, dan terakhir Watugunung.<br /><br />Wuku-wuku yang dalam kalender berlangsung selama tujuh hari tersebut, dipercaya masyarakat Jawa tradisional berpengaruh terhadap watak seseorang sesuai dengan wukunya. Namun, bagi masyarakat Dusun Pancot, Desa Kalisoro, di kawasan objek wisata Tawangmangu, wuku Mondosiyo memiliki makna sangat khusus. Nama Mondosiyo hingga kini menjadi sebuah tradisi "bersih desa" yang dilakukan masyarakat setempat setiap tujuh bulan sekali. Tradisi tersebut berupa serangkaian upacara ritual di Dusun Pancot, bermula dari legenda tewasnya Prabu Baka di tangan ksatria sakti Putut Tetuko.<br /><br />Alkisah, sebelum berdirinya Dusun Pancot di kaki Gunung Lawu yang dikeramatkan, bermukimlah seorang pertapa bernama Kiai Jenta. Pertapa inilah yang disebut-sebut sebagai "cikal-bakal" pendiri Dusun Pancot.<br /><br />Semasa hidup Kiai Jenta, konon kedamaian masyarakat Dusun Pancot terusik oleh ulah seorang raja zalim bernama Prabu Baka. Selain menindas, merampok, dan menganiaya warga yang bermukim di lereng Gunung Lawu, Prabu Baka disebut-sebut memiliki kegemaran "makan daging manusia". Sampai suatu ketika, datanglah ksatria sakti Putut Tetuko dari pertapaan Pringgondani, ke rumah seorang janda Nyai Rondo Dhadhapan. Di rumahnya Desa Dhadhapan, Nyai Rondo terus-menerus menangis karena anaknya semata wayang akan dimangsa Sang Prabu Baka.<br /><br />Singkat cerita, ksatria Putut Tetuko pun bersedia menggantikan anak Nyai Rondo Dhadhapan untuk menjadi santapan Prabu Baka. Namun, berkat kesaktian Putut Tetuko akhirnya ksatria Pringgondani itu berhasil menghabisi Prabu Baka dengan memancot atau memisahkan kepala dari tubuh tanpa senjata. Prabu Baka tewas setelah kepalanya dihempaskan di batu gilang yang kini menjadi lokasi upacara tradisi Mondosiyo.<br /><br />Peristiwa pembebasan masyarakat Dusun Pancot dari cengkeraman Prabu Baka hari Selasa Kliwon dan bertepatan dengan wuku Mondosiyo itu, kemudian dianggap sebagai tonggak sejarah dan diperingati dengan "bersih desa". Awal-mula nama Dusun Pancot sendiri, konon berasal dari Kiai Jenta untuk mengingatkan anak-cucunya turun-temurun tentang peristiwa tatkala Putut Tetuko memancot Prabu Baka.<br /><br />Tradisi Mondosiyo dengan kisah Prabu Baka dan Putut Tetuko yang melegenda, memang tidak ada hubungan dengan agama apa pun. Namun, bagi warga Dusun Pancot, tradisi itu mengandung makna pembebasan yang sangat penting. Melalui tradisi "bersih desa" setiap tujuh bulan sekali, keguyuban sosial mau pun kelestarian lingkungan desa mereka sampai kini tetap terpelihara. Orang-orang desa yang sederhana itu, secara sadar sangat menghormati fatwa Kiai Jenta sebagai "cikal-bakal" Dusun Pancot. Sebuah penghormatan yang menjadikan harmoni tata kehidupan desa seperti tak terusik berbagai polusi masyarakat modern.<br /><br />Tata Upacara ini dimulai pada hari Minggu Pon. Dua hari sebelum puncak Upacara Mondosiyo berlangsung, msyarakat setempat mengumpulkan beras untuk diolah atau dimasak secara tradisional ,menjadi makanan yang disebut "gandhik", serta aneka makanan khusus lainnya sebagai perlengkapan "sesaji tradisional". Di samping itu, secara gotong royong masyarakat setempat membeli seekor kambing dan sejumlah ayam kampung sebagai "sesaji pokok".<br /><br />Hari berikutnya Senin Wage, keseluruhan perlengkapan "sesaji tradisi" dan berbagai "busana tradisi" ditempatkan atau disanggarkan di rumah sesepuh adat. Pada pukul 7 malam (malam Selasa Kliwon), beberapa orang perangkat adat menabuh "bende" mengelilingi tempat-tempat yang dianggap keramat, sebagai pemberitahuan akan diselenggarakan upacara adat Mondosiyo, dengan harapan agar para danyang hadir serta merestui perhelatan tersebut. Selanjutnya menjelang tengah malam diadakan tirakatan dan renungan sesuai adat setempat.<br /><br />Hari H, Selasa Kliwon adalah Puncak Upacara Adat Mondosiyo. Pukul 07.00 pagi para sesepuh adat dan tokoh masyarakat membawa seekor kambing kendit dan ayam ke punden Bakpatokan untuk disembelih sebagai sesaji. Pukul 10.00 semua bahan sesaji sudah disiapkan di punden Bakpatokan. Pukul 13.00 diperdengarkan "gendhing Manyar Sewu". Pukul 16.00 Upacara Mondosiyo dilangsungkan dengan dipimpin oleh sesepuh adat.<br /><br />Pada puncak acara ini diperebutkan ayam hidup, serta penyiraman "air badheg" bagi masyarakat atau pengunjung. Bagi yang dapat atau bisa menangkap ayam akan mendapat keberuntungan .<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sumber : http://wiyonggoputih.blogspot.com/2017/11/sekilas-tentang-pertapaan-pringgondani.html</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-50556651102023730032019-10-19T10:43:00.000+07:002019-10-19T10:48:35.054+07:00<br />
<b><span style="font-size: x-large;">10 Masjid Tertua dan Paling Bersejarah di Indonesia</span></b><br />
<br />
<a href="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/masjid-tertua-dan-bersejarah.jpg"><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/masjid-tertua-dan-bersejarah-696x360.jpg" /></a><br />
<br />
Bukti perkembangan agama Islam di Indonesia adalah dengan adanya masjid bersejarah yang tersebar di seluruh Indonesia.<br />
<br />
<span style="font-size: large;">Masjid Tertua di Indonesia </span><br />
Agama Islam masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-11 dan dibawa oleh pedagang dari Gujarat, India. Sejak saat itulah mulai berkembang agama terbesar di Indonesia ini.<br />
<br />
Salah satu bukti berkembangnya agama Islam adalah dengan banyaknya jumlah masjid yang tersebar di Indonesia.Tentu sangat menarik jika berbicara tentang masjid. Karena umat muslim akan melakukan ibadah shalat di masjid - Masjid ini.<br />
Lalu masjid bersejarah apa sajakah yang merupakan masjid tertua di Indonesia.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="color: purple; font-size: large;"><b><i>1. Masjid Tua Palopo </i></b></span><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/1024px-Masjid_Tua_Palopo.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia</div>
<br />
Masjid Tua Palopo didirikan oleh Raja Luwu bernama Sultan Abdullah Matinroe pada tahun 1604, menjadikan Masjid Tua Palopo sebagai salah satu masjid tertua dan bersejarah di Indonesia.<br />
<br />
Palopo sendiri diambil dari kata dalam bahasa Bugis dan Luwu yang memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid Tua Palopo. Bangunan ini memiliki luas sebesar 15 meter persegi dan berada di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.<br />
<br />
<div>
<b><span style="color: purple; font-size: large;">2. Masjid Tua Al-Hilal Katangka</span></b><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/Masjid_katangka.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia</div>
<div>
<br />
Masjid Tua Al-Hilal Katangka dibangun pada tahun 1603 pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV. Katangka adalah jenis pohon yang dulu banyak tumbuh di lingkungan sekitar masjid Tua Al-Hilal.<br />
<br />
Masjid Tua Al-Hilal Katangka berlokasi di Katangka, Gowa, Sulawesi Selatan dan merupakan salah satu masjid tertua dan bersejarah di Indonesia.</div>
<div>
<span style="color: magenta; font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span>
<span style="color: magenta; font-size: large;"><b><i>3. Masjid Mantingan</i></b></span><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/Masjid_Astana_Mantingan_di_Jepara.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia<br />
<br />
Masjid tertua dan bersejarah di Indonesia selanjutnya adalah Masjid Mantingan yang didirikan oleh Kesultanan Demak pada tahun 1559. Model bangunan masjid Mantingan dikenal unik karena memiliki arsitektur khas China.<br />
<br />
Masjid Mantingan berada di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.</div>
<div>
<span style="color: #8e7cc3; font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span>
<span style="color: #8e7cc3; font-size: large;"><b><i>4. Masjid Agung Banten</i></b></span><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/Masjid_Agung_Bante1.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia<br />
<br />
Bagi kamu orang Banten, tentunya tahu tentang salah satu masjid tertua dan bersejarah di Indonesia yang berada di Banten. Ya, masjid bersejarah itu adalah Masjid Agung Banten. Masjid Agung Banten dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin sekitar tahun 1552.<br />
<br />
Salah satu ciri khas dari masjid Agung Banten adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima seperti pagoda China. Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjid tertua di Desa Banten Lama, sekitar 10 kilometer sebelah utara Kota Serang.</div>
<div>
<b><i><span style="color: #93c47d; font-size: large;"><br /></span></i></b>
<b><i><span style="color: #93c47d; font-size: large;">5. Masjid Menara Kudus</span></i></b><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/1024px-Masjid_Menara_Kudus.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia<br />
<br />
Salah satu masjid tertua dan bersejarah yang populer di Indonesia adalah Masjid Menara Kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549. Masjid Menara Kudus mempunyai bentuk unik karena memiliki menara seperti candi.<br />
<br />
Candi tersebut sendiri menggambarkan perpaduan budaya Islam dan Hindu. Masjid bersejarah Menara Kudus terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.<br />
<br />
<span style="color: #bf9000; font-size: large;"><b><i>6. Masjid Sultan Suriansyah</i></b></span><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/Masjid_Sultan_Suriansyah_2.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia<br />
<br />
Masjid tertua dan bersejarah di Indonesia selanjutnya adalah Masjid Sultan Suriansyah. Masjid Sultan Suriansyah dibangun pada tahun 1526 oleh Raja Banjar pertama di Kalimantan Selatan. Masjid Sultan Suriansyah memiliki arsitektur bergaya tradisional Banjar.<br />
<br />
Masjid Sultan Suriansyah terletak di utara Kecamatan Kesehatan, Banjarmasin Utara, Banjarmasin.</div>
<div>
<span style="color: #e69138; font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span>
<span style="color: #e69138; font-size: large;"><b><i>7. Masjid Agung Demak</i></b></span><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/800px-Masjid_Agung_Demak.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia<br />
<br />
Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid tertua dan bersejarah terpopuler di Indonesia. Masjid Agung Demak merupakan tempat berkumpulnya para Wali Songo untuk penyebaran agama Islam.<br />
<br />
Masjid bersejarah ini didirikan oleh Raden Patah dari Kesultanan Demak sekitar abad 15 atau lebih tepatnya pada tahun 1474. Masjid Agung Demak berada di desa Kauman, Demak, Jawa tengah.</div>
<div>
<b><i><span style="color: #351c75; font-size: large;"><br /></span></i></b>
<b><i><span style="color: #351c75; font-size: large;">8. Masjid Ampel</span></i></b><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/masjid-ampel-1500x1000.jpg" />Sumber Gambar: DMI<br />
<br />
Masjid Ampel berada di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Bangunan masjid tertua Ampel memiliki gaya arsitektur Tiongkok dan juga Arab. Masjid Ampel didirikan oleh Sunan Ampel pada tahun 1421 dan merupakan salah satu masjid tertua dan bersejarah di Indonesia.</div>
<div>
<span style="color: #38761d; font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span>
<span style="color: #38761d; font-size: large;"><b><i>9. Masjid Wapauwe</i></b></span><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/800px-Masjid_Tua_Wapauwe.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia<br />
<br />
Masjid Wapuauwe adalah masjid tertua dan bersejarah di daerah barat Indonesia yang berdiri sejak tahun 1414 di Maluku dan dikenal sebagai pusat penyebaran Islam di Maluku pada masa lampau.<br />
<br />
Dulunya masjid Wapauwe bernama Masjid Wawane karena dibangun di lereng Gunung Wawane oleh Kesultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha.</div>
<div>
<span style="color: #cc0000; font-size: large;"><b><i><br /></i></b></span>
<span style="color: #cc0000; font-size: large;"><b><i>10. Masjid Saka Tunggal</i></b></span><img src="https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2018/04/775px-Masjidsakatunggal.jpg" />Sumber Gambar: Wikipedia<br />
<br />
Masjid Saka tunggal merupakan masjid tertua dan bersejarah di Indonesia. Masjid Saka Tunggal dibangun oleh Kyai Mustolih pada tahun 1288. Masjid Saka Tunggal memiliki satu tiang di bagian tengah masjid yang menggambarkan bahwa Allah itu satu.<br />
<br />
Masjid bersejarah Saka Tunggal terletak sekitar 30 kilometer dari kota Purwokerto.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Itulah Masjid masjid Peninggalan jaman dahalu yang terkenal di Nusantara ini ,Mungkin ada masjid masjid tua di nusantara yg tersebar di pelosok negeri tetapi tidak terkenal.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sumber : https://www.tokopedia.com/blog/masjid-tertua-bersejarah-di-indonesia/</div>
<div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-64755722725262679972015-11-03T03:35:00.005+07:002015-11-03T03:37:56.028+07:00Tumbuhan Paling Langka Di Dunia<span style="font-size: large;"><i><b>Daftar Tumbuhan Paling Langka Di Dunia</b></i></span><br />
<br />
<span style="color: blue;"><i><b>1.<span style="font-size: medium;">Welwitschia Mirabilis </span></b></i></span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp4gdhkYO5miZAVLixnCeluqPVQuojLGFhAm4boTbnFFENTU597CSJ6V3EmLjGlmfCB9JmtX5t-cbLhluIIptWF04q7eVtjcfsOampZ7l3EX6rt1NJHNHZUewsZ5NJ8gVc6Zbzc9mJ4zk/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Welwitschia+Mirabilis.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp4gdhkYO5miZAVLixnCeluqPVQuojLGFhAm4boTbnFFENTU597CSJ6V3EmLjGlmfCB9JmtX5t-cbLhluIIptWF04q7eVtjcfsOampZ7l3EX6rt1NJHNHZUewsZ5NJ8gVc6Zbzc9mJ4zk/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Welwitschia+Mirabilis.jpg" /></a> <i><b>Adalah sebuah tumbuhan yang hidup di daerah naimbia. Tumbuhan ini hanya memiliki dua daun, batang dan sistem akar. Walaupun memiliki struktur sederhana tumbuhan ini bisa bertahan 5 tahun tanpa hujan dan hidup hingga 400 tahun bahkan 1,5 abad. Tumbuhan ini sering disebut tumbuhan paling tangguh di dunia.</b></i><br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">2 Tanaman Karnivora </span></b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvUZYYS0RQZ_s0cSpfv6jnQN3axlvRlvsJpZvvZgOgJQoYaWLjGjvTrADfrCKl0Zqg8qo08gwzQDpCvZ_O-SNUAldZ7sAsptbbKn4gXqydJAhZ11Wg0TL8GzxsBPmgzS_MpjEGn8Q1x7Y/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Tanaman+Karnivora.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvUZYYS0RQZ_s0cSpfv6jnQN3axlvRlvsJpZvvZgOgJQoYaWLjGjvTrADfrCKl0Zqg8qo08gwzQDpCvZ_O-SNUAldZ7sAsptbbKn4gXqydJAhZ11Wg0TL8GzxsBPmgzS_MpjEGn8Q1x7Y/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Tanaman+Karnivora.jpg" /></a> <i><b>Tanaman karnivora merupakan tanaman yang mampu memakan serangga atau hewan yang mendekat pada kelopak bunganya.</b></i><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><i><b>3 Raflessia Arnoldi </b></i></span></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf1d4vUUr0b8tF11q6mu-HF5b7kunWrAFaSHORMndAn4hPYiTQSGkVYsXdSVcwdaBCz66I86TKQ4IeiwhWhKa4kK-3feTcMEeVKaEPUj-LvQW3LSJQyphACShZtd6ZG5zWcrLh_uIVJso/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Raflesia+Arnoldi.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf1d4vUUr0b8tF11q6mu-HF5b7kunWrAFaSHORMndAn4hPYiTQSGkVYsXdSVcwdaBCz66I86TKQ4IeiwhWhKa4kK-3feTcMEeVKaEPUj-LvQW3LSJQyphACShZtd6ZG5zWcrLh_uIVJso/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Raflesia+Arnoldi.jpg" /></a> <i><b>Raflessia arnoldi atau bunga raflesia adalah bunga terbesar di dunia. Bobot bunga ini bisa mencapai 12 kg. Bunga ini hanya ditemukan di indonesia</b></i><br />
<br />
<span style="color: magenta;"><i><b><span style="font-size: large;">4 Bunga Bangkai </span></b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAqysFjVPtyWSp3XPH_uOvpbSkQoRM3C9zkqiamH_L1LdHGd2yTaTksZVm3lAvKjQP2r9Y4UhYMhv3-vVYBibriaVxrw2q8cuprr3w877GvjoSd4daI4XLTl_9jIGOFUmNYNwyyaovVFM/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Bunga+Bangkai.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAqysFjVPtyWSp3XPH_uOvpbSkQoRM3C9zkqiamH_L1LdHGd2yTaTksZVm3lAvKjQP2r9Y4UhYMhv3-vVYBibriaVxrw2q8cuprr3w877GvjoSd4daI4XLTl_9jIGOFUmNYNwyyaovVFM/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Bunga+Bangkai.jpg" /></a> <i><b>Bunga ini merupakan salah satu dari 10 tumbuhan paling langka di dunia karena baunya yang sangat khas. Tak seperti bunga pada umumnya bunga bangkai tak berbau harum tetapi bau bangkai.<br /> </b></i><br />
<span style="color: #bf9000;"><span style="font-size: large;"><i><b> 5 Tanaman Menari </b></i></span></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG826X3cOt0hLFKKkMtm-NJnc5QowwqBRLNaEc3MUli5RuquO6HmCXMPSQlzQz9hb5FPJFTadDgedYJl9jRRVxOrhx-9T_22Pqu2pZ1F-_bjp2_ynB84_JRxL9rvXZzGlCPVha3ey8ZNI/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Tanaman+Menari.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG826X3cOt0hLFKKkMtm-NJnc5QowwqBRLNaEc3MUli5RuquO6HmCXMPSQlzQz9hb5FPJFTadDgedYJl9jRRVxOrhx-9T_22Pqu2pZ1F-_bjp2_ynB84_JRxL9rvXZzGlCPVha3ey8ZNI/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Tanaman+Menari.jpg" /></a> <i><b>Tumbuhan ini disebut desmodium gyran dalam bahasa latin. Tumbuhan ni bergerak seperti tangan yang melambaikan simbol semapore. Tanaman ini merupakan tanaman paling unik di dunia.<br /> </b></i><br />
<span style="color: #0b5394;"><i><b><span style="font-size: large;">6 Pohon Botol </span></b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_HyUn-e4yvbkGvCIdEYjY1M3lx-5wxFOJwKK9umi_qMS3ZXLQdL1OTQ30XNlW-aruyG2U-zZIBE-QFW7Nx1-LJiY1eUvdLWyyOhiQqIpI_xt7I4pEYnkhAfoiAzMLvq746_qC_413N10/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Pohon+Botol.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_HyUn-e4yvbkGvCIdEYjY1M3lx-5wxFOJwKK9umi_qMS3ZXLQdL1OTQ30XNlW-aruyG2U-zZIBE-QFW7Nx1-LJiY1eUvdLWyyOhiQqIpI_xt7I4pEYnkhAfoiAzMLvq746_qC_413N10/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Pohon+Botol.jpg" /></a> <i><b>Pohon ini berbentuk seperti botol. Hidup di daerah afrika selatan. Tak hanya karena bentuknya seperti botol ternyata pohon ini juga bisa menyimpan 300 liter air sehingga pohon ini bisa hidup hingga 3,5 abad. Tak heran jika pohon ini masuk dalam 10 tumbuhan paling langka di dunia.</b></i><br />
<br />
<span style="color: #0b5394;"><i><b><span style="font-size: large;">7 Pohon Darah Naga </span></b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtkHP4dWMKXXx3a6XTTgG0LuRDeafmmZ0XbIMFMVIFObh-IK5eQ9vW7FY7PvaJlzWb2bRGTwnZ3f8n8bgx9RufJhy_36Ccu53wp4De7lbJJzOqb3arpwHxhKIrkvKIQxvl3XSslNAuvwc/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Pohon+Darah+Naga.gif"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtkHP4dWMKXXx3a6XTTgG0LuRDeafmmZ0XbIMFMVIFObh-IK5eQ9vW7FY7PvaJlzWb2bRGTwnZ3f8n8bgx9RufJhy_36Ccu53wp4De7lbJJzOqb3arpwHxhKIrkvKIQxvl3XSslNAuvwc/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Pohon+Darah+Naga.gif" /></a> <i><b>Bentuk pohon ini unik, daunnya seperti payung. Getah dari pohon ini berwarna merah seperti darah naga oleh karena itu pohon ini disebut pohon darah naga.<br /> </b></i><br />
<span style="color: #b45f06;"><span style="font-size: large;"><i><b>8 Pohon Dinamit </b></i></span></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUPm7csoH_1RpLyo0k-kH4UQdBRcltBsPelkZOSmYsCE4Idc5_DIowPPIfvBUGE5GaxXfvdP1C14CP570E7WJkIQT41tJO6J8jCxNz_wpNuImsHfWuKvNzSEXF-i4IKFKT7vTVD5AFp7k/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Pohon+Dinamit.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUPm7csoH_1RpLyo0k-kH4UQdBRcltBsPelkZOSmYsCE4Idc5_DIowPPIfvBUGE5GaxXfvdP1C14CP570E7WJkIQT41tJO6J8jCxNz_wpNuImsHfWuKvNzSEXF-i4IKFKT7vTVD5AFp7k/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Pohon+Dinamit.jpg" /></a> <i><b>Pohon ini tumbuh di hutan amazon. Batang pohonya berduri dan beracun. Tak hanya itu pohon ini memiliki buah yang bisa meledak seperti dinamit. Karena keunikannya pohon ini masuk dalam 10 tumbuhan paling langka di dunia.<br /> </b></i><br />
<span style="color: #351c75;"><i><b><span style="font-size: large;">9 Bunga Jericho </span></b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZA79SITAvymo7TRiaKIgMDb3wCgnS9XLuTtcGUU4EbWPH2XopYJOkp227amejdkx8Aai1MBZehGlfbk-XFcPiHaAOc6lvP5YDy24OgFB8irFLdxP17awx8SRrH3gvCkrxuH-CT0uF53s/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Bunga+Jericho.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZA79SITAvymo7TRiaKIgMDb3wCgnS9XLuTtcGUU4EbWPH2XopYJOkp227amejdkx8Aai1MBZehGlfbk-XFcPiHaAOc6lvP5YDy24OgFB8irFLdxP17awx8SRrH3gvCkrxuH-CT0uF53s/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Bunga+Jericho.jpg" /></a> <i><b>Bunga ini juga sering disebut bunga kebangkitan. Dia hidup di gurun cihuahua. Jika digurun batangnya akan berkerut ketika berada di tempat lembab bunga ini akan mekar.<br /> </b></i><br />
<span style="color: #0b5394;"><i><b><span style="font-size: large;">10 Tanaman Bola Baseball </span></b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibHRk_kedNgpv2EoxGl8zg_Ka8irgEEMGpuSOUw13LM3giLn5dSK7iIFgW0ubM9v1NR4Sh3Duiud4eR4zTFj53nVLdxgj_IfRddTWXO6-DTriQJ2NS9KjjXuQbzxaGDvJCJnY0UrZiT_0/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Tanaman+Bola+Baseball.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibHRk_kedNgpv2EoxGl8zg_Ka8irgEEMGpuSOUw13LM3giLn5dSK7iIFgW0ubM9v1NR4Sh3Duiud4eR4zTFj53nVLdxgj_IfRddTWXO6-DTriQJ2NS9KjjXuQbzxaGDvJCJnY0UrZiT_0/s1600/Tumbuhan+Langka+di+Dunia+-+Tanaman+Bola+Baseball.jpg" /></a> <i><b>Tanaman ini merupakan bunga yang hidup khusus di daerah great karoo afrika. Karena bentuknya yang mirip bola banyak orang yang mengambilnya. Akibatnya kini keberadaannya hampir punah. Oleh pemerintah afrika selatan kini bunga ini dilindungi.<br /> <br /> Tumbuhan paling langka di atas merupakan tumbuhan dengan keunikan dan kemampuan bertahan hidup yang luar biasa. Tak hanya itu tumbuhan tersebut juga jarang ditemukan diberbagai tempat.</b></i><br />
<br />
<i><b>Sumber : </b><b>http://www.daftarmenarik.com</b><b><br /></b></i>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-49467348146684339482015-11-03T03:25:00.003+07:002015-11-03T03:25:28.684+07:00Ikan-ikan yang dipercaya Membawa hoki <span style="font-size: large;">Ikan-ikan yang dipercaya Membawa hoki dan keselamatan bagi pemiliknya <br /> </span><br /> <i><b>Selain sebagai peliharaan, beberapa jenis ikan juga seringkali dipercaya dapat membawa keberuntungan atau hoki dan memberikan keseimbangan kehidupan dalam rumah. Bahkan beberapa jenis ikan juga dipercaya dapat melindungi sang pemilik dari pengaruh guna-guna dan santet ! Yah, namanya juga kepercayaan., jadi semua kembali kepada masing-masing individunya saja. </b></i><br /> <br /> <span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">1. Ikan Arwana </span></b></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDZ0J1UvMuKPQrr6sQBsb9ekFRqWx_4x9MRYkShMd2j-tofcD4VXZQHFti4P_iymANzLPPv_Lvds0dPOhO_5W6CZAHLG5TB6m3UNQ151Fru7hvSHLsblvQdbKY60NAlgz-xZP9mtSJYk0/s1600/ikan+arwana,+arawana,+ikan+naga,+ikan+hoki.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDZ0J1UvMuKPQrr6sQBsb9ekFRqWx_4x9MRYkShMd2j-tofcD4VXZQHFti4P_iymANzLPPv_Lvds0dPOhO_5W6CZAHLG5TB6m3UNQ151Fru7hvSHLsblvQdbKY60NAlgz-xZP9mtSJYk0/s320/ikan+arwana,+arawana,+ikan+naga,+ikan+hoki.jpg" /></a> <br /> <i><b>Ikan Arwana dianggap memiliki kekuatan besar dalam feng shui. Arwana melambangkan kesehatan, kemakmuran, kegembiraan, serta kekuasaan serta gelimang harta. Arwana juga dipercaya dapat mengusir kesialan dari makhluk jahat. Tempat yang tepat untuk menaruh ikan Arwana berdasarkan feng shui adalah di sebelah utara, timur, atau tenggara rumah.<br /> </b></i> <span style="color: #e06666;"><i><b><span style="font-size: large;">2. Lou Han </span></b></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt7WQZ4t44-r5Mipe3xKRFDHhyphenhyphenuCmsX39VlFHUMw4Dofx2mzQ17CcGl-JqkXc5HzuEYHsQdoDMBHT-bOIjcWzfb0tAG6P-99tP_VFUCVxLAT_pU-WHpl3cftlzvdp81z8vuBpKLCDPO98/s1600/ikan+dewa,+ikan+louhan,+lou+han+mutiara,+cemgcu,+.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt7WQZ4t44-r5Mipe3xKRFDHhyphenhyphenuCmsX39VlFHUMw4Dofx2mzQ17CcGl-JqkXc5HzuEYHsQdoDMBHT-bOIjcWzfb0tAG6P-99tP_VFUCVxLAT_pU-WHpl3cftlzvdp81z8vuBpKLCDPO98/s320/ikan+dewa,+ikan+louhan,+lou+han+mutiara,+cemgcu,+.jpg" /></a> <br /> <i><b>Lou Han juga merupakan ikan yang populer dalam feng shui karena dipercaya bisa menyebarkan dan memberikan energi positif di lingkungan sekitarnya. Ikan ini juga dipercaya bisa mendatangkan cinta dan keberuntungan bagi pemiliknya. Ikan Louhan yang memiliki berbagai macam warna cerah bersama titik hitam yang besar dipercaya sebagai pertanda kemakmuran dan kekayaan. <br /> Berdasarkan feng shui, ikan Lou Han akan memberikan kekayaan kalau diletakkan di sebelah Tenggara. Sementara meletakkan Lou Han di Timur dipercaya bisa meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga.</b></i><br /> <br /> <span style="color: yellow;"><i><b><span style="font-size: large;">3. Longfin Koi / Butterfly Koi / Dragon Carp </span></b></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjElTt_8WDAMQ_e3EnAroRQhaWk0ZM3qdEyUgGgbcTcAWuLeRVireFaI2ABHBzNSArt3MLbBCtVqJDRME4XfaFI7C9zFcm8T5afWKlnin4JBvgcexy47HZSiJCwF1YNT8iVC0hkNbiYqlc/s1600/butterfly+koi.JPG"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjElTt_8WDAMQ_e3EnAroRQhaWk0ZM3qdEyUgGgbcTcAWuLeRVireFaI2ABHBzNSArt3MLbBCtVqJDRME4XfaFI7C9zFcm8T5afWKlnin4JBvgcexy47HZSiJCwF1YNT8iVC0hkNbiYqlc/s320/butterfly+koi.JPG" /></a> <br /> <i><b>Ikan keberuntungan ini dipercaya bisa memberikan pemiliknya kesuksesan, kekayaan, dan terpenuhinya ambisi yang tinggi. Ikan Longfin Koi dipercaya sebagai perenang ulung legendaris yang bisa berenang melawan arus. Sehingga ikan ini melambangkan kesuksesan karir bersama pencapaian yang tinggi. Ikan ini juga dipercaya bisa memberikan keberuntungan bagi pelajar maupun orang-orang yang bekerja keras. <br /> Menurut feng shui memelihara sembilan ikan Longfin koi di akuarium akan menyerap energi negatif dilingkungan sekitarnya dan menyebarkan energi positif . Meletakkan longin koi disisi sebelah utara dipercaya memberikan pengaruh berupa kemudahan dalam peningkatan karir.<br /> </b></i> <span style="color: #cc0000;"><i><b><span style="font-size: large;">4. Ikan Maskoki </span></b></i></span><br /> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8d3r_FX5ViqGzc6WNUM5L8QwHlN1sABsozXd7Kr9gxNih3oKBLUdfOCXxuktcZmQkylY1UexCAra7eEJSFCqi5sGXJlIvSS2BDNgkwE2rf06gyQ04EUwWNI1mmH12ZazIK5e6ayqzdg/s400/ranchu20.jpg" /> <br /> <i><b>Maskoki dipercaya sebagai ikan keberuntungan yang memberikan energi positif. Biasanya delapan ikan Maskoki dipelihara dengan salah satu diantaranya ikan mas koki warna hitam untuk membuang sial. Memelihara dua ikan Maskoki akan memberikan keseimbangan dalam hubungan Anda bersama pasangan. Selain aspek keberuntungannya, ikan Maskoki juga dianggap sebagai ikan yang paling cantik dan atraktif.</b></i> <br /> <span style="color: #bf9000;"><span style="font-size: large;"><i><b>5. Ikan Dewa </b></i></span></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_aYU6QNYruD7M7ugp5_lW55xNV5uiiffGgss4SftaICIToBH0NgUSfaYgCRFT8upnB20PagqIjLR5jN18lkMmH09YINZi_tIHMe7oeRCvWTEfCeOzDozp7w7NPEk2mO9QrvYqG5WpM24/s1600/ikan+dewa,+mahseer,+jurung,+tor+batak,+kantjra+bodas,+semah,+tambra,+tombro.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_aYU6QNYruD7M7ugp5_lW55xNV5uiiffGgss4SftaICIToBH0NgUSfaYgCRFT8upnB20PagqIjLR5jN18lkMmH09YINZi_tIHMe7oeRCvWTEfCeOzDozp7w7NPEk2mO9QrvYqG5WpM24/s320/ikan+dewa,+mahseer,+jurung,+tor+batak,+kantjra+bodas,+semah,+tambra,+tombro.jpg" /></a> <br /> <i><b>Ikan dewa ( mahseer, kantjra, tambra, tor batak) merupakan salah satu ikan endemik perairan air tawar Indonesia yang memiliki rasa yang nikmat, bentuk sisik yang indah dan tenaga yang besar. Ikan ini bisa tumbuh hingga panjang 1,2 mtr <br /> Ikan Dewa yang dahulu di Indonesia juga disebut dengan ikan "kantjra" merupakan hidangan para raja yang hanya disediakan bagi raja, kerabat raja, maupun tamu kehormatan raja, ikan ini oleh bangsa belanda sering disebut dengan "the java salmon" dan merupakan salah satu komoditi perikanan yang dieksport oleh VOC selain rempah-rempah karena rasanya yang sangat nikmat. <br /> Satu lagi yang paling menarik adalah adanya kepercayaan bagi kelompok masyarakat tertentu di sumatra dan jawa bahwa ikan ini dipercaya sebagai anti guna-guna dimana dianggap bahwa siapa yang memelihara ikan ini di rumah akan jauh dari kesialan dan jika ada yang mengirim guna-guna ikan ini akan berfungsi sebagai penerima / tumbal dan mati sehingga pemilik rumah akan aman dan selamat. </b></i><br />
<br />
<span style="color: #990000;"><i><b>Sumber: http://hokwi.blogspot.co.id</b></i></span> <br />
<div style="background-color: white; color: #656565; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; text-align: center;">
<span style="color: #990000;">
</span><span style="background-color: #fafafa; color: black; font-family: Helvetica, Arial, 'DejaVu Sans Condensed', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><br /></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-49677002622006406202015-09-01T06:02:00.000+07:002015-09-01T06:02:02.701+07:00KUPAS “ SATRIO PININGIT ”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSt85Sr690XL-grXeFNdYcwZJlX_8mMUSv_owF4hyphenhyphenmgpcJ00k4WferhopP5fUfBIMEIETY17crjJGnOKuiNBUZ-LFeWGwZ5zmqBBQ6NLKQ9koHCFTbE7-o11HV6yZvD-W89IK7y3kjSWM/s1600/sixthsence.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSt85Sr690XL-grXeFNdYcwZJlX_8mMUSv_owF4hyphenhyphenmgpcJ00k4WferhopP5fUfBIMEIETY17crjJGnOKuiNBUZ-LFeWGwZ5zmqBBQ6NLKQ9koHCFTbE7-o11HV6yZvD-W89IK7y3kjSWM/s320/sixthsence.jpg" width="203" /></a></div>
<span style="color: blue;"><i><b>KUPAS “ SATRIO PININGIT ” MENUJU PERADAPAN NUSANTARA JAYA PRAKATA</b></i></span> <br /><br />Misteri Satrio Piningit tak pernah pupus dari benak dan relung hati anak cucu leluhur Nusantara. Fenomena sejak masa kewalian pasca kehancuran Majapahit ini sangat lekat terutama bagi anak cucu Jawa – Bali Dwipa. Perjalanan sejarah Nusantara telah menjadi saksi hidup tentang kemunculan Satrio Piningit di setiap perubahan masa yang telah diwasiatkan oleh para leluhur Nusantara ratusan tahun yang lalu. Raden Patah (Jimbun) adalah sosok Satrio Piningit dukungan para wali utamanya Sunan Bonang yang menandai berdirinya Kerajaan Demak setelah mampu menghapuskan supremasi Kerajaan Majapahit. Sultan Hadiwijoyo (Joko Tingkir) murid Sunan Giri merupakan Satrio Piningit pada masa berdirinya Kerajaan Pajang yang mengakhiri era Kerajaan Demak. Panembahan Senopati (Sutowijoyo) murid Sunan Kalijaga juga merupakan Satrio Piningit pada masa berdirinya Kerajaan Mataram menggantikan eksistensi Pajang. Dari beberapa peristiwa bersejarah tersebut mengandung makna yang tersirat bahwa kemunculan Satrio Piningit selalu berada pada pergantian ”masa besar” Nusantara dimana senantiasa tidak meninggalkan peran seorang wali (aulia). Seperti yang pernah menduduki pemimpin negeri ini seorang Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY dapat pula dikatakan sosok Satrio Piningit pada masanya setelah Nusantara ini beralih menjadi NKRI. Tetapi itu masih belum memenuhi standart dari jiwa pemimpin yang di harapkan. Fenomena yang sangat menarik saat ini adalah : Akankah Satrio Piningit yang dikenal dengan nama Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu muncul pada masa ini ? Mengingat dari situasi dan tanda-tanda alam yang terjadi mengindikasikan Nusantara akan memasuki ”era baru” yaitu : Jaman Kalasuba (kejayaan) menuju tatanan Swargamaniloka.<br /> Wacana ini berisikan tentang ungkapan hasil ”perjalanan spiritual” yang baru disadari kemudian telah masuk ke dalam pusaran misteri ini. Semoga membawa manfaat. <br /><br />Latar Belakang Keberadaan “Satrio Piningit” <br /><br />Di paparkan wacana ini adalah sebagai persembahan kepada seluruh anak bangsa di bumi Nusantara ini, sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban moral spiritual dan mengandung makna dan fakta yang ada. Dalam minimnya penjelasan tentang Satrio Piningit atau Ratu Adil atau Imam Mahdi maka pengilhaman kami untuk memberi penjelasan yang lebih dalam dan menyentuh pada nilai esensial dari pemahaman tersebut. Kami bersyukur apa yang selama ini kami inginkan akhirnya kami peroleh ilham dari guru bathin yang senantiasa menemani dan membimbing terhadap segala masalah yang kami hadapi. <br /><br />Materi tulisan yang dipaparkan adalah merupakan kajian dalam persepsi spiritual yang dipadukan dari karya warisan leluhur nusantara, yaitu : Syair Joyoboyo, Serat Musarar Joyoboyo, Ramalan Sabdo Palon Noyo Genggong, Serat Kalatidha R.Ng. Ronggowarsito, Serat Darmo Gandhul, dan Wangsit Siliwangi. <br /><br />Latar belakang penulisan dimaksudkan pula guna lebih melengkapi dan memperjelas materi yang telah dipaparkan. Esensi tulisan yang ada ini adalah merupakan hasil ”perjalanan spiritual” yang kami dapatkan sewaktu berada sewatu tempat yang disebut istana Pasah Asih yang disitulah akhirnya di peroleh ilham, petunjuk, wangsit berupa suara dari guru bathin yang senantiasa menemani dan membimbing terhadap segala masalah yang dihadapi dalam kehidupan ini. <br /><br />Sebelumnya, dengan segala kerendahan hati secara pribadi penulis memohon maaf sebesar-besarnya kepada semua unsur unsur kehidupan serta para tokoh budaya para Winasis/Waskita Kasepuhan, leluhur di seluruh nusantara ini atas apa yang kami sampaikan tulisan-tulisan ini. Namun nampaknya tanda yang muncul sangat jelas : ”Saatnya Sudah Tiba”. Insya Allah, saatnya tabir misteri nusantara mulai terkuak. <br /><br />Dalam mengungkapkan tulisan ini si penulis berusaha memaparkan dengan gaya bahasa yang sesederhana mungkin agar mudah dipahami bagi semua pembaca dari segenap lapisan. Mengingat penyampaian bahasa hakekat fenomena spiritual bagi konsumsi akal pikiran masyarakat umum adalah sesuatu yang sangat sulit dan rumit. Karena bagi orang awam terkesan segala sesuatunya dihubung-hubungkan (gothak-gathuk mathuk). Secara hakekat, dalam kehidupan ini tidak ada kebetulan. Kebetulan sejatinya merupakan ketetapan yang telah ditetapkan-Nya sesuai Karsa (kehendak) Allah SWT. Kecuali bagi pembaca yang sedikit banyak telah mengenal kawruh (ajaran laku utama di dalam keilmuan). Maka membaca Tulisan ini dibutuhkan kedewasaan dalam perenungannya dan kesadaran spiritual tanpa terjebak ke dalam fanatisme beragama dan dogma yang dijalankan. Secara jujur penulis katakan, bahwa semula penulis pun awam terhadap sejarah nusantara. Namun di dalam ”perjalanan” ini dihadapkan pada fenomena-fenomena spiritual yang membawa penulis ke dalam ”pusaran sejarah” yang banyak membawa hakekat dan manfaat sebagai bekal untuk ”berjalan” pada saat ini di jaman ini dan masa depan yang akan datang. <br /><br />Tidak semuanya dapat penulis ungkapkan, tetapi hanya berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan bangsa ini saja. Utamanya berkaitan dengan situasi carut marut negeri ini di tengah penyakit moral akut yang menjangkiti sebagian besar anak bangsa nusantara dewasa ini. Tidak pula penulis bermaksud membahas sejarah sesuai metodologi ilmiah sebagai disiplin dalam keilmuan sejarah. Namun penulis berupaya menyatakan kenyataan yang tersembunyi sesuai dengan fenomena spiritual yang muncul berkaitan dengan kejadian-kejadian atau situasi kondisi berkenaan di dalam sejarah dan masa kini. Sehingga kita semua mampu meraba situasi dan kondisi di masa yang akan datang guna tetap mawas diri, eling dan waspada. Benar tidaknya semua kita kembalikan kepada Allah Azza wa Jalla yang memiliki kerajaan bumi dan langit, yang Maha Menguasai dan Maha Mengetahui. <br /><br />Namun bagi penulis kegaiban demi kegaiban yang berupa Ilham yang didapatkan dapat lebih menambah istiqomah dalam beribadah, mawas diri, eling dan waspada dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tipu daya ini. <br /><br />Hasil dalam memenuhi input spiritual tersebut kemudian muncul banyak ”bimbingan” dari kegaiban yang mendorong penulis untuk menelusuri karya leluhur nusantara seperti yang dipaparkan dalam tulisan ini. Karya para leluhur seperti : bait syair Joyoboyo, Serat Musarar Joyoboyo, Ramalan Sabdo Palon Noyo Genggong, Serat Kalatidha R.Ng. Ronggowarsito, Serat Darmogandhul, dan Wangsit Siliwangi, semuanya lengkap dalam konteks yang tersirat di dalam karya-karya leluhur kita. Sebagai bahan untuk memperkuat sebagai bahan referensi bagi pembaca. <br /><br />Suatu fenomena spiritual yang luar biasa dalam perjalanan spiritual penulis. Sungguh Maha Besar Allah dengan segala Kekuasaan-Nya dan Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya. Ternyata hakekat apa yang tersirat di dalam karya-karya leluhur nusantara itu menunjukkan situasi kondisi sosial dan kepemimpinan nusantara di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Apa yang tersirat dari fenomena spiritual yang muncul sangat berkaitan erat dengan kejadian carut marut nusantara saat ini. Dan semua itu merupakan sinyal pesan dari alam kegaiban yang seakan ingin disampaikan kepada seluruh anak cucu negeri ini bahwa : ”Saatnya sudah dekat, Nusantara akan memasuki jaman baru berikutnya (Kalasuba/Kejayaan) menuju Swarga maniloka setelah melalui perjalanan yang amat sulit dan pelik. Banyak kejadian di luar akal pikiran manusia sebagai tanda bahwa sosok yang dinanti dan masih tersembunyi telah hadir di tengah-tengah kita saat ini.” <br /><br />Secara khusus dalam kajian ini penulis memberikan kesimpulan yang lebih jelas tentang segala sesuatunya yang terpapar berdasarkan input-input sipiritual yang diterima langsung oleh penulis. Semoga kajian ini bermanfaat bagi seluruh anak cucu leluhur nusantara sebagai wacana dan bahan perenungan dalam menghadapi segala situasi yang sedang terjadi di negeri kita tercinta dewasa ini. <br /><br />Tabir Misteri Nusantara <br /><br />Tulisan ini saya persembahkan untuk seluruh rakyat nusantara sebagai ungkapan rasa keprihatinan atas carut marut yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini. Berawal dari Ilham dari Guru Bathin telah membawa saya kepada pencerahan cakrawala pemahaman tentang apa dan bagaimana kejadian yang tengah berlangsung dan prediksi yang akan terjadi di negeri ini. Bahkan tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa ini merupakan suatu upaya membedah warisan leluhur yang sarat dengan perlambang sehingga sedikit demi sedikit terkuak tabir misteri jagad nusantara ini. Sangat luar biasa. Hal ini sepatutnya bisa dipahami oleh seluruh anak cucu leluhur bangsa ini sebagai pewaris sah tataran tanah surgawi yang bernama Nusantara ( Nusa Antara ), negara yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau tergabung menjadi satu.<br /> Hasil kajian penulis berusaha pahami dengan “rasa naluri” yang mendalam dengan tanpa mengabaikan logika berpikir sehat. Memang banyak hal sulit ditelusuri melalui referensi buku-buku sejarah atau dengan bukti-bukti empiris yang ada, namun dengan semangat menguak tabir misteri untuk lebih memahami fenomena yang terjadi saat ini, maka segala sesuatunya yang dapat saya cerna berusaha saya ungkapkan secara sederhana apa adanya. Ibarat mencari mata rantai yang hilang (missing link), nampaknya misteri yang ditinggalkan pasca keruntuhan Majapahit mulai terlihat secara samar-samar. Sayapun mulai memahami apa makna yang tersirat dan mencari siapa sosok orang yang mampu mengatasi keadaan ini dan mencari jawab dari misteri ramalan para leluhur di atas. Insya Allah, jika Allah Azza wa Jalla dalam Guru Bathin memberikan ijin dan ridho-Nya akan diketemukan jawabannya.”<br /> Tanpa berniat mengundang perdebatan, semoga ungkapan saya dapat menjadi bahan perenungan kita bersama guna menyongsong fajar kejayaan Nusantara yang kita cintai. <br /><br />Jati Diri “ Satrio Piningit “ <br /><br />Mengingat Amanat Panggilan kehidupan yang di emban oleh sosok “Satrio Piningit “ sangatlah luar biasa tanggung jawabnya, atas dasar itulah beliau sudah membawa bekal akan jati dirinya sebagai utusan yang akan menata kehidupan di muka bumi ini. <br /><br />1. Keberadaan jati dirinya. <br /><br />Dia adalah seorang anak muda asli pribumi yang terlahir di tanah sunda jawa barat keturunan dari Jawa yang telah menjelajahi wilayah se- nusantara seorang diri dengan membawa ajaran keluhuran atau budi pekerti, tapi pada saat ini belum dipublikasikan, masih dalam pingitan atau disembunyikan keberadaanya. hal tersebut dilakukan atas dasar kebijakan –kebijakan yang mana kita belum bisa mengetahui secara pasti kapan akan munculnya di muka bumi ini sebagai pemimipin yang kita harapkan semua. Yang dalam tujuannya akan mengambil alih wilayah terbesar yang membentang dari wilayah India sampai wilayah Madagaskar. Jadi itulah jati diri sosok satrio piningit, bukan hanya sekedar mengambil alih negeri ini saja tetapi sekaligus mengembalikan wilayah teritorial yang pernah dinaungi dan di kuasai para leluhur dalam peradapan yang pernah mengalami jaman kejayaan dan keemasan. Dalam hal ini yang dimaksudkan oleh para leluhur kita dengan menyebutkan wilayah teritorial dengan sebutan Sunda Besar yang mempunyai arti Susunan Dunia Besar.<br /> Itulah yang menjadi landasan dasar sosok “Satrio Piningit” sebagai putra pribumi keturunan Jawa yang menggambarkan beliau dibentuk dan dibekali dengan budi pekerti yang luhur dengan jiwa kepemimpinan yang arif bijaksana dengan membawa ajaran peradapan bangsa. Yang paling menonjol dan unik dalam mengambil alih wilayah tidaklah dengan suatu peperangan, jajahan dan pertumpahan darah, tetapi dengan memberikan suatu faham kebenaran dan konsep dalam berbangsa dan bernegara yang sesungguhnya, maka akan dipastikan wilayah-wilayah yang sekarang diluar territorial NKRI dengan sendirinya atas kemauan tanpa ada paksaan menggabungkan diri ke wilayah Nusantara. <br /><br />2. Nama Jati Dirinya. <br /><br />Sosok “Satrio Piningit” banyak sekali mempunyai sebutan nama dengan versi yang berbeda tetapi maksud dan tujuan sama hal tersebut disesuaikan dari cara pandang dan penerimaan yang berbeda pula. Dalam hal ini saya sebagai penerima ilham mendapatkan sebutan nama yang baru adanya, beliau disebut Gapura Diningrat Panca Dinika dengan makna : sosok Satrio Piningit merupakan Pintu Gerbang kehidupan dalam membawa peradapan luhur yang membuat keningratan bagi pengikutnya, atau menghantarkan ke pintu gerbang pembentukan jati diri keningratan setiap insan didalamnya yang terbentuk oleh kekuatan mandiri dalam implementasi keparipurnaan beragama, berbangsa dan berbudaya.<br /> Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat bangsa kita, tumbuh dan berkembang suatu keyakinan bahwa nama tersebut merupahkan do’a dan secercah harapan yang diyakini nanti akan membuat suatu perubahan yang luar biasa dan signifikan dalam kehidupan yang selama dinantikan masyarakat luas pada umumnya. Berkaitan dengan nama jati diri yang di sandang sosok “Satrio Piningit” memberikan dan mencerminkan seorang pemimpin yang mempunyai sifat Budi Pekerti dan berjiwa mulia. <br /><br />3. Gelar Jati Dirinya. <br /><br />Disamping beliau mempunyai nama jati diri juga mendapatkan suatu gelar yang di sandangnya. Adapun gelar jati dirinya adalah Asma Putra Purana Saki Kirti yang mempunyai makna“ Seorang anak muda yang berpenduduk jawa (pribumi) yang akan memimpin dunia”,beliau juga mempunyai sebutan sebagai guru bathin, guru bahasa, guru bumi, guru bicara dan guru besar, karena beliau sekarang sedang menempah, mendidik dan membekali pengikutnya sebagai wakil untuk nantinya bersama-sama menata dunia. jadi lengkaplah sudah nama gelar tersebut merupahkan amanat kehidupan yang di emban.<br /> Hanya orang-orang terpilihlah dan pilihan yang memiliki kepribadian dan aksebilitas sebagai sosok yang disebut dengan “Satrio Piningit”. Dialah yang mampu melaksanakan semua tugas amanat kehidupan. Bersama dialah kehancuran peradapan bumi pertiwi bisa dihindarkan karena kesejatiannya melambangkan seorang Pemimpin (khalifah) utusan dimuka bumi ini yang merupahkan representasi wakil dari Tuhan yang Maha Tunggal. <br /><br />Visi Dan Misi Yang Diemban. <br /><br />Kehadiran sosok “ Satrio Piningit” di bumi pertiwi ini bukan tanpa tujuan atau tanpa misi, akan tetapi sudah barang tentu kehadirannya membawa amanat kehidupan yang harus disampaikan dan dilaksankan. Hal ini demi kelangsungan kehidupan di bumi pertiwi ini.<br /> Adapun visi misi yang diemban oleh sosok “ Satrio Piningit” dapat dijelaskan bahwa kehadirannya akan membawa suatu perubahan peradapan yang luhur, sebagaimana visi misi beliau sebagai berikut : <br /><br />1. Memperbaiki atau membenahi peradapan yang hancur. <br /><br />Visi dan Misi yang pertama ini sudah tidak bisa ditawar lagi dan merupakan prioritas yang harus diutamakan hal ini dikarenakan keberhasilan beliau dalam membenahi peradapan yang hancur akan mempengaruhi dan ikut menentukan keberhasilan visi misi yang lain di bidang yang akan dikerjakan dalam hal ini adalah :<br /> – Membenahi peradapan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain baik itu antara manusia sebagai individu maupun manusia yang kapasitasnya berkelompok atau golongan ( umat ras atau bangsa ).<br /> – Membenahi peradapan manusia dalam kaitannya dengan mahkluk yang lain baik itu terhadap hewan maupun tumbuhan.<br /> – Beliau juga akan menyatakan kehidupan bathin pada kehidupan lahir, serta memperkenalkan kehidupan lahir ke bathin. <br /><br />2. Membentuk tatanan kehidupan setelah peradapan yang hancur berhasil <br /><br />dibenahi dan kelangsungan kehidupan berjalan sebagai mana mestinya barulah beliau membuat tatanan kehidupan kedepan yang mencakup tatanan berbangsa dan bernegara. Adapun tatanan kehidupan yang akan diterapkan oleh “ Satrio Piningit” yaitu : <br /><br />a. Tatanan pada tingkat bawah ( Masyarakat ) <br /><br />Tatanan kehidupan yang dikehendaki oleh “ Satrio Piningit” berlandaskan tatanan yang Insun Rahayu Balarea Waluya yang dimaksudkan dengan tatanan pada tingkat tersebut agar terciptanya kehidupan rakyat, baik itu yang berupa keselamatan, kebahagian ataupun kemuliaan dalam kebersamaan. Pada tatanan di tingkat bawah ini untuk mewujudkan terciptanya tatanan tersebut dibekali dengan ilmu ( Jurus Dasar ) jurus tentang solusi kehidupan sebagai senjata pertahanannya. <br /><br />b. Tatanan Tingkat Pamong Praja ( Pemerintahan ) <br /><br />Yang dimaksud dengan tingkat Pamong Praja adalah tingkat dalam pemerintahan, yang mana di tingkat ini membentuk tatanan “ Sebanda Seriksa, Sebebot Sepihanean “. Sedangkan yang dikandung dalam kata tersebut pada tingkat pemerintahan adalah berkeadilan yang menyeluruh dalam segi kemanusiaan. Jadi pada tingkat Pamong Praja adalah landasan tatanan yang digunakan adalah rasa keadilan atas dasar sesuai dengan proporsional. Apabila tatanan tersebut telah dilaksanakan maka akan tercapainya kemakmuran atau sejenisnya dalam kehidupan masyarakat, sedangkan untuk mendukung tercapainya tatanan kehidupan pada tingkat Pamong Praja dibekali dengan ilmunya yaitu jurus kasar. <br /><br />c. Tatanan kehidupan tingkat Raja. <br /><br />Yang dimaksud tingkat Raja adalah tatanan kehidupan para pemimpin yang belandaskan pada tatanan “ Suwarga Maniloka”. Tatanan kehidupan ini akan dicapai dengan sendirinya apabila tatanan di tingkat bawah ( rakyat ) telah terbentuk kemuliyaan dalam kebersamaan. Hal ini juga tidak dapat dipisahkan tercapainya pada tingkat“ Pamong Praja” ( pemerintah) yang berkeadilan menyeluruh bagi kemanusian. Disamping itu untuk mendukung tatanan tersebut ditingkat Raja maka para Raja atau Pemimpin akan dibekali dengan ilmunya yaitu dengan jurus sasar atau persenyawaan empat unsur alam<br /> ( Air, Api, Bumi/Tanah dan Angin ). Dalam penerapannya beliau menggunakan tipe pemerintahan kerajaan dengan sistim mekanisme persemakmuran, terdapat adanya perdana menteri sebagai Raja ( pemimpin ) dalam masyarakat, serta seorang Raja sebagai perwakilan dari para bathin. <br /><br />Itulah gambaran dari visi misi yang diemban oleh sosok “ Satrio Piningit” sebagai pemegang amanat kehidupan yang harus dilaksanakan agar kehancuran peradapan dalam kehidupan bisa diselamatkan sehingga bumi kita tercinta ini akan tetap lestari dan berseri. Sehingga kelangsungan kehidupan di bumi ini akan tercapainya suatu masyarakat yang “Gemah ripah Loh Jinawi Toto Tentrem Kertaning Raharjo” suatu tatanan yang terdahulu pernah dicapai oleh para leluhur bangsa kita, yang mana tatanan tersebut telah hilang ditelan jaman sehingga hilanglah pula akan jati diri bangsa.<br /> Dengan kehadiran dan kemunculan “ Satrio Piningit” inilah maka akan mengubah tatanan yang sekarang ini pada tatanan yang dahulu pernah ada yang mengalami masa kejayaan dan keemasan dengan penyempurnakan.<br /> Namun atas dasar itu lahirnya atau kemunculan “ Satrio Piningit” dimuka bumi ini adalah merupahkan Wakil dari yang mempunyai kehidupan ( Tuhan ) juga wakil dari pengatur kehidupan ( leluhur ) dan wakil dari tempat kehidupan ( Air, Api, Bumi dan Angin ) serta ditandai adanya tiga fase atau tahapan yang berupa simbol kejadian kemunculan Satrio Piningit, antara lain : <br /><br />1. Simbol Senopati<br /> Senopati yang dimasudkan adalah munculnya kejadian bencana alam yang mengakibatkan korban jiwa, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir badang, angin topan, gunung meletus dan lain lainya yang mengakibatkan korban nyawa dan harta benda. Juga akan terjadinya goro-goro di bumi ini sehingga hal tersebut mendorong sosok “ Satrio Piningit” untuk meredam dan menghentikan goro-goro dengan kata lain munculnya pahlawan goror-goro. <br /><br />2. Simbol Bojonegoro.<br /> Bojonegoro yang dimaksudkan adalah suatu tatanan yang akan di jalankan untuk membuat masyarakatnya merasakan aman, damai dan tentraman (sumber kenikmatan bernegara), masyarakatnya tidak merasakan ketakutan lagi atas terjadinya bencana alam yang mengakibatnya korban jiwa karena Senopati ( simbol kejadian yang mengakibatkan kematian) sdh dihentikan oleh Satrio Piningit. <br /><br />3. Simbol Noto Negoro.<br /> Yang dimasudkan Noto Negoro adalah sebuah program kelanjutan visi misi untuk menanta Negara. Di fase inilah mulai bermunculan Romo-romo ( leluhur yang terdahulu ) dan Beo-beo ( binatang yang berbicara ) untuk menyampaikan pesan ke Satrio Piningit. Dukungan dari golongan leluhur dan bintang inilah yang juga ambil bagian peran dalam mewujudkan penataan bernegara, dalam hal ini proses keseimbangan dalam kehidupan antara manusia, leluhur dan binatang bisa menjaga kelangsungan hidup. Karena tugas dari Satrio Piningit bukan hanya kepada golongan dhohir saja tetapi juga dalam kehidupan bathin yang akan disempurnakan. <br /><br />Sungguh dalam hal ini kehadiran sosok Satrio Piningit dalam rangka memenuhi panggilan kehidupan dan mengemban amanat kehidupan bukanlah sekedar hanya panggilan tugas melainkan amanat kehidupan yang harus dijalankan. Karena tanggung jawab dan kosekuensi yang sangat besar inilah beliau Satrio Piningit telah membekali wakil – wakilnya ( ratu ) yang nantinya bisa melaksanakan tugasnya masing-masing. <br /><br />Kehadirannya dimuka bumi ini tentunya dengan membawa kekuatan Tuhan, kekuatan leluhur dan kekuatan 4 (empat) unsur alam, baginya tugas yang mulia tersebut tidak akan pernah gagal. Dikarenakan segala sesuatu telah dimiliki seperti senjata yang menjadikan alat untuk memimpin. Adapun kekuatan alam sebagai senjatanya antara lain :<br /> a. Air untuk mempermalukan atau menenggelamkan bagi yang memusuhinya.<br /> b. Api untuk membasmi angkara murka atau membumi hanguskan.<br /> c. Bumi untuk mengutuk musuhnya atau sebagai rantai pengikat musuh.<br /> d. Angin sebagai pelindung atau sebagai perisai. <br /><br />Sudah tentu dan jelas kehadiran sosok Satrio Piningit dimuka bumi ini tiada tertandingi dari berbagai sisi baik itu dari sisi bela diri ala ilmu sakti maupun dari sisi bela diri berfilosofi. Hal ini seperti lazimnya bahawa bela diri ala ilmu sakti untuk mewakili orang yang berilmu sakti dengan keluhurannya, serta bela diri berfilosofi untuk mengalahkan orang yang berenergi materi tinggi.<br /> Disamping itu kehadiran beliau untuk menyempurnakan ilmu-ilmu yang telah ada yaitu ilmu yang bersifat menghancurkan penuh tipuan menjadikan ilmu kesempurnaan yang bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan. Demikian bahasan mengenai sosok Satrio Piningit tentang jati dirinya, gelar yang disandangnya serta tujuan visi misi yang diemban sebagai wakil dari Tuhan.<br /> Adapun referensi kajian-kajian yang telah dipaparkan oleh para leluhur dalam tulisan berupa berupa karya warisan leluhur dari kitab yang ada ataupun dalam tulisan prasatri sebagai bekal penguat kita sebagai generasi muda yang dituntut untuk meneruskan cit-cita para leluhur. <br /><br />Makna Karya Warisan Leluhur Nusantara <br /><br />Makna karya warisan leluhur yang terulis berupa naskah dalam bait syair dan kitab sebagai dasar memperkuat adanya sosok Satrio Piningit. Setelah saya membaca dan berusaha memahami dengan segala perenungan, maka sayapun menjadi takjub dibuatnya akan karya-karya beliau para leluhur kita. Antara satu dengan lainnya walaupun berbeda masa/periode yang jauh berselang, namun ternyata di dalam perlambangnya memiliki saling keterkaitan. Suatu perlambang dalam suatu karya menunjuk kepada perlambang atau karakter yang lain di dalam karya leluhur yang berbeda. Saya merasakan bahwa tanpa intervensi kemampuan spiritual yang tinggi akan sangat sulit memahami keterkaitan perlambang-perlambang ini.<br /> Dan fenomena ini membuktikan bahwa hanya dengan mengandalkan akal penalaran saja akan mengantarkan kita kepada jalan buntu. Akhirnya menyerah pada keputusasaan dengan menganggap bahwa ini semua merupakan sekedar ramalan yang tidak berguna dan out of date (usang). Masing-masing orang bisa saja menafsirkan hal tersebut dengan penafsiran yang berbeda-beda. Tidak ada yang melarang. Bebas-bebas saja. Benar tidaknya kembali kepada diri kita masing-masing. Inilah tabir misteri. Kebenaran sejati adanya di dalam nurani yang suci dan bersih. Dalam Tulisan ini referensi-referensi tersebut dapat dibaca secara lengkap pada bagian lampiran. <br /><br />Wangsit Siliwangi <br /><br />Membaca naskah Wangsit Siliwangi terasa mengandung hakekat yang sangat tinggi bila telah memahaminya. Karena di dalamnya digambarkan situasi kondisi sosial beberapa masa utama dengan karakter pemimpinnya dalam kurun waktu perjalanan panjang sejarah negeri ini pasca kepergian Prabu Siliwangi (ngahiang/menghilang). Peristiwa itu ditandai dengan menghilangnya Pajajaran. Dan sesuai sabda Prabu Siliwangi bahwa kelak kemudian akan ada banyak orang yang berusaha membuka misteri Pajajaran. Namun yang terjadi mereka yang berusaha mencari hanyalah orang-orang sombong dan takabur. Seperti diungkapkan dalam naskah tersebut berikut ini : <br /><br />”Ti mimiti poé ieu, Pajajaran leungit ti alam hirup. Leungit dayeuhna, leungit nagarana. Pajajaran moal ninggalkeun tapak, jaba ti ngaran pikeun nu mapay. Sabab bukti anu kari, bakal réa nu malungkir! Tapi engké jaga bakal aya nu nyoba-nyoba, supaya anu laleungit kapanggih deui. Nya bisa, ngan mapayna kudu maké amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Mudu arédan heula.” <br /><br />Artinya :<br /> “Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong. Dan bahkan berlebihan kalau bicara.”<br /> Namun dalam naskah Wangsit Siliwangi ini dikatakan bahwa pada akhirnya yang mampu membuka misteri Pajajaran adalah sosok yang dikatakan sebagai ”Budak Angon” (Anak Gembala). Sebagai perlambang sosok yang dikatakan oleh Prabu Siliwangi sebagai orang yang baik perangainya. <br /><br />”Sakabéh turunan dia ku ngaing bakal dilanglang. Tapi, ngan di waktu anu perelu. Ngaing bakal datang deui, nulungan nu barutuh, mantuan anu sarusah, tapi ngan nu hadé laku-lampahna. Mun ngaing datang moal kadeuleu; mun ngaing nyarita moal kadéngé. Mémang ngaing bakal datang. Tapi ngan ka nu rancagé haténa, ka nu weruh di semu anu saéstu, anu ngarti kana wangi anu sajati jeung nu surti lantip pikirna, nu hadé laku lampahna. Mun ngaing datang; teu ngarupa teu nyawara, tapi méré céré ku wawangi.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu dan saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat; apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan wewangian.” <br /><br />Selanjutnya dikatakan juga apa yang dilakukan<br /> oleh sosok ”Budak Angon” ini sbb: <br /><br />”Aya nu wani ngoréhan terus terus, teu ngahiding ka panglarang; ngoréhan bari ngalawan, ngalawan sabari seuri. Nyaéta budak angon; imahna di birit leuwi, pantona batu satangtungeun, kahieuman ku handeuleum, karimbunan ku hanjuang. Ari ngangonna? Lain kebo lain embé, lain méong lain banténg, tapi kalakay jeung tutunggul. Inyana jongjon ngorehan, ngumpulkeun anu kapanggih. Sabagian disumputkeun, sabab acan wayah ngalalakonkeun. Engke mun geus wayah jeung mangsana, baris loba nu kabuka jeung raréang ménta dilalakonkeun. Tapi, mudu ngalaman loba lalakon, anggeus nyorang: undur jaman datang jaman, saban jaman mawa lalakon. Lilana saban jaman, sarua jeung waktuna nyukma, ngusumah jeung nitis, laju nitis dipinda sukma.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala; Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng, tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui, tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah. Setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi.” <br /><br />Dari bait di atas digambarkan bahwa sosok ”Budak Angon” adalah sosok yang misterius dan tersembunyi. Apa yang dilakukannya bukanlah seperti seorang penggembala pada umumnya, akan tetapi terus berjalan mencari hakekat jawaban dan mengumpulkan apa yang menurut orang lain dianggap sudah tidak berguna atau bermanfaat. Dalam hal ini dilambangkan dengan ranting daun kering dan tunggak pohon. Sehingga secara hakekat yang dimaksudkan semua itu sebenarnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan sejarah kejadian (asal-usul/sebab-musabab) termasuk karya-karya warisan leluhur seperti halnya yang kita baca ini. Dimana hal-hal semacam itu karena kemajuan jaman oleh generasi digital sekarang ini dianggap sudah usang/kuno tidak berguna dan bermanfaat. Pada akhirnya yang tersirat dalam hakekat perjalanan panjang sejarah negeri ini adalah berputarnya roda Cokro Manggilingan (pengulangan perjalanan sejarah).<br /> Gambaran situasi jaman dalam naskah Wangsit Siliwangi diawali dengan lambang datangnya ”Kerbau Bule” dan juga ”Monyet-monyet” yang kemudian ganti menyerbu selepas Kerbau Bule pergi. Ilustrasi ini melambangkan saat datangnya para penjajah yang berdatangan ke negeri ini, baik itu Portugis maupun Belanda. Dengan politik adu domba mereka maka terjadi peperangan antar saudara. Sejarah banyak yang hilang dan diputarbalikkan. <br /><br />Seperti yang tertulis berikut ini : <br /><br />”Daréngékeun! Nu kiwari ngamusuhan urang, jaradi rajana ngan bakal nepi mangsa: tanah bugel sisi Cibantaeun dijieun kandang kebo dongkol. Tah di dinya, sanagara bakal jadi sampalan, sampalan kebo barulé, nu diangon ku jalma jangkung nu tutunjuk di alun-alun. Ti harita, raja-raja dibelenggu. Kebo bulé nyekel bubuntut, turunan urang narik waluku, ngan narikna henteu karasa, sabab murah jaman seubeuh hakan.<br /> Ti dinya, waluku ditumpakan kunyuk; laju turunan urang aya nu lilir, tapi lilirna cara nu kara hudang tina ngimpi. Ti nu laleungit, tambah loba nu manggihna. Tapi loba nu pahili, aya kabawa nu lain mudu diala! Turunan urang loba nu hanteu engeuh, yén jaman ganti lalakon ! Ti dinya gehger sanagara. Panto nutup di buburak ku nu ngaranteur pamuka jalan; tapi jalan nu pasingsal!<br /> Nu tutunjuk nyumput jauh; alun-alun jadi suwung, kebo bulé kalalabur; laju sampalan nu diranjah monyét! Turunan urang ngareunah seuri, tapi seuri teu anggeus, sabab kaburu: warung béak ku monyét, sawah béak ku monyét, leuit béak ku monyét, kebon béak ku monyét, sawah béak ku monyét, cawéné rareuneuh ku monyét. Sagala-gala diranjah ku monyét. Turunan urang sieun ku nu niru-niru monyét. Panarat dicekel ku monyet bari diuk dina bubuntut. Walukuna ditarik ku turunan urang keneh. Loba nu paraeh kalaparan. ti dinya, turunan urang ngarep-ngarep pelak jagong, sabari nyanyahoanan maresék caturangga. Hanteu arengeuh, yén jaman geus ganti deui lalakon.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Dengarkan! yang saat ini memusuhi kita, akan berkuasa hanya untuk sementara waktu: tanahnya kering padahal di pinggir sungai Cibantaeun dijadikan kandang kerbau kosong. Nah di situlah, sebuah negara akan pecah, pecah oleh kerbau bule, yang digembalakan oleh orang yang tinggi dan memerintah di pusat kota. Semenjak itu, raja-raja dibelenggu. Kerbau bule memegang kendali, dan keturunan kita hanya jadi orang suruhan. Tapi kendali itu tak terasa sebab semuanya serba dipenuhi dan murah serta banyak pilihan.Semenjak itu, pekerjaan dikuasai monyet. Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu semakin banyak yang terbongkar. Tapi banyak yang tertukar sejarahnya, banyak yang dicuri bahkan dijual! Keturunan kita banyak yang tidak tahu, bahwa jaman sudah berganti! Pada saat itu geger di seluruh negara. Pintu dihancurkan oleh mereka para pemimpin, tapi pemimpin yang salah arah!Yang memerintah bersembunyi, pusat kota kosong, kerbau bule kabur. Negara pecahan diserbu monyet! keturunan kita enak tertawa, tapi tertawa yang terpotong, sebab ternyata, pasar habis oleh penyakit, sawah habis oleh penyakit, tempat padi habis oleh penyakit, kebun habis oleh penyakit, perempuan hamil oleh penyakit. semuanya diserbu oleh penyakit. Keturunan kita takut oleh segala yang berbau penyakit. Semua alat digunakan untuk menyembuhkan penyakit sebab sudah semakin parah. yang mengerjakannya masih bangsa sendiri. Banyak yang mati kelaparan. Semenjak itu keturunan kita banyak yang berharap bisa bercocok tanam sambil sok tahu membuka lahan. Mereka tidak sadar bahwa jaman sudah berganti cerita lagi.” <br /><br />Kemudian dalam naskah Wangsit Siliwangi bahwa situasi carut marut yang terjadi ada yang menghentikan yaitu orang seberang. <br /><br />”Laju hawar-hawar, ti tungtung sagara kalér ngaguruh ngagulugur, galudra megarkeun endog. Génjlong saamparan jagat! Ari di urang ? Ramé ku nu mangpring. Pangpring sabuluh-buluh gading. Monyét ngumpul ting rumpuyuk. Laju ngamuk turunan urang; ngamukna teu jeung aturan. loba nu paraéh teu boga dosa. Puguh musuh, dijieun batur; puguh batur disebut musuh. Ngadak-ngadak loba nu pangkat nu maréntah cara nu édan, nu bingung tambah baringung; barudak satepak jaradi bapa. nu ngaramuk tambah rosa; ngamukna teu ngilik bulu. Nu barodas dibuburak, nu harideung disieuh-sieuh. Mani sahéng buana urang, sabab nu ngaramuk, henteu beda tina tawon, dipaléngpéng keuna sayangna. Sanusa dijieun jagal. Tapi, kaburu aya nu nyapih; nu nyapihna urang sabrang.” <br /><br />Artinya : <br /><br />”Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan telur. Riuh seluruh bumi! sementara di sini? Ramai oleh perang, saling menindas antar sesama. Penyakit bermunculan di sana sini. Lalu keturunan kita mengamuk: mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa, jelas-jelas musuh dijadikan teman; yang jelas-jelas teman dijadikan musuh. Mendadak banyak pemimpin dengan caranya sendiri. yang bingung semakin bingung. Banyak anak kecil sudah menjadi bapa. Yang mengamuk tambah berkuasa; mengamuk tanpa pandang bulu. Yang Putih dihancurkan, yang Hitam diusir. Kepulauan ini semakin kacau, sebab banyak yang mengamuk, tidak beda dengan tawon, hanya karena dirusak sarangnya. Seluruh nusa dihancurkan dan dikejar. Tetapi, ada yang menghentikan, yang menghentikan adalah orang seberang.”<br /> Lalu selanjutnya terdapat suatu masa yang digambarkan dengan munculnya seorang pemimpin negeri ini dengan gambaran sbb : <br /><br />”Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa. Tapi mémang titisan raja. Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata. da puguh titisan raja; raja anyar hésé apes ku rogahala!” <br /><br />Artinya :<br /> ”Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan raja dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan raja; penguasa baru susah dianiaya!” <br /><br />Siapakah sosok yang dimaksud dalam bait ini? Dia adalah Soekarno, Presiden RI pertama. Ibunda Soekarno adalah Ida Ayu Nyoman Rai seorang putri bangsawan Bali. Ayahnya seorang guru bernama Raden Soekeni Sosrodihardjo. Namun dari penelusuran secara spiritual, ayahanda Soekarno sejatinya adalah Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X. Nama kecil Soekarno adalah Raden Mas Malikul Koesno. Beliau termasuk ”anak ciritan” dalam lingkaran kraton Solo. (Silakan dibuktikan..) Pada masa kepemimpinan Soekarno banyak terjadi upaya pembunuhan terhadap diri beliau, namun selalu saja terlindungi dan terselamatkan.<br /> Selanjutnya setelah berganti masa digambarkan bahwa semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Kondisi ini melambangkan pemimpin yang tidak mau mengerti penderitaan rakyat. Memerintah tidak dengan hati tapi segala sesuatunya hanya mengandalkan akal pikiran/logika dan kepentingan pribadi ataupun kelompok sebagai berhalanya. Sehingga yang terjadi digambarkan banyak muncul peristiwa di luar penalaran. Menjadikan orang-orang pintar hanya bisa omong alias pinter keblinger, seperti yang dikatakan sbb : <br /><br />”Mingkin hareup mingkin hareup, loba buta nu baruta, naritah deui nyembah berhala. Laju bubuntut salah nu ngatur, panarat pabeulit dina cacadan; da nu ngawalukuna lain jalma tukang tani. Nya karuhan: taraté hépé sawaréh, kembang kapas hapa buahna; buah paré loba nu teu asup kana aseupan. Da bonganan, nu ngebonna tukang barohong; nu tanina ngan wungkul jangji; nu palinter loba teuing, ngan pinterna kabalinger.”<br /> Artinya :<br /> ”Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Sudah pasti: bunga teratai hampa sebagian, bunga kapas kosong buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.” <br /><br />Lalu pada alinea menjelang akhir dikatakan : <br /><br />”Jayana buta-buta, hanteu pati lila; tapi, bongan kacarida teuing nyangsara ka somah anu pada ngarep-ngarep caringin reuntas di alun-alun. Buta bakal jaradi wadal, wadal pamolahna sorangan. Iraha mangsana? Engké, mun geus témbong budak angon! Ti dinya loba nu ribut, ti dapur laju salembur, ti lembur jadi sanagara! Nu barodo jaradi gélo marantuan nu garelut, dikokolotan ku budak buncireung! Matakna garelut? Marebutkeun warisan. Nu hawek hayang loba; nu boga hak marénta bagianana. Ngan nu aréling caricing. Arinyana mah ngalalajoan. Tapi kabarérang.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mu’jizat datang untuk mereka. Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri. Kapan waktunya? Nanti, saat munculnya Anak Gembala! Di situ akan banyak huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas di seluruh negara. Yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar, dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? memperebutkan tanah. Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.” <br /><br />Situasi tersebut di atas adalah gambaran apa yang terjadi sekarang ini. Kalau kita perhatikan dengan cermat alinea ini, maka memang saat ini seluruh rakyat sedang berharap-harap menunggu datangnya mu’jizat di tengah-tengah carut marut yang sedang berlangsung di negeri ini. Lebih-lebih utamanya rakyat korban lumpur Lapindo yang kian hari makin kian sengsara. Bencana datang bertubi-tubi. Huru-hara terjadi di mana-mana. Dan akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kasus perebutan tanah. Pemuda Gendut merupakan lambang orang yang rakus dan serakah serta memiliki kepentingan pribadi. <br /><br />Dalam bait ini dikatakan bahwa penguasa tersebut akan tumbang pada saat munculnya “Budak Angon”. Dimana kemunculannya ditandai dengan banyak terjadi huru-hara yang bermula di daerah lalu meluas ke seluruh negeri. <br /><br />Dalam mengkaji Wangsit Siliwangi ini kita telah menemui lelakon atau pemeran utama yang dikatakan dengan istilah ”Budak Angon” (Anak Gembala) dan ”Budak Janggotan” (Pemuda Berjanggut). <br /><br />Coba mari kita simak alinea berikut : <br /><br />”Nu garelut laju rareureuh; laju kakara arengeuh; kabéh gé taya nu meunang bagian. Sabab warisan sakabéh béak, béakna ku nu nyarekel gadéan. Buta-buta laju nyarusup, nu garelut jadi kareueung, sarieuneun ditempuhkeun leungitna nagara. Laju naréangan budak angon, nu saungna di birit leuwi nu pantona batu satangtung, nu dihateup ku handeuleum ditihangan ku hanjuang. Naréanganana budak tumbal. sejana dék marénta tumbal. Tapi, budak angon enggeus euweuh, geus narindak babarengan jeung budak anu janggotan; geus mariang pindah ngababakan, parindah ka Lebak Cawéné!” <br /><br />Artinya :<br /> ”Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu menyusup, yang bertengkar ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka mencari Budak Angon, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi Budak Angon sudah tidak ada, sudah pergi bersama Budak Janggotan, pergi membuka lahan baru di Lebak Cawéné!” <br /><br />Perselisihan yang terjadi adalah sia-sia belaka. Karena selalu saja pihak penguasa membantu yang kuat, berdiri angkuh di atas yang lemah. Ada saat dimana ”wong cilik” sebagai lambang ”si lemah yang tertindas” mencari penuh harap sosok ”Budak Angon dan Budak Janggotan.” Namun yang dicari sulit ditemukan karena telah pergi ke Lebak Cawéné. Dimanakah Lebak Cawéné ? Lebak Cawéné adalah suatu lembah seperti cawan, yang dikatakan di dalam Serat Musarar Joyoboyo sebagai Gunung Perahu. Tempat itu digambarkan sebagai suatu lembah atau bukit dimana permukaannya cekung seperti tertumbuk perahu besar. secara gambaran spiritual, di tempat itu terdapat 2 sumber air besar dan ditandai dengan 3 pohon beringin (Ringin Telu). <br /><br />Lebih lanjut dikatakan : <br /><br />”Nu kasampak ngan kari gagak, keur ngelak dina tutunggul. Daréngékeun! Jaman bakal ganti deui. tapi engké, lamun Gunung Gedé anggeus bitu, disusul ku tujuh gunung. Génjlong deui sajajagat. Urang Sunda disarambat; urang Sunda ngahampura. Hadé deui sakabéhanana. Sanagara sahiji deui. Nusa Jaya, jaya deui; sabab ngadeg ratu adil; ratu adil nu sajati. Tapi ratu saha? Ti mana asalna éta ratu? Engké ogé dia nyaraho. Ayeuna mah, siar ku dia éta budak angon! Jig geura narindak! Tapi, ulah ngalieuk ka tukang!” <br /><br />Artinya :<br /> ”Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan! jaman akan berganti lagi, tapi nanti, setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-panggil, orang sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati. Tapi ratu siapa? darimana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, carilah Anak Gembala. Segeralah pergi. Tapi ingat, jangan menoleh ke belakang!” <br /><br />Perlambang gagak berkoar di dahan mati bermakna situasi dimana banyak suara-suara tanpa arti. Rakyat menjerit-jerit, penguasa mengumbar janji-janji kosong. Sedangkan negara digambarkan banyak ditimpa bencana. Sekarang ini banyak gunung di nusantara sedang aktif bahkan beberapa gunung telah meletus. Ribut seluruh bumi merupakan lambang keresahan dunia internasional dewasa ini terhadap perubahan iklim dunia, pemanasan global dan krisis yang melanda. Hal ini ditandai dengan banyak bencana yang terjadi di banyak negara.<br /> Nampaknya kita sedang memasuki tahapan situasi ini. Mari kita renungkan dan perhatikan dengan apa yang sedang terjadi di seluruh negeri ini. Gunung-gunung telah mulai aktif, banyak terjadi bencana dengan unsur Air, Api, Angin dan Tanah dimana-mana, banyak pula terjadi huru-hara (demonstrasi/kerusuhan) sebagai lambang ketidakpuasan di berbagai tempat. Apakah ini terjadi secara kebetulan ? Tentu bagi yang memahami, ini semua adalah merupakan skenario langit.<br /> Lalu, siapakah ”Budak Angon” itu ? Dari bait tersebut diperlambangkan bahwa budak angon adalah orang sunda atau berdarah sunda yang ada campuran Jawa. Hal ini akan kita bedah lagi setelah sampai pada kesimpulan setelah kita mengkaji karya-karya leluhur lainnya. <br /><br />Serat Musarar Joyoboyo <br /><br />Di dalam uraian ini saya akan mengawali dengan menandai suatu masa atau periode dalam Sinom bait 18 yang berbunyi : <br /><br />”Dene jejuluke nata, Lung gadung rara nglingkasi, Nuli salin gajah meta, Semune tengu lelaki, Sewidak warsa nuli, Ana dhawuhing bebendu, Kelem negaranira, Kuwur tataning negari, Duk semana pametune wong ing ndesa.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki. Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan. <br /><br />Waktu itu pajaknya rakyat adalah..” <br /><br />Lung gadung rara nglikasi memiliki makna yaitu pemimpin yang penuh inisiatif (cerdas) namun memiliki kelemahan sering tergoda wanita. Perlambang ini menunjuk kepada presiden pertama RI, Soekarno. Sedangkan Gajah meta semune tengu lelaki bermakna pemimpin yang kuat karena disegani atau ditakuti namun akhirnya terhina atau nista. Perlambang ini menunjuk kepada presiden kedua RI, Soeharto. Dalam bait ini juga dikatakan bahwa negara selama ini menerima kutukan sehingga tidak ada kepastian hukum. <br /><br />Dalam bait 20 dikatakan : <br /><br />”Bojode ingkang negara, Narendra pisah lan abdi, Prabupati sowang-sowang, Samana ngalih nagari, Jaman Kutila genti, Kara murka ratunipun, Semana linambangan, Dene Maolana Ngali, Panji loro semune Pajang Mataram.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka. Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram.” <br /><br />Bait ini menggambarkan situasi negara yang kacau. Pemimpin jauh dari rakyat, dan dimulainya era baru dengan apa yang dinamakan otonomi daerah sebagai implikasi bergulirnya reformasi (Jaman Kutila). Karakter pemimpinnya saling jegal untuk saling menjatuhkan (Raja Kara Murka). Perlambang Panji loro semune Pajang – Mataram bermakna ada dua kekuatan pimpinan yang berseteru, yang satu dilambangkan dari trah Pajang (Joko Tingkir), dan yang lain dilambangkan dari trah Mataram (Pakubuwono). Hal ini menunjuk kepada era Gus Dur dan Megawati. <br /><br />Lalu pada bait 21 tertulis : <br /><br />”Nakoda melu wasesa, Kaduk bandha sugih wani, Sarjana sirep sadaya, Wong cilik kawelas asih, Mah omah bosah-basih, Katarajang marga agung, Panji loro dyan sirna, Nuli Rara ngangsu sami, Randha loro nututi pijer tetukar.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Nakhoda ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (orang pandai) tidak berdaya. Rakyat kecil sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu, randha loro nututi pijer tetukar.” <br /><br />Situasi negara dalam bait ini digambarkan bahwa kekuatan asing memiliki pengaruh yang sangat besar. Orang pandai berpendidikan tinggi dilambangkan tidak berdaya (pinter keblinger). Kondisi rakyat kecil makin sengsara saja. Perlambang Rara ngangsu, randha loro nututi pijer tetukar bermakna seorang pemimpin wanita yang selalu diintai oleh dua saudara wanitanya seolah ingin menggantikan. Perlambang ini menunjuk kepada Megawati, presiden RI kelima yang selalu dibayangi oleh Rahmawati dan Sukmawati. <br /><br />Pada bait 22 dikatakan : <br /><br />”Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih, Lajengipun sinung lambang, Dene Maolana Ngali, Samsujen Sang-a Yogi, Tekane Sang Kala Bendu, Sasmitane lambang kang kocap punika.” <br /><br />Artinya :<br /> ”Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. <br /><br />Perlambang Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih bermakna pemimpin yang tidak sempat mengatur negara karena direpotkan dengan berbagai masalah. Ini menunjuk kepada presiden RI keenam saat ini yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Sedangkan perlambang Semarang Tembayat merupakan tempat dimana tempat seseorang memahami dan mengetahui solusi dari apa yang terjadi. <br /><br />Kemudian pada bait 27 berbunyi : <br /><br />“Dene besuk nuli ana, Tekane kang Tunjung putih, semune Pudhak kasungsang, Bumi Mekah dennya lair, Iku kang angratoni, Jagad kabeh ingkang mengku, Juluk Ratu Amisan, Sirep musibating bumi, Wong nakoda milu manjing ing samuwan,” <br /><br />Artinya :<br /> “Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang. Lahir di bumi Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.” <br /><br />Perlambang Tunjung putih semune Pudak kasungsang memiliki makna seorang pemimpin yang masih tersembunyi berhati suci dan bersih. Inilah seorang pemimpin yang dikenal banyak orang dengan nama “Satrio Piningit”. Lahir di bumi Mekah merupakan perlambang bahwa pemimpin tersebut adalah seorang Islam sejati yang memiliki tingkat ketauhidan yang sangat tinggi. <br /><br />Sedangkan bait 28 tertulis : <br /><br />“Prabu tusing waliyulah, Kadhatone pan kekalih, Ing Mekah ingkang satunggal, Tanah Jawi kang sawiji, Prenahe iku kaki, Perak lan gunung Perahu, Sakulone tempuran, Balane samya jrih asih, Iya iku ratu rinenggeng sajagad.” <br /><br />Artinya :<br /> “Raja utusan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa. Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia.” <br /><br />Bait ini menggambarkan bahwa pemimpin tersebut adalah hasil didikan atau tempaan seorang Waliyullah (Aulia) yang juga selalu tersembunyi. Berkedaton di Mekah dan Tanah Jawa merupakan perlambang yang bermakna bahwa pemimpin tersebut selain ber-Islam sejati namun juga berpegang teguh pada kawruh Jawa (ajaran leluhur Jawa tentang laku utama). Sedangkan gunung Perahu seperti telah disinggung di atas adalah Lebak Cawéné. Sedangkan tempuran adalah pertemuan dua sungai di muara yang biasanya digunakan untuk tempat bertirakat ”kungkum” bagi orang Jawa. Namun di sini tempuran bermakna ”watu gilang” sebagai tempat pertemuan alam fisik dan alam gaib. Dalam budaya spiritual Jawa keberadaan watu gilang sangat lekat dengan eksistensi seorang raja. Insya Allah.. Pemimpin tersebut akan mampu memimpin Nusantara ini dengan baik, adil dan membawa kepada kesejahteraan rakyat, serta menjadikan Nusantara sebagai ”barometer dunia” (istilah Bung Karno : ”Negara Mercusuar”). <br /><br />Bait-bait Terakhir Ramalan Joyoboyo <br /><br />Dalam bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo digambarkan suasana negara yang kacau penuh carut marut serta terjadi kerusakan moral yang luar biasa. Namun dengan adanya fenomena tersebut kemudian digambarkan munculnya seseorang yang arif dan bijaksana yang mampu mengatasi keadaan. Berikut adalah cuplikan bait-bait tersebut yang menggambarkan ciri-ciri atau karakter seseorang itu : <br /><br />selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu; bakal ana dewa ngejawantah; apengawak manungsa; apasurya padha bethara Kresna; awatak Baladewa; agegaman trisula wedha; jinejer wolak-waliking zaman; … <br /><br />Artinya :<br /> selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu); akan ada dewa tampil; berbadan manusia; berparas seperti Batara Kresna; berwatak seperti Baladewa; bersenjata trisula wedha; tanda datangnya perubahan zaman; … <br /><br />…; iku tandane putra Bethara Indra wus katon; tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa <br /><br />Artinya :<br /> …; itulah tanda putra Batara Indra sudah nampak; datang di bumi untuk membantu orang Jawa <br /><br />…; bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis; tan kasat mata, tan arupa; sing madhegani putrane Bethara Indra; agegaman trisula wedha; momongane padha dadi nayaka perang perange tanpa bala; sakti mandraguna tanpa aji-aji <br /><br />Artinya :<br /> …; pasukan makhluk halus sama-sama berbaris, berebut garis yang benar, tak kelihatan, tak berbentuk; yang memimpin adalah putra Batara Indra, bersenjatakan trisula wedha; para asuhannya menjadi perwira perang; jika berperang tanpa pasukan; sakti mandraguna tanpa azimat <br /><br />apeparap pangeraning prang; tan pokro anggoning nyandhang; ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang; … <br /><br />Artinya :<br /> bergelar pangeran perang; kelihatan berpakaian kurang pantas; namun dapat mengatasi keruwetan banyak orang; … <br /><br />idune idu geni; sabdane malati; sing mbregendhul mesti mati; ora tuwo, enom padha dene bayi; wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada; garis sabda ora gentalan dina; beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira; tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa; nanging inung pilih-pilih sapa <br /><br />Artinya :<br /> ludahnya ludah api, sabdanya sakti (terbukti), yang membantah pasti mati; orang tua, muda maupun bayi; orang yang tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi; garis sabdanya tidak akan lama; beruntunglah bagi yang yakin dan percaya serta mentaati sabdanya; tidak mau dihormati orang se tanah Jawa; tetapi hanya memilih beberapa saja <br /><br />waskita pindha dewa; bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira; pindha lahir bareng sadina; ora bisa diapusi marga bisa maca ati; wasis, wegig, waskita; ngerti sakdurunge winarah; bisa pirsa mbah-mbahira; angawuningani jantraning zaman Jawa; ngerti garise siji-sijining umat; Tan kewran sasuruping zaman <br /><br />Artinya :<br /> pandai meramal seperti dewa; dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda; seolah-olah lahir di waktu yang sama; tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati; bijak, cermat dan sakti; mengerti sebelum sesuatu terjadi; mengetahui leluhur anda; memahami putaran roda zaman Jawa; mengerti garis hidup setiap umat; tidak khawatir tertelan zaman <br /><br />ing ngarsa Begawan; dudu pandhita sinebut pandhita; dudu dewa sinebut dewa; kaya dene manungsa; … <br /><br />Artinya :<br /> di hadapan Begawan; bukan pendeta disebut pendeta; bukan dewa disebut dewa; namun manusia biasa; … <br /><br />iki dalan kanggo sing eling lan waspada; ing zaman kalabendu Jawa; aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa; cures ludhes saka braja jelma kumara; aja-aja kleru pandhita samusana; larinen pandhita asenjata trisula wedha; iku hiya pinaringaning dewa <br /><br />Artinya :<br /> Inilah jalan bagi yang ingat dan waspada; pada zaman kalabendu Jawa; jangan melarang dalam menghormati orang berupa dewa; yang menghalangi akan sirna seluruh keluarga; jangan keliru mencari dewa; carilah dewa bersenjata trisula wedha; itulah pemberian dewa <br /><br />nglurug tanpa bala; yen menang tan ngasorake liyan; para kawula padha suka-suka; marga adiling pangeran wus teka; ratune nyembah kawula; angagem trisula wedha; para pandhita hiya padha muja; hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; genaha kacetha kanthi njingglang; nora ana wong ngresula kurang; hiya iku tandane kalabendu wis minger; centi wektu jejering kalamukti; andayani indering jagad raya; padha asung bhekti <br /><br />Artinya :<br /> Menyerang tanpa pasukan; bila menang tak menghina yang lain; rakyat bersuka ria; karena keadilan Yang Kuasa telah tiba; raja menyembah rakyat; bersenjatakan trisula wedha; para pendeta juga pada memuja; itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; segalanya tampak terang benderang; tak ada yang mengeluh kekurangan; itulah tanda zaman kalabendu telah usai; berganti zaman penuh kemuliaan; memperkokoh tatanan jagad raya; semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi <br /><br />Sampai di sini kita akan dapat mulai memahami siapakah yang dikatakan oleh Prabu Joyoboyo dengan istilah “Putra Betara Indra” itu ? Bait-bait tersebut telah mengurai secara rinci tentang ciri-ciri dan karakter orang tersebut. Putra Betara Indra tidak lain dan tidak bukan adalah Waliyullah (aulia) yang. Perlambang paras Kresna dan watak Baladewa bermakna satria pinandhita. Karena hakekat dua bersaudara Kresna dan Baladewa (Krishna Balarama) melambangkan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dimana Kresna melambangkan pencipta, sedangkan Baladewa melambangkan potensi kreativitasnya. Dua bersaudara Kresna dan Baladewa menghabiskan masa kanak-kanaknya sebagai penggembala sapi. Dengan hakekat ini setidaknya kita dapat meraba bahwa Putra Betara Indra adalah juga “Budak Angon” (Anak Gembala) yang telah dikatakan oleh Prabu Siliwangi di dalam Wangsit Siliwangi. <br /><br />Ramalan Satrio Piningit Ronggowarsito <br /><br />Di dalam ramalan Ronggowarsito dipaparkan ada tujuh Satrio Piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang di kemudian hari akan memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit, yaitu : Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu. Berkenaan dengan itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba menafsirkan ke-tujuh Satrio Piningit itu adalah sebagai berikut : <br /><br />1. SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO.<br /> Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin Rezim Orde Lama. Berkuasa tahun 1945-1967. <br /><br />2. SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR.<br /> Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan / kesalahan (Kesandung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998. <br /><br />3. SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR.<br /> Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999. <br /><br />4. SATRIO LELONO TAPA NGRAME.<br /> Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia (Lelono) akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000. <br /><br />5. SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH.<br /> Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004. <br /><br />6. SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO.<br /> Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Banyak pihak yang menyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit atau setidaknya dengan seorang spiritualis sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan para birokrat dan teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan baik. Ancaman bencana alam, disintegrasi bangsa dan anarkhisme seiring prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil. <br /><br />7. SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.<br /> Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Dengan selalu bersandar hanya kepada Allah SWT, Insya Allah, bangsa ini akan mencapai zaman keemasan yang sejati.<br /> Selain masing-masing satrio itu menjadi ciri-ciri dari masing-masing pemimpin NKRI pada setiap masanya, ternyata tujuh satrio piningit itu melambangkan tujuh sifat yang menyatu di dalam diri seorang pandhita yang telah kita tahu adalah Putra Betara Indra yang juga Budak Angon seperti telah diungkap di atas. Berikut ini adalah sifat-sifat “Satrio Piningit” sejati apa yang telah ditulis oleh R.Ng. Ronggowarsito : <br /><br />* Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro <br /><br />Melambangkan orang yang sepanjang hidupnya terpenjara namun namanya harum mewangi. Sifat ini hanya dimiliki oleh orang yang telah menguasai Artadaya (ma’rifat sebenar-benar ma’rifat). Diberikan anugerah kewaskitaan atau kesaktian oleh Allah SWT, namun tidak pernah menampakkan kesaktiannya itu. Jadi sifat ini melambangkan orang berilmu yang amat sangat tawadhu’. <br /><br />* Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar <br /><br />Melambangkan orang yang kaya akan ilmu dan berwibawa, namun hidupnya kesandung kesampar, artinya penderitaan dan pengorbanan telah menjadi teman hidupnya yang setia. Tidak terkecuali fitnah dan caci maki selalu menyertainya. Semua itu dihadapinya dengan penuh kesabaran, ikhlas dan tawakal. <br /><br />* Satrio Jinumput Sumelo Atur <br /><br />Melambangkan orang yang terpilih oleh Allah SWT guna melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjalankan missi-Nya. Hal ini dibuktikan dengan pemberian anugerah-Nya berupa ilmu laduni kepada orang tersebut.<br /> Satrio Lelono Topo Ngrame<br /> melambangkan orang yang sepanjang hidupnya melakukan perjalanan spiritual dengan melakukan tasawuf hidup (tapaning ngaurip). Bersikap zuhud dan selalu membantu (tetulung) kepada orang-orang yang dirundung kesulitan dan kesusahan dalam hidupnya. <br /><br />* Satrio Hamong Tuwuh <br /><br />Melambangkan orang yang memiliki dan membawa kharisma leluhur suci serta memiliki tuah karena itu selalu mendapatkan pengayoman dan petunjuk dari Allah SWT. Dalam budaya Jawa orang tersebut biasanya ditandai dengan wasilah memegang pusaka tertentu sebagai perlambangnya.<br /> Satrio Boyong Pambukaning Gapuro melambangkan orang yang melakukan hijrah dari suatu tempat ke tempat lain yang diberkahi Allah SWT atas petunjuk-Nya. Hakekat hijrah ini adalah sebagai perlambang diri menuju pada kesempurnaan hidup (kasampurnaning ngaurip). Dalam kaitan ini maka tempat yang ditunjuk itu adalah Lebak Cawéné = Gunung Perahu = Semarang Tembayat. <br /><br />* Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu <br /><br />Melambangkan orang yang memiliki enam sifat di atas. Sehingga orang tersebut digambarkan sebagai seorang pinandhita atau alim yang selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Maka hakekat Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu adalah utusan Allah SWT atau bisa dikatakan seorang Aulia (waliyullah). <br /><br />Serat Kalatidha Ronggowarsito <br /><br />Guna memperlengkapi wacana kita tentang sifat dan karakter “Satrio Piningit” yang telah diurai di atas, ada baiknya kita cermati pula Serat Kalatidha karya Ronggowarsito yang tertuang dalam Serat Centhini jilid IV (karya Susuhunan Pakubuwono V) pada Pupuh 257 dan 258. Kutipan berikut ini menggambarkan situasi jaman yang terjadi dan akhirnya muncul sang Satrio Piningit yang dinanti : <br /><br />Wong agunge padha jail kurang tutur, marma jeng pamasa, tanpa paramarteng dasih, dene datan ana wahyu kang sanyata. <br /><br />Artinya :<br /> Para pemimpinnya berhati jahil, bicaranya ngawur, tidak bisa dipercaya dan tidak ada wahyu yang sejati. <br /><br />Keh wahyuning eblislanat kang tamurun, apangling kang jalma, dumrunuh salin sumalin, wong wadon kang sirna wiwirangira.<br /> Artinya :<br /> Wahyu yang turun adalah wahyu dari iblis dan sulit bagi kita untuk membedakannya, para wanitanya banyak yang kehilangan rasa malu. <br /><br />Tanpa kangen mring mitra sadulur, tanna warta nyata, akeh wong mlarat mawarni, daya deye kalamun tyase nalangsa. <br /><br />Artinya :<br /> Rasa persaudaraan meluntur, tidak saling memberi berita dan banyak orang miskin beraneka macam yang sangat menyedihkan kehidupannya. <br /><br />Krep paprangan, sujana kapontit nurut, durjana susila dadra andadi, akeh maling malandang marang ing marga. <br /><br />Artinya :<br /> Banyak peperangan yang melibatkan para penjahat, kejahatan / perampokan dan pemerkosaan makin menjadi-jadi dan banyak pencuri malang melintang di jalan-jalan. <br /><br />Bandhol tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah lindhu gelap cleret warsa. <br /><br />Artinya :<br /> Alampun ikut terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan gempa bumi. <br /><br />Prahara gung, salah mangsa dresing surur, agung prang rusuhan, mungsuhe boya katawis, tangeh lamun tentreming wardaya. <br /><br />Artinya :<br /> Angin ribut dan salah musim, banyak terjadi kerusuhan seperti perang yang tidak ketahuan mana musuhnya yang menyebabkan tidak mungkin ada rasa tenteram di hati. <br /><br />Dalajading praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus tilar silastuti titi tata. <br /><br />Artinya :<br /> Kewibawaan negara tidak ada lagi, semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah ditinggalkan. <br /><br />Pra sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dening karoban rubeda. <br /><br />Artinya :<br /> Para penjahat maupun para pemimpin tidak sadar apa yang diperbuat dan selalu menimbulkan masalah / kesulitan. <br /><br />Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pra nayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak-cakrak. <br /><br />Artinya :<br /> Para pemimpin mengatakan seolah-olah bahwa semua berjalan dengan baik padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek. <br /><br />Nging tan dadya, paliyasing Kalabendu, mandar sangking dadra, rubeda angrubedi, beda-beda hardaning wong sanagara. <br /><br />Artinya :<br /> Yang menjadi pertanda zaman Kalabendu, makin lama makin menjadi kesulitan yang sangat, dan berbeda-beda tingkah laku / pendapat orang se-negara. <br /><br />Katatangi tangising mardawa-lagu, kwilet tays duhkita, kataman ring reh wirangi, dening angupaya sandi samurana. <br /><br />Artinya :<br /> Disertai dengan tangis dan kedukaan yang mendalam, walaupun kemungkinan dicemooh, mencoba untuk melihat tanda-tanda yang tersembunyi dalam peristiwa ini.<br /> Ing Paniti sastra wawarah, sung pemut, ing zaman musibat, wong ambeg jatmika kontit, kang mangkono yen niteni lamampahan. <br /><br />Artinya :<br /> Memberikan peringatan pada zaman yang kalut dengan bijaksana, begitu agar kejadiannya / yang akan terjadi bisa jadi peringatan. <br /><br />Nawung krida, kang menangi jaman gemblung, iya jaman edan, ewuh aya kang pambudi, yen meluwa edan yekti nora tahan. <br /><br />Artinya :<br /> Untuk dibuktikan, akan mengalami jaman gila, yaitu zaman edan, sulit untuk mengambil sikap, apabila ikut gila/edan tidak tahan. <br /><br />Yen tan melu, anglakoni wus tartamtu, boya keduman, melik kalling donya iki, satemahe kaliren wekasane. <br /><br />Artinya :<br /> Apabila tidak ikut menjalani, tidak kebagian untuk memiliki harta benda, yang akhirnya bisa kelaparan. <br /><br />Wus dilalah, karsane kang Among tuwuh, kang lali kabegjan, ananging sayektineki, luwih begja kang eling lawan waspada. <br /><br />Artinya :<br /> Sudah kepastian, atas kehendak Allah SWT, yang lupa untuk mengejar keberuntungan, tapi yang sebetulnya, lebih beruntung yang tetap ingat dan waspada (dalam perbuatan berbudi baik dan luhur). <br /><br />Saka marmaning Hayang Sukma, jaman Kalabendu sirna, sinalinan jamanira, mulyaning jenengan nata, ing kono raharjanira, karaton ing tanah Jawa, mamalaning bumi sirna, sirep dur angkaramurka. <br /><br />Artinya :<br /> Atas izin Allah SWT, zaman Kalabendu hilang, berganti zaman dimana tanah Jawa/Indonesia menjadi makmur, hilang kutukan bumi dan angkara murkapun mereda. <br /><br />Marga sinapih rawuhnya, nata ginaib sanyata, wiji wijiling utama, ingaranan naranata, kang kapisan karanya, adenge tanpa sarana, nagdam makduming srinata, sonya rutikedatonnya. <br /><br />Artinya :<br /> Kedatangan pemimpin baru tidak terduga, seperti muncul secara gaib, yang mempunyai sifat-sifat utama. <br /><br />Lire sepi tanpa srana, ora ana kara-kara, duk masih keneker Sukma, kasampar kasandhung rata, keh wong katambehan ika, karsaning Sukma kinarya, salin alamnya, jumeneng sri pandhita. <br /><br />Artinya :<br /> Datangnya tanpa sarana apa-apa, tidak pernah menonjol sebelumnya, pada saat masih muda, banyak mengalami halangan dalam hidupnya, yang oleh izin Allah SWT, akan menjadi pemimpin yang berbudi luhur. <br /><br />Luwih adil paraarta, lumuh maring branaarta, nama Sultan Erucakra, tanpa sangakan rawuhira, tan ngadu bala manungsa, mung sirollah prajuritnya, tungguling dhikir kewala, mungsuh rerep sirep sirna. <br /><br />Artinya :<br /> Mempunyai sifat adil, tidak tertarik dengan harta benda, bernama Sultan Erucakra (pemimpin yang memiliki wahyu), tidak ketahuan asal kedatangannya, tidak mengandalkan bala bantuan manusia, hanya sirullah prajuritnya (pasukan Allah) dan senjatanya adalah se-mata2 dzikir, musuh semua bisa dikalahkan. <br /><br />Tumpes tapis tan na mangga, krana panjenengan nata, amrih kartaning nagara, harjaning jagat sadaya, dhahare jroning sawarsa, denwangeni katahhira, pitung reyal ika, tan karsa lamun luwiha. <br /><br />Artinya :<br /> Semua musuhnya dimusnahkan oleh sang pemimpin demi kesejahteraan negara, dan kemakmuran semuanya, hidupnya sederhana, tidak mau melebihi, penghasilan yang diterima. <br /><br />Bumi sakjung pajegira, amung sadinar sawarsa, sawah sewu pametunya, suwang ing dalem sadina, wus resik nir apa-apa, marmaning wong cilik samya, ayem enake tysira, dene murah sandhang teda. <br /><br />Artinya :<br /> Pajak orang kecil sangat rendah nilainya, orang kecil hidup tentram, murah sandang dan pangan. <br /><br />Tan na dursila durjana, padha martobat nalangas, wedi willating nata, adil asing paramarta, bumi pethik akukutha, parek lan kali Katangga, ing sajroning bubak wana, penjenenganin sang nata. <br /><br />Artinya :<br /> Tidak ada penjahat, semuanya sudah bertobat, takut dengan kewibawaan sang pemimpin yang sangat adil dan bijaksana. <br /><br />Dari gambaran yang tertulis di dalam Serat Kalatidha di atas, maka kita akan mendapatkan gambaran yang sama dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Percaya atau tidak, kenyataannya semua yang telah digambarkan para leluhur nusantara ini telah terjadi dan sedang berlangsung serta insya allah akan terjadi, baik lambat ataupun cepat. Karena apa yang telah dituangkan para leluhur kita dalam bentuk karya sastra adalah hasil “olah batin” ataupun “perjalanan spiritual” beliau-beliau di dalam menangkap lambang-lambang-Nya di alam nyata maupun gaib. Inilah yang diistilahkan dalam kawruh jawa sebagai Sastrajendra Hayuningrat.<br /> (sastra tanpa wujud – papan tanpa tulis, tulis tanpa papan). Sehingga dalam mengungkapkannya penuh dengan perlambang (pasemon ataupun sanepan). Semuanya hanya ingin mengingatkan kita anak cucu leluhur nusantara ini untuk senantiasa Eling dan Waspada. <br /><br />Menelisik Misteri Sabdo Palon <br /><br />Dalam upaya menelisik misteri siapa sejatinya Sabdo Palon, saya mengawali dengan mengkaji Serat Darmagandhul dan ramalan Sabdo Palon. Di sini tidak akan dipersoalkan siapa yang membuat karya-karya tersebut untuk tidak menimbulkan banyak perdebatan. Karena penjelasan secara akal penalaran amatlah rumit, namun dengan pendekatan spiritual dapatlah ditarik benang merahnya yang akan membawa kepada satu titik terang. Dan akhirnyapun dapat dirunut secara logika historis. <br /><br />Menarik memang di dalam mencari jawab tentang siapakah Sabdo Palon ? Karena kata ”Sabdo Palon Noyo Genggong” sebagai penasehat spiritual Prabu Brawijaya V ( memerintah tahun 1453 – 1478 ) tidak hanya dapat ditemui di dalam Serat Darmagandhul saja, namun di dalam bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo ( 1135 – 1157 ) juga telah disebut-sebut, yaitu bait 164 dan 173 yang menggambarkan tentang sosok Putra Betara Indra sbb : <br /><br />…; Mumpuni sakabehing laku; nugel tanah Jawa kaping pindho; ngerahake jin setan; kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda; landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur; kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong. <br /><br />Artinya :<br /> …; Menguasai seluruh ajaran (ngelmu); memotong tanah Jawa kedua kali; mengerahkan jin dan setan; seluruh makhluk halus berada di bawah perintahnya bersatu padu membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda; tajamnya tri tunggal nan suci; benar, lurus, jujur; didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong. <br /><br />Nglurug tanpa bala; yen menang tan ngasorake liyan; para kawula padha suka-suka; marga adiling pangeran wus teka; ratune nyembah kawula; angagem trisula wedha; para pandhita hiya padha muja; hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; genaha kacetha kanthi njingglang; nora ana wong ngresula kurang; hiya iku tandane kalabendu wis minger; centi wektu jejering kalamukti; andayani indering jagad raya; padha asung bhekti. <br /><br />Artinya :<br /> Menyerang tanpa pasukan; bila menang tak menghina yang lain; rakyat bersuka ria; karena keadilan Yang Kuasa telah tiba; raja menyembah rakyat; bersenjatakan trisula wedha; para pendeta juga pada memuja; itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; segalanya tampak terang benderang; tak ada yang mengeluh kekurangan; itulah tanda zaman kalabendu telah usai; berganti zaman penuh kemuliaan; memperkokoh tatanan jagad raya; semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi. <br /><br />Serat Darmagandhul <br /><br />Memahami Serat Darmagandhul dan karya-karya leluhur kita dibutuhkan kearifan dan toleransi yang tinggi, karena mengandung nilai kawruh Jawa yang sangat tinggi. Jika belum matang beragama maka akan muncul sentimen terhadap agama lain. Tentu ini tidak kita kehendaki. Tiada maksud lain dari saya kecuali hanya ingin mengungkap fakta dan membedah warisan leluhur dari pendekatan spiritual dan historis.<br /> Dalam serat Darmagandhul ini saya hanya ingin menyoroti ucapan-ucapan berikut ini : <br /><br />”Paduka sampun kêlajêng kêlorob, karsa dados jawan, irib-iriban, rêmên manut nunut-nunut, tanpa guna kula êmong, kula wirang dhatêng bumi langit, wirang momong tiyang cabluk, kula badhe pados momongan ingkang mripat satunggal, botên rêmên momong paduka. … Manawi paduka botên pitados, kang kasêbut ing pikêkah Jawi, nama Manik Maya, punika kula, ingkang jasa kawah wedang sanginggiling rêdi rêdi Mahmeru punika sadaya kula, …” <br /><br />Artinya :<br /> ”Paduka sudah terlanjur terperosok, mau jadi orang jawan (kehilangan jawa-nya), kearab-araban, hanya ikut-ikutan, tidak ada gunanya saya asuh, saya malu kepada bumi dan langit, malu mengasuh orang tolol, saya mau mencari asuhan yang bermata satu (memiliki prinsip/aqidah yang kuat), tidak senang mengasuh paduka. … Kalau paduka tidak percaya, yang disebut dalam ajaran Jawa, nama Manik Maya itu saya, yang membuat kawah air panas di atas gunung itu semua adalah saya, …” <br /><br />Dalam ucapan ini pula Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah sebenarnya yang dikatakan dalam kawruh Jawa dengan apa yang dikenal sebagai ”Manik Maya” atau hakekat ”Semar”. <br /><br />”Sabdapalon matur yen arêp misah, barêng didangu lungane mênyang ngêndi, ature ora lunga, nanging ora manggon ing kono, mung nêtêpi jênênge Sêmar, nglimputi salire wujud, anglela kalingan padhang. …..” <br /><br />Artinya :<br /> ”Sabdo Palon menyatakan akan berpisah, begitu ditanya perginya kemana, jawabnya tidak pergi, akan tetapi tidak bertempat di situ, hanya menetapkan namanya Semar, yang meliputi segala wujud, membuatnya samar. …..” <br /><br />Sekali lagi dalam ucapan ini Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah yang bernama Semar. Bagi orang Jawa yang berpegang pada kawruh Jawa pastilah memahami tentang apa dan bagaimana Semar. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa Semar adalah merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Kuasa) untuk melaksanakan tugas agar manusia selalu menyembah dan bertaqwa kepada Tuhan, selalu bersyukur dan eling serta berjalan pada jalan kebaikan. Sebelum manusia mengenal agama, keberadaan Semar telah ada di muka bumi. Beliau mendapat tugas khusus dari Gusti Kang Murbeng Dumadi untuk menjaga dan memelihara bumi Nusantara khususnya, dan jagad raya pada umumnya. <br /><br />Perhatikan ungkapan Sabdo Palon berikut ini : <br /><br />Di kalangan spiritualis Jawa pada umumnya, keberadaan Semar diyakini berupa ”suara tanpa rupa”. Namun secara khusus bagi yang memahami lebih dalam lagi, keberadaan Semar diyakini dengan istilah “mencolo putro, mencolo putri”, artinya dapat mewujud dan menyamar sebagai manusia biasa dalam wujud berlainan di setiap masa. Namun dalam perwujudannya sebagai manusia tetap mencirikan karakter Semar sebagai sosok “Begawan atau Pandhita”. Hal ini dapat dipahami karena dalam kawruh Jawa dikenal adanya konsep “menitis” dan “Cokro Manggilingan”. <br /><br />Dari apa yang telah disinggung di atas, kita telah sedikit memahami bahwa Sabdo Palon sebagai pembimbing spiritual (ponokawan) Prabu Brawijaya merupakan sosok Semar yang nyata. Menurut Sabdo Palon dalam ungkapannya dikatakan : <br /><br />”…, paduka punapa kêkilapan dhatêng nama kula Sabdapalon? Sabda têgêsipun pamuwus, Palon: pikukuh kandhang. Naya têgêsipun ulat, Genggong: langgêng botên ewah. Dados wicantên-kula punika, kenging kangge pikêkah ulat pasêmoning tanah Jawi, langgêng salaminipun.” <br /><br />Artinya :<br /> ”…, apakah paduka lupa terhadap nama saya Sabdo Palon? Sabda artinya kata-kata, Palon adalah kayu pengancing kandang, Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi ucapan hamba itu berlaku sebagai pedoman hidup di tanah Jawa, langgeng selamanya.” <br /><br />Seperti halnya Semar telah banyak dikenal sebagai pamomong sejati yang selalu mengingatkan bilamana yang di”emong”nya salah jalan, salah berpikir atau salah dalam perbuatan, terlebih apabila melanggar ketentuan-ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. Semar selalu memberikan piwulangnya untuk bagaimana berbudi pekerti luhur selagi hidup di dunia fana ini sebagai bekal untuk perjalanan panjang berikutnya nanti. <br /><br />Jadi Semar merupakan pamomong yang ”tut wuri handayani”, menjadi tempat bertanya karena pengetahuan dan kemampuannya sangat luas, serta memiliki sifat yang bijaksana dan rendah hati juga waskitho (ngerti sakdurunge winarah). Semua yang disabdakan Semar tidak pernah berupa ”perintah untuk melakukan” tetapi lebih kepada ”bagaimana sebaiknya melakukan”. Semua keputusan yang akan diambil diserahkan semuanya kepada ”majikan”nya. Semar atau Kaki Semar sendiri memiliki 110 nama, diantaranya adalah Ki Sabdopalon, Sang Hyang Ismoyo, Ki Bodronoyo, dan lain-lain. <br /><br />Di dalam Serat Darmogandhul diceritakan episode perpisahan antara Sabdo Palon dengan Prabu Brawijaya karena perbedaan prinsip. Sebelum berpisah Sabdo Palon menyatakan kekecewaannya dengan sabda-sabda yang mengandung prediksi tentang sosok masa depan yang diharapkannya. <br /><br />Berikut ungkapan : <br /><br />”….. Sang Prabu diaturi ngyêktosi, ing besuk yen ana wong Jawa ajênêng tuwa, agêgaman kawruh, iya iku sing diêmong Sabdapalon, wong jawan arêp diwulang wêruha marang bênêr luput.” <br /><br />Artinya :<br /> ”….. Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa menggunakan nama tua (sepuh), berpegang pada kawruh Jawa, yaitulah yang diasuh oleh Sabda Palon, orang Jawan (yang telah kehilangan Jawa-nya) akan diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.”<br /> Dari ungkapan di atas Sabdo Palon mengingatkan Prabu Brawijaya bahwa suatu ketika nanti akan ada orang Jawa yang memahami kawruh Jawa (tiyang Jawi) yang akan memimpin bumi nusantara ini. Hal ini menyiratkan adanya dua sosok di dalam ungkapan Sabdo Palon tersebut yang merupakan sabda prediksi di masa mendatang, yaitu pemimpin yang diharapkan dan pembimbing spiritual (seorang pandhita).<br /> Ramalan Sabdo Palon <br /><br />Sanget-sangeting sangsara, Kang tuwuh ing tanah Jawi, Sinengkalan tahunira, Lawon Sapta Ngesthi Aji, Upami nyabrang kali, Prapteng tengah-tengahipun, Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne jalmi, Kathah sirna manungsa prapteng pralaya. <br /><br />Artinya :<br /> Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia. <br /><br />Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya. <br /><br />Artinya :<br /> Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin dipungkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya. <br /><br />Dari bait-bait di atas dapatlah kita memahami bahwa Sabdo Palon menyatakan kembali ke asal mulanya. Perlu kita tahu bahwa Semar adalah wujud manusia biasa titisan dewa Sang Hyang Ismoyo. Jadi ketika itu Sabdo Palon berencana untuk kembali ke asal mulanya adalah alam kahyangan (alam dewa-dewa), kembali sebagai wujud dewa, Sang Hyang Ismoyo. Diungkapkannya tanda utama itu adalah muntahnya lahar gunung Merapi ke arah barat daya. Baunya tidak sedap. Dan juga kemudian diikuti bencana-bencana lainnya. <br /><br />KESIMPULAN <br /><br />”Jadi yang dikatakan “Putra Betara Indra” oleh Joyoboyo, “Budak Angon” oleh Prabu Siliwangi, dan “Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu” oleh Ronggowarsito itu, tidak lain dan tidak bukan adalah Sabdo Palon, yang sejatinya adalah Dang Hyang Nirartha/ Mpu Dwijendra/ Pedanda Sakti Wawu Rawuh/ Tuan Semeru. <br /><br />Pertanyaannya sekarang adalah: Ada dimanakah beliau saat ini kalau dari tanda-tanda yang telah nampak dikatakan bahwa Sabdo Palon telah datang ? Tentu saja sangat tidak etis untuk menjawab secara vulgar persoalan ini. Sangat sensitif. Karena ini adalah wilayah para kasepuhan suci, waskito, ma’rifat dan mukasyafah saja yang dapat menjumpai dan membuktikan kebenarannya. Dimensi spiritual sangatlah pelik dan rumit. Sabdo Palon yang telah menitis kepada ”seseorang” itu yang jelas memiliki karakter 7 (tujuh) satrio seperti yang telah diungkapkan oleh R.Ng. Ronggowarsito, dan juga memiliki karakter Putra Betara Indra seperti yang diungkapkan oleh Joyoboyo.<br /> Dapatlah dikatakan bahwa : Putra Betara Indra = Budak Angon = Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu seperti yang telah dikatakan oleh para leluhur nusantara di atas adalah sosok yang diharap-harapkan rakyat nusantara selama ini, yaitu sosok yang dikenal dengan nama ”SATRIO PININGIT”. Banyak pendapat yang berkembang di masyarakat luas selama ini dalam memandang dan memahami isitilah ”Satrio Piningit”. Pemahamannya tentu bertingkat-tingkat sesuai dengan kapasitas keilmuan masing-masing orang.<br /> Satrio Piningit yang telah menjadi mitos selama perjalanan sejarah bangsa ini memunculkan misteri tersendiri. Ia merupakan perbendaharaan rahasia bumi dan langit yang teramat sulit ditembus oleh akal pikiran. Keberadaannya gaib namun nyata. Bahkan para winasis waskita pun belum tentu mampu menembus aura misterinya. Karena dalil yang berlaku seperti halnya dalam memandang Semar. Orang yang hatinya kotor dan masih diliputi dengan berbagai hawa nafsu akan sulit melihat Semar. Namun Semar dapat terlihat bagi orang yang hatinya bersih/suci dan melakoni tirakat (tapaning ngaurip/tasawuf hidup) sepanjang hidupnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak semua orang dapat menjumpainya. Semua akan terfilter secara alamiah. Atau dengan bahasa lain, jika seseorang telah mendapatkan hidayah Allah SWT maka dia dapat menjumpai Semar yang pada hakekatnya adalah pancaran Cahaya Ilahiah itu sendiri. Walaupun tidak menjumpainya namun daya-daya kehadirannya dapat dirasakan secara luas tanpa disadari. Fenomena ini dilambangkan dalam cerita pewayangan ketika ”Semar Ngejawantah” dan kemudian saatnya ”Semar Mbabar Diri” maka pecahlah peperangan ”Bharatayudha Jaya Binangun”. Perangnya kebaikan melawan keburukan. Di saat inilah kita di jagad nusantara ini sedang memasuki dan menjalani fase tersebut.<br /> Hakekat Satrio Piningit menurut saya adalah sosok seorang ”Guru Sejati”. Sosok guru yang tidak menyebarkan ”ajaran ataupun agama baru” namun menebar kasih ke atas seluruh umat tanpa membedakan golongan, bangsa, suku, maupun agama atau kepercayaan. Bukan sekedar sosok Satrio Piningit atau Guru Sejati yang harus kita cari, akan tetapi yang sangat hakiki adalah ”Kebenaran Sejati” yang harus dicari atau ditembus di dalam dirinya. Maka dalam perjalanan tasawuf hal ini dikenal dengan dalil ”Man arofa nafsahu faqad arofa robbahu” (kenalilah dirimu sendiri sebelum mengenal Allah).<br /> Jika memang mendapatkan ridho dan hidayah Allah, maka beruntung jika dapat menjumpainya. Setidaknya inilah jawaban dari apa yang telah diungkapkan berkaitan dengan misteri ”Semarang Tembayat” yang tertulis di dalam Serat Musarar Joyoboyo. Telah tiba saatnya Misteri Nusantara terkuak. <br /><br />Putra Sang Fajar Muncul Di Ufuk Timur <br /><br />Pembaca yang budiman, apa yang terpapar berupa tulisan-tulisan ini adalah murni merupakan hasil “input spiritual” atau bisa dikatakan sasmita/ilham/isyarah/warid, yang kemudian di-cross check (cek silang) dengan beberapa wasiat karya leluhur berkenaan. Untuk diketahui pula sebelumnya bahwa setiap “input spiritual” yang diterima penulis selalu disertai dengan turunnya ayat Al Qur’an dari kegaiban (berupa “bisikan” atau “bimbingan” dalam membuka kitab Al Qur’an) sebagai hakekat penjelasannya. Secara jujur, penulis bukanlah seorang ahli kitab ataupun Al Hafidz. Ayat-ayat Al Qur’an yang turun itulah yang senantiasa penulis jadikan pijakan utama dalam melakukan setiap “perjalanan spiritual” selama ini. “input spiritual” untuk menyuarakan semua ini yaitu QS Asy Syua’raa’ : 5 – 9 yang berbunyi : <br /><br />”Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. Sungguh mereka telah mendustakan (Al Qur’an), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokan. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” <br /><br />Dan juga QS An Nuur : 46 – 47 yang berbunyi : <br /><br />”Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Dan mereka berkata: ”Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.” <br /><br />Fenomena spiritual itupun dibarengi dengan turunnya ayat Al Qur’an sebagai hakekat penjelasannya, yaitu QS Al Israa’ : 41 – 46, yang menyatakan : <br /><br />”Dan sesungguhnya dalam Al Qur’an ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Katakanlah: ”Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai Arasy.” Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Dan apabila kamu membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup, dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur’an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.” <br /><br />ayat yang menjelaskannya berupa QS An Nuur : 51 – 52 yang berbunyi : <br /><br />”Sesungguhnya perkataan orang-orang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya supaya diputuskan perkara di antara mereka* ialah ucapan: ”Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.”<br /> (*: Maksudnya: Di antara kaum muslimin dengan kaum muslimin dan antara kaum muslimin dengan yang bukan muslimin) <br /><br />Dikatakan moment itu akan menandai kemunculan ”seseorang” itu dan sebagai forum pesaksian/pembuktian atas kebenarannya sebelum ”seseorang” itu mengemban amanah-amanah-Nya bagi kemaslahatan rakyat negeri ini.<br /> Menurut kesaksian beberapa spiritualis telah “melihat” fenomena spiritual yang sama tentang kemunculan “Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu” di tengah kita. Ya.. sinyal yang muncul menyiratkan bahwa “sosok Satrio Piningit” akan muncul. Sungguh sangat rumit untuk menjelaskannya bagi konsumsi akal penalaran. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT berkehendak. Saat ini “Roda Cokro Manggilingan” tengah bergerak dan berputar. Walau secara kasat mata tidak terlihat, namun daya-dayanya akan terasa secara luas.<br /> Tak perlu penasaran siapa sejatinya beliau. Karena beliau tersebut tidak akan muncul di permukaan sebelum missi yang dijalankannya paripurna. Missi tersebut berkenaan dengan “Persatuan Umat” dan untuk ingat kembali akan “Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa”. Jangan dibayangkan “beliau” akan harus berhadapan dengan jutaan umat di nusantara ini. Namun dalil yang berlaku pada “beliau” adalah : “Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake”.<br /> Saat ini secara kegaiban “beliau” tengah berjalan dari Timur menuju Barat, meluruskan kembali apa yang salah diantara Majapahit dan Pajajaran, khususnya kejadian Perang Bubat. Karena secara spiritual terjadinya Perang Bubat bukanlah karena akal licik Gajah Mada untuk menaklukkan Pajajaran. Tetapi yang terjadi adalah kesalahpahaman karena Gajah Mada bersiasat untuk menghindarkan “perkawinan sedarah” yang membawa petaka/kutukan antara Dyah Pitaloka dengan Prabu Hayam Wuruk. Hakekatnya asal mula Majapahit (R. Wijaya) adalah dari trah Pajajaran (dulunya Kerajaan Sunda Galuh). Sehingga secara hakekat pula bahwa Pajajaran adalah “saudara tua” Majapahit. Dari penelusuran secara spiritual, Gajah Mada sebagai sosok yang misterius sejatinya adalah Rangga Gading (makam/petilasannya ada di Bogor).<br /> Prinsipnya banyak hal yang perlu diluruskan berkenaan dengan sejarah nusantara ini. Karena kepentingan pihak-pihak tertentu pasca keruntuhan Majapahit, sampai dengan dekade ini banyak sejarah yang telah diputarbalikkan ataupun dibengkokkan. Secara empirik catatan atau bukti sejarah boleh hilang, namun di alam kegaiban catatan sejarah nusantara ini tidak dapat dihapus. Dan inilah peran kemunculan beliau “Satrio Piningit” untuk meluruskan apa yang salah di negeri ini. Jika secara kegaiban hal-hal yang salah dapat diluruskan, maka aura ini akan berpengaruh besar dalam kehidupan manusia di bumi. Tak salah kiranya kembali apa yang tertulis di dalam Wangsit Siliwangi :<br /> “Dengarkan! Jaman akan berganti lagi, tapi nanti, setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi, Orang Sunda dipanggil-panggil, Orang Sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati.” <br /><br />Hakekat spiritual yang tersirat adalah bahwa saat ini skenario Allah tengah berjalan. ”Pasukan Sirrullah” tengah bekerja memerangi kezaliman, kemunafikan dan keingkaran (kafir) di negeri ini. Sehingga secara kasat mata kita akan banyak menyaksikan berbagai macam bencana dan kejadian-kejadian di luar akal pikiran manusia sebagai hamba-Nya. Semuanya sudah sangat jelas. Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya. Semoga kita yang sadar akan semua fenomena yang terjadi ini menjadi hamba yang selalu Eling dan Waspada. Eling kepada leluhur dan senantiasa Eling kepada Allah Azza wa Jalla. <br /><br />Membaca Kejadian Alam <br /><br />Bencana demi bencana yang terjadi di bumi pertiwi ini sesungguhnya merupakan tanda peringatan keras Allah kepada bangsa ini yang secara khusus tertuju kepada elite pimpinan nasional baik ulama maupun umaro’nya. Untuk tidak mencari kambing hitam dari segala peristiwa yang terjadi, maka kita semua memahami akan dalil di dalam manajemen perusahaan (leadership) bahwa : ”Tidak ada bawahan yang salah. Yang ada adalah pimpinan yang salah.” Begitu pula dalam konteks negara sebagai sebuah perusahaan : ”Tidak ada rakyat yang salah, melainkan pemimpinnyalah yang salah.” <br /><br />Untuk memahami tulisan ini dibutuhkan perenungan yang mendalam. Diawali dengan pemahaman bahwa di dalam hakekat kehidupan ini ”tidak ada yang namanya ‘Kebetulan’.” ‘Kebetulan’ yang terjadi hakekatnya adalah ketetapan yang telah ditetapkan-Nya. Manusia dengan akalnya yang terbatas hanya bisa saling berkomentar dan beranalisis dengan berbagai macam teori ilmu pengetahuan tentang suatu kejadian setelah kejadian itu terjadi. Sebuah bukti bahwa akal (penalaran) dan ilmu pengetahuan adalah nisbi. Menghadapi bencana yang terjadi, manusia tidak akan mampu mencegahnya melainkan hanya mampu menangani akibat-akibatnya. Sangatlah tidak arif dan bijak apabila setiap bencana yang terjadi ditanggapi dengan statement : ”Itu bukan kutukan dari Allah dan bisa dijelaskan secara ilmiah, serta janganlah dihubung-hubungkan dengan takhayul.” Pernyataan ini menggambarkan arogansi penalaran (berpikir ala barat) yang semakin menjauhkan diri dari Sang Khalik, dan akan selalu menjadi bumerang bagi kehidupan bangsa ini. <br /><br />Dengan merenung dan berpikir kita akan menjadi mawas diri. Terlalu mengandalkan akal bisa menjadikan kita sesat dan ingkar. Lahir dan batin harus menyatu. Mari kita renungkan bersama ayat-ayat berikut ini : <br /><br />”Katakanlah : ”Kabarkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan kamu serta menutup hati kamu? Siapakah Tuhan selain Allah yang mengembalikannya kepadamu?” Perhatikan bagaimana Kami memperlihatkan tanda-tanda kemudian mereka tetap berpaling.” (QS 6 : 46) <br /><br />”Aku akan memalingkan daripada ayat-ayat-Ku orang-orang yang takabur di muka bumi tanpa alasan yang benar. Dan jika mereka melihat tiap-tiap ayat, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka lalai daripadanya.” (QS 7 : 146)<br /> Apakah selama ini kita pernah berpikir dan merenung mencari jawab atas bencana yang terjadi ? Mengapa tsunami yang banyak memakan korban jiwa (setara dengan korban bom atom Hiroshima – Nagasaki) harus terjadi di bumi Aceh (serambi Mekah)? Mengapa sampai saat ini kita masih dipusingkan dengan Flu Burung yang mewabah dan belum diketemukan obatnya ? Mengapa di saat yang lain terjadi KKN (kasus kesurupan nasional) di berbagai kota yang terjadi secara spontan dan beruntun di tempat-tempat pendidikan? Mengapa Merapi harus memuntahkan laharnya dan sempat membingungkan kita semua ? Mengapa gempa yang meluluh lantakkan pemukiman dan banyak memakan korban jiwa terjadi di Yogyakarta ? Mengapa terjadi bencana lumpur panas mengandung gas di Sidoarjo yang sampai saat ini belum bisa teratasi ? Dan deretan pertanyaan mengapa-mengapa yang lain. Rasa-rasanya satu bencana belum tuntas teratasi, muncul bencana-bencana yang lain. Apakah dengan rangkaian kejadian-kejadian itu masih tetap mengeraskan hati kita untuk tetap berdiri di atas arogansi akal ilmiah kita ? Terlebih lagi di saat kondisi sosial ekonomi negara ini sudah semakin terpuruk dan memburuk. <br /><br />Dilihat dari perspektif spiritual, hakekat segala apa yang terjadi merupakan refleksi atau pantulan cermin dari bangsa ini yang diwakili oleh pemimpin bangsanya. Secara singkat dapatlah diurai hakekat dari bencana-bencana besar yang terjadi di bumi Nusantara ini. Tsunami Aceh yang telah memakan korban jiwa terbesar di bumi dimana telah diimplementasikan syariat Islam ini merupakan awal peringatan yang sangat keras, yang menyiratkan telah terjadi ”Pelanggaran Aqidah” pada bangsa ini. Fenomena kerasukan jin/setan merupakan gambaran apa yang terjadi pada bangsa ini. Setan-setan korupsi, kekuasaan, keserakahan, kriminal, dan lainnya telah merasuk pada sebagian besar anak negeri. Korban yang rata-rata perempuan melambangkan bahwa Ibu Pertiwi sedang marah, menjerit, menangis dan meronta menyaksikan apa yang terjadi pada bangsa ini. Ibu-ibu rumah tangga se-antero nusantara pun merasakan hal yang sama menghadapi tekanan sosial dan ekonomi saat ini. Tempat pendidikan melambangkan sindiran kepada kaum terdidik yang selalu mendewakan akal. Pabrik rokok ibarat kerajaan yang mengolah hasil bumi tembakau menjadi rokok sebagai komoditi terlaris melambangkan kejayaan yang berdiri di atas penderitaan buruh atau rakyat kecil. Rahmat Allah tidak dibagikan secara adil bagi kesejahteraan rakyat. Nampaknya, kita memang kurang bersyukur atas limpahan rahmat yang telah diberikan-Nya.<br /> Aura panas ”wedhus gembel” tengah menyelimuti bangsa ini yang ditunjukkan dengan episode-episode ketidakpuasan yang menyulut emosi rakyat dalam berbagai konflik kepentingan. Potret ini dilambangkan dengan muntahnya lahar panas gunung Merapi. Sementara Merapi masih terus mengancam, secara sontak Yogyakarta sebagai simbol pusat budaya Kerajaan Mataram digoyang gempa yang meluluhlantakkan ribuan pemukiman dan banyak memakan korban jiwa. Secara hakekat peristiwa gempa Yogyakarta yang menghancurkan Bangsal Traju Emas (ruang penyimpanan pusaka keraton) dan Taman Sari (pemandian dan tempat pertemuan Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul) menyiratkan memudarnya aura kerajaan sebagai simbol pemerintahan negeri ini. <br /><br />Ketika bangsa ini masih disibukkan dalam mengatasi korban gempa Yogyakarta, kesibukan dan kepanikan baru muncul sebagai dampak meluapnya lumpur panas bercampur gas di Sidoarjo Jatim yang hingga kini belum dapat teratasi. Lepas dari kesalahan apa dan siapa penyebab kebocoran dalam eksplorasi sumber gas tersebut, bencana lumpur panas mengandung gas ini melambangkan kekotoran moral elite pemimpin bangsa ini yang membawa aura panas dan bau menyengat. Situasi ini berakibat rakyat kecil selalu menjadi korban. <br /><br />Hubungan antara manusia dengan alam senantiasa berubah, seiring perkembangan teknologi, informasi, dan industrialisasi. Suku-suku di pedalaman, bahkan sampai saat ini masih melaksanakan ritual-ritual tertentu untuk bersahabat dengan alam. Mereka, mengambil kayu atau hasil bumi secukupnya. Alam tidak dieksploitasi sekehendak hatinya. Walaupun suku-suku primitif tersebut belum tersentuh ajaran agama formal, mereka telah memiliki kesadaran religius yang baik. Mereka mampu mengembangkan nalurinya bahwa merusak pohon atau membunuh binatang sembarangan akan mendatangkan bencana.<br /> Kita sebagai bangsa kenyataannya telah kehilangan kearifan pada alam dan lingkungan. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu kita akui secara jujur bahwa atas nama ”penalaran dan logika”, secara sadar atau tidak kita telah mengikis budaya warisan leluhur dalam mengarifi alam dan lingkungan. Teknologi ujung-ujungnya digunakan untuk menaklukkan alam. Manusia tidak lagi bergantung pada alam, namun malahan menguasai alam dengan dilandasi keserakahan.<br /> Secara jujur pula perlu diakui, bangsa ini khususnya elite pimpinan nasional telah terjebak di alam materialisme yang penuh tipu daya dan menyesatkan. Alih-alih menyejahterakan rakyat. Yang terjadi hutang luar negeri-pun makin membumbung tinggi. Untuk membayar hutang dan bunganya. Sungguh merana anak cucu negeri ini dengan segala bebannya.<br /> Nampaknya sebagian besar bangsa ini telah kehilangan adab. Adab kepada Allah Azza wa Jalla, juga adab kepada sesama manusia serta alam dan seluruh isinya. Pada masa ini Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa yang adiluhung sekedar menjadi slogan semata. Para elite pemimpin negeri ini hanya sibuk berkutat pada ranah politik dan upaya perbaikan ekonomi. Namun sangat ironis, pada kenyataannya kebijakan pemerintah seringkali menyengsarakan rakyatnya. <br /><br />Betapa memprihatinkannya melihat potret situasi carut marut yang terjadi pada bangsa ini. Memang sudah sejak sekian lama bangsa ini sakit. Ibu Pertiwi tidak sekedar menangis dan bersedih, akan tetapi mulai menunjukkan angkaranya. Geram menyaksikan banyak penyimpangan akhlak yang dilakukan oleh anak negeri ini. Marah melihat polah tingkah anak bangsa yang makin jauh dari jiwa Pancasila sebagai Pandangan Hidup yang telah ditegakkan di bumi nusantara ini. Para elite pimpinan bangsa malah terkesan tidak memberikan teladan yang baik di mata rakyat. <br /><br />Sejak jaman orba hingga saat ini yang dipertunjukkan hanyalah bagaimana memenuhi kepentingan diri dan kelompoknya. Jiwa nasionalisme yang seharusnya tertanam dalam dada seluruh rakyatnya seakan luruh hilang tak berbekas. <br /><br />Pada akhirnya kita semua tidak tersadar bahwa bumi NKRI dimana kita berpijak telah berubah arti menjadi ”Negara Kapling Republik Indonesia” (?). Betapa tidak, aset-aset strategis dan berharga bumi ini telah jatuh ke tangan asing. Kita lihat di bumi Papua ada Freeport di sana. Caltex di Dumai. Di Sulawesi ada Newmont, dan masih banyak lagi. Bahkan akhirnya, Blok Cepu-pun jatuh ke tangan Exxon. Memprihatinkan memang. Belum lagi terhitung aktivitas bisnis illegal yang mengeruk aset bumi ini untuk kepentingan asing, baik perikanan, pertambangan, maupun kehutanan. <br /><br />Sebagian besar bangsa ini makin jauh dari Sang Khalik. Agama hanya dijadikan stempel. Ibadah dilakukan sekedar formalitas belaka. Penghayatan agama belum diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seakan masing-masing terpisah berada pada sisi yang berbeda. Bahkan sebagian besar dari kita lupa, padahal sila ”Ketuhanan Yang Maha Esa” telah ditempatkan pada sila pertama, menjadi yang utama. Ini merupakan wujud kesadaran spiritual tertinggi the founding father’s bangsa ini dalam menempatkan Tuhan sebagai sentral Pandangan Hidup pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. <br /><br />Sudah saatnya bagi kita semua anak bangsa melakukan introspeksi dan bangkit menuju kesadaran bahwa kita sebagai makhluk ciptaan-Nya wajib memiliki rasa rumangsa lan pangrasa (menyadari) bahwa keberadaan di dunia ini sebagai hamba ciptaan Ilahi, yang mengemban tugas untuk selalu mengabdi hanya kepada-Nya. Dengan pengabdian yang hanya kepada-Nya itu, manusia wajib melaksanakan tugas amanah yang diemban, yaitu menjadi khalifah pembangun peradaban serta tatanan kehidupan di alam semesta ini, agar kehidupan umat manusia, makhluk hidup serta alam sekitarnya dapat tenteram, sejahtera, damai, aman sentosa, sehingga dapat menjadi wahana mencapai kebahagiaan abadi di alam akhirat kelak (Memayu hayu harjaning Bawana, Memayu hayu harjaning Jagad Traya, Nggayuh kasampurnaning hurip hing Alam Langgeng). Dengan sikap ketakwaan ini, semua manusia akan merasa sama, yaitu berorientasi serta merujukkan semua gerak langkah, serta sepak terjangnya, demi mencapai ridho Ilahi. Sikap takwa mendasari pembangunan watak, perilaku, serta akhlak manusia. Sedangkan akhlak manusia akan menentukan kualitas hidup dan kehidupan. <br /><br />Bung Karno pernah menulis, mengingatkan kita pada sebuah seloka dari Ramayana karya pujangga Valmiki, mengenai cinta dan bakti kepada Janani Janmabhumi – yaitu agar setiap orang mencintai Tanah Airnya seperti ia mencintai ibu kandungnya sendiri. Dan cinta Bung Karno terhadap kosmos itu diawali dari Bumi tempat kakinya berpijak, bumi pertiwi Indonesia yang disapanya dengan takjub dan hormat sebagai ”Ibu.” Pancaran cinta dan kasih sayang yang murni akan dapat membuka pintu rahmat-Nya. Mencintai sesama berarti mencintai Tuhan, bahkan mencintai alam berarti mencintai Sang Pencipta. <br /><br />Insya Allah dengan limpahan kasih sayang anak negeri ini akan membuat Ibu Pertiwi tersenyum sumringah. ”Ya Allah, jauhkan kami anak negeri ini dari seburuk-buruk makhluk-Mu sebagaimana firman-Mu. <br /><br />Dengan ijin dan ridho Allah SWT, menjadi tugas kita di masa depan mewujudkan Indonesia Raya sebagai ”Negara Kaya Rahmat Ilahi” (NKRI) demi kesejahteraan seluruh rakyatnya. Insya Allah, dengan pendekatan spiritual murni segala kejadian yang terjadi di bumi Nusantara ini dapat diketahui jawaban dan solusinya. ”Sakbeja-bejane kang lali, luwih beja kang eling lawan waspada”. <br /><br />Suatu fenomena yang luar biasa sekaligus memprihatinkan di tengah situasi negeri ini yang carut marut dan makin terpuruk. Dampak dari ini semua yang terpenting adalah berapa banyak lagi rakyat kecil yang akan menjadi korban? Sedangkan korban yang ada saat ini saja masih terkatung-katung nasibnya. Hanya janji-janji kosong yang membuai mereka setiap saat. Tangis dan rintihan kepedihan hidup mereka seakan ditelan waktu menjadi sesuatu yang lumrah dan biasa. Nampaknya pemerintahan negeri ini telah gagal, tak mampu mengatasi persoalan ini dengan cepat dan sigap, terlihat mengulur-ulur waktu dan melindungi “kepentingan tertentu”. <br /><br />Para elite negeri ini sepertinya telah terhijab dan terbelenggu oleh taghut-taghutnya sendiri. Mereka telah menanggalkan “Jas Merah” (ungkapan Bung Karno : Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah). Sejarah masa lalu hanya dijadikan dongeng sebelum tidur. Kita semua telah lupa. Kita semua “ada” saat ini adalah merupakan hasil perjalanan sejarah masa lalu. Lupa sejarah sama artinya kita melupakan asal-usul, lupa orang tua, lupa kakek nenek, lupa leluhur, dan sama artinya melupakan Allah SWT. Betapa tidak, padahal Al Qur’an dan kitab-kitab suci lainnya yang menjadi pedoman hidup umat di bumi ini meriwayatkan pengalaman, ucapan, perbuatan dan akibat baik buruk orang-orang terdahulu. <br /><br />Sejarah bukan sekedar perjalanan manusia di bumi yang terjadi begitu saja adanya, namun jika direnungkan lebih dalam memberikan pelajaran bagi kita akan ketetapan-ketetapan-Nya. Secara ringkas dapat dikatakan, dengan melihat sejarah, Allah memberikan pelajaran kepada kita. Dalam kawruh Jawa salah satu hikmahnya dikenal dengan istilah : ”Ngunduh wohing pakerti” (orang akan memetik hasil atas perbuatannya sendiri). Bangsa ini adalah merupakan anak cucu para leluhur negeri ini. Sudah semestinya kita tidak melupakan sejarah keberadaan beliau para leluhur nusantara dengan segala fenomenanya. Sudah selayaknya kesadaran akan kesatuan persatuan berbangsa dan bernegara diikat oleh kenyataan sejarah nusantara ini. Menjadi suatu kenyataan bahwa bumi Nusantara (Indonesia) berbeda dengan bumi Arab, berbeda pula dengan bumi Amerika, Eropa, Afrika, Cina, dan lain-lain. Walaupun agama-agama telah menjadi keniscayaan berkembang di negeri ini, namun semestinya kita tidak meninggalkan ”jati diri” sebagai bangsa di tanah yang kaya raya ini, Nusantara. Sudah selayaknya kita orang Jawa mempertahankan identitas (tradisi dan budaya) ke Jawa-annya, orang Batak dengan identitas ke Batak-annya, orang Aceh dengan ke Aceh-annya, orang Dayak dengan ke Dayak-annya, dan sebagainya. <br /><br />Apakah di jaman digital ini kita masih tidak percaya dengan petuah-petuah leluhur kita? Apalagi petuah atau karya leluhur yang winasis dan waskita yang menjadi wasiat bagi anak cucu negeri ini. Apakah kita masih angkuh dan sombong di dalam memandang upaya ”nguri-uri budaya leluhur” menanggapinya dengan pernyataan bahwa semua itu merupakan sesuatu yang syirik musyrik bahkan bid’ah dan sesat? Juga dinilai sebagai mistik dan tahayul? Padahal mistik dan tahayul merupakan suatu ungkapan terhadap hal-hal yang tidak dapat dicerna dengan akal penalaran karena bersifat gaib (tidak nyata atau tidak kasat mata). Padahal pula kegaiban adalah suatu kenyataan yang bagi kita umat beragama diwajibkan untuk meyakininya. Di dalam agama Islam kita mengenal adanya 6 (enam) Rukun Iman. Jin dan setan pun nyata adanya sebagai mahluk gaib ciptaan Allah Yang Maha Gaib. Apakah kita masih ingin mengingkarinya? Jadi, soal syirik musyrik, bid’ah dan sesat merupakan penilaian yang menjadi hak Allah semata. Kita sesama insan ciptaan-Nya tidak berhak untuk saling memvonis dan menghakimi dalam persoalan ini. <br /><br />Setidaknya kita patut tersadar bahwa ternyata wasiat-wasiat leluhur Nusantara ini merupakan suatu hal yang fenomenal dan luar biasa yang pernah ada dan pernah terjadi di muka bumi ini. Bayangkan dan renungkan sejenak, tanpa tersadar bangsa ini sebenarnya telah memiliki wasiat yang secara rinci namun tersamar menggambarkan sosok pemimpin dan situasi umum keadaan negara ke depan. Tentu saja semua terjadi atas Kehendak Allah dengan segala Kekuasaan-Nya. Dan semua itu merupakan harta karun yang tak ternilai harganya. Selain mengandung petuah tentang budi pekerti yang baik juga mengandung prediksi perjalanan bangsa ini dengan situasi dan kondisi yang menyertainya. <br /><br />Apakah kita masih mengingkari, jika dari perlambang yang ada dikatakan bahwa sejak Kemerdekaan Negara RI 1945 dikatakan bahwa negara dikutuk selama ini? Apakah kita juga masih mengingkari, bahwa pada saat ini kita masuk kepada era pemimpin dengan perlambang ”Tan kober pepaes sarira, tan tinolih sinjang kemben” yang bermakna bahwa pemimpin yang tidak sempat mengatur negara karena direpotkan dengan berbagai masalah? Hal ini dengan versi lain dikatakan oleh Ronggowarsito, bahwa saat ini masuk pada era pemimpin ”Satrio Boyong Pambukaning Gapuro” dengan segala fenomenanya. Sejujurnya bisa dikatakan bahwa di era kepemimpinan SBY – JK saat ini telah terjadi banyak bencana dan kecelakaan, sampai-sampai terlihat tidak sempat mengatur negara. Banyak kebijakan-kebijakan beliau yang mandul dalam pelaksanaannya walaupun banyak dibantu orang-orang pandai di bidangnya. Berpotensi terjadinya disintegrasi bangsa, yang ditunjukkan dengan berbagai konflik kepentingan antar sesama anak bangsa. <br /><br />Setidaknya jika kita jeli, maka gambaran-gambaran yang telah diungkapkan para leluhur nusantara beratus-ratus tahun yang lalu telah muncul menjadi kenyataan saat ini. Dengan pemahaman ini maka kita dapat meraba apa yang akan terjadi setelah ini. Diperlukan kearifan lahir dan batin dalam memandang dan menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini dengan “penuh kesadaran”. Sadar sepenuhnya bahwa bumi dimana kita berpijak ini memiliki sifat dan karakter tersendiri. Nusantara adalah nusantara, dan bukan negeri yang lainnya. Segala apa yang tumbuh di jagad nusantara ini, baik sisi geografis, flora dan fauna, termasuk keragaman etnis beserta tradisi dan budayanya sudah menjadi ketetapan-Nya (sunatullah). Hanya nafsu-nafsu manusia saja dalam hal ini yang merusak segala tatanan yang ada.<br /> Sangat ironis dan dilematis menghadapi persoalan ini. Manusia di jaman sekarang ini maunya hanya mengandalkan upaya-upaya penalaran secara logis bersifat lahir. Padahal persoalan yang dihadapi adalah peristiwa di luar nalar. Sedangkan upaya batin yang banyak dilakukan telah terkontaminasi mengandung “kepentingan-kepentingan” tertentu. Dibutuhkan “kearifan bersama” dan toleransi yang sangat tinggi menyikapi fenomena alam yang terjadi saat ini. Secara potret spiritual pun sangat rumit upaya penyelesaiannya. <br /><br />Namun secara hakekat spiritual, fenomena kejadian alam ini merupakan satu paket dari serangkaian kejadian-kejadian yang lain. Dimana merupakan tanda yang memberikan pesan bahwa “kebaikan dan keburukan” di negeri ini akan sama-sama muncul di permukaan. Namun kemunculan ini akan membawa aura panas dan memakan korban. Segala keburukan akan terkuak yang akan dilibas dengan datangnya kebaikan. <br /><br />Dari apa yang telah saya ungkapkan sejauh ini mudah-mudahan membawa banyak manfaat bagi kita semua, terutama hikmah yang tersirat dari wasiat-wasiat nenek moyang kita, para leluhur Nusantara. Menjadi harapan kita bersama di tengah carut-marut keadaan negeri ini akan datang cahaya terang di depan kita. <br /><br />Demiki penulisan “Kupas Satrio Piningit Menuju Nusantara Jaya” yang dilengkapi dengan karya-karya warisan leluhur nusantara seperti yang telah dipaparkan di diatas sebagai penguat dasar kajian. Secara khusus dalam memberikan kesimpulan yang lebih jelas tentang segala sesuatunya yang terpapar berdasarkan input-input sipiritual yang diterima langsung oleh penulis. Semoga ini bermanfaat bagi seluruh anak cucu leluhur nusantara sebagai wacana dan bahan perenungan dalam menghadapi segala situasi yang sedang terjadi di negeri kita tercinta dewasa ini. Semoga kita senantiasa menjadi insan yang istiqomah, eling dan waspada dalam menggapai ridho-Nya. <br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b>Sumber : https://mataram351.wordpress.com</b></i></span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-75712691022279208672015-05-18T22:52:00.000+07:002015-05-18T22:56:01.566+07:008 Ramalan Prabu Sri Aji Jayabaya<ul class="UFIList" data-reactid=".1"><div class="_4-u3 _5cla">
<div class="_5k3v _5k3w clearfix">
<div>
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">RAMALAN PERTAMA</span></b></i></span> : "Murcane Sabdopalon Nayagenggong"<br />
Sri Aji Joyoboyo yang hidup pada abad keduabelas masehi (1100-an) memprediksi agama Hindu-Buddha berkembang 1000 tahun di Nusantara beserta kejayaan bagi kerajaan yang memeluk agama tersebut. Seiring dengan perkembangan Hindu-Buddha di Tanah Jawa dan Nusantara juga lahir pula seorang utusan-Nya pembawa Islam pada 571 Masehi di Mecca yakni Rasulullah Muhammad s.a.w. sang penerima firman Allah s.w.t. tersusun dalam Al-Qur'an yang mahasuci didampingi Hadist Nabi yang dimuliakan<br />
<br />
Usai 1000 tahun berkembang Hindu-Buddha maka sudah pada tempatnya giliran bagi yang lain, yakni akan digantikan oleh Islam sebagai agama negara bagi kerajaan di Jawa dan Nusantara. Sri Aji Joyoboyo juga menyatakan Dang Hyang Tanah Jawi Sabdo Palon dan pendahulunya Noyo Genggong akan murca dari marcapada selama perkembangan agama Islam pada abad kelimabelas masehi (1400-an) yang ditandai dengan bangkitnya kerajaan Islam di Jawa. Sabdo Palon tidak akan mencampuri Islam dan perkembangannya di Jawa dan Nusantara demi membikin manusianya jadi manusia seutuhnya, komplit, dan sempurna<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xpf1/v/t1.0-9/734503_10151980300492136_1173817843_n.jpg?oh=7ae341c887c2d7aea524c4ddab4f4f58&oe=55CC1B56&__gda__=1443444747_5ea3b18c2d373d3ea045392cb279f10b" /><br />
Maka terimalah, sudah menjadi takdir kerajaan Hindu-Buddha yang gemilang Majapahit berganti kerajaan Islam pertama di Nusantara Demak. Dan sayang sekali karena baru berdiri kerajaan Demak yang tidak memiliki angkatan laut sekuat Majapahit harus berhadapan dengan kekuatan unggul dari Eropa sehingga hanya dapat sedikit menahan masuknya pelaut bersenjata Portugis, bahkan Portugis berhasil memasuki Nusantara tanpa menemui lawan tangguh di medan laut. Dan berturut-turut bangsa Barat berikutnya Belanda bahkan sangat cerdik untuk mengadu domba kerajaan-kerajaan sisa Majapahit sehingga saling bertempur satu sama lain. Selanjutnya Belanda tinggal memetik hasilnya yakni menguasai kedua belah pihak dalam segala hal, terutama mengandalkan keunggulan kekuatan laut dan persenjataan maju yang berhasil dikembangkan Eropa, mesiu atau senjata api mulai ukuran senapan hingga meriam<br />
<br />
Dengan demikian kekalahan kerajaan Islam terhadap gempuran bangsa Eropa bukanlah menjadi tanggung jawab danghyang tanah Jawi Sabdo Palon Noyo Genggong. Dan andai kata kerajaan Islam atau negara yang menjunjung Islam memperoleh kejayaan maka itu pun bukan melalui campurtangan sang pepunden Nusantara<br />
<br />
Tiap-tiap masa sebuah kerajaan bangkit dan hancur mengalami hal yang sama dengan siklus bintang. Dan semua kerajaan di Jawa mengakui Semar sebagai penguasa gaib dari dunia gaib dengan kemampuan khususnya mengejawantah sebagai manusia biasa. Semar bisa berperan sebagai abdi, punakawan, dan bahkan penasihat utama negara. Tokoh ini selalu turut hadir bersama jatuh-bangunnya kehidupan sederhana maupun sebuah pemerintahan rumit dalam kerajaan. Dan Semar yang terakhir dalam siklus perkembangan 1000 tahun Hindu-Buddha ialah Sabdo Palon Noyo Genggong<br />
<img src="https://scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xpf1/v/t1.0-9/1620665_10151980298122136_623140530_n.jpg?oh=6a4d723ce7e29f27d579cd8c22647046&oe=55C9DE1B" />Armada Laut MajapahitMajapahit yang jaya di laut dan di bumi Selatan, sementara Tiongkok yang berada di bumi Utara adalah pengimbang tatanan politik dunia pada masa itu. Bumi Selatan ada dalam genggaman Majapahit dan dengan keruntuhan Majapahit maka tatanan politik dunia menjadi jomplang dan dengan mudah pula bangsa Barat berkulit putih mengkolonisasi bumi selatan mulai dengan Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan menjadi jalur tanpa ada penjagaan laut yang kuat<br />
<br />
Kehancuran Majapahit oleh berkembangnya Islam yang masuk ke Jawa adalah sebuah siklus sejarah. Sabdo Palon Noyo Genggong tahu bahwa Islam harus berkembang di Jawa dan Nusantara maka dari itu ia bersiap-siap untuk murca dari peranannya mengawal takhta dalam kurun 1000 tahun terakhir. Dalam sumpahnya, ia akan hadir kembali dalam jangka 500 tahun, adakah itu mengisyaratkan Islam akan menemui persoalan rumit setelah berkembang 500 tahun di Nusantara<br />
<br />
"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" ramalan Prabu Joyoboyo yang pertama memang menjadi kenyataan tatkala Raja Majapahit yang terakhir Brawijaya memilih meninggalkan agama negara sendiri dan memeluk Islam. Dengan sendirinya Sabdo Palon memutuskan untuk menghilang atau murca dengan cara baik-baik dari hadapan Sri Brawijaya, "Yang Mulia, kami tidak akan melawan perkembangan sejarah, sejarah yang terus berkembang maju tak pernah mundur seinci pun itu, dan di hadapan Yang Mulia maka Kami berjanji akan kembali kelak di mana bumi manusia mengalami gonjang-ganjing dan segalanya harus dimulai dari awal lagi. Demi melindungi Tanah Jawa dan Nusantara serta bumi selatan. demikianlah ucapan terakhir sebagai kata pamit Sabdo Palon. Majapahit tak pelak lagi meluncur menemui kehancurannya, atas kehendak takdir sejarah<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">RAMALAN KEDUA</span></b></i></span> : Semut Ireng Anak-Anak Sapi<br />
Marcopolo penjelajah Italia pada 1292 meninggalkan daratan Tiongkok setelah bermukim sekian tahun membawa berita dunia menakjubkan bagi benua Eropa. Duaratus tahun kemudian 1492 Christophorus Columbus juga orang Italia mendarat di benua milik bangsa Indian Amerika Utara dan mengabarkan bahwa dunia berbentuk bulat, bundar bola<br />
<br />
Bangsa Eropa berkulit putih terkenal sangat rajin dan ulet bekerja bagai semut hitam, dan selalu meminum susu sapi sejak bayi. Mereka mulai gelisah dan menyiapkan diri dengan kapal-kapal layar kecil gesit dan cepat begitu mengetahui kabar ada dunia besar lain penuh tantangan petualangan. Bertahun-tahun mereka perlukan mendesign kapal yang dipersenjatai untuk mengarungi samudera menemukan dunia baru dalam rangka mencari bahan mentah baru, dan rempah-rempah dari sumbernya langsung di dunia Timur atau di belahan dunia lain.<br />
<br />
Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedua, "semut ireng anak-anak sapi" telah terbukti kebenarannya sejak pertama kali dikumandangkan duaratus tahun yang silam dihitung sejak Marco Polo tiba di Tiongkok bersamaan waktunya dengan berdirinya Majapahit<br />
<br />
Majapahit berdiri 1293 bersamaan waktunya bangsa Eropa mulai memodernisasi kapal-kapal laut mereka dengan bantuan orang semacam Marcopolo yang kembali dari negeri Timur terutama Tiongkok dengan membawa cerita hebat kemajuan teknologi baru dan menerapkannya di Eropa. Majapahit dan benua Eropa berlomba membangun kebesaran masing-masing dengan kapal-kapal laut yang siap bertempur di tengah samudera, Majapahit berada di balik bumi daripada benua Eropa maupun Amerika. Kelak bangsa Eropa berhasil memasuki wilayah Majapahit Nusantara tak perlu berperang menghadapi kekuatan hebat Majapahit karena sedang mengalami konflik intern yang menghancurkan diri-sendiri dalam perang paregreg. Kekuatan adidaya di bumi belahan Selatan itu hancur sama sekali sehingga tidak pernah berkesempatan menghadapi bangsa kulit putih yang datang untuk menginvasi dunia. <br />
<br />
Hindu-Buddha Majapahit tergusur oleh kerajaan Islam yang tidak memiliki angkatan laut yang sekuat Majapahit, akan tetapi memiliki angkatan darat yang tak kalah hebat dengan milik Majapahit. Mereka berhimpun dengan kekuatan Islam di mana-mana yang siap siaga menghadapi bangsa Eropa Nasrani dengan kapal perang bersenjata yang sulit ditaklukkan di mana-mana. Siapa yang lebih unggul dalam pertarungan itu? Konflik perang salib di Eropa dan perbatasan dengan Asia berpindah ke dunia baru, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tenggara serta Asia Timur. Pasukan Tiongkok yang dikirimkan ke perairan Selatan ( Nan Yang tidak begitu kuat untuk membantu kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara menahan banjir bandang kapal-kapal orang Eropa. Tiongkok bahkan berperan dalam merontokkan kekuatan Majapahit sehingga tak ada tameng di perairan Selatan yang cukup disegani di masa sebelumnya. Kekuatan Tiongkok lebih dipusatkan untuk menjaga keamanan di belahan bumi Utara. Sehingga tidak mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan Majapahit.<br />
<br />
Paus Leo X gerah dengan pertikaian sesama bangsa Eropa Nasrani memperebutkan daerah baru di belahan dunia lain, sudah menjadi kewajiban Sri Paus untuk mendamaikan hal tersebut dengan mengeluarkan Jus Patronatus atau Padroado pada 1514. Spanyol mendapat bagian berlayar ke Barat dan Portugis mendapat bagian berlayar ke Timur.<br />
<br />
Dua kekuatan Nasrani yang berlayar berlawanan arah ini akhirnya benar-benar mengelilingi dunia dan bentrok di kepulauan Philipina, Spanyol bertahan di kepulauan tersebut, Portugis mencelat ke Timor Timur. Dua-duanya berusaha memantau dan tetap "ndedepi" kepulauan Maluku penghasil rempah-rempah antara lain pala, minyak kayuputih, dan cengkeh.<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xap1/v/t1.0-9/1495556_10151980113352136_1551913627_n.jpg?oh=6e67ad9585dd18861b119e66cb534723&oe=55CBD5DE&__gda__=1439912964_53800178d49354f863f94c34a553e94d" />Cornelis de Houtman<br />
<br />
Sementara itu ada sebuah bangsa Eropa lain, semut ireng paling rajin bekerja: membendung laut untuk dijadikan daratan dan memiliki sapi penghasil susu paling banyak di daerah Friesland, dan meminum susunya lebih banyak daripada bangsa lain yakni bangsa Belanda. Cornellis de Houtman mendarat di Batavia atau Sunda Kelapa pada 1596. Bangsa yang paling rajin dan tertib administrasinya ini berhasil menguasai wilayah Nusantara dengan menaklukkan kerajaan Islam dan sisa-sisa pecahan kerajaan Majapahit: Makasar, Kalimantan, Aceh, Bali, Papua, dan Nusa Tenggara. Inilah kedatangan bangsa asing yang sudah diramalkan oleh Sri Aji Joyoboyo limaratus tahun sebelumnya, "semut ireng anak-anak sapi".<br />
<br />
Belanda bertahan menguasai Nusantara selama tigaratus limapuluh tahun, dan terusir bersamaan waktunya dengan kedatangan ramalan Joyoboyo keempat, " kejajah saumur jagung karo wong cebol kepalang alias bangsa Jepang.<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">RAMALAN KETIGA</span></b></i></span> : "Kebo nyabrang kali" <br />
Georgi Dimitrov salah satu petinggi Komintern atau Komunis Internasional dituduh oleh pengadilan Jerman Adolf Hitler mendalangi sebuah aksi kerusuhan membakar reichstaat Jerman. Pokok pangkal inilah Hitler telah merekayasa tuduhan yang tidak terbukti maka dianggap mengumumkan genderang perang terhadap komunisme. <br />
<br />
Dimitrov pun memaklumatkan seruan ke seluruh kubu komunis berperang terhadap fasisme. Maka Jerman menghadapi lawan tangguh negeri-negeri sosialis dan terutama Sovyet Uni, negeri sosialis pertama di dunia. <br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xfp1/v/t1.0-9/s720x720/1002678_10151980110642136_669200806_n.jpg?oh=cfd1c7d120abe5a9c5aaaafddfdd2c18&oe=55C148E7&__gda__=1439858030_3fc99764bc5133185a033869b6f7f325" />Pasukan Nazi Jerman<br />
<br />
Semenjak krisis ekonomi 1929 Adolf Hitler tampil memimpin Nazi 1933 dan menggerakkan Jerman dengan fokus utama industri Jerman ialah membangun kekuatan militer besar-besaran, dan dalam tempo lima tahun 1938 kekuatan militer yang terkuat di Eropa itu menganeksasi Austria. Sekutu yang dimotori Inggris dan Amerika Serikat belum mengambil tindakan sampai Jerman Hitler menyerbu Ceko dengan kekuatan militer besar-besaran melancarkan dan menguji coba blitzkriegnya yang gemilang. Akhirnya 3 September 1939 Sekutu mengumumkan perang terhadap Jerman. Sementara itu berturut-turut balatentara Jerman berhasil menaklukkan Prancis dan tak ketinggalan Belanda, Belgia tunduk pada keperkasaan Jerman.<br />
<br />
Dalam bayang-bayang pasukan Hitler yang menggentarkan itu maka pemerintahan kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris, menyeberangi selat Channel. Sementara Belanda bergabung dengan Sekutu berperang terhadap Jerman, negeri jajahan Hindia Belanda atau Nusantara mengambil sikap netral terhadap Jerman. Hengkangnya pemerintah Kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris inilah yang telah diramalkan oleh Raja Kediri Sri Aji Joyoboyo, "Kebo nyabrang kali."<br />
<br />
Hindia Belanda terlalu jauh dari pasukan blitzkrieg Hitler di Eropa, akan tetapi terlalu dekat bagi sekutu Jerman di Timur Jauh yakni Jepang. Masuknya Jepang ke Hindia Belanda pada giliran terakhir dalam serbuan pasukan Negeri Matahari Terbit itu sekali lagi pemerintahan jajahan seberang lautan Hindia Belanda mengungsi ke Australia. Kebo nyabrang kali untuk kedua kalinya. Belanda mengungsi karena sudah terlalu kenyang mengeruk kekayaan di Nusantara, kekayaan itu disetor untuk mengenyangkan negeri induk Nederland yang terbukti tidak kuat bergerak menghadapi serbuan Jerman. Sama halnya negeri induknya Hindia Belanda yang kekenyangan tidak mampu menghadapi pasukan Negeri Sakura yang beringas masih kelaparan menyedot semua sumber daya alam dan kekayaan negeri yang ditaklukkannya.<br />
<img src="https://scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xfp1/v/t1.0-9/q81/s720x720/1538638_10151980111487136_748024_n.jpg?oh=2822efd9e51f5528f009fd94a880731f&oe=55C561EC" />Perjanjian Kalijati : Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang<br />
<br />
Hengkangnya pemerintah pusat kerajaan Belanda dan juga pemerintahan jajahan mengungsi menyeberangi lautan itulah yang sudah diramalkan oleh Joyoboyo raja Kediri delapan ratus tahun yang silam.<br />
<br />
Hindia-Belanda tidak sendirian menghadapi serbuan Jepang, juga Inggris di Malaya, Singapura, dan pasukan Prancis di Indocina serta Amerika Serikat di Filipina. Semua saja menyeberangi lautan untuk mengungsi menyelamatkan ekor sendiri meninggalkan anak jajahan diambil orang lain. <br />
<br />
Seekor kerbau punya hobi mandi di kubangan yang berisi air, apalagi di sebuah sungai yang melimpah-ruah airnya, ia tidak mungkin mau mentas dan menyeberangi sungai tanpa alasan yang luarbiasa. Alasan agar seekor kerbau menyeberangi sungai cuma dengan dipaksa atau terpaksa saja. Karena kerbau yang sudah kenyang makan dan kenyang berendam di air akan cenderung bermalas-malasan saja. Dan yang memaksa kerbau Belanda hengkang ialah kekuatan militer unggul dari bangsa lain. Sementara kekuatan militer sendiri tidak siap digunakan menghadapi serbuan dari luar semacam itu, melainkan hanya dipersiapkan dan digunakan untuk menindas pribumi jajahan yang tidak bersenjata dan lemah dari segi apapun. Pasukan militer Belanda punya kemampuan militer hanya sekelas menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Belanda lebih menggunakan akal yang diwujudkan dengan politik pecah-belah dan kuasailah. Dan terutama berkat bantuan Pribumi sendiri yang lebih memilih berpihak pada kekuatan asing.<br />
<br />
Pasukan blitzkrieg Jerman akhirnya gagal menghadapi Tentara Merah di front Timur dalam daerah Uni Sovyet. Kekalahan di Russia itu menyebabkan keruntuhan kekuatan Jerman, dan Hitler bunuh diri atau dibunuh oleh pihak tertentu. Dengan demikian pada akhirnya pasukan militer Jerman menyerah pada Sekutu setahun lebih dulu daripada menyerahnya kekaisaran Jepang pada Amerika Serikat karena ledakan bom atom di jantung kota Jepang yang dijatuhkan dari pesawat militer Amerika Serikat. Sovyet Uni atau Uni Sovyet yang berada di pihak Sekutu ikut berhak keluar sebagai salah satu negeri pemenang Perang Dunia Kedua, dunia komunis mendapat kehormatan dengan keunggulan pasukan Merah Uni Sovyet. Dan anugerah kemenangan itu juga dipersembahkan bagi petinggi Komintern Georgi Dimitrov yang gagah berani membela Komintern dan komunisme di depan pengadilan fasis Jerman Adolf Hitler atas tuduhan palsu hasil kerja rekayasa intelijen Nazi Jerman dalam mengenyahkan hantu komunis sejagad.<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">RAMALAN KEEMPAT</span></b></i></span> : "Kejajah saumur jagung karo wong cebol kepalang"<br />
8 Maret 1942 Balatentara darat, laut, dan udara Dai Nippon dan pasukan sipil bunga Sakura yang berani mati dan selalu menang dalam pertempuran melawan bangsa Barat mendarat di segenap penjuru wilayah Nusantara. Lunaslah ramalan Joyoboyo keempat, "kejajah saumur jagung karo wong cebol kepalang". Tentara Kerajaan Belanda tidak kalah gagah-berani menghadapi pasukan dari negeri Asia yang pernah menaklukkan Manchuria, wilayah kerajaan Tsar Rusia pada 1904-1905.<br />
<br />
Semangat tentara kerajaan masih kalah dengan tentara kekaisaran Matahari Terbit, Dewa Amaterasu berpihak pada sang penyerbu dari Utara. Sejak masa kuno orang-orang di Nusantara sudah diperingatkan oleh nenek-moyang agar selalu waspada terhadap arah Utara, karena dari sanalah musuh datang menyerang, dari Utara juga bencana bakal datang di Tanah Jawa. Oleh sebab itu ada sedikit peninggalan warisan leluhur sejak seribu tahun silam atau masa Prabu Joyoboyo dari kerajaan Kediri bertakhta, yakni, "jangan membikin tungku atau luweng untuk memasak mulutnya menghadap ke Utara." Satu lagi, "jangan membuat kakus atau wc yang posisi orang yang mendudukinya sampai menghadap ke arah Utara."<br />
<br />
Bahkan seorang pujangga masyhur Nusantara menulis soal arus balik dari Utara yang terus mengalir ke Selatan: ilmu pengetahuannya, budayanya dan barang-barang dagangannya. Sebaliknya di masa keemasan Majapahit, dan bahkan sejak jaman kerajaan Srivijaya arus mengalir ke Utara: ilmu pengetahuan, budaya, dan barang-barang produk unggulannya.<br />
<img src="https://scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xaf1/v/t1.0-9/10153780_10151980227442136_1393869356_n.jpg?oh=a54f7b1496bfefd3c07dc9c595366338&oe=55D391AE" />Hinomaru<br />
<br />
Hinomaru berkibar di seluruh Pantai Timur benua Asia sampai ke lautan Pasific di Timur Papua. Terbentuklah garis pertahanan militer yang sangat lebar dan sulit dijaga dari serbuan pasukan Sekutu yang dipimpin negeri Paman Sam. Berturut-turut hengkang dari wilayah koloni atau jajahannya: Prancis di Indocina, Belanda di Hindia Belanda, Inggris di Malaya, dan Singapura. Bangsa Jepang berhasil mengubah peta politik dunia, khususnya di Asia. <br />
<br />
Prabu Joyoboyo sudah mengidentifikasi bangsa cebol kepalang ini seribu tahun yang lalu bakal menjadi superpower di bidang militer. Dalam pandangan Jawa yang kecil akan mengalahkan yang besar, orang cebol kepalang atau bertubuh pendeklah yang bakal mengalahkan orang-orang besar dari Barat.<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xtf1/v/t1.0-9/10003982_10151980215487136_451711371_n.jpg?oh=5337197756627edd68602816424a4a04&oe=55C7427E&__gda__=1443343843_f0510b38bb25499657a594b65e3c3830" />Balatentara Jepang<br />
<br />
Pribumi Nusantara yang terpuruk melata di bawah kaki bangsa Barat selama tigaratus limapuluh tahun mendadak sontak dibangunkan dari tanah dengan didikan pasukan Jepang yang keras dan tak kenal ampun. Senjata mulai diberikan kepada Pribumi yang mau berjuang bersama Jepang untuk menghadapi bangsa Barat atau Sekutu. Korban selama masa pendidikan militer Jepang berjatuhan, kesengsaraan hidup melanda rakyat di segenap wilayah Nusantara. Kelak buah kesengsaraan itu yang diawali hengkangnya bangsa Barat membikin Pribumi harus berdiri di atas kaki sendiri di atas tanah tumpah darah negeri sendiri dan memerintah bangsa sendiri, semua itu dapat ditempuh dengan merebut kemerdekaan dan kedaulatan ibu pertiwi Nusantara.<br />
<br />
Dai Nippon diramalkan menjajah Nusantara selama seumur benih jagung dapat disimpan, tiga setengah tahun! Dai Nippon yang bergabung dengan Jerman Hitler masih terus berjuang sendiri dengan ulet dan tekun. Sekutu merasa biaya militer sudah terlampau besar dikeluarkan di medan Eropa menghadapi Jerman dan sekutunya. Untuk menaklukkan pasukan Dai Nippon yang memiliki garis pertahanan begitu panjang di Asia Timur dan sebagian kepulauan di Pasifik pada akhirnya Sekutu atau Amerika Serikat memilih menggunakan cara ekonomis dan praktis: meledakkan bom nuklir di jantung wilayah Jepang. Walhasil pemenang perang dunia kedua yang sejati adalah senjata nuklir dan bukan Amerika Serikat. Pasukan Amerika tidak mati-matian dalam mengalahkan Jepang dengan cara yang umum dan terhormat.<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xfa1/v/t1.0-9/s720x720/1016899_10151980219992136_709503751_n.jpg?oh=6a1a3095643fd3ba7024d1ea9c808260&oe=5607C4FA&__gda__=1443708876_0a758f4877b44f5b1b22b9e8349a40d1" />Bom atom Hiroshima<br />
<br />
Jepang tidak sepenuhnya kalah di medan peperangan akan tetapi kalah karena atas instruksi pimpinan tertingginya Kaisar Jepang.<br />
<br />
Bangsa cebol kepalang itu selama menduduki Jawa dan Nusantara menghadapi lawan-lawan tangguhnya: partai komunis Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, partai sosialis, partai nasionalis, dan orang-orang Islam progresif lainnya, dan tentu saja segenap rakyat Nusantara. Segenap komponen perlawanan itu telah memilih pemimpin mereka: Bung Karno. Bung Karno tidak terang-terangan memusuhi Jepang, akan tetapi mengambil taktik berpijak di dua tempat sekaligus. Kaki kiri berada bersama pasukan Dai Nippon, sementara kaki kanannya bahu-membahu melawan Jepang dengan berbagai cara bersama pejuang Pribumi lainnya.<br />
<br />
Bung Karno tahu siapa-siapa yang berjasa dalam merebut kemerdekaan, orang komunis, orang nasionalis, dan orang sosialis, dan orang Islam dan seterusnya. <br />
<br />
Dai Nippon menyerah kepada bom nuklir milik Amerika Serikat pada 14 Agustus 1945. Pemenang perang dunia kedua lainnya Sovyet Uni dedengkot negeri komunis pertama di dunia rupanya tidak dapat hidup berdampingan secara damai dengan negeri kapitalis lainnya, karena sudah sejak manifes komunis diluncurkan pada abad kedelapan belas hantu komunis tidak pernah ditolerir oleh paham lain di dunia ini. Sasaran tembak Amerika adalah negeri komunis Soviet Uni dan berakibat timbulnya Perang Dunia Dingin. Dua ideologi mengelompokkan diri masing-masing dengan memilih salah satu pihak. Slogan Amerika lebih keras lagi, "berkawan dengan kami memusuhi komunis atau menjadi musuh besar kami." Tidak adanya pilihan netral sama sekali.<br />
<br />
Imbas Perang Dunia Dingin itu sangat mewarnai kemerdekaan yang akhirnya dikumandangkan oleh Penyambung Hati Rakyat Indonesia: Soekarno didampingi M. Hatta. Semasa pendudukan Jepang keduanya sudah sering menyusun strategi bersama menghadapi masa depan. Mereka dalam menyikapi Perang Dunia Dingin mengambil sikap berlawanan. Bung Karno bersikap Netral sementara Hatta memihak memusuhi komunis. Dua peran antagonis dari kedua proklamator RI itulah yang pada akhirnya melahirkan drama-drama perang kemerdekaan yang memilukan. Bangsa sendiri bertempur dengan sesama saudara sendiri. <br />
<br />
Perang saudara antar bangsa sendiri sejak perang kemerdekaan ternyata terus membesar dan puncak klimaksnya termaktub dalam ramalan Joyoboyo kelima, "pitik tarung sak kandang."<br />
<br />
<span style="color: purple;"><span style="font-size: large;"><i><b>RAMALAN KELIMA</b></i></span></span> : "Pitik tarung sak kandang"<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xtp1/v/t1.0-9/q91/s720x720/1975080_10151980241572136_17219342_n.jpg?oh=48fc9dfcc98ffa7bd30517b139e3cef2&oe=55C83522&__gda__=1439012079_1123cee4740b74473214b47f92ac22d2" />Lintang kemukus : Komet Ikeya Seki 1965<br />
<br />
Pada 30 September 1965 di lapisan stratosfir langit malam, pada radius tiga kilometer dari kraton Sri Aji Joyoboyo, para penduduk menyaksikan "lintang kemukus" bergerak pelahan ke arah utara. Benda langit cerah bersinar persis pesawat angkasa luar yang diidentifikasi selama berabad "lintang kemukus" yang bergerak lambat di langit itu menjadi pertanda datangnya peristiwa besar di jagad manusia.<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xfp1/v/t1.0-9/s720x720/10153885_10151980120507136_894661395_n.jpg?oh=7d1b7c6fbbc615658deaf9a4772ff252&oe=55CBE895&__gda__=1439375301_222e91f3aa12f4eba5f26f7ab314ba38" />massa PKI Malam-malam perburuan 20 juta anggota komunis di Nusantara mulai dicanangkan. Partai komunis ketiga terbesar di dunia berada dalam kepungan negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sepuluh tahun yang silam kaum komunis berhasil menempati anak tangga keempat dalam pemilu paling demokratis di negeri Pancasila, suatu sintesis ideologi-ideologi yang ada di gelanggang politik dunia dicetuskan Bung Karno, penyambung hati rakyat Indonesia.<br />
<br />
Sri Aji Joyoboyo seorang putra dari cinta sejati Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati, kedua remaja pilihan ini adalah putra mahkota dari dua kerajaan di tepi sungai Brantas. Perkawinan kerajaan yang mereka jalani sebelumnya penuh dengan drama percintaan paling dikenang selama berabad oleh penduduk Jawa bagian Timur.<br />
<br />
Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati yang belum bertemu satu sama lain sempat menolak perjodohan dua kerajaan atas diri mereka. Dewi Sekartaji mengembara bertahun-tahun, demikian pula Inu Kertapati, keduanya remaja paling cantik dan paling tampan di kerajaan Daha dan Jenggala. Singkatnya mereka akhirnya bertemu di pulau Dewata dan saling jatuh cinta satu sama lain. Perkawinan pun berlangsung meriah, dua kerajaan digabungkan, dan dari hasil cinta sejati mereka lahirlah seorang manusia unggul Sri Aji Joyoboyo yang kelak marak menjadi raja kerajaan Kediri. Dalam masa pemerintahannya sastra dan seni berkembang luar biasa pesatnya. Perkataan yang berwujud ramalan-ramalan dari segenap cerdik-pandai di seluruh negeri dikumpulkan dan dipilih yang terbaik untuk dipersembahkan kepada yang mulia Sri Aji Joyoboyo. Dengan bahan melimpah itulah sang raja besar itu mempublikasikan ramalan kelima "pitik tarung sak kandang" untuk menggambarkan perang saudara masa depan di tanah Jawa.<br />
<br />
Gerakan september 1965 memicu pertarungan dua ideologi yang bertentangan, di satu sisi kubu materialis, yang diwakili oleh 20 juta komunis, di sisi lain terdapat kubu idealis, yang diwakili 60 juta muslim. Kaum komunis menggunakan sistem filsafat materialisme dialektis. Kaum muslim masuk kubu idealis. Jika kedua sistem itu berhadapan dalam realitas kehidupan maka yang terjadi adalah pertentangan paham, tidak kurang-kurangnya Bung Karno berusaha mendamaikan pertentangan komunis dan Islam dalam wadah Nasakom, lebih lanjut lagi di forum legislatif dibentuk kabinet "gotong-royong". Usaha kecil Bung Karno yang memiliki visi luar biasa sejak 1926, berusaha menghindarkan terjadinya "pitik tarung sak kandang". Bung Karno sangat menguasai ramalan Sri Aji Joyoboyo tersebut.<br />
<br />
"Pitik tarung sak kandang" artinya ayam peliharaan yang setiap pagi dan petang berada dalam ruangan yang sama. Ayam dalam satu ruangan itu setiap hari hidup rukun di luar ruangan. Kandang di sini bukan kandang yang rapat, ayam yang dipelihara penduduk di Jawa biasanya dibuatkan pijakan-pijakan bambu atau kayu untuk tidur si ayam. Ayam tersebut bebas keluar masuk ruangan kapan saja atas kemauan sendiri. Mereka berada dalam rumah yang sama dan hidup rukun. Sangat jarang terjadi ayam dalam satu "kandang" saling berkelahi di dalam kandangnya. Bahkan tidak pernah terjadi perkelahian ayam dalam kandang bebasnya itu. Perkelahian kecil biasanya rebutan tempat "mangkring" yang kuat, ayam dewasa, memilih berada di depan. Ayam muda oleh pemiliknya dipisahkan, dikurung tersendiri.<br />
<br />
Dalam kandangnya puluhan ayam itu tidak pernah berkelahi karena mereka hanya berkumpul pada petang hari untuk mulai tidur malamnya yang berlangsung hingga subuh. Saat mereka terbangun dan keluar kandang itulah sang pemilik menjamu santapan pertama, selanjutnya terserah anda mau cari makan di mana.<br />
<br />
Dalam enam bulan saja komunis dibantai lawan-lawannya, segenap peranan mereka telah disingkirkan dari pemerintahan, pers, dunia pendidikan dengan memenjarakan tanpa proses pengadilan. Jutaan pegawai aparat pemerintah Bung Karno tidak perlu dibayarkan pensiun mereka, walau sudah bekerja sejak perang kemerdekaan. Sangat ekonomis!<br />
<img src="https://scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xtp1/v/t1.0-9/s720x720/1504007_10151980098832136_283120855_n.jpg?oh=0b5f31cf4e602e4db932eaa5e36a961b&oe=560611E5" />digiring sebelum dieksekusi<br />
<br />
Pembantaian kaum komunis yang tengah terjadi itu adalah hasil provokasi oleh oknum yang dimaksud dalam ramalan keenam sri Aji Joyoboyo: "kodok ijo ongkang-ongkang", yang berkuasa tepat selama empat windu. "Kodok ijo ongkang-ongkang" dibantu oleh pihak asing yang tengah menjalankan doktrin McCarthy, membasmi komunis dari muka bumi.<br />
<br />
Komunis Indonesia musnah tak bersisa yang tersisa onggokan arang yang mengepulkan asap tipis. Di musim penghujan bakal tumbuh tunas baru di tumpukan berwarna hitam itu, karena negeri Nusantara sangat subur untuk mengubah kegersangan menjadi hijau kembali dengan tumbuhnya beraneka tanaman baru, termasuk yang sudah dianggap musnah.<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">RAMALAN KEENAM</span></b></i></span> : "Kodok ijo ongkang-ongkang"<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xfp1/v/t1.0-9/s720x720/10153042_10151980115022136_599794272_n.jpg?oh=5a671be7e1372287d8862a516fb50a37&oe=55C5AD44&__gda__=1439024148_fad6f14868f5aa27bbf910ec89b7194c" /><br />
Partai Komunis Indonesia hancur berantakan dalam semalam, bahkan tanpa seorang pun pasukan Amerika Serikat nongol di sini untuk turun tangan langsung. Di Vietnam sana di waktu yang bersamaan pasukan Amerika Serikat sudah lebih dari setengah juta pasukan bekerja keras turun tangan langsung dalam membasmi orang-orang komunis Vietcong. Usaha Amerika itu tidak juga berhasil mengatasi terowongan tikus orang Vietnam yang tersohor itu. Tidak cukup dengan pasukan militer, juga ikut diterjunkan ke medan pertempuran Vietnam segala jenis senjata modern, senjata kimia, senjata biologi semua saja ditujukan untuk membasmi manusia komunis Vietnam. Amerika gagal menghadapi pasukan komunis Vietnam, karena orang-orang komunis Vietnam lebih unggul daripada orang-orang komunis Indonesia yang masih dibangunkan oleh Bung Karno nasion dan character rakyatnya. Paman Ho atau Ho Chi Minh lebih berhasil membangun character dan nation rakyat Vietnam. Paman Ho mendapat bantuan dari tetangga akrabnya Republik Rakyat Tiongkok yang dikomandani Kawan Mao Dze Dong yang masyhur dalam memimpin Tentara Merah Tiongkok berhasil mengalahkan pasukan Chiang Kaishek, Kuomintang dukungan Amerika Serikat.<br />
<br />
Jangan dilupakan peran sentral Zhou Enlai, Perdana Menteri Tiongkok yang disebut-sebut lebih dulu menjadi anggota PKT daripada sang ketua Mao sekitar 1921. Kawan Zhou dan Paman Ho dekat sekali hubungannya terutama tatkala Vietnam membutuhkan sokongan moril maupun materil dalam menahan serangan pasukan militer Amerika Serikat pemenang perang dunia kedua, kekuatannya tak diragukan lagi.<br />
<img src="https://scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xfp1/v/t1.0-9/1977014_10151980133947136_734537965_n.jpg?oh=911f2a4f31889bc85751da91fa867d1c&oe=55C4EE06" />Militer ANgkatan Darat<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">Ramalan keenam Joyoboyo</span></b></i></span>, "Kodok ijo ongkang-ongkang" bisa berarti berkuasanya kaum hijau yang juga bisa berarti hijau daun atau hijau berlian. Hijau berlian berarti simbol pakaian militer angkatan darat (AD). <br />
<br />
Kodok ijo mengeluarkan suara dari kantung udaranya dan terdengar, "oooong....kaaaang, oong... kang.....ong....kang.". Suara sang kodok itu di musim banjir penghujan sangat riuh-rendah, bahkan ribuan kodok ijo berkumpul menjelang hari mulai gelap untuk melantunkan orchestra simfoni, "ong-kang-ong-kang" mengisi keheningan malam basah oleh banjir atau hujan terus-menerus. Sang kodok begitu riuhnya memperdengarkan kemerduan suaranya dengan satu tujuan menarik lawan jenisnya untuk dikawininya.<br />
<br />
Tanpa ada air melimpah ruang di kebun atau di halaman rumah atau di tegalan, maka tak akan datang kodok ijo dan riuh-rendah sepanjang malam bersimfoni ria. Banjir darah akibat gerakan September 1965 mengundang militer angkatan darat turun ke arena untuk mengambil alih kekuasaan di Nusantara dari tangan Bung Karno yang berusaha membikin keseimbangan antara PKI dan AD.<br />
<br />
Dengan sendirinya AD yang hijau itu menjadi kekuatan dominan di Nusantara dan mendukung penguasa baru Jendral Suharto yang fasis dan otoriter sehingga berhasil berkuasa selama empat windu untuk membikin rakyat Nusantara seragam berfikir dan berbuat dalam hidupnya. Mau coba pikiran dan suara lain, hadiahnya penjara. Kalau agak ringan kesalahannya akan mendapatkan hadiah "diponggal-panggil" koramil atau kodim. Di sana dapat bogem mentah atau tidak itu lain perkara lagi. <br />
<br />
Masa rejim "kodok ijo ongkang-ongkang" tidak berarti militer terutama AD hanya ongkang-ongkang kaki saja, tidak. Justru AD bekerja keras untuk tetap menjaga bahaya laten komunis yang baru saja dikalahkan oleh AD sendiri. Komunis yang tumpas sampai ke akarnya berkat mantra sakti Jendral Soeharto, "tumpas habis sampai tujuh turunan" siapa saja yang terlibat komunis, selalu bekerja keras mencegah bangkitnya komunis di negeri Nusantara yang berubah menjadi negeri tergantung sejak masuknya modal asing akibat dibukanya keran modal oleh Jendral Besar Soeharto yang membikin sebagaian rakyat memujanya mampu membikin rakyat sejahtera.<br />
<br />
Akan tetapi sayang sekali slogan "awas bahaya laten komunis" itu terlalu berlebihan dikoar-koarkan selama Jendral Soeharto berkuasa. Padahal sudah jelas bin gamblang komunis sudah hancur tak punya kekuatan apapun, eeeeh kok menakuti rakyat banyak akan bahaya komunis yang cuma pepesan kosong itu. Eiit itu bicara waktu itu lho. Entah kekuatan mereka saat ini 2010. Ujung-ujungnya intimidasi dan teror kepada rakyat, dan ujung-ujungnya lagi Bapak Pembangunan itu terus terpilih dan terpilih lagi jadi Raja eh Presiden RI.<br />
<br />
Prabu Joyoboyo hampir seribu tahun yang silam sudah meramalkan datangnya penguasa militer baru berbusana hijau, yakni AD. Ceritanya sang penguasa itu muncul setelah terjadinya perang saudara di Nusantara dalam, "Pitik tarung sak kandang". Setelah sang kodok tidak berkuasa lagi tampillah rejim baru yang disebut rejim reformasi. Apa yang terjadi, "kodok ijo, kodok bangkak, kodok percil, dan kodok pohon, dan lainnya ramai-ramai memperdengarkan suaranya tanpa hambatan lagi datang dari manapun. Dan ujung dari kebebasan itu ialah eyel-eyelan untuk menonjolan pendapat sendiri yang belum tentu benar <br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">RAMALAN KETUJUH</span></b></i></span> : "Tikus Pithi anoto baris"<br />
<br />
Ramalan ketujuh Sri Aji Joyoboyo (1145-an): Tikus pithi anoto baris interpretasinya tikus merah menyusun barisan! Merah tatkala masih bayi belum tumbuh bulu, dan kelak menjadi hitam oleh bulunya sendiri. Sifat utama tikus phiti antara lain: gesit, semau sendiri, susah diatur, dan lucu. Tikus phiti pandai menyembunyikan diri akan tetapi belum mampu bikin persembunyian sendiri, yakni berupa lubang-lubang dalam tanah, atau membikin sarang dari bahan yang ada di sekitarnya. Manusia tanpa alat bantu susah untuk menangkap dan memburu makhluk yang satu ini.<br />
<br />
Tikus yang satu ini benar-benar menyusun barisan bila pemimpin besarnya (induknya) dibunuh atau melarikan diri karena diuber-uber. Jika keadaan biasa tanpa gangguan maka ia bergerak tanpa formasi alias kocar-kacir tanpa tujuan semua gerakannya.<br />
<br />
Tikus-tikus pithi menyusun barisan bila mereka sedang kelaparan hebat, karena musim paceklik atau sarangnya diobrak-abrik dan digusur, dan juga berubah agresif tatkala mereka mendapat mangsa empuk.<br />
<br />
Semasa Sri Aji Joyoboyo memerintah di Kediri tikus pithi sebagai julukan pada anak-anak remaja yang beranjak dewasa, tidak lagi merah tapi sudah bersemu kehitaman. Tikus dalam konteks ramalan bisa sebagai perlambang kaum muda, angkatan muda, atau pemuda dalam lingkup pusat kerajaan Kediri. Sri Aji Joyoboyo sangat membutuhkan pasukan laut terutama bertugas sebagai prajurit dan paling dapat dipercaya tentu pemuda setempat dan di samping itu suara mereka benar-benar diperhitungkan dalam percaturan politik kerajaan.<br />
<br />
Kerajaan laut tapi berpusat di pedalaman itu menguasai daerah pengaruh meliputi Jambi di pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Tidore, sehingga selalu memperkuat pasukan laut demi keperluan menjaga wibawa kerajaan di wilayah pengaruhnya. Angkatan muda mendapat porsi lebih untuk diterima sebagai abdi negara. Dengan strategi sedemikian rupa membuka peluang bagi pemuda, maka tidak ada gerakan pemuda yang berusaha untuk menggalang persatuan merongrong kekuasaan sang Prabu Joyoboyo.<br />
<br />
Sejarah kemudian mencatat pada 1222, seratus tahun sejak kekuasaan Sri Aji Joyoboyo di mana angkatan mudanya sudah kurang mendapatkan porsi dalam pemerintahan, tiba-tiba dari suatu daerah kurang lebih limapuluh kilometer arah ke Timur kerajaan Kediri, gerakan pemuda pimpinan Arok membariskan pasukannya menggempur Kediri. Panglima perang kerajaan Kediri Mahesa Wulung adik dari raja Dandang Gendis atau Krtajaya tewas di Ganter sehingga pasukan Kediri menelan kekalahan dalam pertempuran melawan pasukan Arok.<br />
<br />
Arok tercatat sebagai orang pertama yang memimpin pemberontakan atau kudeta dengan hasil gemilang dalam sejarah Nusantara.<br />
<br />
Adanya ramalan tikus pithi anoto baris ditafsirkan sebagai pemberontakan bersenjata rakyat dari segenap penjuru Nusantara adalah mustahil, kecuali dilakukan oleh unsur militer yang menguasai senjata. Rakyat jelata jelas tidak punya senjata api dalam jumlah cukup untuk mengadakan pemberontakan skala besar.<br />
<br />
Kaum muda memang mulai mengorganisir diri akan tetapi terpecah-pecah dan berorientasi ke berbagai jurusan, masing-masing berkutat di dalam kelompok sendiri. Mereka berwarna-warni idealismenya ada merah, hijau, biru, kuning, dan merah jambu serta mengelompokkan di sebagai kiri, tengah, dan kanan. Ibarat dalam jejer wayang mereka saling berseberangan sehingga mudah diadu-dombakan.<br />
<br />
Angkatan muda memang selalu tampil dalam setiap goro-goro dalam pemerintahan RI, dan keberhasilan mereka selalu berpindah tangan dan diambil alih pihak lain. Peranan mereka kembali cuma penggembira yang tidak mampu memfoloup hasil gerakannya yang berhasil. Sepertinya mereka mulai menyadari hal demikian, dan mulai memasang strategi baru. Demo damai yang berubah anarkis mudah sekali ditumpas, atau mengambil jalan parlementer yang memerlukan waktu panjang dalam meraih kemenangan. Hingga pada akhirnya yang paling mudah bagi angkatan muda dengan jalan mengumpulkan opini massa menggunakan jejaring sosial digital.<br />
<br />
Jadi "tikus phiti anoto baris" berarti angkatan muda menyusun barisan. Bukan barisan pemberontakan bersenjata, bukan demo anarchi, dan bukan menunggu waktu generasi tua menyerahkan kekuasaan kepada angkatan muda. Sehingga angkatan muda menjadi angkatan tua. Pemuda maju lain lagi masih memiliki kekuatan kecil dalam mendukung gerakan perubahan sistemik, dalam pada itu idealisme pilihan mereka belum mampu mempersatukan kekuatan dari berbagai elemen. Idea-idea pemersatu yang sudah tersedia antara lain Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, atau Nasakom, sejak era Majapahit hingga Kemerdekaan RI dan pasca kemerdekaan. Sekarang idea terakhir itu sudah pincang, karena salah satu kakinya buntung. Sedangkan idea yang lain diselewengkan menurut kepentingan penguasa sendiri. Adalah tugas angkatan muda membikin utuh dan memurnikan kembali seperti sediakala semua idea yang dicetuskan dan diajarkan oleh para pemimpin Nusantara sesuai jamannya itu.<br />
<br />
Kelak dengan berhasilnya angkatan muda menyusun barisan bersama untuk tujuan bersama memurnikan semua idea pemersatu dan mampu mewujudkannya dalam aksi, maka makna sesungguhnya ramalan Joyoboyo ketujuh itu terbuktilah kebenarannya.<br />
<img src="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xfa1/v/t1.0-9/s720x720/10154350_10151980208697136_1144481628_n.jpg?oh=0412b64b168683d0d05f8404cd2454dd&oe=560D3CAF&__gda__=1439780162_b0d026ae456f1c5668aba44fa47dde48" />Demo mahasiswa Mei 1998 <br />
Ada pula yang menafsirkan Tikus Pithi anoto baris adalah Gerakan Mahasiswa yang menurunkan kekuasaan Presiden Suharto 1998 silam.<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">RAMALAN KEDELAPAN</span></b></i></span> : "Kembalinya Titisan Noyo Genggong Sabdo Palon"<br />
<br />
Dua pendeta penasihat sekaligus punakawan kerajaan Majapahit ini memang bukan tokoh sembarangan. Selama ini ditafsirkan sebagai makhluk halus. Wadag atau tubuhnya memang sebagaimana lazimnya orang biasa. Roh halus atau roh gaibnya yang luarbiasa, ia mampu bereinkarnasi ribuan kali sejak manusia pertama tinggal di bumi.<br />
<br />
Sebagai pendeta Buddha Jawa (Jowo Sanyoto, agama negara Majapahit) utama di kerajaan Majapahit ilmu agamanya sempurna bahkan lebih sempurna dibanding para pengikut utama Dalai Lama di Tibet. Dari jaman ke jaman Sabdo Palon* terus-menerus berganti raga (wadag), yakni pada saat raganya memang sudah tua dan meninggal dunia.<br />
<br />
Wadag baru pilihan itu tidak atas kemauan pribadi roh Sabdo Palon akan tetapi atas kehendak Sang Hyang Wenang ing Jagad.<br />
<br />
Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedelapan bahwa Sabdo Palon akan kembali ke Nusantara, tentu ditafsirkan Sabdo Palon kelak berkiprah kembali sebagai pendamping dan penasihat daripada pemimpin negeri suatu kerajaan.<br />
<br />
Tatkala Majapahit pada era keruntuhannya sekitar 1478, di hadapan Prabu Brawijaya yang berganti haluan memeluk Islam sedangkan Sabdo Palon tetap bertahan sebagai titah dengan Jowo Sanyoto sebelum murca (lenyap) Sabdo Palon berjanji, "Yang Mulia, kita ditakdirkan untuk berpisah, tetapi harap Yang Mulia ingat limaratus tahun lagi aku akan kembali ke marcapada<br />
<br />
Semasa jaman Majapahit dalam wasiatnya Sabdo Palon mengatakan, "Hanya atas kehendak Sang Hyang Wenang ing Jagad yang maha menentukan manusia pilihan sebagai wadag baru Sabdo Palon." Prosesnya perpindahan Sabdo Palon ke wadag baru berbeda dengan reinkarnasi pendeta Buddha Tibet. Sabdo Palon memasuki tubuh remaja atau dewasa yang telah ditakdirkan Sang Hyang Wenang ing Jagad meninggal dunia dan atas kehendakNya pula tubuh tersebut hidup kembali sebagai reinkarnasi Sabdo Palon baru dengan nama baru.<br />
<br />
"Kejayaan Nusantara yang lebih dahsyat daripada kerajaan Majapahit terwujud bila dunia mengalami goro-goro besar semacam perang dunia dahsyat atau bencana alam berskala besar, misalnya jatuhnya benda angkasa, meletusnya gunung berapi, dan lain-lain. Usai goro-goro terjadi maka dunia akan kembali seperti sediakala. Pada saat itulah tatanan politik dunia baru akan terbentuk dan jauh berbeda dari peta dunia modern sebelumnya. Pasca goro-goro itulah di Nusantara akan muncul Ratu adil dan Sabdo Palon berdampingan menentukan nasib Nusantara dan bumi bagian selatan (Man Yang) dalam satu tata pusat pemerintahan baru,<br />
<br />
Kapankah terjadinya goro-goro besar dan munculnya ratu adil? Pertanyaan itu akan terjawab setelah ada jawaban atas pertanyaan berikut, "Siapakah yang kini dipilih Tuhan menjadi manusia pilihan-Nya ?<br />
<br />
Wallahu A'lam </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="color: red;"><i><b>Sumber</b></i></span> : <span style="color: blue;"><i><b>https://id-id.facebook.com/notes/kota-kediri/8-ramalan-prabu-sri-aji-jayabaya/10151980050487136</b></i></span></div>
</div>
</div>
</ul>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-51696744589368415792015-05-11T00:30:00.003+07:002015-05-11T00:32:29.410+07:00Sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian <div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: blue;"><u><i><b>Sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian </b></i></u></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdKr1zk-PQXBQxSrw76YkxLXQoDPkxchK2k9qYKLRD9eky7Gs3lfZmUN2nvxdj_6uQ_ybB74nN1Kk9OFrmOkHCZLC6sm5EZkW2yCM2dqt7zhXLhhR2nIXkaEZJl5Ng49sUdcpvBmtryCk/s1600/3bd6206aa40b00a19f7969ed61b37aa4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdKr1zk-PQXBQxSrw76YkxLXQoDPkxchK2k9qYKLRD9eky7Gs3lfZmUN2nvxdj_6uQ_ybB74nN1Kk9OFrmOkHCZLC6sm5EZkW2yCM2dqt7zhXLhhR2nIXkaEZJl5Ng49sUdcpvBmtryCk/s1600/3bd6206aa40b00a19f7969ed61b37aa4.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: left;">
<i><b>Perintis, pelopor dan pembuka pertama penyiaran serta pengembangan Islam di Pulau Jawa adalah para ulama/mubaligh yang berjumlah sembilan, yang populer dengan sebuatan Wali Songo. Atas perjuangan mereka, berhasil mendirikan sebuah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berpusat di Demak, Jawa Tengah. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Para ulama yang sembilan dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam di tanah Jawa yang mayoritas penduduknya beragama Hindu dan Budha mendapat kesulitan dalam membuang adat istiadat upacara keagamaan lama bagi mereka yang telah masuk Islam. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Para ulama yang sembilan (Wali Songo) dalam menangguangi masalah adat istiadat lama bagi mereka yang telah masuk Islam terbagi menjadi dua aliran yaitu<span style="color: blue;"> ALIRAN GIRI </span>dan <span style="color: blue;">ALIRAN TUBAN. </span></b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b><span style="color: blue;">ALIRAN GIRI</span> adalah suatu aliran yang dipimpin oleh Raden Paku (Sunan Giri) dengan para pendukung Raden Rahmat (Sunan Ampel), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan lain-lain. </b></i><br />
<i><b>Aliran ini dalam masalah ibadah sama sekali tidak mengenal kompromi dengan ajaran Budha, Hindu, keyakinan animisme dan dinamisme. Orang yang dengan suka rela masuk Islam lewat aliran ini, harus mau membuang jauh-jauh segala adat istiadat lama yang bertentangan dengan syari'at Islam tanpa reserve. Karena murninya aliran dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam, maka aliran ini disebut<span style="color: #b45f06;"> ISLAM PUTIH. <br /> </span></b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Adapun <span style="color: #351c75;">ALIRAN TUBAN</span> adalah suatu aliran yang dipimpin oleh <span style="color: blue;">R.M. Syahid</span> (Sunan Kalijaga) yang didukung oleh Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Djati. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Aliran ini sangat moderat, mereka membiarkan dahulu terhadap pengikutnya yang mengerjakan adat istiadat upacara keagamaan lama yang sudah mendarah daging sulit dibuang, yang penting mereka mau memeluk Islam. Agar mereka jangan terlalu jauh menyimpang dari syari'at Islam. Maka para wali aliran Tuban berusaha agar adat istiadat Budha, Hindu, animisme dan dinamisme diwarnai keislaman. Karena moderatnya aliran ini maka pengikutnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengikut aliran Giri yang "radikal". aliran ini sangat disorot oleh aliran Giri karena dituduh mencampur adukan syari'at Islam dengan agama lain. Maka aliran ini dicap sebagai aliran Islam abangan. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Dengan ajaran agama Hindu yang terdapat dalam Kitab Brahmana. Sebuah kitab yang isinya mengatur tata cara pelaksanaan kurban, sajian-sajian untuk menyembah dewa-dewa dan upacara menghormati roh-roh untuk menghormati orang yang telah mati (nenek moyang) ada aturan yang disebut Yajna Besar dan Yajna Kecil. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Yajna Besar dibagi menjadi dua bagian yaitu Hafiryayajna dan Somayjna. Somayjna adalah upacara khusus untuk orang-orang tertentu. Adapun Hafiryayajna untuk semua orang. </b></i><br />
<i><b>Hafiryayajna terbagi menjadi empat bagian yaitu : Aghnidheya, Pinda Pitre Yajna, Catur masya, dan Aghrain. Dari empat macam tersebut ada satu yang sangat berat dibuang sampai sekarang bagi orang yang sudah masuk Islam adalah upacara Pinda Pitre Yajna yaitu suatu upacara menghormati roh-roh orang yang sudah mati. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Dalam upacara Pinda Pitre Yajna, ada suatu keyakinan bahwa manusia setelah mati, sebelum memasuki karman, yakni menjelma lahir kembali kedunia ada yang menjadi dewa, manusia, binatang dan bahkan menjelma menjadi batu, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup, dari 1-7 hari roh tersebut masih berada dilingkungan rumah keluarganya. Pada hari ke 40, 100, 1000 dari kematiannya, roh tersebut datang lagi ke rumah keluarganya. Maka dari itu, pada hari-hari tersebut harus diadakan upacara saji-sajian dan bacaan mantera-mantera serta nyanyian suci untuk memohon kepada dewa-dewa agar rohnya si fulan menjalani karma menjadi manusia yang baik, jangan menjadi yang lainnya. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Pelaksanaan upacara tersebut diawali dengan aghnideya, yaitu menyalakan api suci (membakar kemenyan) untuk kontak dengan para dewa dan roh si fulan yang dituju. Selanjutnya diteruskan dengan menghidangkan saji-sajian berupa makanan, minuman dan lain-lain untuk dipersembahkan ke para dewa, kemudian dilanjutkan dengan bacaan mantra-mantra dan nyanyian-nyanyian suci oleh para pendeta agar permohonannya dikabulkan. </b></i><br />
<br />
<span style="color: #990000;"><i><b><span style="font-size: large;">Musyawarah Para Wali </span></b></i></span><br />
<i><b>Pada masa para wali dibawah pimpinan Sunan Ampel, pernah diadakan musyawarah antara para wali untuk memecahkan adat istiadat lama bagi orang yang telah masuk Islam. Dalam musyawarah tersebut Sunan Kali Jaga selaku Ketua aliran Tuban mengusulkan kepada majlis musyawarah agar adat istiadat lama yang sulit dibuang, termasuk didalamnya upacara Pinda Pitre Yajna dimasuki unsur keislaman. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Usulan tersebut menjadi masalah yang serius pada waktu itu sebab para ulama (wali) tahu benar bahwa upacara kematian adat lama dan lain-lainnya sangat menyimpang dengan ajaran Islam yang sebenarnya. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Mendengar usulan Sunan Kali Jaga yang penuh diplomatis itu, Sunan Ampel selaku penghulu para wali pada waktu itu dan sekaligus menjadi ketua sidang/musyawarah mengajukan pertanyaan sebagai berikut : </b></i><br />
<i><b>"Apakah tidak dikhawatirkan dikemudian hari?, bahwa adat istiadat lama itu nanti akan dianggap sebagai ajaran Islam, sehingga kalau demikian nanti apakah hal ini tidak akan menjadikan bid'ah"?.</b></i><br />
<i><b>Pertanyaan Sunan Ampel tersebut kemudian dijawab oleh Sunan Kudus sebagai berikut : </b></i><br />
<i><b>"Saya sangat setuju dengan pendapat Sunan Kali Jaga" </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Sekalipun Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan Drajat sangat tidak menyetujui, akan tetapi mayoritas anggota musyawarah menyetujui usulan Sunan Kali Jaga, maka hal tersebut berjalan sesuai dengan keinginannya. Mulai saat itulah secara resmi berdasarkan hasil musyawarah, upacara dalam agama Hindu yang bernama Pinda Pitre Yajna dilestarikan oleh orang-orang Islam aliran Tuban yang kemudian dikenal dengan nama nelung dino, mitung dina, matang puluh, nyatus, dan nyewu. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Dari akibat lunaknya aliran Tuban, maka bukan saja upacara seperti itu yang berkembang subur, akan tetapi keyakinan animisme dan dinamisme serta upacara-upacara adat lain ikut berkembang subur. Maka dari itu tidaklah heran muridnya Sunan Kali Jaga sendiri yang bernama Syekh Siti Jenar merasa mendapat peluang yang sangat leluasa untuk mensinkritismekan ajaran Hindu dalam Islam. Dari hasil olahannya, maka lahir suatu ajaran klenik/aliran kepercayaan yang berbau Islam. Dan tumbuhlah apa yang disebut "Manunggaling Kaula Gusti" yang artinya Tuhan menyatu dengan tubuhku. Maka tatacara untuk mendekatkan diri kepada Allah lewat shalat, puasa, zakat, haji dan lain sebagainya tidak usah dilakukan. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Sekalipun Syekh Siti Jenar berhasil dibunuh, akan tetapi murid-muridnya yang cukup banyak sudah menyebar dimana-mana. Dari itu maka kepercayaan seperti itu hidup subur sampai sekarang. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Keadaan umat Islam setelah para wali meninggal dunia semakin jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Para Ulama aliran Giri yang terus mempengaruhi para raja Islam pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk menegakkan syari'at Islam yang murni mendapat kecaman dan ancaman dari para raja Islam pada waktu itu, karena raja-raja Islam mayoritas menganut aliran Tuban. Sehingga pusat pemerintahan kerajaan di Demak berusaha dipindahkan ke Pajang agar terlepas dari pengaruh para ulama aliran Giri. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Pada masa kerajaan Islam di Jawa, dibawah pimpinan raja Amangkurat I, para ulama yang berusaha mempengaruhi keraton dan masyarakat, mereka ditangkapi dan dibunuh/dibrondong di lapangan Surakarta sebanyak 7.000 orang ulama. Melihat tindakan yang sewenang-wenang terhadap ulama aliran Giri itu, maka Trunojoyo, Santri Giri berusaha menyusun kekuatan untuk menyerang Amangkurat I.</b></i></div>
<div style="text-align: left;">
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Pada masa kerajaan dipegang oleh Amangkurat II sebagai pengganti ayahnya, ia membela, dendam terhadap Truno Joyo yang menyerang pemerintahan ayahnya. Ia bekerja sama dengan VOC menyerang Giri Kedaton dan semua upala serta santri aliran Giri dibunuh habis-habisan, bahkan semua keturunan Sunan Giri dihabisi pula. Dengan demikian lenyaplah sudah ulama-ulama penegak Islam yang konsekwen. Ulama-ulama yang boleh hidup dimasa itu adalah ulama-ulama yang lunak (moderat) yang mau menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat yang ada. maka bertambah suburlah adat-istiadat lama yang melekat pada orang-orang Islam, terutama upacara adat Pinde Pitre Yajna dalam upacara kematian. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Keadaan yang demikian terus berjalan berabad-abad tanpa ada seorang ulamapun yang muncul untuk mengikis habis adat-istiadat lama yang melekat pada Islam terutama Pinda Pitre Yajna. Baru pada tahun 1912 M, muncul seorang ulama di Yogyakarta bernama K.H. Ahmad Dahlan yang berusaha sekuat kemampuannya untuk mengembalikan Islam dari sumbernya yaitu Al Qur'an dan As Sunnah, karena beliau telah memandang bahwa Islam dalam masyrakat Indonesia telah banyak dicampuri berbagai ajaran yang tidak berasal dari Al Qur'an dan Al Hadits, dimana-mana merajalela perbuatan khurafat dan bid'ah sehingga umat Islam hidup dalam keadaan konservatif dan tradisional. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Munculnya K.H. Ahmad Dahlan bukan saja berusaha mengikis habis segala adat istiadat Budha, Hindu, animisme, dinamisme yang melekat pada Islam, akan tetapi juga menyebarkan fikiran-fikiran pembaharuan dalam Islam, agar umat Islam menjadi umat yang maju seperti umat-umat lain. Akan tetapi aneh bin ajaib, kemunculan beliau tersebut disambut negatif oleh sebagian ulama itu sendiri, yang ternyata ulama-ulama tersebut adalah ulama-ulama yang tidak setuju untuk membuang beberapa adat istiadat Budha dan Hindu yang telah diwarnai keislaman yang telah dilestarikan oleh ulama-ulama aliran Tuban dahulu, yang antara lain upacara Pinda Pitre Yajna yang diisi nafas Islam, yang terkenal dengan nama upacara nelung dina, mitung dina, matang dina, nyatus, dan nyewu. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Pada tahun 1926 para ulama Indonesia bangkit dengan didirikannya organisasi yang diberi nama "Nahdhatul Ulama" yang disingkat NU. Pada muktamarnya di Makasar NU mengeluarkan suatu keputusan yang antara lain : </b></i><br />
<i><b>"Setiap acara yang bersifat keagamaan harus diawali dengan bacaan tahlil yang sistimatikanya seperti yang kita kenal sekarang di masyarakat". </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Keputusan ini nampaknya benar-benar dilaksanakan oleh orang NU. Sehingga semua acara yang bersifat keagamaan diawali dengan bacaan tahlil, termasuk acara kematian. Mulai saat itulah secara lambat laun upacara Pinda Pitre Yajna yang diwarnai keislaman berubah nama menjadi tahlilan sampai sekarang. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Sesuai dengan sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian, maka istilah tahlilan dalam upacara kematian hanya dikenal di Jawa saja. Di pulau-pulau lain seluruh Indonesia tidak ada acara ini. Seandainya ada pun hanya sebagai rembesan dari pulau Jawa saja. Apalagi di negara-negara lain seperti Arab, Mesir, dan negara-negara lainnnya diseluruh dunia sama sekali tidak mengenal upacara tahlilan dalam kematian ini. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Dengan sudah mengetahui sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian yang terurai diatas, maka kita tidak akan lagi mengatakan bahwa upacara kematian adalah ajaran Islam, bahkan kita akan bisa mengatakan bahwa orang yang tidak mau membuang upacara tersebut berarti melestarikan salah satu ajaran agama Hindu. Orang-orang Hindu sama sekali tidak mau melestarikan ajaran Islam, bahkan tidak mau kepercikan ajaran Islam sedikitpun. Tetapi kenapa kita orang Islam justru melestarikan keyakinan dan ajaran mereka. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Tak cukupkah bagi kita Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yg sudah jelas terang benderang saja yang kita kerjakan. Kenapa harus ditambah-tambahin/mengada-ada. Mereka beranggapan ajaran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam masih kurang sempurna. </b></i><br />
<i><b>Mudah-mudahan setelah kita tahu sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian, kita mau membuka hati untuk menerima kebenaran yang hakiki dan kita mudah-mudahan akan menjadi orang Islam yang konsekwen terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya. </b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Ada satu hal yang perlu kita jaga baik-baik, jangan sekali-kali kita berani mengatakan bahwa orang yang matinya tidak ditahlil adalah kerbau. Menurut penulis, perkataan seperti ini termasuk dosa besar, karena berarti Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya serta kaum muslimin seluruh dunia selain orang pulau Jawa yang matinya tidak ditahlili adalah kerbau semua. </b></i><br />
<i><b>Na'udzu billahi mindzalik </b></i><br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">Daftar Literatur </span></b></i></span><br />
<i><b>1. K.H. Saifuddin Zuhn, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia, Al Ma'arif Bandung 1979</b></i><br />
<i><b>2. Umar Hasyim, Sunan Giri, Menara Kudus 1979</b></i><br />
<i><b>3. Solihin Salam, Sekitar Wali Sanga, Menara Kudus 1974</b></i><br />
<i><b>4. Drs. Abu Ahmadi, Perbandingan Agama, Ab.Siti Syamsiyah Solo 1977</b></i><br />
<i><b>5. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Tri Karya, Jakarta 1961</b></i><br />
<i><b>6. Hasil wawancara dengan tokoh Agama Hindu.</b></i><br />
<i><b>7. A. Hasan, Soal Jawab, Diponegoro Bandung 1975 </b></i><br />
<br />
<span style="color: red;"><i><b>sumber : http://www.akhirzaman.info & http://infoislamdaily.blogspot.com</b></i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-84973356750177109222015-05-09T21:05:00.000+07:002015-05-09T21:05:02.355+07:00PANTAI PARANGKUSUMO, KANJENG IBU RATU KIDUL DAN PANEMBAHAN SENOPATI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLrIiQAZBvK-soB62RHQRtFSeY-uG2RHgW8B4bpNEJqU979BFpdzpke8ubedsbq-fUiJxVAnpPLnOHG2dSPvok8L-4y_CuRIN_TTNnF4j-YZtriVPUzdNXg7LZgFyysDp9q-qGDMdfCoE/s1600/aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzU0MjMwNzk0X3YwNGllUUVaLmpwZw.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLrIiQAZBvK-soB62RHQRtFSeY-uG2RHgW8B4bpNEJqU979BFpdzpke8ubedsbq-fUiJxVAnpPLnOHG2dSPvok8L-4y_CuRIN_TTNnF4j-YZtriVPUzdNXg7LZgFyysDp9q-qGDMdfCoE/s320/aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzU0MjMwNzk0X3YwNGllUUVaLmpwZw.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">AKHIR KEJAYAAN PAJANG</span></b></i></span><br /> Tahun 1584. Sesaat setelah Ki Ageng Pemanahan meninggal, Ki Juru Martani menghadap Sultan Hadiwijaya, untuk memilih siapa di antara enam putra pemanahan yang akan diangkat sebagai penerus kerajaan Mataram yang baru saja dikembangkan saat babad alas mentaok. Ki Ageng Pemanahan adalah keturunan Majapahit dari garis ayah dan keturunan Nabi Muhammad dari garis ibu. Sementara Ki Juru Martani adalah ipar dan penasehatnya. <br /><br />Sultan Hadiwijaya kemudian memilih Danang Sutawijaya, putra sulung Pemanahan dan diberi gelar Senopati Ing Ngalaga Sayidin Panotogomo. Sementara Ki Juru Mertani diserahi tugas untuk menjadi penasehat Mataram dengan gelar Adipati Mandaraka. Keduanya diizinkan untuk tidak usah sowan ke Pajang selama satu tahun agar dapat konsentrasi membangun Mataram. “Kalau sudah setahun, datanglah kemari jangan terlambat,” titah Sultan Hadiwijaya. <br /><br />Setelah diangkat tersebut, itu berarti Sutawijaya yang sudah bergelar Senopati Ing Ngalaga Sayidin Panotogomo alias Panembahan Senopati adalah Raja Pertama Mataram. Setahun lamanya, Panembahan Senopati menata sedikit demi sedikit kerajaan baru tersebut sehingga tiba saatnya dia sowan ke Pajang (eks Demak) sebagai tanda “ngabekti”nya Mataram ke Pajang. Namun, karena alasan khusus Sang Panembahan Senopati enggan sowan ke Pajang. Sultan Hadiwijaya pun mulai curiga dan mengirim utusan terpercaya Ngabehi Wuragil dan Ngabehi Wilamarta untuk mencermati perkembangan Mataram. <br /><br />Meskipun sebagai utusan Raja, dua Ngabehi ini tetap andap asor dan turun dari kuda lebih dulu ketika menemui Panembahan Senopati yang tetap duduk di punggung kuda. Kalau dilihat dari segi etika, hal ini tentu tidak pantas dan menunjukkan sikap merendahkan bahkan menantang tidak hanya utusan itu tetapi juga yang mengutus. Dengan sopan, utusan Pajang menyampaikan amanat Sultan Hadiwijaya bahwa Panembahan Senopati segera sowan menghadap ke Pajang, tidak mengadakan jamuan pesta dan tidak berambut gondrong. <br /><br />Tetap duduk di punggung kuda, Panembahan Senopati menjawab, “Sampaikan kepada Kanjeng Sultan, saya tidak akan menghentikan pesta karena saya masih suka, saya disuruh cukur lha wong ini rambut-rambut saya sendiri. Saya diisurun menghadap ke Pajang ya mau saja asalkan Sultan menghentikan kesukaannya mengambil isteri para abdinya,.” <br /><br />Dua utusan Pajang itu pun pulang dan melaporkan sebagai berikut bahwa Panembahan Senopati segera menghadap dan baik-baik saja. Soal Mataram sedang membangun tembok mengelilingi kerajaan dan sikap serta ucapan menantang Raja Pajang tidak mereka laporkan. <br /><br />Semuanya mengalir apa adanya sesuai dengan jalan dan kehendak sejarah <br /><br /><span style="color: blue;"><span style="font-size: large;"><i><b>PANEMBAHAN SENOPATI: SOSOK WASIS-WASKITA</b></i></span></span><br /> Panembahan Senopati adalah sosok yang pandai menyerap energi kekuasaan dan kekuatan alam semesta demi membangun kerajaan Mataram. Mulai dari membina hubungan dengan penguasa Kedu dan Bagelen di sisi barat Mataram. Termasuk membangun kesatrian yang berhasil memiliki 1000 tentara pilih tanding dalam olah perang. Melihat gelagat egoisme Panembahan Senopati yang berlebihan ini, Ki Juru Martani menegur dan memberikan nasehat: <br /><br />“Ada tiga kesalahan yang kamu buat ngger… Kamu memusuhi Raja Pajang Kanjeng Sultan yang tak lain orang tua dan gurumu. Saya malu karena kita yang ada di kerajaan Mataram sepertinya tidak tahu membalas budi baiknya. Bukankah kita telah diberi tanah dan wilayah untuk kita tempati dan kita bangun ini? Saya minta ngger, sekarang mintalah kepada Allah dengan teguh agar nanti bila Kanjeng Sultan sudah wafat, kamu bisa menggantikan keratonnya. Tapi sekarang jangan sekali-kali memusuhi beliau. Justeru sebaliknya, balaslah kebaikannya agar batinnya rela nanti kamu yang menggantikan kedudukannya sebagai raja” <br /><br />Panembahan Senopati kemudian memenuhi petunjuk Ki Juru Mertani. Ia kemudian berangkat ke Lipura untuk bertapa. Di sebuah tempat sepi, dia melihat sebuah batu hitam mengkilat yang cucuk untuk dipakai meditasi. Batu indah ini dikenal sebagai “Sela Gilang” dan di batu ini pula Panembahan mendapatkan <i><b>WAHYU KERATON</b></i>, yaitu sebuah wisik gaib yang jelas dan terang berbunyi: “<span style="color: orange;"><i><b>KAMU AKAN MENJADI RAJA MATARAM SEJATI MENGALAHKAN PAJANG DAN KERAJAAN-KERAJAAN LAIN, BEGITU JUGA DENGAN ANAK CUCUMU. TETAPI CICITMU KELAK JUGA AKAN MENJADI AKHIR KERAJAAN MATARAM</b></i></span>….” <br /><br />Selesai bertapa, Panembahan Senopati menghadap Ki Juru Mertani dan Ki Juru mengatakan bahwa pekerjaan besar baru dimulai sekarang. Pekerjaan besar yang dimaksud Ki Juru adalah mencari dukungan kekuatan adikodrati dari alam gaib. Panembahan Senopati diminta pergi ke pantai segara kidul (laut selatan) dan Ki Juru sendiri pergi ke gunung Merapi. <br /><br />Di mata seorang Ki Juru yang waskita ini, dua tempat ini dikuasai oleh sosok penguasa di alamnya masing-masing. Penguasa samudra yaitu Kanjeng Ratu Kidul dan penguasa gunung berapi yaitu Kyai Sapu Jagad dan kadang juga muncul sosok bernama Kanjeng Ratu sekar Kedhaton. Selain itu masih ada dua penguasa gaib lagi yang perlu untuk diminta bantuan agar kerajaan Mataram ini bisa kuat yaitu Kanjeng Sunan Lawu di timur kerajaan, dan Sang Hyang Pramoni dan di barat yang menguasai hutan Krendhawahana. <br /><br /><span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">MEDITASI DI PANTAI PARANGKUSUMO</span></b></i></span><br /> Sejak dulu, pantai Parangkusumo cukup dikenal kalangan mistikus. Pantai yang terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis yang kini ditandai dengan Bangunan Cepuri ini konon merupakan titik dimana pintu gerbang Kerajaan Gaib Segara Kidul berada. Bila anda melakukan meditasi di pinggir pantai menghadap ke laut maka di kejauhan akan tampak Pintu Gerbang Kerajaan Segara Kidul terbuat bahan berwarna emas dengan tinggi menjulang puluhan meter dari lautan. Jadi bentangan pantai dari barat ke timur adalah alun-alun Kerajaan Segara Kidul tersebut. Sebuah penampakan yang indah yang bisa dinikmati oleh para pejalan spiritual. <br /><br />Tiba di pantai Parangkusumo, panembahan Senopati segera berjalan di bebatuan karang di pantai. Di sebuah batu kecil dan menonjol, dia duduk dan melakukan meditasi. Menyatukan semua pancaindera ke satu titik dan menata batin untuk berdoa agar Tuhan Semesta Alam berkenan memberikan bantuan. <br /><br />Tuhan tentu saja punya puluhan, ratusan, jutaan, milyaran cara untuk membantu orang yang ingin ditolong-NYA. Salah satu cara itu adalah mengutus Kanjeng Ratu Kidul untuk menemui Panembahan Senopati. Sebagaimana hukum alam yang berlaku, bantuan dan pertolongan Tuhan ini pastilah ada kisah dan cerita uniknya. <br /><br />Panembahan Senopati yang memang dikenal sakti ini memulai untuk bertapa. Laut selatan yang semula bergelombang alamiah tiba-tiba menampakkan keanehannya. Ombak laut bergulung-gulung semakin membesar. Dinginnya air laut selatan sedikit demi sedikit berubah menjadi panas hingga mendidih. Penghuni lautan pastilah terganggu. Ikan-ikan serta binatang laut lainnya banyak yang mati akibat panasnya energi spiritual yang terpancar dari batin Panembahan. Setiap Panembahan masuk ke lebih dalam wilayah “NING” atau keheningan dan satu kulit batin terkelupas maka satu kulit itu menjadi energi panas yang membakar alam sekitar. Proses yang alamiah terjadi itu hampir sama persis saat seseorang melakukan matek aji atau matek hizib dan mantra yang mengeluarkan hawa panas ke lingkungan sekitarnya. <br /><br />Para prajurit dan punggawa kerajaan Segara Kidul kuwalahan membendung energi panas yang terpancar dari tubuh Panembahan Senopati. Segala kesaktian dan kekebalan ratusan ribuan makhluk halus ini tawar dan membuat tubuh mereka melemas. Cukup berbahaya bila tidak dilakukan pencegahan karena jagad lelembut dan jagad fisik laut selatan semakin banyak yang tewas. Di saat yang genting itu, muncullah Kanjeng Ratu Kidul. <br /><br />Ternyata begitu melihat penyebabnya semua ini adalah Panembahan Senopati yang sedang “manekung” atau “maneges”, Kanjeng Ratu kemudian membangunkan kesadaran Panembahan Senopati. Setelah berdialog, lahirlah sebuah konsensus atau perjanjian gaib antar dua makhluk di dua dimensi yang berbeda ini. Perjanjian gaib itu berbunyi: <span style="color: blue;"><i><b>KANJENG RATU KIDUL AKAN MENDUKUNG PENUH KEJAYAAN DAN KEMAKMURAN ANAK KETURUNAN PENGUASA MATARAM BILA MEREKA SELALU SETIA DENGAN PERNIKAHAN MEREKA. </b></i></span><br /><br />Jadi dengan perjanjian tersebut, maka Para Raja Mataram sejak Panembahan Senopati hingga saat ini harus menikah dengan Kanjeng Ratu Kidul dan setia dengan perjanjian ini. Pernikahan ini juga secara filosofis bisa diartikan sebagai kewajiban Raja-Raja Mataram untuk wajib nguri-uri atau memelihara adat istiadat dan budaya Jawa karena ini sudah merupakan perjanjian. Bila perjanjian ini dilanggar, maka Kanjeng Ratu Kidul berpesan dirinya tidak akan menjamin lagi keamanan dan kesejahteraan kerajaan Mataram. Sebab secara alamiah tanah Mataram memang terkenal tanah yang sesungguhnya menyimpan potensi bencana. Bencana gempa bumi akibat pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan bencana gunung berapi. <br /><br />Setelah selesai bertemu dan mengadakan perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul maka Panembahan Senopati menyelesaikan meditasinya. Momentum selesainya meditasi sang Panembahan ini adalah datangnya Sunan Kalijaga yang mengijazahkan pusaka Kyai Tunggul Wulung untuk dimiliki Raja-Raja Mataram secara turun temurun. Sunan Kalijaga akhirnya berpesan kepada Panembahan Senopati jangan terlalu mengandalkan kesaktiannya. Tidak lupa berdoa dan ikhlas menyerahkan hasil usahanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. <br /><br /><span style="color: orange;"><i><b><span style="font-size: large;">BENDE KI BICAK DATANGKAN KANJENG RATU KIDUL</span></b></i></span><br /> Bala bantuan pasukan gaib Kanjeng Ratu Kidul itu dalam sejarah benar-benar terbukti. Suatu ketika Kerajaan Pajang berkekuatan 10.000 orang yang dipimpin langsung Kanjeng Sultan Hadiwijaya menggempur kerajaan Mataram berkekuatan 1000 orang dipimpin Panembahan Senopati. Di wilayah Prambanan, kedua pasukan ini bertemu dan terjadilah peperangan yang berat sebelah. <br /><br />Menyadari kekuatan pasukan Mataram yang kecil, Juru Martani mendapat wisik agar menabuh bende Ki Bicak. Bende ini peninggalan Ki Ageng Sela. (Bende ini pun ada sejarahnya. Konon sewaktu menanggap wayang dengan dalang Ki Bicak, Ki Ageng Sela jatuh hati pada isteri sang dalang. Ki Ageng kemudian membunuh Ki Bicak dan mengambil usteri serta gamelan termasuk bende. Menurut Sunan Kalijaga, bende itu nanti akan menjadi pusaka Keraton Mataram dan bila bende itu dibunyikan maka bunyinya menggelegar memenuhi angkasa dan penabuh akan menang perang.) <br /><br />Suara Bende yang ditabuh menggelegar ini pula yang kemudian terdengar oleh Kanjeng Ratu Kidul. Itu tanda bahwa Mataram butuh bantuan sehingga Kanjeng Ratu beserta puluhan ribu bala bantuannya datang menyerang pasukan Pajang. Sementara penguasa gunung Merapi yaitu Kyai Sapu Jagad membuka kunci kawah gunung tersebut. Gunung Merapi meletus di tengah kegelapan, hujan lebat, banjir dan gempa bumi. Bala bantuan gaib yang berpadu dengan kekuatan alam yang hebat itulah yang membuat pasukan pajang berkekuatan lebih besar itu morat marit. Sultan Hadiwijaya sosok yang sakti mandraguna —yang mudanya disebut Jaka Tingkir dan punya guru sakti yaitu Ki Ageng Sela—ini pun harus terjatuh dari gajah tunggangannya dan harus melarikan diri dalam keadaan terluka yang parah. <br /><br />Panembahan Senopati terus mengejar dengan 40 orang pasukan khususnya hingga masuk ke wilayah Pajang. Tahu kekuatan Panembahan yang tidak seberapa itu, pasukan Pajang yang dipimpin Benawa, anak Sultan Hadiwijaya segera siap melakukan penghadangan dan penumpasan. Namun Benawa diwejang sang ayah agar tidak membunuh Panembahan Senopati <br /><br />“Jangan berani terhadap kakangmu (panembahan senopati), karena kalau aku sudah wafat maka kakangmu itu yang menjadi penggantiku. Rukun dan berbaktilah padanya” ujar Sultan Hadiwijaya yang kemudian menghembuskan nafas terakhirnya. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1587 atau tiga tahun setelah ayah Panembahan Senopati, Ki Ageng Pemanahan wafat. <br /><br />Memang sudah menjadi takdir bahwa Sultan Hadiwijaya wafat pada tahun itu. Namun konon salah satu lantaran sebabnya adalah berikut ini. Ki Juru Taman, seorang raja Jin abdi Panembahan Senopati menawarkan jasa untuk membunuh Sultan Hadiwijaya. Mendengar tawaran itu, Panembahan Senopati berkata: “Saya tidak punya niat seperti itu, tapi jika engkau ingin membunuhnya maka terserah dan saya tidak memberi perintah padamu tapi juga tidak melarangmu!” <br /><br />Tahu dan tanggap sasmita narendra apa yang diinginkan sang Panembahan, Raja Jin Ki Juru Taman segera melakukan aksi membunuh Sultan Hadiwijaya dengan kesaktiannya. Jenazahnya dimakamkan oleh masyarakat di Makam Kota Gede, yang berjajar dengan Makam Nyai Ageng Enis, ibu Ki Ageng Pemanahan dan Pangeran Jayaprana— leluhur Raja-Raja Surakarta dan Yogyakarta.</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"><i><b>Sumber : https://wongalus.wordpress.com</b></i></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-59880894103293796502015-05-09T20:49:00.001+07:002015-05-09T20:49:38.760+07:00Kisah SYEKH BELA BELU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguI2aLSvJqxR-BnwslePbq-NMTVg8d58ea6z2OQHhST-w6iqCK2I0yUlcOgCqLpYqTrnLi_I6tmeH2_9k9jcRv1mHXquoVAxr9EfeOIpn9nxALLoGKiKkqM-SBEDXD6WLcYgzICe-MnUE/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguI2aLSvJqxR-BnwslePbq-NMTVg8d58ea6z2OQHhST-w6iqCK2I0yUlcOgCqLpYqTrnLi_I6tmeH2_9k9jcRv1mHXquoVAxr9EfeOIpn9nxALLoGKiKkqM-SBEDXD6WLcYgzICe-MnUE/s1600/images.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b>Babad Demak menyebutkan bahwa setelah Majapahit runtuh karena serangan Demak, banyak putra-putri keturunan Brawijaya yang mengungsi menyelamatkan diri. Salah satunya ialah Raden Dhandhun, putra Prabu Brawijaya dari selir.</b></i><br /><i><b> </b></i><br /><i><b> Dalam usia yang masih terbilang muda, Raden Dhandhun terpisah dari keluarganya, keluar masuk hutan, mendaki gunung, menuruni jurang, terlunta-lunta tak jelas arah tujuannya. Hingga pada suatu ketika Raden Dhandhun tiba di Desa Mancingan, Yogyakarta. Pada waktu itu, di Mancingan ada seorang pendeta Budha (Hindu?) yang sangat mumpuni ilmu agamanya dan bernama Kyai Selaening. Oleh sang pendeta, Raden Dhandhun diganti namanya menjadi Kyai Bela-belu untuk keperluan penyamaran identitas. Beliau diperintahkan untuk ke puncak gunung sebelah barat Gunung Sentana yaitu setelah Gunung Bantheng. Kyai Bela Belu ini sejak tiba sudah terlihat kalau ia rajin melakukan tapa. Ia biasa tidak tidur hingga tiga sampai empat hari. Tetapi, Raden Dhandhun tidak kuat menahan lapar, sebentar-sebentar ia harus makan. Sebab, tiap hari ia biasa makan tiga sampai empat kali. Kesukaannya adalah nasi ayam liwet yaitu nasi yang dimasak menggunakan santan kelapa dan dalamnya diisi dengan daging ayam.</b></i><br /><i><b> </b></i><br /><i><b> Karenanya, kemudian Kyai Selaening meminta Raden Dhandhun untuk mencuci beras di Sungai Beji, sebelah utara Parangendhog, kira-kira 5 km dari Gunung Bantheng. Dengan cara seperti itu nafsu makannya dapat dikurangi menjadi sekali dalam sehari.</b></i><br /><i><b> </b></i><br /><i><b> Saking gemarnya melakukan ulah batin, Kyai Bela Belu pun kemudian memperoleh kelebihan yang bisa digunakan untuk menolong warga desa sekitarnya. Karena itu, sampai makamnya saja hingga kini masih dianggap keramat. Setelah Kyai Selaening masuk Islam, Kyai Bela Belu juga ikut pula masuk Islam. Oleh Syekh Maulana, Kyai Bela Belu diberikan sebutan sebagai Syekh yang berarti sang guru, meskipun beliau adalah seorang putra raja.</b></i><br /><i><b> </b></i><br /><i><b> Babad tidak menyebutkan apakah Kyai Bela Belu itu menikah atau tidak. Sebab tidak ada orang yang mengaku sebagai keturunannya Syekh Bela Belu. Bahkan setelah wafat pun tidak ada yang tahu dimana makam beliau yang sesungguhnya. Tetapi yang pasti, makamnya terdapat di sebelah barat Gunung Sentana. Letak makam Syekh Bela Belu baru ditetapkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IV sewaktu ia berkuasa. Seperti yang disebutkan oleh R. Ng. Djadjalana dalam Bab Pesanggrahan Parangtritis tahun 1933. Disebutkan sekitar tahun 1830 di Grogol (sebelah utara Parangtritis) ada seorang sesepuh desa yang juga menjabat sebagai Demang Pemajegan (Pemaosan) yang masih merupakan keturunan dari Kyai Selaening dan sering melakukan tapa. Pada suatu malam tatkala Demang Pemajegan pergi ke Segara Kidul (Laut Selatan), ia melihat cahaya rembulan yang tampak dari balik Gunung Sentana dan jatuh di Gunung Bantheng. Di lain hari lagi, ia melihat cahaya seperti tugu yang terus amblas di Gunung Bantheng. Kejadian ini dialami berkali-kali. Kemudian Lama-lama tempat jatuhnya cahaya di Gunung Bantheng ini ditandainya dengan tanda dari kayu.</b></i><br /><i><b> </b></i><br /><i><b> Kejadian ini kemudian diceritakannya kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IV sekalian memohon izin untuk menggali dasar dari patok makam, siapa tahu diketemukan benda-benda yang aneh. Setelah disetujui, dilakukanlah penggalian. Pada saat itu ditemukan obyek berupa empat buah batu hitam yang berjejeran, dua di utara dan dua di selatan. Seperti makam yang berdampingan tetapi tanpa nisan yang membedakannya. Di dekatnya ditemukan sebuah lempengan batu hitam bergambar “ilir” (semacam kipas dari anyaman bamboo) dan iyan (semacam tampah yang juga terbuat dari anyaman bamboo). Dimana iyan dan ilir adalah alat untuk mendinginkan nasi, yakni setelah nasi diler di tampah barulah dikipasi dengan kipas tadi. Kejadian atas temuan inipun kemudian diberitahukan kepada Sri Sultan. Dan dilihat dari diketemukannya gambar ilir dan iyan, Sri Sultan pun kemudian menetapkan bahwa kuburan itu adalah makamnya Syeh Bela Belu. Sedangkan yang di sebelahnya adalah makam adiknya Kyai Dami (Gagang) Aking, yang juga terkenal akan tapa tanpa henti hingga lupa akan makan dan minum.</b></i><br /><i><b> </b></i><br /><i><b> Karena kesungguhan Syekh Bela Belu dan juga Kyai Gagang Aking dalam melakukan tapa, maka keduanya kemudian bisa mencapai apa yang dicita-citakan, yaitu pencerahan. Kemudian atas perintah Sri Sultan pulalah makam di Gunung Bantheng ini kemudian dicungkup kayu jati. Bagian luarnya dilapisi menggunakan batu hitam dan atasnya dilangse. Kini, makam dijaga oleh abdi dalem keraton yang juga adalah penjaga makam dari Syekh Maulana.</b></i><br /><i><b> </b></i><br /><i><b> Selain kisah di atas, Syekh Bela Belu serta adiknya Syekh Dami Aking juga diyakini sebagai murid dari Sunan Kalijaga, yang diperintahkan untuk melakukan tapa di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Pertapaan Lemah Putih, yang sangat melegenda di daerah Nganjuk, Jawa Timur.</b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b> </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b> </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><b>http://anasha.pun.bz/sejarah-al-kisah-syekh-bela-belu.xhtml </b></span><i><b><br /></b></i></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-31190291328971912712015-03-06T13:26:00.001+07:002015-03-06T13:27:15.088+07:00Wutah Getihku<div style="text-align: center;">
<span style="color: red;"><i><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Cambria","serif"; line-height: 115%;">Wutah
Getihku</span></b></span></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7owHpmEp81FaU8-fRYOtJ4oPFhVkfndb03-_ou7NlP4QmQZ7lcVSmy1EBVLJtHAxA3zJ5AHR9IWQrARjfcLngDEbZAAyDt3qKsi37wYExwErDciog9Ym7GXL2Vhju3oSfp1iUezZ9ofM/s1600/298431_perjuangan-pangeran-diponegoro_663_382.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7owHpmEp81FaU8-fRYOtJ4oPFhVkfndb03-_ou7NlP4QmQZ7lcVSmy1EBVLJtHAxA3zJ5AHR9IWQrARjfcLngDEbZAAyDt3qKsi37wYExwErDciog9Ym7GXL2Vhju3oSfp1iUezZ9ofM/s1600/298431_perjuangan-pangeran-diponegoro_663_382.jpg" height="184" width="320" /> </a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><b>Gumelar jembar bumi asri </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b> Sumunar sumringah sunare bagaskara <br /> Padhang sumilak hanelai jagad Nuswantara <br /> Bumi pusaka wus kawentar <br /> Ombak-ombak samodra, kencana kang ngrenggani <br /> Wutah getihku daktresnani </b></i> <i><b><br /> </b></i><br />
<i><b>Kawulamu.... <br /> Guyub rukun anambut kardi <br /> Jeroning swasana tentrem lan mardika <br /> Gilig ing tekad manunggal <br /> Cumithak jeroning ati, bebarengan ambangun </b></i> <i><b><br /> </b></i><br />
<i><b>Aku lila.... <br /> Korban jiwa raga kanggo bumiku <br /> Nadyan awak ajur dadi sawur <br /> Lan getihku mblabar mili, netes ing bumi pertiwi <br /> Labet raharjaning nagara </b></i> <i><b><br /> </b></i><br />
<i><b>Lumantar iki.... <br /> Isining atiku ginurit <br /> Prasetyaku thukul saka ati kang tulus <br /> Njaga langgenging kamardikan <br /> Donga pujiku kebak kaendahan, kanggo wutah getihku </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b>(Mahardono Wuryantoro)</b></i></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-4999475496776715062015-02-15T07:32:00.005+07:002015-02-15T07:37:15.294+07:0012 Air Terjun Tertinggi Di Indonesia <span style="font-size: large;">12 Air Terjun Tertinggi Di Indonesia </span><br />
<br />
<i>Air terjun, atau bagi penduduk Jawa disebut curug, menjadi salah satu destinasi wisata favorit. Pesona yang ditawarkan oleh tercurahnya jutaan kubik air dari ketinggian merupakan pemandangan yang mengagumkan.<br /> Ada banyak lokasi wisata air terjun di negeri ini, 12 di antaranya terangkum di bawah ini karena termasuk dalam air terjun yang tinggi.</i><br />
<br />
<i><b><span style="font-size: large;">1. Air terjun Sigura gura (250 meter)</span></b></i><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqK-R989Xt3OPVd7tOs-fBXTWBnRujMj8jyvFtSrqZdSj0i5QqYZZvR2SuQNCbWjwv_YEsT9m0f09uJRtnyHNBG-3xL1RmU4wqnWo90jdk8lmsODOs4IG7KO9VfJVTb6IP6axf5N5ZqSA/s1600/1++air+terjun+sigura+gura.JPG"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqK-R989Xt3OPVd7tOs-fBXTWBnRujMj8jyvFtSrqZdSj0i5QqYZZvR2SuQNCbWjwv_YEsT9m0f09uJRtnyHNBG-3xL1RmU4wqnWo90jdk8lmsODOs4IG7KO9VfJVTb6IP6axf5N5ZqSA/s400/1++air+terjun+sigura+gura.JPG" /></a> <br />
<i>Terletak sekitar 250 km dari Medan. Air terjun yang dihasilkan oleh sungai Asahan yang berasal dari Danau Toba ini memiliki ketinggian 250 meter.</i><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i><b>2. Air Terjun Madakaripura (200 meter)</b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqJrIBrnrUqqn0pS6fcK04tItVAcpgh4nXFTRBFf8ZstsKNXbuAvN-0PZpD3qh1U6VDJwA4BJldEj44DZ2idMn9e8fMVx9PflvYnCr88kNhzE6ABfjNX_3a1Hlpjq7O9utJ3ji1iAndEE/s1600/2++madakaripura.JPG"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqJrIBrnrUqqn0pS6fcK04tItVAcpgh4nXFTRBFf8ZstsKNXbuAvN-0PZpD3qh1U6VDJwA4BJldEj44DZ2idMn9e8fMVx9PflvYnCr88kNhzE6ABfjNX_3a1Hlpjq7O9utJ3ji1iAndEE/s400/2++madakaripura.JPG" /></a> <br />
<i>Air Terjun Madakaripura terletak di Kecamatan Lumbang, Probolinggo merupakan salah satu air terjun di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun ini dikenal sebagai tempat pertapaan Mahapatih Gajah Mada sebelum mengabdi di kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi bukit-bukit yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya seperti layaknya sedang hujan, 3 di antaranya bahkan mengucur deras membentuk air terjun lagi.</i><br />
<br />
<i><b><span style="font-size: large;">3. Air terjun Payakumbuh di Ngarai Harau (150 meter)</span></b></i><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDjQvLGDwbWM7LbXJmOosKFCEJcjycsChG59MPVDZ8iqXAq5iv6E_aw04h5HZR1WC9aIhnlfZGt73NWpP3OE22H7GZmEjWvbsiMa6mTyp30OcClryn9Pxsj7os4g-q8QP45b1SHchHHfU/s1600/3+payakumbuh.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDjQvLGDwbWM7LbXJmOosKFCEJcjycsChG59MPVDZ8iqXAq5iv6E_aw04h5HZR1WC9aIhnlfZGt73NWpP3OE22H7GZmEjWvbsiMa6mTyp30OcClryn9Pxsj7os4g-q8QP45b1SHchHHfU/s400/3+payakumbuh.jpeg" /></a> <br />
<i>Terletak di Ngarai Harau, 35 km dari Bukittinggi. Di sela-sela perbukitan dan lembah harau terdapat sebuah jurang yang dalam dan sebuah air terjun yang sangat indah, bahkan kadang dipenuhi oleh sekumpulan kupu-kupu beterbangan, sehingga membuat air terjun ini merupakan kombinasi alam dengan pemandangan yang sangat indah.</i><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i><b>4. Air terjun Sipiso piso (120 meter)</b></i></span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ3rEPnC0_VDQvaPlWvUt1zNgHkb6r9VY3be-Jjr6hYwa45U_5pgSkj7J3XUvveqGEaBQt-DsZCCG2sR7HDaaYL1xu0TXcWgzp5cSn3vzx1CcRYfz4lbSLFV7_Dz2FZFJLxOeObz6jpI4/s1600/4+air+terjun+sipiso-piso.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ3rEPnC0_VDQvaPlWvUt1zNgHkb6r9VY3be-Jjr6hYwa45U_5pgSkj7J3XUvveqGEaBQt-DsZCCG2sR7HDaaYL1xu0TXcWgzp5cSn3vzx1CcRYfz4lbSLFV7_Dz2FZFJLxOeObz6jpI4/s400/4+air+terjun+sipiso-piso.jpg" /></a> <br />
<i><b>Air terjun Sipisopiso adalah air terjun terjun yang terletak di dataran tinggi Sumatra Utara. Dengan ketinggian 120 meter, sekitar 25 km dari kota Kabanjahe.</b></i><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><i>5. Air terjun Jarakan (115 meter)</i></span></b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Q6i880mxs-uOPQbL8kgKg5PPFndzO7UOd8FYJ_FFBRZsxf2MF8sI-kpNAayb-gXB_EnV-55Dp1mCiyplhRiq2y2zJoGY8qLVUuhz50i4QUavuIK7cJfC5Me6KTR-AoUpHshDBEAbXQk/s1600/5+jarakan+waterfall.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Q6i880mxs-uOPQbL8kgKg5PPFndzO7UOd8FYJ_FFBRZsxf2MF8sI-kpNAayb-gXB_EnV-55Dp1mCiyplhRiq2y2zJoGY8qLVUuhz50i4QUavuIK7cJfC5Me6KTR-AoUpHshDBEAbXQk/s400/5+jarakan+waterfall.jpg" /></a> <br />
<i>Air Terjun Jarakan terletak di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan. Air Terjun Jarakan ini sebagai bagian dari kawasan objek wisata air terjun yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Magetan.</i><br />
<br />
<br />
<i><b><span style="font-size: large;">6. Air Terjun Sedudo (105 meter)</span></b></i><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtqTwueZ3WnDANlt7PgxirJAy8ff34CMBCrnFdSiN2pAtuF7xX0dRWBX7EYYi5jwf89uehqrhqgcDgpUX-AJRkFQlhZBbL_L1zBeHMfYNk1ff_wQCsm5-lUXSf2_ngvzeRzJy1ySD7-p8/s1600/6+sedudo-waterfall.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtqTwueZ3WnDANlt7PgxirJAy8ff34CMBCrnFdSiN2pAtuF7xX0dRWBX7EYYi5jwf89uehqrhqgcDgpUX-AJRkFQlhZBbL_L1zBeHMfYNk1ff_wQCsm5-lUXSf2_ngvzeRzJy1ySD7-p8/s400/6+sedudo-waterfall.jpg" /></a> <br />
<i>Air Terjun Sedudo terletak di Ngliman, kecamatan Sawahan. sekitar 30 km dari Nganjuk. Selain sebagai objek wisata, air terjun ini sering dijadikan tempat pelaksanaan Upacara Tradisional oleh masyarakat dan Pemerintah setempat. Hal ini semakin menambah daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.</i><br />
<br />
<i><b><span style="font-size: large;">7. Air terjun Curug Citambur (100 meter)</span></b></i><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW2DkVCkSFbOy_j-VIclIb20QSbrF2vC7eUrKI1r4z2IpYLeNOvSl_O8YL2NJ34Qld9k-AC4i8vTtchXjztiA7QxqCzgIgYh2YOQlrzII4Xoi1WW2l58RvsH51i1SImDtUPfQmjcd9pUw/s1600/7curug_citambur_cianjur.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW2DkVCkSFbOy_j-VIclIb20QSbrF2vC7eUrKI1r4z2IpYLeNOvSl_O8YL2NJ34Qld9k-AC4i8vTtchXjztiA7QxqCzgIgYh2YOQlrzII4Xoi1WW2l58RvsH51i1SImDtUPfQmjcd9pUw/s400/7curug_citambur_cianjur.jpg" /></a> <br />
<i>Air terjun Citambur, sebuah air terjun yang tingginya sekitar 100 meter di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Dikelilingi oleh hutan alami dengan pemandangan yang sangat indah menjadikan air terjun ini merupakan objek wisata yang eksotis.<br /> <br /><b><span style="font-size: large;">8. Air terjun Moramo (100 meter)</span></b></i><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQL-zcbJCKFaewUHXQlQmQBlg30dDR16VQWzgU0iKa2NovOjBa0rZIb9HtbiP6Kr7MP4A1u4jZ0qxXv9sWnmjhqXdOCOBt-2IhHTr-LEK1AymBzz4-4fCLVkGTkVVKtfuVAlxUr-PP6S0/s1600/8+moramo+falls.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQL-zcbJCKFaewUHXQlQmQBlg30dDR16VQWzgU0iKa2NovOjBa0rZIb9HtbiP6Kr7MP4A1u4jZ0qxXv9sWnmjhqXdOCOBt-2IhHTr-LEK1AymBzz4-4fCLVkGTkVVKtfuVAlxUr-PP6S0/s400/8+moramo+falls.jpg" /></a> <br />
<i>Terletak 65 km di sebelah timur Kendari, Air Terjun Moramo mudah diakses oleh mobil atau dengan perahu. Keunikan dari air terjun ini yakni memiliki tingkatan sebanyak 127 tingkatan setinggi 100 meter sepanjang 2 km diperbukitan dataran tinggi Sulawesi Tenggara. Dan dikelilingi oleh hutan alami yang menjadi tempat habitat asli Sulawesi Tenggara.<br /> </i><br />
<b><span style="font-size: large;"><i>9. Air Terjun Curup Tenang (99 meter)</i></span></b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsC02SS1nBXdn2XrxKI78gNo7KWk7O8hu47PkomOlGvsdcBUzMnEpCYPrDp3wNrq1Dwl5XWKRvTDB8rH_Cn9XYTfP07yCfCmTfv1FWO2o1Jyjb8dERieoAbnRqN_N_CI5MYcdRQFQwRzY/s1600/9+curup+tenang.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsC02SS1nBXdn2XrxKI78gNo7KWk7O8hu47PkomOlGvsdcBUzMnEpCYPrDp3wNrq1Dwl5XWKRvTDB8rH_Cn9XYTfP07yCfCmTfv1FWO2o1Jyjb8dERieoAbnRqN_N_CI5MYcdRQFQwRzY/s400/9+curup+tenang.jpg" /></a> <br />
<i>Air terjun Curup Tenang adalah air terjun tertinggi di Sumatera Selatan, yang terletak didekat desa Bedegung, Kabupaten Tanjung Agung, sekitar 56 kilometer Selatan Kabupaten Muara Enim.</i><br />
<br />
<i><b><span style="font-size: large;">10. Air terjun Curug Cipendok (92 meter)</span></b></i><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc2_px_GGki1Ugcg41mR-b-l2XY0h_JCSP88XuQ_14fEAXDSD88q63XqBL9AQsdk687AG5Fgmtv_RrEeE7oE5T2SQ_z77bSfraKmFxvHy2J7kD90t3yrBiVX9nciqUtki431wVjE4AAfM/s1600/10+curug+cipendok.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc2_px_GGki1Ugcg41mR-b-l2XY0h_JCSP88XuQ_14fEAXDSD88q63XqBL9AQsdk687AG5Fgmtv_RrEeE7oE5T2SQ_z77bSfraKmFxvHy2J7kD90t3yrBiVX9nciqUtki431wVjE4AAfM/s400/10+curug+cipendok.jpeg" /></a> <br />
<i>Terletak di Desa Karang Tengah, kabupaten Cilingok, sekitar 25 km dari Purwokerto. Dengan ketinggian 92 meter dan dikelilingi dengan hutan alam yang indah.</i><br />
<br />
<i><b><span style="font-size: large;">11. Air terjun Curug Cimahi (85 meter)</span></b></i><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjhSNBa5mWR4jY8vgq7M2oe_k32ZV5AOg28zobUCYRlUMf5tcShSc9pmIw1V81QMQDlC_AtMAylDTKxqrqm85uI6IpMcQWEQCcKQBWeLnGYO43fjaF9tJT0z9gD1ZQV498W3N4KI417Cw/s1600/11+cimahi+waterfall.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjhSNBa5mWR4jY8vgq7M2oe_k32ZV5AOg28zobUCYRlUMf5tcShSc9pmIw1V81QMQDlC_AtMAylDTKxqrqm85uI6IpMcQWEQCcKQBWeLnGYO43fjaF9tJT0z9gD1ZQV498W3N4KI417Cw/s400/11+cimahi+waterfall.jpg" /></a> <br />
<i>Terletak di Desa Cisarua, sekitar 10 kilometer dari Cimahi, atau sekitar satu jam dari Bandung. Bagi warga sekitar yang ingin mencari hiburan alam dan menjauh dari hingar bingar kota metropolitan, air terjun ini merupakan tujuan wisata yang pas untuk mereka.</i><i> </i><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><i>12. Air terjun Grojogan Sewu (81 meter)</i></span></b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglUdkRXvovwddB5H9ypadpcVxDr_kvfBU0gR4hmj83wiCSyneD2PT_d8tBsma8K3PIw_ABQM0Pk7mAWjVcU1gp5YDCxdKFMNwnmh5VKRROkveVyZFfigjptDvT-oe-SEIKyeyXirzy8es/s1600/12++grojogan+sewu+waterfall.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglUdkRXvovwddB5H9ypadpcVxDr_kvfBU0gR4hmj83wiCSyneD2PT_d8tBsma8K3PIw_ABQM0Pk7mAWjVcU1gp5YDCxdKFMNwnmh5VKRROkveVyZFfigjptDvT-oe-SEIKyeyXirzy8es/s400/12++grojogan+sewu+waterfall.jpg" /></a> <br />
<i>Terletak di kaki Gunung Lawu (2632 mdpl), 27 km dari Kab. Karang anyar, Jawa Tengah. Air terjun ini merupakan salah satu dari program wisata yang disebut "INTANPARI" (Industri Pertanian dan Pariwisata), air terjun ini memiliki ketinggian 81 meter diukur dari bawah ke atas.</i><br />
<br />
<span style="color: red;"><i>Sumber : http://www.apakabardunia.com</i></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-28322372808898920852015-02-15T07:18:00.001+07:002015-02-15T07:19:32.480+07:00 10 Air terjun tercantik di Indonesia <h4 style="text-align: justify;">
<i><b><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: large;"> 10 Air terjun tercantik di Indonesia </span></span></b></i></h4>
<h4 style="text-align: justify;">
Salah satu pelajaran ilmu alam semasa
SD yang pernah saya terima adalah: air mengalir dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah. Jika air itu mengalir jatuh dari suatu
ketinggian, nah itulah yang kita kenal sebagai fenomena air terjun. Kita
harus bersyukur karena Indonesia menyimpan banyak air terjun yang
indah. Klikers, berikut 10 air terjun terindah di Indonesia yang dapat
menjadi pilihan destinasi wisata kita:</h4>
<h3>
</h3>
<h3>
1. Air Terjun Saluopa, Poso, Sulawesi Tengah</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3333" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/saluopa-waterfall.jpg"><img alt="Air Terjun Saluopa" class="wp-image-3333" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/saluopa-waterfall-1024x688.jpg" height="390" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Saluopa</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air Terjun Saluopa</b>
terletak di Desa Leboni, Kecamatan Pamona Pusalemba, Kabupaten Poso,
Sulawesi Tengah. Lokasinya kurang lebih berjarak sekitar 12 km sebelah
barat kota Tentena. Keindahan air terjun Saluopa ini bukan hanya dikenal
oleh wisatawan lokal, namun juga mancanegara. Air terjun Saluopa yang
memiliki ketinggian 25 meter ini bersumber dari mata air yang mengalir
dari puncak gunung lalu melewati batuan gunung sebanyak 12 tingkatan. Di
setiap tingkatnya terdapat tangga yang terbuat dari batu yang menjadi
akses bagi wisatawan untuk menuju tingkatan air terjun. Di sekitar air
terjun Saluopa terdapat hutan tropis yang dihuni oleh berbagai fauna.
Anda dapat mencapai air terjun Saluopa dengan melewati hutan tropis
tersebut. Tidak perlu khawatir karena sudah tersedia jalur trekking di
dalamnya.</div>
<h3>
2. Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Sumatera Utara</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3331" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/air-terjun-2-warna.jpg"><img alt="Air Terjun 2 Warna" class="wp-image-3331" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/air-terjun-2-warna.jpg" height="385" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun 2 Warna</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air Terjun Dua Warna</b> berada di Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, <a href="http://www.klikhotel.com/indonesia/hotel-di-sumatera-utara.html">Sumatera Utara</a>.
Sumber air terjun yang berada pada ketinggian 1270 mdpl ini berasal
dari Gunung Sibayak. Dinamakan air terjun dua warna karena airnya
memiliki gradasi dua warna yang berbeda, yaitu putih keabu-abuan dan
biru muda. Secara ilmiah, perbedaan gradasi warna ini disebabkan
kandungan fosfor dan belerang pada airnya. Selain menikmati keindahan
air terjun dua warna, di sini para wisatawan pun dapat bermain air,
berenang, dan dapat berkemah di dekat air terjun. Namun perlu diingat
bahwa air di Air Terjun Dua Warna ini tidak dapat diminum. Untuk
memasuki kawasan air terjun, wisatawan akan dipungut bayaran untuk tiket
masuk. Para wisatawan pun harus melewati hutan lebat selama 2-3 jam.
Tapi tak perlu khawatir karena walaupun jalurnya agak menantang, tapi
aman karena diperuntukkan bagi wisatawan. Anda pun dapat meminta jasa
pemandu untuk menemani.</div>
<h3>
3. Air Terjun Mursala, Pulau Mursala, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3330" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/mursala-waterfall.jpg"><img alt="Air Terjun Mursala" class="wp-image-3330" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/mursala-waterfall.jpg" height="383" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Mursala</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air Terjun Mursala</b>
merupakan salah satu air terjun terindah di Indonesia yang airnya
langsung jatuh dari tebing ke lautan lepas. Air terjun Mursala terletak
di Pulau Mursala yang berada di antara Pulau Sumatera dan Pulau Nias,
tepatnya di Kabupaten Tapanuli Tengah. Dengan ketinggian sekitar 35
meter, air yang mengalir pada bebatuan granit yang berwarna hitam
kemerahan lalu jatuh tercurah ke permukaan Samudra Hindia dengan suara
bergemuruh. Debit air di sini tidak pernah kering sekalipun pada musim
kemarau. Di perairan di bawah air terjun, ada berbagai macam terumbu
karang dan ikan hias, termasuk terumbu karang yang langka yaitu <i>Coral Reef</i>.
Anda dapat menyaksikan keindahan air terjun Mursala ini dengan menyewa
kapal dan berlayar di sekitarnya. Serunya, Anda juga dapat
ber-snorkeling di perairan di bawah air terjun Mursala ini.</div>
<h3>
4. Air Terjun Moramo</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3325" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/air-terjun-terindah-di-indonesia-moramo.jpg"><img alt="Air Terjun Moramo" class="wp-image-3325 size-full" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/air-terjun-terindah-di-indonesia-moramo.jpg" height="387" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Moramo</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air terjun Moramo</b> yang
merupakan salah satu air terjun terindah di Indonesia ini berada di
Kawasan Suaka Alam Tanjung Peropa, Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo,
Kabupaten Konawe, <a href="http://www.klikhotel.com/indonesia/hotel-di-sulawesi-tenggara.html">Sulawesi Tenggara</a>.
Kabupatan Konawe ini berada sekitar 60 km dari kota Kendari. Di sini,
Anda akan disungguhi pemandangan mengagumkan air yang meluncur deras
pada bebatuan granit besar yang tersusun antara 0,5 hingga 3 meter. Air
terjun Moramo ini juga memiliki bentuk yang bertingkat-tingkat dengan
jumlah 7 buah undakan air terjun dan 60 undakan kecil yang beberapa di
antaranya berupa kolam kecil. Sumber air terjun Moramo ini berasal dari
Sungai Biskori dengan hulu di Pegunungan Tambolosu. Di air terjun Moramo
ini, Anda pun akan disuguhi pemandangan indah hijaunya panorama alam ,
suara kicau burung, dan kupu-kupu yang terbang berseliweran. Anda juga
dapat menjumpai satwa endemik Sulawasi seperti monyet hitam dan anoa.</div>
<br />
<i><b><span style="font-size: large;">5. Air Terjun Sendang Gile, Lombok</span></b></i><br />
<br />
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3335" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/Air-Terjun-Sendang-Gile.jpg"><img alt="Air Terjun Sendang Gile" class="wp-image-3335" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/Air-Terjun-Sendang-Gile.jpg" height="389" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Sendang Gile</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air Terjun Sendang Gile</b>
berada di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara
Barat. Obyek wisata air terjun ini masih termasuk dalam kawasan Taman
Nasional Gunung Rinjani. Air Terjun Sendang Gile berada di ketinggian
600 mdpl dan memiliki tinggi sekitar 31 meter. Air Terjun Sendang Gile
memiliki dua tingkatan. Tingkat yang pertama muncul di atas tebing dan
jatuh ke dasar kolam di bawahnya, sedangkan pada tingkatan kedua, air
meluncur jatuh membentuk kolam di bawahnya. Masyarakat setempat
mempercayai bahwa Air Terjun Sendang Gile ini menjadi tempat mandi para
bidadari yang turun ke bumi. Untuk mencapai air terjun ini, Anda perlu
sedikit bersusah payah karena Anda harus melalui sekitar dua ratus anak
tangga pada ketinggian 40 meter dan melewati sebuah jembatan berlubang
yang melalui sebuah lembah. Namun, Anda juga dapat menempuh jalur
alternatif dengan menyusuri pinggir lembah yang agak curam mengikuti
saluran irigasi dan menyebrangi sebuah jembatan rotan. Klikers mau pilih
jalur yang mana? Kok sepertinya keduanya cukup menegangkan, yah? :p</div>
<h3>
6. Air Terjun Madakaripura, Jawa Timur</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3334" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/madakaripura-waterfall.jpg"><img alt="Air Terjun Madakaripura" class="wp-image-3334" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/madakaripura-waterfall.jpg" height="434" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Madakaripura</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air terjun Madakaripura</b>
terletak di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Probolinggo. Air Terjun
Madakaripura ini merupakan salah satu air terjun di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun dengan ketinggian 620 mdpl ini
berbentuk curuk yang dikelilingi bukit-bukit yang meneteskan air pada
seluruh bidang tebingnya seperti hujan yang turun, tiga di antaranya
bahkan mengucur deras membentuk air terjun lagi. Para pengunjung akan
merasa seolah sedang berada dalam sumur raksasa. Air Terjun Madakaripura
ini dipercaya sebagai tempat Patih Gajah Mada melakukan meditasi
terakhir dalam hidupnya. Air Terjun Madakaripura ini dianggap suci dan
dikeramatkan oleh umat Hindu. Untuk mencapai Air Terjun Madakaripura,
para pengunjung harus melewati jalanan yang terjal dan licin. Maka
sangat disarankan untuk mengenakan sandal gunung yang kuat bila
berkunjung ke sini. Dari jarak beberapa meter pun Anda sudah bakalan
kecipratan air terjun yang terasa dingin dan lembut. Maka jangan lupa
pula untuk membawa jas hujan atau baju ganti.</div>
<h3>
7. Air Terjun Payakumbuh, Ngarai Harau</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3337" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/air-terjun-terindah-di-indonesia-payakumbuh.jpg"><img alt="Air Terjun Payakumbuh" class="wp-image-3337" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/air-terjun-terindah-di-indonesia-payakumbuh.jpg" height="435" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Payakumbuh</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan hanya termasuk salah satu air terjun terindah di Indonesia, <b>Air Terjun Payakumbuh</b>
pun termasuk salah satu air terjun tertinggi di Indonesia. Air Terjun
Payakumbuh yang memiliki tinggi 150 meter ini terletak di Ngarai Harau,
35 km dari Bukittinggi. Ngarai Harau ini merupakan sebuah lembah yang
dikeliling tebing-tebing batu granit setinggi ratusan meter dan dihiasi
dengan enam buah air terjun yang masih alami. Nah, Air Terjun Payakumbuh
terletak di sela-sela perbukitan dan Ngarai Harau dan juga sebuah
jurang yang dalam. Air yang jatuh dari Air Terjun Payakumbuh ini
mengalir membentuk sungai-sungai berair jernih. Sungguh suatu
pemandangan yang sangat indah. Akses untuk menuju Air Terjun Payakumbuh
ini tidaklah terlalu sukar. Anda hanya perlu menempuh perjalanan sekitar
satu jam dari kota Bukittinggi atau sekitar setengah jam dari kota Payakumbuh.</div>
<h3>
8. Air Terjun Benang Kelambu, NTB</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3328" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/benang-kelambu.jpg"><img alt="Air terjun benang Kelambu" class="wp-image-3328" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/benang-kelambu-1024x682.jpg" height="386" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air terjun benang Kelambu</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air terjun Benang Kelambu</b> berada di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Dusun Pemotoh, Desa Aik
Berik, Kecamatan Batu Keliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Air terjun
Benang Kelambu berada di bagian atas hulu dari Air Terjun Benang
Stokel. Air terjun ini keluar dari sela-sela pohon gambung yang rindang
degan enam deret titik air. Airnya yang tercurah dari atas bukit sangat
tipis dan lembut, mirip dengan kelambu. Suara jatuhnya air pun tidak
terlalu bising. Itulah sebabnya mengapa air terjun ini dinamai Benang
Kelambu. Di kawasan air terjun Benang Kelambu ini terdapat dua kelompok
air terjun. Tingginya sekitar 40 meter dan memiliki dua atau tiga
tingkatan. Dari titik teratas , curahan airnya lalu jatuh ke tingkatan
di bawahnya di mana terdapat tiga susunan batu lebar berbentuk ceper.
Berkat hantaman batu ceper inilah hantaman air yang jatuh ke bawah tidak
terlalu kuat sehingga pengunjung dapat mandi di bawah air terjun.
Masyakarat setempat percaya bahwa mandi di air terjun Benang Kelambu ini
dapat menjadikan kita awet muda. Apakah Klikers mau membuktikannya? </div>
<h3>
9. Air Terjun Sipiso-piso</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3340" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/Piso2-Waterfall2.jpg"><img alt="Air Terjun Sipiso-piso" class="wp-image-3340" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/Piso2-Waterfall2.jpg" height="388" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Sipiso-piso</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Air terjun Sipiso-piso</b>
juga termasuk salah salah satu air terjun tertinggi di Indonesia, yaitu
mencapai 120 meter. Air terjun ini berlokasi di Kabupaten Karo, Sumatera
Utara, tak jauh dari pemukiman penduduk Desa Tongging. Air terjun ini
berada di perbukitan dengan ketinggian 800 mdpl dan dikelilingi hutan
pinus. Air Terjun Sipiso-piso ini menjadi salah satu obyek wisata
Sumatra Utara yang digemari wisatawan domestik dan mancanegara. Untuk
mencapai Air Terjun Sipiso-piso, Anda harus menelusuri jalur berupa
anak-anak tangga pada punggung bukit. Setelah berjalan sekitar satu jam,
Anda akan segera sampai dan dapat menikmati keindahan Air Terjun
Sipiso-piso.</div>
<h3>
10. Air Terjun Sri Gethuk, Yogyakarta</h3>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_3341" style="width: 590px;">
<a href="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/sri-gethuk-water-fall.jpg"><img alt="Air Terjun Sri Gethuk" class="wp-image-3341" src="http://klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2014/11/sri-gethuk-water-fall.jpg" height="386" width="580" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Air Terjun Sri Gethuk</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu air terjun terindah di
Indonesia ini terletak di Dusun Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan
Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Air terjun Sri Gethuk ini
berada di tepi Sungai Oyo dan lahir dari tiga sumber mata air “kedung
poh”, “ngandong”, dan “ngumbul”. Ketiga sumber air ini mengalir menjadi
satu dan membentuk aliran air yang jatuh dari tebing bebatuan karst.
Masyarakat setempat mempercayai bahwa air terjun ini merupakan tempat
penyimpanan kethuk (salah satu instrument gamelan) milik Jin Anggo
Meduro. Konon pada saat-saat tertentu, warga akan mendengar suara
gamelan yang mengalun dari arah air terjun. Untuk dapat mencapai Air
Terjun Sri Gethuk, pertama-tama Anda harus melewati hutan kayu putih
milik PERHUTANI dan ladang pohon jati. Setelah itu, ada dua pilihan
untuk Anda: menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah atau
menyusuri Sungai Oyo dengan rakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Klikers, itulah 10 air terjun terindah
di Indonesia. Untuk dapat mencicipi keindahannya, rata-rata Anda bakalan
harus menyiapkan hati dan fisik untuk menempuh medan yang cukup
menantang, mulai dari melewati hutan, menyebrangi sungai, hingga
melintasi jembatan. Namun semoga hal ini tidak menyurutkan niat Klikers
untuk berwisata ke sana. Percayalah, Anda bakalan jauh lebih puas
menikmati keindahan 10 air terjun ini dengan mata kepala sendiri dan
bukan hanya sekedar memandangi fotonya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;"><i><b>Sumber : http://klikhotel.com/blog</b></i></span></div>
<div class="shareaholic-share-buttons-heading">
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-24973293050840885342014-12-04T11:48:00.000+07:002014-12-04T11:54:27.381+07:00Obyek Wisata Sulawesi Tenggara <div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: purple;"><b>Mengintip Keunikan Danau Napabale</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: purple;"></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
Bagi anda yang sedang atau berencana akan berwisata ke Sulawesi Tenggara maka mampirlah di Kabupaten Muna. Karena di daerah ini terdapat obyek wisata yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Iya, Danau Napabale namanya. Danau yang unik karena memiliki air asin. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Berkunjung ke obyek wisata ini, berarti anda mengunjungi danau sekaligus pantai. Mengapa demikian? Karena di danau ini terdapat terowongan alam dengan panjang sekira 30 meter dan lebar sekira 9 meter yang terhubung langsung dengan pantai Selat Buton. Danau Napabale ini mendapatkan suplai air dari laut melalui terowongan alam tersebut, sehingga hal itu menjadikan air di danau ini terasa asin.<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Danau-Napabale-Wisata-Sulawesi-Tenggara.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Danau-Napabale-Wisata-Sulawesi-Tenggara.jpg" /></a> </div>
<div style="text-align: center;">
Jika air laut pasang, maka Danau Napabele ini juga akan ikut naik mengikuti pasang air laut dan terowongan alam pun juga terendam air. Namun, jika air laut sedang surut maka air juga akan berkurang sehingga terowongan alam pun juga akan terlihat kembali. Selain menyuplai air laut ke danau, terowongan alam ini pun juga dimanfaatkan oleh para nelayan setempat sebagai jalur untuk pulang dan pergi melaut. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Yang pasti, dengan mengunjungi kawasan wisata Sulawesi Danau Napabale ini, anda akan di manjakan dengan dua pesona alam sekaligus yaitu pesona danau dan pesona laut yang memukau. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Keindahan alam danau dan laut ini bisa anda nikmati dengan cara berlayar di atas sampan atau juga bisa dengan cara menyelam ke dalam danau dan laut. Dengan menyelam, anda akan dapat menikmati panorama bawah air yang sangat menakjubkan. Tetapi jika tidak berani untuk menyelam ke bawah danau atau bawah laut, anda bisa meminta bantuan para nelayan untuk mengantarkan anda ke tengah danau. Pasalnya di tengah danau ini, terdapat tiga karang besar yang berbentuk seperti cawan, yang ditumbuhi oleh pepohonan hijau yang sangat indah dan sejuk. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Selain itu, Danau Napabale dikelilingi oleh perbukitan dan tebing yang tinggi dan terjal dengan ragam tumbuhan yang hidup di atasnya, hingga menjadikan panorama di danau ini semakin indah dan sejuk. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Jika anda sudah puas menikmati panorama Danau Napabale, kini anda bisa melewati terowongan menuju tepi pantai. Di tepi pantai yang indah tersebut, anda bisa memanfaatkan waktu untuk bersantai, berjemur di tepi pantai atau bermain ombak.<img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Danau-Napabale-Wisata-Sulawesi.jpg" /> </div>
<div style="text-align: center;">
Tapi bagi anda yang ingin menjelajahi Danau Napabale secara mendalam, anda dapat menyewa perahu yang telah disediakan oleh nelayan di sekitar danau. Selain itu, anda juga tidak perlu mencari pemandu wisata karena pengemudi perahu akan secara langsung memandu anda untuk menikmati keindahan wisata Sulawesi ini. Jadi, anda tidak perlu khawatir dengan tidak adanya pemandu wisata. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Telusur Goa </span></b></div>
<div style="text-align: center;">
Jika anda belum puas, masih ada kegiatan wisata lain yang bisa anda lakukan dan tak kalah serunya. Yakni menelusuri goa. Karena tak jauh dari Danau Napabale ini, ada obyek wisata berupa situs purbakala, yang diberi nama Goa Kabori atau orang setempat menyebutnya Liang Kabori. Menelusuri jauh ke dalam goa ini, anda bisa melihat ratusan lukisan hasil karya manusia zaman prasejarah di sepanjang dinding goa. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Lokasi </span></b></div>
<div style="text-align: center;">
Danau Napabale terletak di Desa Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, atau berjarak 15 km dari Kota Raha, ibu kota Kabupaten Muna. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Akses </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
Dari Bandara Walter Mongonsidi Kendari, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Sugimanuru, Kabupaten Muna dengan menggunakan pesawat perintis. Kemudian untuk menuju Kota Raha dari Bandara Sugimanuru, pengunjung bisa menggunakan angkutan umum dengan perjalanan sekira 30 menit. Dari Kota Raha perjalanan dilanjutkan lagi menuju Danau Napabale dengan menggunakan taksi atau ojek dengan waktu perjalanan sekira 20 menit. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bagaimana apakah sudah siap atau sudah memasukan Danau Napabale ini sebagai tujuan liburan anda nantinya? Yang pastinya, jangan lewatkan obyek <a href="http://wisatasulawesi.com/">wisata Sulawesi</a> yang satu ini jika anda berkunjung ke Pulau Sulawesi. (Diolah dari berbagai sumber)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">Kabuto, Wisata Kuliner Khas Sulawesi Tenggara</span></b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
Selain memiliki panorama wisata alam dan laut yang sangat indah, Sulawesi Tenggara pun juga memiliki wisata kuliner khas Provinsi Sulawesi Tenggara yang terkenal kelezatannya. Wisata Sulawesi kuliner khas Provinsi Sulawesi Tenggara ini adalah Kabuto. Bagi anda yang belum mengenal makanan khas yang satu ini, jangan khawatir. Kami akan mengupasnya dalam artikel ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kabuto merupakan salah satu makanan khas Masyarakat Muna, Sulawesi Tenggara. Jika di pandang sekilas, makanan Kabuto ini mirip dengan makanan gathot dari Jawa yang terletak di wilayah Gunung kidul, Yogyakarta. Makanan gathot dari jawa dengan Kabuto dari Sulawesi Tenggara ini memiliki sedikit kesamaan antara keduanya. Letak kesamaanya adalah sama-sama berbahan dasar ketela pohon (singkong) atau ubi kayu yang telah kering dan kemudian baru dimasak. </div>
<div style="text-align: center;">
<img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Kabuto-Kuliner-Khas-Sulawesi-Tenggara.jpg" /> Kabuto (source : halokdi.blogspot) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Perbedaan antara keduanya adalah dari sisi bahan pelengkapnya. Makanan gathot bahan pelengkapnya adalah dengan memberinya campuran parutan kelapa dan garam untuk memberikan rasa asin atau bila menginginkan sedikit rasa manis bisa memberikan campuran gula merah. Namun, Kabuto sedikit berbeda yaitu selain memberikan campuran parutan kelapa juga memberikan tambahan campuran ikan asin gorang. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Makanan Kabuto ini sejak zaman dahulu sudah menjadi makanan pokok masyarakat Muna, Sulawesi Tengggara, sebagai makanan pengganti nasi terutama mereka yang tinggal di daerah pesisir pantai. Jika masa paceklik tiba, makanan kabuto sangat di butuhkan dan banyak di konsumsi oleh masyarakat di sana untuk penguat tubuh. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Memang, masyarakat Muna pesisir, tidak memiliki makanan pokok yang lain selain Kabuto ini karena tanaman padi sangat sulit tumbuh di wilayah mereka. Jika di teliti lebih jauh struktur tanah di daerah mereka memang kurang subur sehingga tanaman padi tidak bisa tumbuh. Hal ini memaksa mereka untuk mencari alternative lain selain menanam padi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Maka dari itu, mereka akhirnya memilih ketela pohon sebagai bahan makanan pokok mereka karena ketela pohon sanggup bertahan lama dan bisa memberikan rasa kenyang sebagaimana nasi. Sampai saat ini belum ada yang mengetahui mengapa makanan ini di juluki dengan nama Kabuto. Yang pasti makanan Kabuto ini tidak ada kaitannya dengan nama salah satu animasi pada film Jepang yang bernama Kabuto Yakushi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Perlu anda ketahui bahwa makanan Kabuto ini memiliki cita rasa yang khas sehingga membuat ia dijadikan sebagai sajian istimewa di kalangan masyarakat Muna, Sulawesi Tenggara. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kekhasan cita rasanya muncul dari bahan dasar ketela pohon yang telah di keringkan dan kemudian di olah menjadi makanan kabuto ini. Jika anda penasaran untuk mencobanya, silakan datang langsung di kampung para Nelayan tepatnya di pesisir pantai Muna, Sulawesi Tenggara. Harganya pun juga sangat terjangkau. Anda cukup merogoh kocek antara Rp 4000-Rp 5000 setiap porsinya (lengkap dengan lauk ikan asinnya).</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"><i><b>Taman Hutan Raya Murhum, Wisata Sulawesi Tenggara</b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"></span></div>
<div style="text-align: center;">
Sulawesi Tenggara menawarkan beragam jenis tempat wisata di provinsi ini, sehingga tidaklah heran jika mengundang banyak wisatawan dari berbagai penjuru Indonesia, maupun dunia. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bila anda ingin merasakan sesuatu yang berbeda dari Sulawesi Tenggara, bisa mampir ke lokasi wisata Taman Hutan Raya Murhum. </div>
<div style="text-align: center;">
<img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Taman-Hutan-Raya-MurhumTempat-Wisata-Sulawesi.jpg" />Hutan Raya Murhum,Tempat Wisata Sulawesi (source : yukpegi.com) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Obyek wisata Taman Hutan Raya Murhum terletak di area pegunungan Nipa-Nipa, tepatnya di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Obyek wisata ini terbagi di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kendari, dan Kecamatan Soropia yang ketiga-tiganya berada di wilayah Kota Kendari. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Penyebutan Murhum diambil pada nama Raja Buton yang terakhir dan juga nama Sultan Buton pertama, sebagai penghormatan pada raja dan sultan yang pernah berkuasa di sana. Maka diabadikan namanya pada Taman Hutan Raya ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Taman hutan ini masih termasuk ke dalam salah satu Kawasan Konservasi Alam di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Taman Hutan Raya Murhum ini memiliki bentuk topografi datar, bukit, serta gunung yang berada di kondisi kemiringan hingga mencapai 20-40%. Tahura Murhum (Taman Hutan Raya Murhum) berada tepat di atas tanah yang seluas sekitar 8.146 hektar dengan ketinggian sekitar 500 m di atas permukaan laut. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tahura Murhum ini memiliki berbagai macam keistimewaan dan keunikan yang beraneka ragam salah satunya terdapat berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang bermacam-macam. Tanaman tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di Tahura Murhum adalah kayu besi, bolo-bolo putih, palem, rotan, dan sebagainya. Sedangkan hewan yang banyak terdapat di Tahura Murhum adalah hewan anoa, musang, elang laut, kupu-kupu, dan kesturi. </div>
<div style="text-align: center;">
<img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Air-Terjun-Kawasan-Wisata-Hutan-Raya-Murhum.jpg" /> </div>
<div style="text-align: center;">
Selain itu, di dalam area hutan ini, anda akan bisa menikmati air terjun yang sangat bersih dan dapat anda pergunakan untuk mandi. Tak hanya itu, tidak jauh dari lokasi air terjun tersebut, anda akan menemukan situs bersejarah. Yaitu benteng pertahanan peninggalan Jepang. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kombinasi yang beragam antara jenis-jenis tumbuhan, hewan, serta panorama alam yang memukau, dan situs bersejarah membuat obyek wisata Sulawesi ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Selain keindahan alam yang memukau pada obyek wisata ini, Tahura Murhum juga sudah menyediakan berbagai fasilitas yang di peruntukkan bagi kenyamanan setiap pengunjung. Di sekitar kawasan Tahura Muhum ini terdapat rumah makan dan restoran yang memiliki berbagai macam menu masakan yang sangat tepat untuk menambah stamina anda setelah berjalan kaki selama menyusuri kawasan wisata ini. Jika anda sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan tidak sanggup meneruskan untuk menelusuri obyek wisata Tahura Murhum ini, anda bisa menginap terlebih dahulu di sekitar lokasi obyek wisata untuk beristirahat. Di sekitar obyek wisata Tahura Murhum ini sudah di sediakan akomodasi hotel yang terdiri dari berbagai macam kelas hotel, mulai dari motel hingga hotel berbintang. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b>AKSES </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
Untuk menuju obyek wisata ini, anda harus memperhatikan akses jalan yang tepat dalam rangka untuk mempercepat perjalanan sampai ke tempat obyek wisata. Jika anda memulai perjalanan dari Bandara Wolter Mongisidi, anda harus naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi untuk menuju Kelurahan Kemaraya dan kemudian di lanjutkan menuju ke Benua-benua Tipulu, Gunung Jati, Sodohoa dan Mangga Dua. Setelah anda sampai di Mangga Dua, anda harus berjalan kaki melewati jalan setapak dengan jarak sekitar 3,5 km atau sekitar 2 jam berjalan menuju ke Obyek Wiasata Tahura Murhum ini. Jangan khawatir, perjalanan yang melelahkan yang anda lewati akan terbayar dengan keindahan alam Tahura Murhum.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: red;"><i><b>Wisata Sulawesi Tenggara di Pulau Kabaena</b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
Jika anda berkunjung ke Provinsi Sulawesi Tenggara, tak ada salahnya meluangkan waktu untuk mengunjungi beberapa tempat wisata yang sangat indah di provinsi Sulawesi Tenggara ini. Dijamin anda tidak akan rugi jika mengunjungi tempat wisata Sulawesi yang satu ini. Di tempat ini anda akan dimanjakan oleh suasana panorama alam yang sangat menakjubkan. Wisata tersebut adalah sebuah pulau yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan sebutan Pulau Kabaena. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Kabaena-Wisata-Sulawesi-Tenggara.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Kabaena-Wisata-Sulawesi-Tenggara-300x155.jpg" /></a> </div>
<div style="text-align: center;">
Pulau Kabaena merupakan salah satu pulau kecil yang terpisah dari Pulau Sulawesi, namun menyimpan berbagai keindahan alam yang tak ternilai harganya. Dijamin mata anda tidak berkedip dan akan membuat anda ketagihan untuk mengunjungi pulau ini. Di pulau Kabaena ini anda akan di suguhi pemandangan alam yang berupa pantai, perbukitan yang sangat unik, dan ada juga gua yang menyimpan berbagai keindahan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bagi anda yang belum mengetahui tentang pulau Kabena ini, sedikit kami akan menjelaskan tentang pulau ini. Pulau Kabaena terletak di ujung tenggara Pulau Sulawesi dengan luas wilayahnya mencapai 873 km2. Di pulau ini, terdapat sebuah gunung yang sangat terkenal yaitu Gunung Sabampolulu yang memiliki ketinggian 1800 meter dari permukaan air laut. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Eksotisme Gunung Sabampolulu mulai terasa ketika pengunjung sudah mendekati Pulau Kabaena. Berkunjung ke lokasi ini, anda akan merasakan cuaca dingin hingga siang hari. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Gunung-Sabampolulu.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Gunung-Sabampolulu.jpg" /></a>Gunung Sabampolulu, di Pulau Kabaena</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Untuk lebih jelasnya, silakan anda kunjungi wisata pulau Sulawesi ini. Dan untuk menambah referensi, kami akan mengulas beberapa tempat wisata yang layak anda kunjungi jika anda sedang berada di Pulau Kabaena Sulawesi Tenggara. Untuk itu, berikut ulasannya di bawah ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b>Pulau Sagori </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
Pulau Sagori adalah sebuah pulau yang terletak di Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana, atau di sebelah barat Pulau Kabaena. Pulau ini menyuguhkan sebuah keindahan alam yang sangat luar biasa terutama keindahan pantainya. Pulau Sagori merupakan karang atol berbentuk setengah lingkaran. Selain itu, pulau ini juga memiliki onggokan pasir putih dengan panjang sekira 3.000 meter dan pada bagian tengah sekira 200 meter. Jika melihat dari udara, anda akan melihat pulau ini berbentuk seperti bulan sabit dan berbagai pohon cemara yang tumbuh subur di sekitar pulau ini. Bukan hanya itu, melihat Pulau Sagori dari ketinggian jarak jauh menampilkan sapuan empat warna, yakni biru tua sebagai garis terluar, biru muda, garis putih, kemudian hijau di tengah. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b>Goa Batu Buri </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
Tempat yang kedua ini adalah sebuah situs goa bersejarah, Batu Buri (Batu bertulis) yang cukup terkenal di Pulau Kabaena ini. Goa ini banyak di kunjungi oleh para wisatawan. Jadi jangan lewatkan wisata yang satu ini. Goa Batu Buri ini terletak di Desa Lengora, Kecamatan Kabaena Utara. Jika anda mengunjungi goa ini di jamin tidak akan rugi karena anda akan di suguhi berbagai lukisan relief-relief yang berupa stalakmit dan stalaktit. Selain itu, dapat pula ditemui berbagai perkakas dan meubel yang terbuat dari batu pada goa ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b>Bukit Teletubbies </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
Bagi anda yang pernah menonton serial film anak Teletubbies pasti akan mengenali bagaimana keadaan dari perbukitan pada serial film tersebut. Tapi bukit Teletubbies ini bukanlah yang ada difilm itu lho. Jadi kenapa disebut bukit Teletubbies? Karena bentuk perbukitan yang terdapat pada bukit ini memang sangat mirip dengan serial film anak Teletubbies yang pernah anda tonton. Selain itu, keistimewaan lain yang terdapat pada bukit ini adalah pengunjung bisa menyaksikan panorama matahari terbit maupun matahari terbenam yang sangat memukau bagi wisatawan. Bukit Teletubbies ini terletak di Kelurahan Baliara. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b>Akses </b></i></div>
<div style="text-align: center;">
Untuk mencapai Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, bisa diakses dari Kota Kendari atau Bau-Bau. Karena kedua kota tersebut terakses dengan berbagai maskapai penerbangan dalam negeri maupun kapal laut. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Nah, dari kedua kota itu, anda akan melanjutkan perjalanan dengan kapal feri atau kapal laut ke Pulau Kabaena. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bagaimana apakah sudah siap menjelajahi keindahan tempat wisata Sulawesi?</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"><i><b>Sungai Terpendek di Dunia Ada di Sulawesi</b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
Tak sedikit dari panorama alam Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Bahkan ada diantaranya masuk dalam rekor dunia. Salah satunya adalah Sungai Tamborasi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sungai Tamborasi ini terletak di Desa Tamborasi, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, dimana telah mencatat rekor sebagai sungai terpendek di dunia dan itu telah diakui oleh dunia internasional. Wow…Indonesia keren ya. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Sungai-Terpendek.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Sungai-Terpendek.jpg" /></a>Sungai terpendek di dunia (Foto : kaskus.co.id) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sebelum Sungai Tamborasi ditahbiskan sebagai sungai terpendek sedunia oleh Guiness Book of World Record, rekor sungai terpendek didunia sebelumnya disandang oleh Sungai Roe di Great Fallas, Montana, Amerika Serikat, yang mana memiliki panjang sekira 61 meter. Namun rekor tersebut akhirnya berhasil dipatahkan ketika Sungai Tamborasi yang memiliki panjang hanya sekira 20 meter dan lebar 15 meter ditemukan di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Selain Guiness Book of World Record, situs Wikipedia juga mencatat jika Sungai Tamborasi sebagai sungai terpendek dijagad raya ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Maka jangan heran jika sungai ini selalu dipadati pengunjung. Dan bahkan telah menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Karena selain datang untuk sekadar bersantai, berenang atau mandi, kedatangan para pengunjung di sungai terpendek ini, hanya ingin menyaksikan keunikan dan keindahan wisata Pulau Sulawesi ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
KEINDAHAN DAN KEUNIKAN YANG DITAWARKAN </div>
<div style="text-align: center;">
Iya, bagi anda yang berkunjung ke Sungai Tamborasi dijamin akan mendapatkan kepuasan tersendiri. Dan yang pasti akan merasa takjub jika dapat menyaksikan langsung salah satu keajaiban dunia tersebut. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Selain itu, sungai ini juga menawarkan pemandangan unik dan mempesona. Keunikan Sungai Tamborasi adalah memiliki hulu dan hilir dalam satu tempat. Dimana letak hulu sungai hanya berjarak sekitar 20 meter dari hilir yang bermuara langsung ke laut. Dan hamparan pasir putih di sekitar pantai dan hilir sungai, juga ikut menambah keindahan di tempat wisata ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2014/07/Sungai-tamborasi.jpg" />Sungai Tamborasi, Sungai Terpendek di Dunia (Foto : java-adventure.com) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bukan hanya itu, sungai ini juga memiliki dua jenis air, yakni air tawar yang dingin dan air laut yang terasa hangat. Nah dengan demikian, jika ingin berenang atau mandi di sana, Anda memiliki dua pilihan sensasi air yang berbeda. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Anda pun bisa temukan beberapa jenis binatang hutan dan beberapa spesies burung, serta beragam tumbuhan laut, karena suasana alam di sekitar sungai ini masih terbilang alami. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Olehnya itu, semua keindahan dan keunikan yang ada Sungai Tamborasi ini, sungguh sayang jika dilewatkan begitu saja, terutama ketika Anda sedang bepergian di Kabupaten Kolaka. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
FASILITAS </div>
<div style="text-align: center;">
Beberapa fasilitas umum untuk memanjakan pengunjung seperti gazebo untuk beristirahat dan tempat ganti pakaian sudah dilengkapi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sementara untuk fasilitas lainnya seperti hotel dan restoran, memang disana belum tersedia. Tapi jika Anda dan keluarga ingin menginap disana, tidak usah ragu. Karena di sekitar lokasi, ada beberapa rumah makan yang sudah “disulap” untuk sekaligus menjadi penginapan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
LOKASI DAN AKSES </div>
<div style="text-align: center;">
Kendati lokasi Sungai Tamborasi jauh dari pusat kota Kolaka, namun tidak usah ragu jika ingin liburan disana. Karena dalam perjalanan, Anda akan disuguhkan dua pemandangan alam sekaligus yaitu, pinggir pantai dan pegunungan batu marmer di sepanjang jalan. Untuk mencapai lokasi wisata ini, Anda bisa mengaksesnya dengan perjalanan darat dengan jarak tempuh sekira 90 Kilometer dari Kota Kolaka, atau sekira 10 jam perjalanan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #45818e;"><i><b><span style="font-size: large;">Pemandian Bidadari di Air Terjun Moramo</span></b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
Air terjun Moramo merupakan salah satu obyek wisata alam terindah di Nusantara ini, yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kombinasi antara keindahan air terjun dengan berbagai jenis aneka satwa serta tempatnya yang berada dalam areal hutan lindung, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung ketempat tersebut, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Air-terjun-moramo-Konawe-Selatan-wisata-sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Air-terjun-moramo-Konawe-Selatan-wisata-sulawesi.jpg" /></a> Air terjun Moramo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Foto : blogspot.com) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Ditempat tersebut dari ketinggian sekitar 100 meter, terbentuklah air terjun sangat menakjubkan, yang memiliki ciri khas tersendiri. Bentuknya bertingkat, terdiri dari 7 tingkatan utama dan 60 tingkatan kecil. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Dari setiap tingkatan, menumpahkan dan meluncur air jernih dengan derasnya yang disertai suara gemericik, menciptakan suatu harmoni alam yang membuat suasana hati dan pikiran menjadi tentram. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Memang, air terjun yang berada dalam kawasan hutan lindung Suaka Alam Tanjung Peropa dengan luas 38.937 hektar itu, suasananya sangat tenang. Dan sangat cocok bagi anda yang ingin menghindari keramaian kota untuk sementara waktu. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bebatuan yang menjadi tempat mengalirnya air yang sangat sejuk, sangatlah indah di pandang mata. Karena setiap tingkatan terdapat undakan air yang menyerupai kolam dan bagaikan tempat peristirahatan air menuju ketingkatan berikutnya. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Dari setiap kolam itu, pengunjung dapat memanfaatkannya sebagai tempat pemandian. Tetapi bagi anda yang hobi renang, bisa memilih kolam pada tingkatan kedua. Pasalnya kolam tersebut, lebih luas dari kolam yang lain, juga tidak terlalu dalam. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Meskipun bebatuan menjadi hamparan air ditempat itu, namun anda tak perlu takut untuk menyusuri tiap tingkatan yang bagaikan anak tangga tersebut. Karena bebatuan yang ada dikawasan air terjun Moramo, merupakan batuan kapur yang menyebabkan dinding-dindingnya tidak licin untuk dipanjat dan dilewati pengunjung. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Ya, tak hanya bentuknya yang indah ketika tersentuh cahaya matahari, bebatuan tersebut memancarkan kilauan pelangi yang berwarna-warni dan terlihat menari-nari berbenturan dengan buih air terjun dan riak gelombang yang sangat lembut. Suatu pemandangan yang sungguh menakjubkan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Olehnya itu, tak heran jika sebagian masyarakat mempercayai tempat tersebut sebagai permandian para bidadari yang turun dari kayangan. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/09/Air-terjun-moramo-Wisata-Sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/09/Air-terjun-moramo-Wisata-Sulawesi.jpg" /></a>Wisata air terjun Moramo (Foto : go celebes) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tak hanya itu, sepanjang perjalanan dan sekitar air terjun itu, anda akan menjumpai bentangan alam yang luas nan hijau dan diperkirakan usianya mencapai ratusan tahun. Kondisi jalan yang sedikit menanjak dan licin menjadi suatu pengalaman yang tak terlupakan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kicauan burung dan penghuni hutan lainnya yang saling bersahutan, tarian kupu-kupu yang berwarna-warni, seakan memecahkan suasana hening di areal itu, dan melengkapi cerita petualangan anda. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pada awalnya, air terjun Moramo ditemukan pada tahun 1980 oleh salah seorang transmigrasi asal pulau Jawa yang sedang berburu dan memasang jerat anoa. Namun, pada tahun 1990 tempat tersebut baru mulai di gunakan sebagai tempat wisata. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tempat & Akses </div>
<div style="text-align: center;">
Air terjun Moramo berada di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Atau sekitar 45 kilometer dari kota Kendari. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sementara untuk mencapai lokasi tersebut, ada beberapa akses yang bisa menjadi pilihan pengunjung. Misalnya dari kota kendari, anda dapat menggunakan angkutan darat selama dua jam perjalanan menuju Kabupaten Konawe Selatan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tapi apabila anda menggunakan jalur udara, dari bandara Wolter Mongunsidi, anda dapat langsung menuju ke Desa Sumber Sari. Kemudian dilanjutkan menyusuri kawasan hutan Suaka Alam Tanjung Peropa dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sekian dan semoga keindahan air terjun tersebut dapat dijaga dan dilestarikan bersama, agar tetap dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Jangan sampai hanya karena kepentingan orang-orang atau kelompok tertentu, sehinggga panorama alam yang sudah terbentuk ratusan bahkan ribuan tahun ini, hancur dalam hitungan menit. Karena di kawasan hutan lindung yang menjadi tempat Air Terjun Moramo ini, memiliki kandungan marmer terbesar yang ada di Indonesia.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #6aa84f;"><i><b><span style="font-size: large;">Alam Bawah Laut Wakatobi</span></b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
Kali ini, Tak ada salahnya anda memuaskan mata dan memulihkan tenaga di salah satu surga bawah laut terindah di dunia. Tempat tersebut merupakan salaha satu wisata bahari yang ada di Sulawesi Tenggara. Ia dikenal dengan nama Taman Nasional Kepulauan Wakatobi. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Pulau-Wakatobi-wisata-sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Pulau-Wakatobi-wisata-sulawesi.jpg" /></a> Wisata pulau Wakatobi (Foto : tripadvisor) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Di bawah laut Wakatobi, banyak spesies karang langkah yang menantikan kedatangan anda. Dan tidak usah ragu soal panorama keindahan alam bawah lautnya, keaneka ragaman terumbuh karang serta bioata laut yang ada disana telah menduduki posisi tertinggi dari konservasi laut Indonesia. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org), pada tahun 1996 silam, wisata laut ini ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan luas area 1,39 juta hektar. Wow, luas banget yah. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bukan hanya soal karang, di bawah laut sana merupakan taman bermain 93 jenis spesies ikan. Dan salah satunya adalah ikan pari manta yang memiliki ukuran raksasa. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Beberapa jenis penyu juga menjadikan tempat ini sebagai kediaman, diantaranya penyu lekang, penyu sisik dan penyu tempayan. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Eits, masih ada lagi. Pada bulan November, laut Wakatobi memiliki tamu yang setia. Dia bernama Physeter macrocephalus alias ikan paus sperma. Karena pada bulan tersebut belahan bumi lain membeku. Nah pada saat itu, air laut Wakatobi relative lebih hangat di bandingkan laut lainnya. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Bawah-laut-Wakatobi-Wisata-Sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Bawah-laut-Wakatobi-Wisata-Sulawesi.jpg" /></a>Alam bawah laut Wakatobi (Foto : jalurindonesia) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pesona bawah laut kepulauan Wakatobi sudah sejak lama terkenal hingga mancanegara. Maka tak heran, banyak wisatawan asing yang tidak segan merogoh kocek dalam-dalam, demi berpetualang ke Wakatobi untuk menyaksikan keindahannya. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Laut yang diakui sebagai pusat segitiga karang tersebut, telah menjadi perhatian dunia. Terutama setelah adanya tim ekpedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995. Menurutnya, daerah tersebut terdapat 750 bunga karang atau koral dari 850 total jenis koral yang tersebar diseluruh dunia. Olehnya itu, tak ada salahnya jika Wakatobi dijuluki sebagai tempat menyelam terindah di dunia. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tak hanya itu, di pinggiran pantai terdapat hutan mangrove yang menjadi tempat bersarang berbagai jenis burung laut. Seperti burung raja udang erasia, angsa batu coklat serta burung cerek melayu. Suatu pemandangan yang turut melengkapi keindahan pulau tersebut. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Nah, jika anda betah berlibur disana, tak perlu khawatir, karena daerah tersebut memiliki sejumlah fasilitas penginapan dan hotel. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Dan soal perut, menu makanan laut yang tersedia dijamin masih segar. Selain itu, anda juga dapat menikmati makanan khas Wakatobi, seperti: sayur paria yang diisi dengan ikan, tombole atau tepung ubi kayu yang di campur dengan kelapa dan di bungkus daun pisang lalu di bakar dengan batu panas, dan masih banyak lagi makanan khas Wakatobi yang layak dicicipi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Objek wisata itu terdiri dari empat pulau, dan nama Wakatobi sendiri sebenarnya singkatan dari pulau-pulau tersebut. Yaitu pulau Wangiwangi, Kalidupa, Tomia serta Binongko. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sebelumnya pulau ini bagian dari administratif kabupaten buton dan dikenal dengan kepulauan Tukang Besi. Namun pada tahun 2003, ia dimekarkan menjadi Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Namanya pun ikut berubah menjadi Kepulauan Wakatobi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Untuk menuju kesana, anda tinggal menggunakan kendaraan menuju Ibukota provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Kota Kendari. Kemudian anda melanjutkan petualang menggunakan kapal laut menuju pulau Wangiwangi. Tapi ingat, kapal tersebut berangkat setiap pukul 10.00 dan anda akan tiba ditempat tujuan pada pukul 12.00 WITA. Jangan sampai ketinggalan ya!</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #b45f06;"><i><b><span style="font-size: large;">Bau-Bau, Menyajikan Keindahan Alam </span></b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Pantai-Nirwana-Bau-Bau-Wisata-Sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Pantai-Nirwana-Bau-Bau-Wisata-Sulawesi.jpg" /></a>Pantai Nirwana, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara (Foto : wisata.kompasiana) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Berbicara soal wisata di Indonesia memang tidak akan pernah ada habisnya. Tak terkecuali pulau Sulawesi. Ya, hampir semua daerah di pulau ini menawarkan tempat atau obyek wisata menawan dan menarik untuk dikunjungi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Salah satunya Buton, Sulawesi Tenggara yang juga terkenal dengan wisata bawah lautnya yang kaya nan indah. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Nah, jika anda ingin berlibur akhir pekan atau berwisata di pantai, gak ada salahnya Pantai Nirwana menjadi pilihan anda. Mengapa demikian? Karena pantai yang berada di Kelurahan Sula, Betoambari, Bau Bau, Buton, Sulawesi Tenggara tersebut, begitu indah dan panorama pantainya tak terbantahkan lagi. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Hamparan pasir putih bersih dengan lambaian nyiur di sepanjang pantai, sungguh menjadi pemandangan yang mempesona ditempat ini. Airnya biru jernih dan tenang, bahkan hampir tidak ada ombak sama sekali dan juga tanpa karang. Sehingga pengunjung bebas bermain dan berenang tanpa takut ombak besar dan terkena karang. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Nirwana, namanya bagaikan seorang gadis cantik. Bahkan jika diartikan, Nirwana adalah “surga”. Ya, memang ditempat wisata ini menawarkan keindahan pantai yang memiliki tiga kombinasi warna air laut, diantaranya putih, biru muda dan biru tua kehijauan. Ketiga air tersebut terpisah satu sama lain. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bukan hanya itu, keindahan terumbu karang Pantai Nirwana menjadi daya tarik tersendiri para turis untuk melakukan penyelaman. Gugusan karang dan ikan-ikan serta jutaan biota laut lainnya akan menjadi pemandangan bagi pengunjung ditempat ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Olehnya itu, tak heran jika di pantai Nirwana ini kerap kita temui aktivitas para turis mancanegara melakukan penyelaman (diving) dan pemotretan bawah laut. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/09/sunset-pantai-nirwana-Wisata-Sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/09/sunset-pantai-nirwana-Wisata-Sulawesi.jpg" /></a>Sunset pantai Nirwana (Foto : jaring-ide) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pantai ini juga memiliki pemandangan matahari terbaik, saat terbit “sunrise” maupun terbenam “sunset”. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Yang pasti, Pantai Nirwana menyajikan keindahan alam yang lengkap, di atas dan di bawah permukaan air laut. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Lokasi & Akses Pantai yang sudah jadi primadona di Kota Bau-Bau ini, sangatlah mudah dijangkau. Dengan perjalanan darat, hanya sekitar 15 menit dari pusat kota Bau Bau, atau hanya beberapa menit dari Bandara Betoambari. Selamat berwisata untuk Anda semua</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #e06666;"><i><b><span style="font-size: large;">Air Terjun Tirta Rimba, Bau-Bau</span></b></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
Air terjun Tirta Rimba adalah salah satu objek wisata alam yang layak anda kunjungi di Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Karena tempat wisata ini menawarkan eksotisme alam yang tak dimiliki objek wisata lain. Olehnya itu, tak heran jika air terjun Tirta Rimba ini menjadi salah satu tempat wisata yang paling populer disana. Karena selain pemandangannya luar biasa dan letaknya strategis, juga biaya masuk murah meriah. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Air-Terjun-Tirta-Rimba-Wisata-Sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Air-Terjun-Tirta-Rimba-Wisata-Sulawesi.jpg" /></a> <span style="color: #674ea7;">Air Terjun Tirta Rimba, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara (Foto : time.nitrod.com) </span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Ya, sebagian besar Penduduk setempat menyebut air terjun Tirta Rimba ini, dengan sebutan “Air Jatuh” </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Namun apapun namanya, wisata air terjun ini yang memiliki ketinggian sekitar 6 meter dan lebar sekitar 5 meter tersebut, bisa membuat anda semakin enjoy berwisata. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Air terjun ini, berada dalam kawasan hutan lindung yang juga merupakan kawasan wisata alam yang banyak memiliki daya tarik tersendiri hingga memukau pengunjungnya agar betah ditempat ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Airnya mengalir dari atas batu alam besar yang mengarah kekolam dengan ukuran sekitar 10 × 7 meter, dilengkapi dengan papan tempat seluncur seperti kolam renang pada umumnya. Dan airnya sangat jernih karena memang tempat ini adalah salah satu daerah konservasi dan pengawasan secara langsung dari pihak Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sambil berenang, ditempat ini pengunjung juga dihibur oleh kicauan segerombolan burung saling bersautan dengan deru angin diatas ranting pepohonan serta suara air terjun. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tidak hanya itu, rongga batu besar yang ada pada air terjun ini, biasanya juga tak luput dari’serbuan’ para pengunjung untuk dijadikan sebagai objek foto-foto mereka. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karena eksotisme alamnya sangat luar biasa, maka untuk melengkapi wisata air disini, pengunjung dapat melakukan kegiatan lain seperti; jelajah sungai dan jelajah hutan diareal air terjun ini. </div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Air-Terjun-Tirta-Rimba-1-Wisata-Sulawesi.jpg"><img src="http://wisatasulawesi.com/wp-content/uploads/2013/10/Air-Terjun-Tirta-Rimba-1-Wisata-Sulawesi.jpg" /></a>Para pengunjung Air Terjun Tirta Rimba (Foto : wisata.kompasiana) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Namum sayang, karena kendati wisata air terjun ini menjadi salah satu tempat wisata paling populer disana. Tapi kekurangannya karena tidak ada warung makan ditempat ini. Hanya terkadang penjual musim-musiman. Nah, sekedar saran untuk Anda yang berencana berkunjung ditempat ini, ada baiknya bawa bekal sendiri loh untuk mengantisipasi perut keroncongan hehe….. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Lokasi & Akses </div>
<div style="text-align: center;">
Air terjun Tirta Rimba ini, terletak di Kelurahan Lakologou, Kecamatan Wolio, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, yang berjarak sekitar 4 Km dari sebelah barat pusat Kota Bau-Bau. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Untuk perjalanan menuju tempat wisata ini, dapat ditempuh dengan transportasi darat dengan menggunakan mobil atau sepeda motor, yang hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari pusat kota. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sementara untuk pengunjung berasal dari luar Bau-Bau, Anda bisa menggunakan pesawat atau kapal PELNI yang akan bersandar di Pelabuhan Murhum, Bau-Bau. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Berkunjung ketempat wisata ini memang luar biasa dan sungguh sangat menyenangkan, untuk itu peran semua pihak untuk menjaga serta merawat dan melestarikan adalah sebuah tanggung jawab bersama. Selamat berwisata untuk Anda semua.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: red;"><i><b>Sumber : http://wisatasulawesi.com</b></i></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-13020254603502614362014-05-29T11:48:00.001+07:002014-05-29T11:48:30.056+07:00SEJARAH KABUPATEN SOMOROTO YANG BERADA DI WILAYAH PONOROGO <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTQ99rjJj2-s3QCLeLHhvYPv1GGQpXT9KVvnlUniQ4q402mXpir9PebjQUy2ssGpG_13JkuEx9CZHai6ZVW1Czyvk-M8gHzOKuvu3k8heV4_6IQsbsnPPYwNojLtvPzV8H3icilnyi1L0/s1600/2114.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTQ99rjJj2-s3QCLeLHhvYPv1GGQpXT9KVvnlUniQ4q402mXpir9PebjQUy2ssGpG_13JkuEx9CZHai6ZVW1Czyvk-M8gHzOKuvu3k8heV4_6IQsbsnPPYwNojLtvPzV8H3icilnyi1L0/s1600/2114.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<i><b>Artikel ini mencoba untuk menjelaskan tentang sejarah Kabupaten Somoroto. Disini juga akan dijelaskan mengenai letak geografis Kabupaten Somoroto, korelasi Kabupaten Somoroto dengan Kabupaten Ponorogo, tokoh-tokoh yang pernah menjabat sebagai Bupati Somoroto, dan juga Pasarean Srandil yang merupakan makam peninggalan keturunan Bupati-bupati Somoroto. Kabupaten Somoroto dulunya disebut dengan Kabupaten Kutho Kilen. Kabupatennya pun terletak di Dusun Carat yang berada di utara jalan besar Ponorogo-Badegan. Alon-alon Kabupaten Somoroto dulu terletak di bangunan gedung Puskesmas dan Kantor Kecamatan Kauman. Kabupaten Somoroto berdiri antara tahun 1780-1887.<br />Kata Kunci: Letak geografis, Korelasi, Tokoh-tokoh, Pasarean Srandil<br /> <br />Kabupaten Somoroto didirikan oleh Raden Mas Tumenggung Prawiradirja pada tahun 1805, beliau adalah keturunan ke-13 dari Raja Majapahit Brawijaya V. Raden Tumenggung Prawiradirja adalah putra dari Raden Tumenggung Wirareja, putra dari Kyai Sutowijoyo, putra dari Kyai Sutojoyo, putra dari Kyai Ageng Cucuk Singowongso, putra dari Kyai Ageng Cucuk Dhepok, putra dari Kyai Ageng Cucuk Telon, putra dari Kyai Ageng Karangelo, putra dari Kyai Ageng Ampunan, putra dari Panembahan Jogorogo, putra dari Raden Alit, putra dari Raden Patah, putra dari Raden Patah, putra dari Brawijaya V raja Majapahit.<br /> </b></i><br />
<i><b>Wirareja adalah seorang pedagang arang yang tinggal di kampung Coyudan Solo. Kemudian atas perantaraan temannya, Wirareja diangkat sebagai pegawai Istana Surakarta yang bekerja sebagai pembaca tembang istana. Wirareja memiliki seorang puteri yang cantik yang bernama Roro Handawiyah (Roro Berook) “si Penari Bedaya Istana”. Yang kemudian pada tahun 1762 dinikahi oleh Sunan Pakubuwono III dan sekaligus diangkat sebagai istri permaisuri dengan gelar Kanjeng Ratu Kencana. Pernikahan tersebut mengakibatkan status sosial Wirareja menjadi terangkat. Wirareja nantinya diangkat sebagai Bupati Nayaka di Keraton Surakarta dengan gelar Raden Tumenggung Wirareja dan istrinya mendapat gelar Bendara Raden Ayu Ibu.<br /> </b></i><br /><span style="color: purple;"><span style="font-size: large;"><i><b>Bupati Somoroto 1</b></i></span></span><br /><i><b>Pada tahun 1780, putra Raden Tumenggung Wirareja yang laki-laki (adik dari Kanjeng Ratu Kencana) yang bernama Prawiradirja diperintahkan oleh Sunan Pakubuwono III untuk membuka (babat) daerah baru di sebelah barat Sungai Sekayu yang dikenal dengan Hutan Kasihan dan Hutan Sambirata untuk mendirikan kota baru. Disitulah ditemukan tempat yang datar / papan kang waroto wangun mbatok mengkurep (tempat yang datar dan berbentuk tempurung yang tengkurup) yang begitu baik untuk didirikan sebuah kota, oleh karena itu kedua hutan tersebut nantinya diberi nama Somoroto (Samarata).<br /> Secara de facto Kabupaten Somoroto mulai berdiri pada tahun 1780, tetapi secara de jure baru berdiri tahun 1805, yaitu saat Sunan Pakubuwono IV (putra dari Sunan Pakubuwono III) secara resmi mengangkat Prawiradirja sebagai bupati di derah tersebut (Somoroto) dengan gelar Raden Mas Tumenggung Prawiradirja. Wilayahnya mengambil sebagian dari wilayah Kabupaten Ponorogo warisan Bathara Katong dengan batas Sungai Sekayu ke barat terus ke selatan sampai ke Selahung. Pusat pemerintahannya (pendopo kabupaten) terletak di tapal batas Desa Carat dengan Desa Kauman yang sekarang ditempati SMAN 1 Kauman. Sedangkan alun-alunnya sekarang menjadi Puskesmas dan Kantor Kecamatan Kauman, dan masjidnya menjadi Masjid Jami’ Kauman sekarang. Berdirinya kabupaten baru tersebut juga direstui oleh Bupati Ponorogo Raden Tumenggung Surodiningrat I, pamannya sendiri karena istri dari sang bupati adalah adik dari ayahanda Raden Tumenggung Wirareja.<br /> </b></i><br />
<i><b>Berdirinya Kabupaten Somoroto sangat penting untuk mengamankan daerah Ponorogo, terutama bagian barat. Hal ini dikarenakan situasi Kabupaten Ponorogo Kutho Wetan dalam keadaan kacau. Kekacauan ini dipicu oleh ulah bupatinya sendiri yang hanya mengutamakan kesenangan dirinya sendiri daripada memperhatikan kehidupan rakyatnya. Sang bupati, Raden Tumenggung Surodiningrat I memiliki 23 istri dan selir dengan memiliki anak sebanyak 135 orang. Akibatnya anak-anak beliau saling berebut kekuasaan sehingga suasana pemerintahan di Kabupaten Ponorogo Kutho Wetan sangat kacau. Berdirinya Kabupaten Somoroto tentunya mendapat dukungan masyarakat banyak terutama masyarakat yang tinggal di sebelah barat Sungai Sekayu yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Ponorogo Kutho Wetan.</b></i><br /><br />
<span style="color: magenta;"><i><b><span style="font-size: large;">Bupati Somoroto II</span></b></i></span><br /><i><b>Setelah Raden Mas Tumenggung Prawiradirja meninggal dunia, Kabupaten Somoroto kemudian diperintah oleh putranya yang bernama Raden Mas Tumenggung Sumonagoro (Bupati Somoroto II). Masa pemerintahan beliau bersamaan dengan Perang Diponegoro (1825-1830) dan pelaksanaa Tanam Paksa (1830-1870). Pada masa Tanam Paksa, Bangsa Indonesia dipaksa oleh Pemerintah Belanda untuk menanam tanaman yang laku di pasaran Eropa, khusus untuk daerah Ponorogo diwajibkan untuk menanam kopi dan tom (bahan untuk membuat batik atau tekstil).<br />Pelaksanaan Taman Paksa ini diserahkan sepenuhnya kepada bupati masing-masing. Selain itu untuk mensukseskan pelaksanaan Tanam Paksa, Pemerintah Belanda memberi iming-iming hadiah atau persen kepada para bupati yang bisa mengumpulkan hasil pertanian melebihi ketentuan ynag ditetapkan oleh Pemerintah Belanda. Akibatnya banyak bupati yang berlomba-lomba untuk mendapatkan hadiah dengan cara memaksa rakyatnya untuk bekerja melebihi kemampuannya.<br /> </b></i><br />
<i><b>Berbeda dengan Raden Mas Tumenggung Sumonagoro, beliau adalah seorang bupati yang berwawasan ke depan, beliau sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya. Beliau sadar jika rakyat Somoroto dipaksa untuk menanam kopi dan tom, yang akan terjadi adalah bencana kelaparan.Sebab kopi dan tom bukan makanan pokok yang dapat memenuhi kehidupan rakyat Somoroto, tetapi semata-mata untuk memenuhi kepentingan penjajah yang serakah sehingga rakyat Somoroto tidak diperintah untuk menanam kopi dan tom, tetapi rakyatnya diperintah untuk tetap menanam padi.<br /> </b></i><br />
<i><b>Peristiwa tersebut diketahui oleh pihak Belanda, yang membuat Raden Mas Tumenggung Sumonagoro dipanggil ke Surabaya untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Meskipun beliau sudah mengemukakan alasan yang sangat rasional tentang penolakan penanaman kopi dan tom, namun pihak Belanda tetap tidak mempedulikan, bahkan beliau dijatuhi hukuman yaitu dibuang ke Sulawesi. Sebelum beliau dibuang ke Sulawesi, beliau jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia, kemudian jenazahnya dimakamkan di Ampel Surabaya. Sepeninggal Raden Mas Tumenggung Sumonagoro, pemerintahan di Somoroto dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Mas Brotodirjo.</b></i><br /><br />
<span style="color: blue;"><i><span style="font-size: large;"><b>Bupati Somoroto III</b></span></i></span><br /><i><b>Pada masa pemerintahan Raden Mas Brotodirjo (Bupati Somoroto III), tepatnya pada tahun 1837 atas campur tangan pemerintah Belanda dengan alasan untuk memudahkan pengawasan terhadap daerah Ponorogo dan sekitarnya, Pemerintah Belanda berkeinginan untuk menggabungkan empat kabupaten yang ada di Ponorogo menjadi satu. Tetapi keinginan Belanda tersebut ditentang oleh bupati Somoroto Raden Mas Brotodirjo ”jika Kabupaten Somoroto dihapus dan digabung menjadi satu kabupaten dengan ketiga kabupaten lainnya, kami tidak bertanggung jawab jika terjadi kerusuhan dimana-mana”.<br /> </b></i><br />
<i><b>Ancaman Bupati Somoroto tersebut bukan hanya omong kosong. Pemerintah Belanda yang ada di Ponorogo dan Madiun menyadari kalau situasinya belum kondusif. Secara nasional, pemerintah Belanda baru saja memadamkan Perlawanan Pangeran Diponegoro, dan pada masa itu pula pemerintah Belanda masih berusaha memadamkan Perlawanan Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat. Sedangkan di daerah Ponorogo, pemerintah Belanda baru saja memadamkan perlawanan Tumenggung Polorejo. Situasi yang kurang kondusif itu mengakibatkan pemerintah Belanda mengabulkan permintaan Bupati Somoroto untuk tetap berdiri sendiri lepas dari Kabupaten Ponorogo Kota Tengah. Sehingga pada tahun 1837 di Ponorogo hanya terdapat dua kabupaten, yang pertama yaitu Kabupaten Ponorogo Kota Tengah yang merupakan gabungan dari Kabupaten Ponorogo Kutho Wetan, Kabupaten Pedanten dan Kabupaten Polorejo, dan yang kedua yaitu Kabupaten Somoroto itu sendiri yang biasa disebut Kutho Kilen.<br /> </b></i><br />
<i><b>Pada tahun 1855 Raden Mas Brotodirjo meninggal dunia dalam usia 45 tahun yang jenazahnya dimakamkan di Pasarean Srandil. Sedangkan pemerintahan di Somoroto dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Mas Brotodiningrat.<br />Bupati Somoroto IV<br />Secara geneologis, Raden Mas Brotodiningrat Bupati Somoroto IV ini masih ada keturunan darah raja-raja Madura, terutama dari pihak ibu, yaitu keturunan Sultan Bangkalan I. Sultan Bangkalan I memiliki anak yang bernama Raden Ayu Andajasmani yang menjadi permaisuri dari Sunan Pakubuwono IV raja Surakarta yang kemudian menurunkan Sunan Pakubuwono V. Sunan Pakubuwono V memiliki putra yang bernama Pangeran Sindusenan. Pangeran Sindusenan memiliki putri Raden Ayu yang kemudian menjadi istri dari Raden Mas Brotodirjo </b></i><br />
<br />
<i><b>Bupati Somoroto III yang menurunkan Raden Mas Brotodiningrat.<br />Pada waktu ayahandanya Raden Mas Brotodirjo meninggal dunia pada tahun 1855, Raden Mas Brotodiningrat masih berumur 6 tahun. Oleh karena itu pemerintahan di Somoroto diwakilkan kepada patihnya, Raden Mas Sumoatmodjo (1855-1869). Baru pada tahun1869 beliau diangkat sebagai Bupati SomorotoIV sampai tahun 1877. Selama memerintah di Somoroto, tidak ada berita tentang pemerintahannya. Namun yang jelas sejak tahun 1877 Kabupaten Somoroto dihapus yang kemudian digabung dengan Kabupaten Ponorogo Kutho Tengah. Agar tidak terjadi gejolak, </b></i><br />
<br />
<i><b>Raden Mas Brotodiningrat dialih tugaskan oleh pemerintah Belanda menjadi Bupati Ngawi, dan beberapa tahun kemudian dipindah menjadi Bupati Madiun. Selama beliau memerintah di Madiun beliau sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya. Beliau berhasil menyelamatkan rakyatnya diambang kelaparan. </b></i><br />
<br />
<i><b>Keberhasilan Bupati keturunan darah Madura tersebut dalam membela rakyatnya dari pihak Belanda mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama dari bupati-bupati yang ada di wilayah Karesidenan Madiun. Bahkan penguasa Kasunanan Surakarta Sunan Pakubuwono VII menganugerahi gelar “adipati” pada sang bupati, sehingga namanya menjadi Raden Mas Adipati Brotodiningrat. Beliau meninggal dunia pada 1927, jenazahnya dimakamkan di Pasarean Srandil.<br /> </b></i><br /><span style="color: orange;"><i><b><span style="font-size: large;">Pasarean Srandil</span></b></i></span><br /><i><b>Pasarean (Astana) Srandil terletak di Desa Srandil, Kecamatan Jambon atau 11 km ke arah barat Kota Ponorogo menuju Badegan. Pasarean Srandil merupakan kompleks atau himpunan kesatuan dari beberapa makam para keturunan Bupati Somoroto.<br />Ditinjau dari segi geografis, Pasarean Srandil terletak di areal perbukitan yang saling sambung menyambung yang semuanya berjumlah lima bukit. Jika diurutkan mulai dari barat ke timur, kelima bukit tersebut adalah Bukit Lemu, Bukit Bancak, Bukit Ngrayu, Bukit Srayu, dan Bukit Srandil. Sedangkan Pasarean Srandil terletak di Bukit Srayu yang artinya “Sugeng Rahayu” atau bukit pembawa keselamatan. </b></i><br />
<br />
<i><b>Tokoh pertama yang dimakamkan dan yang menjadi cikal bakal berdirinya Pasarean Srandil adalah Raden Mertokusumo, yaitu patih dari Kabupaten Polorejo yang menjadi pendukung Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah Belanda.<br />Setelah Raden Tumenggung Brotonegoro Bupati Polorejo gugur dalam melawan penjajah Belanda, patihnya yang bernama Raden Dipotaruno berhasil meloloskan diri, kemudian beliau melarikan diri ke Desa Srandil dan bersembunyi di Goa Batu yang ada di bukit Ngrayu. Setelah situasinya aman, beliau memberanikan diri keluar dari persembunyiannya dan diperkirakan sejak saat itu beliau berganti nama menjadi Raden Mertokusumo dalam usaha menghindari usaha pengejaran prajurit Belanda. Oleh karena itu masyarakat Srandil lebih mengenal nama Raden Mertokusumo daripada Raden Dipotaruno sampai sekarang. Di Desa Srandil, Raden Mertokusumo menjadi sesepuh dan panutan masyarakat Srandil bersama Kyai Mohibat, putra Kyai Kasan Yahya dari Tegalsari, yakni tokoh pertama yang membuka (membabat) Desa Srandil. Kedua tokoh tersebut sangat dihormati oleh masyarakat Srandil sampai sekarang.<br /> </b></i><br />
<i><b>Sebelum Raden Mertokusumo meninggal dunia,beliau berpesan kepada masyarakat Srandil, bahwa jika beliau meninggal dunia, jenazahnya supaya dimakamkan di Bukit Srayu yang artinya Sugeng Rahayu atau bukit pembawa keselamatan. Karena atas pertolongan Allah, di Bukit Srayu itulah beliau berhasil menyelamatkan diri dari kejaran prajurit Belanda.<br /> </b></i><br />
<i><b>Pada waktu Kabupaten Somoroto diperintah oleh Raden Mas Tumenggung Sumonagoro (Bupati Somoroto II) sekitar tahun 1830-an, beliau mengajukan permohonan kepada Raja Surakarta Sunan Pakubuwono IV agar Desa Srandil yang luasnya 70 hektar dijadikan sebagai daerah perdikan (bebas pajak) untuk menjaga dan memelihara Pasarean Srandil dan sekaligus akan dijadikan sebagai pemakaman para keturunan bupati Somoroto. Dan permohonan tersebut dikabulkan oleh Sunan Pakubuwono IV. Kemungkinan pembuatan pagar keliling yang berukuran 24m x 24m pada Pasarean Srandil yang tetap kokoh sampai sekarang sudah dimulai pada masa pemerintahan Raden Mas Tumenggung Sumonagoro, yang kemudian disempurnakan pada tahun 1931 sesuai petunjuk papan nama yang terdapat pada Pasarean Srandil.<br />Jika dibandingkan dengan makam-makam Islam yang ada di Nusantara, Pasarean Srandil termasuk pemakaman yang relatif muda usianya, yaitu dibangun pada abad ke-19. Namun ciri khas sebagai “makam Islam Nusantara” masih tetap melekat, seperti adanya pengaruh budaya asli bangsa Indonesia budaya Hindhu maupun budaya lokal (Jawa).<br /> </b></i><br />
<i><b>Ditinjau dari segi tata letak makam, Pasarean Srandil terletak di areal perbukitan yang menganut pola pembagian pelataran menjadi tiga halaman. Halaman pertama berada di luar gedung, sedangkan pelataran kedua dan ketiga berada di dalam gedung. Pola pembagian pelataran menjadi tiga halaman tersebut merupakan budaya asli bangsa Indonesia, yakni menyerupai punden berundak-undak, yaitu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang berbentuk piramida berteras, dimana bagian belakang lebih tinggi dari bagian depan.<br /> </b></i><br />
<i><b>Biasanya pada halaman belakang (halaman ketiga) terdapat makam yang paling dikeramatkan. Terbukti selain terdapat makam Raden Mertokusumo sebagai cikal bakal Pasarean Srandil, juga terdapat dua makam bupati Somoroto, yakni makam Raden Mas Brotodirjo Bupati Somoroto III dan makam Raden Mas Adipati Brotodiningrat Bupati Somoroto IV. Lain halnya dengan makam Raden Mas Tumenggung Prawiradirja Bupati Somoroto I, makamnya berada di Pasarean Setono Ponorogo, sedangkan Raden Mas Tumenggung Sumonagoro Bupati Somoroto II makamnya berada di Ampelgading Surabaya.<br /> </b></i><br />
<i><b>Ditinjau dari segi arsitektur makam, adanya pengaruh budaya Hindu Budha Jawa masih tetap melekat. Hal ini dapat diketahui dengan adanya kori agung yaitu gapura yang berpintu dan beratap sebagai pintu gerbang tempat keluar masuk makam dari halaman pertama menuju halaman kedua dan ketiga. Kori agung merupakan peninggalan budaya agama Hindu yang berfungsi sebagai pintu gerbang bangunan candi. Setelah Islam mulai berkembang, kori agung dijadikan sebagai pintu gerbang makam dan pintu gerbang masjid. Kori agung (gapura) pada Pasarean Srandil yang atapnya berbentuk “limasan” adalah bukti adanya pengaruh budaya lokal (Budaya Jawa), karena ”limasan” itu sendiri merupakan ciri khas bangunan rumah Jawa selain joglo dan serotong.<br /> </b></i><br />
<i><b>Kabupaten Somoroto didirikan oleh Raden Mas Tumenggung Prawiradirja, beliau adalah keturunan ke-13 dari Raja Majapahit Brawijaya V. Raden Tumenggung Prawiradirja adalah putra dari Raden Tumenggung Wirareja. Wirareja adalah seorang pedagang arang yang tinggal di kampung Coyudan Solo. Wirareja mempunyai puteri yang bernama Roro Handawiyah (Roro Berok). Yang kemudian pada tahun 1762 dinikahi oleh Sunan Pakubuwono III dan sekaligus diangkat sebagai istri permaisuri dengan gelar Kanjeng Ratu Kencana. Pernikahan tersebut mengakibatkan status sosial Wirareja menjadi terangkat. Akhirnya Wirareja diangkat sebagai Bupati Nayaka di Keraton Surakarta dengan gelar Raden Tumenggung Wirareja dan istrinya mendapat gelar Bendara Raden Ayu Ibu.<br /> </b></i><br />
<i><b>Pada tahun 1780, putra Raden Tumenggung Wirareja (adik dari Kanjeng Ratu Kencana) yang bernama Prawiradirja diperintahkan oleh Sunan Pakubuwono III untuk membuka (babat) daerah baru di sebelah barat Sungai Sekayu yang dikenal dengan Hutan Kasihan dan Hutan Sambirata untuk mendirikan kota baru. Disitulah ditemukan tempat yang datar / papan kang waroto wangun mbatok mengkurep (tempat yang datar dan berbentuk tempurung yang tengkurup) yang begitu baik untuk didirikan sebuah kota, oleh karena itu kedua hutan tersebut nantinya diberi nama Somoroto (Samarata). Yang akhirnya Prawiradirja diangkat sebagai bupati di daerah tersebut (Somoroto) dengan gelar Raden Mas Tumenggung Prawiradirja. Selain Prawiradirja, bupati-bupati yang pernah menjabat di Kabupaten Somoroto yaitu Raden Mas Tumenggung Sumonagoro, Raden Mas Brotodirjo, dan Raden Mas Brotodiningrat.<br /> </b></i><br />
<i><b>Bupati-bupati Somoroto yang meninggal, selanjutnya dimakamkan di Pasarean (Astana) Srandil yang terletak di Desa Srandil, Kecamatan Jambon atau 11 km ke arah barat Kota Ponorogo menuju Badegan. Pasarean Srandil merupakan kompleks atau himpunan kesatuan dari beberapa makam para keturunan Bupati Somoroto. Jika dibandingkan dengan makam-makam Islam yang ada di Nusantara, Pasarean Srandil termasuk pemakaman yang relatif muda usianya, yaitu dibangun pada abad ke-19. Namun ciri khas sebagai “makam Islam Nusantara” masih tetap melekat, seperti adanya pengaruh budaya asli bangsa Indonesia budaya Hindhu maupun budaya lokal (Jawa). adanya pengaruh budaya Hindu Budha Jawa masih tetap melekat. Hal ini dapat diketahui dengan adanya kori agung yaitu gapura yang berpintu dan beratap sebagai pintu gerbang tempat keluar masuk makam dari halaman pertama menuju halaman kedua dan ketiga. Kori agung merupakan peninggalan budaya agama Hindu yang berfungsi sebagai pintu gerbang bangunan candi. Setelah Islam mulai berkembang, kori agung dijadikan sebagai pintu gerbang makam dan pintu gerbang masjid. Kori agung (gapura) pada Pasarean Srandil yang atapnya berbentuk “limasan” adalah bukti adanya pengaruh budaya lokal (Budaya Jawa), karena ”limasan” itu sendiri merupakan ciri khas bangunan rumah Jawa selain joglo dan serotong.</b></i><br />
<br /> <span style="color: red;"><i><b>Sumber : http://nikenpranandari.blogspot.com</b></i></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-47425042652988735002014-05-29T11:24:00.000+07:002014-05-29T11:24:04.009+07:00Wisata Religi<span style="color: purple;"><span style="font-size: large;"><i><b>Mbah Ngaliman </b></i></span></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg05YZ8SFy7-rGmhpXVQ57hQprGbQhQ3tYtaTOhsnDBXoMFgEdNIZy48WY7_NmAXWiVewCaMh4pEwNXIYRZ2B7ZZnCtQfHjv15qKVmRcJ1uBuAmuTLRTRlHRiciCE9LYqrZsO3CUqrCATE/s1600-h/mbah+ngaliman.gif"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg05YZ8SFy7-rGmhpXVQ57hQprGbQhQ3tYtaTOhsnDBXoMFgEdNIZy48WY7_NmAXWiVewCaMh4pEwNXIYRZ2B7ZZnCtQfHjv15qKVmRcJ1uBuAmuTLRTRlHRiciCE9LYqrZsO3CUqrCATE/s400/mbah+ngaliman.gif" /></a><br /><i><span style="color: purple;"><span style="font-size: large;">B</span></span>erdirinya sebuah negara atau daerah termasuk Nganjuk yang dikenal sebagai Bumi Anjuk Ladang, tentu tidak terlepas dari sejarah perjuangan masa lampau, para leluhur, atau nenek moyang yang telah babad alas, hingga tumbuh dan berkembang seperti sekarang ini.<br />Pada saat para wisatawan yang akan menikmati indahnya air terjun Sedudo, di dekat pintu gerbang obyek wisata akan menjumpai lokasi makam yang disebut makam Ki Ageng Ngaliman. Bagaimana sejarhnya ?.<br />Berdasarkan data dan informasi yang direkam oleh Tim Penelusuran Sejarah Ngaliman yang melibatkan berbagai nara sumber baik yang berada di daerah Ngliman antara lain Mbah Iro Karto (sesepuh masyarakat), Drs. Sumarsono (Kades Ngliman)...............<br /><br />Parmo (Mantan Kades Ngliman) , Suprapto (mantan Kades Sidorejo), Imam Syafi’i (Juru Kunci Makam), Sumarno (Kamituwo), Sarni (Jogoboyo) maupun nara sumber yang berada diluar daerah Ngliman antara lain Kyai Ahmad Suyuti (Ngetos), KH. Qolyubi (Keringan), KH. Moh. Huseini Ilyas (Karang Kedawang , Trowulan Mojokerto). KH. Moh. Huseini Ilyas ini merupakan salah satu keturanan Ki Ageng Ngaliman Gedong Kulon, maka tersusunlah tulisan seperti di bawah ini.<br />Di Desa Ngliman terdapat dua makam yang sama-sama disebut Ki Ageng Ngaliman. Akan tetapi guna membedakan kedua makam tersebut maka digunakan sebutan :<br />a. Makam Gedong Kulon ;<br />b. Makam Gedong Wetan.<br />Ki Ageng Ngaliman Gedong Kulon<br />Ki Ageng Ngaliman dimakamkan di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan + 50 Meter sebelah selatan Balai Desa Ngliman. Beliau dimakamkan bersama-sama dengan para sahabat dan pengikutnya. Dalam satu kompleks bangunan makam tersebut terdapat enam makam antara lain :<br />a. Ki Ageng Ngaliman ;<br />b. Pengeran Pati ;<br />c. Pangeran Kembang Sore ;<br />d. Pangeran Tejo Kusumo ;<br />e. Pangeran Blumbang Segoro ;<br />f. Pangeran Sumendhi.<br />Menurut nara sumber dari Ngliman bahwa di pintu depan Makam Ki Ageng Ngaliman terdapat gambar bintang, kinjeng, ketonggeng, burung dan bunga teratai. Gambar-gambar tersebut kemungkinan menunjukkan makna tersendiri, namun sampai saat ini penulis belum bisa mengungkapkannya.<br /> </i><br />
<i>Ki Ageng Ngaliman berasal dari Solo Jawa Tengah. Ketika Surakarta digempur oleh Belanda, maka oleh Nur Ngaliman yang pada waktu itu menjabat sebagai Senopati Keraton Surakarta dengan sebutan Senopati Suroyudo, Keraton Surakarta dikocor secara melingkar dengan air kendi. Akibat dari tindakan tersebut kendaraan pasukan Belanda luluh, waktu masuk keraton seperti masuk sarang angkrang, akhirnya beliau ditemui oleh Nabi Khidir agar menemui sanak saudaranya yang ada di Karang Kedawang Trowulan Mojokerto.<br /> </i><br />
<i>Ki Ageng Ngaliman masih keturunan Arab dan mempunyai anak sebanyak 21 orang. Keterangan ini diperoleh dari salah satu keturunan Ki Ageng Ngaliman yang bernama KH. Huseini Ilyas. Perang di Solo tersebut melibatkan kaum Cina yang dikenal dengan sebutan Perang Gianti pada sekitar tahun + 1720 M. (sumber : KH. Qolyubi).<br />SILSILAH KI AGENG NGALIMAN menurut KH. Huseini Ilyas adalah RONGGOWARSITO ----- NUR FATAH ----- NUR IBRAHIM ----- SYEH YASIN SURAKARTA ----- NUR NGALIMAN/ SENOPATI SUROYUDO ----- MUSYIAH ----- I L Y A S ----- KH. HUSEINI ILYAS (TROWULAN MOJOKERTO)<br /> </i><br />
<i>Perjalanan Hidupnya KH. Qolyubi tokoh ulama asal Kelurahan Mangundikaran itu berpendapat bahwa aktifitas yang dilakukan Ki Ageng Ngaliman adalah untuk mempersiapkan perjuangan melawan Belanda dengan diadakan pelatihan fisik dan mental yang bertempat di Padepokan yang sampai saat ini disebut Sedepok, dan di Sedudo yang letaknya di Puncak Gunung Wilis. Perjuangan tersebut ditujukan guna memerangi Pemerintah Belanda yang sedang ikut mengendalikan pemerintahan di Kasultanan Surakarta.<br /> </i><br />
<i>Dasar pemikiran yang melatarbelakangi hijrahnya Ki Ageng Ngaliman dari Solo ke Nganjuk adalah karena Nganjuk merupakan wilayah Kasultanan Mataram sehingga juga berguna untuk menghindari kecurigaan maka Ki Ageng Ngaliman melatih prajuritnya menetap di daerah Nganjuk yang merupakan wilayah kasultanan Mataram. Sehingga terjadilah kepercayaan bahwa siapa saja yang menyebut nama Kyai Ageng Ngaliman akan mati dimakan binatang buas sebab memang beliau dirahasiakan namanya agar supaya tidak diketahui oleh Kasultanan Solo.<br /> </i><br />
<i>Dalam perjalanan waktu menurut cerita bahwa desa Kuncir asal usulnya dari murid Ki Ageng Ngaliman yang meninggal dalam perjalanan di tempat tersebut, dia adalah seorang cina yang waktu itu cina memakai rambut yang dikuncir/dikepang sehingga tempat meninggalnya murid Ki Ageng Ngaliman tersebut di sebut Desa Kuncir.<br />Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Ki Ageng Ngaliman merupakan seorang </i><br />
<br />
<i>Kyai yang mempunyai keahlian nggembleng ulah kanuragan keprajuritan. Bagi masyarakat Ngliman, karomah yang dirasakan sampai saat ini adanya ketentraman dan kedamaian dalam kehidupannya.<br /> </i><br />
<i>Mengingat Ki Ageng Ngaliman yang mempunyai keahlian neggembleng ulah kanuragan keprajuritan maka banyak pusaka yang ditinggalkannya. Ki Ageng Ngaliman masih mempunyai peninggalan berupa tanah di depan Masjid Ngaliman sehingga oleh perangkat dusun waktu itu tanah tersebut dibangun sebuah tempat yang disebut dengan Gedong Pusaka dan peninggalan pusakanya Ki Ageng Ngaliman di tempatkan di Gedong pusaka tersebut. Sebenarnya pusaka Ki Ageng Ngaliman cukup banyak tetapi ada yang dicuri orang sehingga yang ada di Gedong Pusaka saat ini hanya ada beberapa pusaka.<br /> </i><br />
<i>Berdasarkan nara sumber dari Ngliman bahwa yang berada dan disimpan digedong pusoko antara lain :<br />a. Kyai Srabat ; (Hilang tahun 1976)<br />b. Nyai Endel ; (Hilang tahun 1976)<br />c. Kyai Berjonggopati; (Hilang tahun 1949 saat klas Belanda kedua)<br />d. Kyai Trisula ; (Hilang tahun 1949 saat klas Belanda kedua)<br />e. Kyai Kembar<br />f. Dalam bentuk Wayang antara lain : Eyang Bondan, Eyang Bethik, Eyang Jokotruno, Kyai Panji, dan Nyai Dukun<br />g. Kamar 1 buah<br />h. Kotak Wayang Kayu 1 buah<br />i. Terbang<br />j. Almari tempat pusaka 2 buah<br />k. Tempat Plandean Tumbak<br /> </i><br />
<i>Pada bulan Suro diadakan jamasan pusaka Ki Ageng Ngaliman dan dikirap mengelilingi Desa Ngliman.<br /> </i><br />
<i>Air terjun yang ada di Ngliman sebenarnya banyak sekali antara lain : Sedudo, Segenting, Banyu Iber, Banyu Cagak, Banyu Selawe, Toyo Merto, Tirto Binayat, Banyu Pahit, Selanjar dan Singokromo.<br /> </i><br />
<i>Sedangkan yang mudah dan bisa dikunjungi adalah Sedudo dan Singokromo. Sedangkan yang lainnya seperti Banyu Cagak, Banyu Selawe, Banyu Iber hanya bisa dikunjungi dengan jalan setapak. </i><br />
<i>Adapun air yang paling besar adalah Air terjun Banyu Cagak. Menurut pendapat dari Bapak Sarni (Jogoboyo Ngliman) bahwa untuk pengembangan Wisata perlu dibangun kolam renang di Ganter dan dibuatkan perkemahan.<br />Ki Ageng Ngaliman Gedong Wetan<br /> </i><br />
<i>Makam Ki Ageng Ngaliman Gedong Wetan terletak di Desa Ngliman + 100 M ke arah timur dari Kantor Desa Ngliman.<br /> </i><br />
<i>Mbah Iro Karto maupun KH. Qolyubi berpendapat bahwa Ki Ageng Ngaliman Gedong Wetan adalah keturunan dari Gresik. Menurut sejarah telah disepakati bahwa setiap pengangkatan Sultan yang dinobatkan terutama dari keturunan Demak harus mendapat restu dari keturunan Giri Gresik. Hal ini disebabkan karena sewaktu kerajaan Majapahit runtuh, oleh wali 9 yang diangkat menjadi Sultan adalah Kanjeng Sunan Giri. Setelah 100 hari setengah riwayatnya 40 hari, kesultanan dihadiahkan kepada Raden Patah.<br /> </i><br />
<i>Hal ini untuk menghindari citra bahwa Raden Patah merebut kekuasaan dari ayahnya sendiri. Dengan demikian setiap pergantian Sultan Demak yang menobatkan adalah keturunan Kanjeng Sunan Giri. Setelah kasultanan Pajang runtuh, Sultan Hadiwijoyo pindah ke Mataram. Dengan kejadian ini terjadi silang pendapat didalam keluarga Giri. Diantara keluarga yang tidak setuju dan kalah suara menyingkir ke Ngliman dan menyebarkan agama Islam di Ngliman yang kemudian dimakamkan di Ngliman Gedong Wetan, Karena beliau lebih cenderung pada keturunan Demak Asli.<br /> </i><br />
<i>Kemudian kepergian beliau ditelusuri oleh orang Demak asli bernama Dewi Kalimah yang kemudian meninggal dan dimakamkan di Kebon Agung. Rentang waktu antara Ngaliman Gedong Wetan dengan Ngaliman Gedong Kulon terpaut waktu antara + 200 tahunan. Lebih tua Gedong Wetan. Setelah Ngaliman Gedong Wetan meninggal, keluarganya diboyong ke Kudus.<br />Demikian hasil penelusuran sumber sejarah mengenai riwayat Ki Ageng Ngaliman yang dihimpun dari berbagai nara sumber mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pengembangan obyek wisata religius. Dasar pemikiran yang sangat sederhana ini mudah-mudahan ada gayung bersambut dari pihak-pihak terkait guna pengkajian yang lebih mendalam.</i><br /><br />
<i><span style="color: purple;">Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :</span></i><br /><i>1. Beliau yang dimakamkan di Ngaliman Gedong Kuolon berasal dari Solo Jawa Tengah dan masih keturunan Arab dan merupakan Senopati Perang Keraton Solo yang bernama Senopati Suroyudo. Perpindahan tersebut terjadi pada saat pergolakan Perang Gianti sekitar abad 17.<br />2. Ki Ageng Ngaliman Gedong Kulon adalah Kyai yang ahli dalam hal penggemblengan ilmu kanuragan. Ini bisa di buktikan bahwa di Desa Ngaliman tidak ada Pondok Pesantren namun yang ada tempat peninggalan untuk latih keprajuritan dan beberapa pusaka.<br />3. Beliau yang dimakamkan di Gedong Wetan berasal dari Gresik Jawa Timur sekitar abad 15 saat terjadi silang pendapat tentang penentuan orang yang menjabat sebagai raja di kerajaan Demak<br />Kirab Pusoko<br /> </i><br />
<i>Tempat atraksi wisata budaya berupa Kirab Pusoko dipusatkan di Gedung Pusoko Desa Ngliman Kecamatan Sawahan. Acara Kirab Pusoko digelar setiap bulan Maulud (dikaitkan dengan Bulan Kelahiran Nabi Muhamad, SAW), pada acara Kirab Pusoko ini selain acara yang sudah bersifat pakem, diisi pula pemeran produk unggulan penunjang dunia kepariwisataan. Dengan demikian nampak lebih semarak.<br /> </i><br />
<i>Kirab pusaka biasanya dimulai sekitar pukul 09.00 itu berawal dari Dukuhan Bruno berjalan berarak-arakan menuju Gedung Pusoko berjarak sekitar 2,5 km. Saat itu pula warga di masing-masing pedukuhan mengadakan selamatan, dengan suguhan jajanan pala kependem. Yaitu seperti ketela, ubi, garut, kacang tanah dan lain-lainnya.<br />Pusoko yang dikirab berjumlah enam buah, sebagian banyak berupa wayang kayu. Kecuali Kyai </i><br />
<br />
<i>Kembar yang berbentuk Cundrik Lar Bangao. Keenam pusaka itu ialah Kyai Bondan, Kyai Djoko Truno, Kyai Bethik, Kyai Kembar, dan Eyang Dukun serta Eyang Pandji. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa pusaka-pusaka itu banyak membawa tuah diantaranya untuk keberhasilan dunia pertanian dan juga berkah kesehatan. Sebab, seperti dituturkan oleh Sang Juru Kunci Gedung Pusoko Ngalimin (65), konon ceritanya dulu kala ketika Desa Ngliman diserang wabah penyakit termasuk tanaman pertaniannya, Kyai Bondan dan Kyai Djoko Truno keliling desa dengan ditandai bunyi klintingan. “ Karenanya, di daerah Ngliman dan sekitarnya, walaupun bayi dilarang mengenakan klinting” tambah mBah Ngalimin.<br /> </i><br />
<i>Acara ini tidak ada kaitannya dengan agama., Bahkan, acara seperti itu bisa saling melengkapi kasanah budaya khususnya budaya jawa. Oleh karenanya, kedepan acara serupa bisa dikemas sebagai sebuah atraksi wisata budaya yang layak jual.</i><br />
<i> </i><br />
<span style="background-color: magenta;"><i><b>Sumber : http://putra-wilis.blogspot.com</b></i></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-5197642249097251392014-05-26T12:45:00.003+07:002014-05-26T12:45:33.227+07:00Wisata Propinsi Sulawesi Barat<span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">S</span></b></i></span>ulawesi Barat, adalah propinsi pemekaran Sulawesi Selatan, berdasarkan UU No 26 Thn 2004, dengan ibukota Mamuju, wilayahnya meliputi, 5 kabupaten yaitu, kabupaten Mamuju, kabupaten Majene, kabupaten Polewali Mandar, kabupaten Mamasa dan kabupaten Mamuju Utara, letak geografisnya berada pada posisi silang antara Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah, dan berhadapan langsung dengan Selat Makassar sebagai jalur pelayaran Nasional dan International. Kondisi Topografinya terdiri atas laut, dataran rendah serta dataran tinggi dengan tingkat kesuburan yang tinggi beriklim tropis . <br /><br />Masyarakat Pesisir Sulawesi Barat terkenal sebagai pelaut ulung dengan perahu sandeq mereka menjelajah ke seluruh wilayah nusantara hingga ke Malaysia dan Australia sedangkan masyarakat yang berdiam di kawasan pegunungan memiliki kemiripan budaya dengan etnis Toraja seperti pada bentuk rumah, bahasa, pakaian serta upacara adat. <br /><br />Sulawesi Barat memiliki daya tarik wisata alam yang fantastic dengan keasrian panorama pegunungan yang masih asli, keunikan budaya masyarakat serta sajian beragam jenis wisata minat khusus yang tersebar diberbagai wilayah pantai dan pegunungan yang memerlukan keahlian tersendiri untuk menaklukannya. <br /><br />Beberapa destinasi wisata yang ada di Sulawesi Barat<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387897459/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6096/6387897459_b8b4188c3b.jpg" /></a><br /> AIR TERJUN TAMASAPI MAMUJU<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387897613/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6048/6387897613_17584b82cc.jpg" /></a><br /> ALAT TENUN IKAT TRADISIONAL SEKOMANDI <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387897755/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7029/6387897755_56d178c308.jpg" /></a> <br />BAJU PRIMITIF (BABU)<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387897903/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7148/6387897903_1626669c96.jpg" /></a><br /> BENDA-BENDA TRADISIONAL MANDAR <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387900101/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6101/6387900101_9877cc2215.jpg" /></a><br /> CENRAMATA <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387901899/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7032/6387901899_7f519f0e92.jpg" /></a><br /> GUA LIDA PULAU KARAMPUANG<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387902297/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6097/6387902297_3a1caaf503.jpg" /></a><br /> INDUSTRI KAIN TENUN MAMASA<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387902495/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6056/6387902495_1c1d466099.jpg" /></a><br /> KAIN SUTRA MANDAR <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387903661/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7027/6387903661_e73e2aec94.jpg" /></a> <br />KAIN TENUN IKAT TRADISIONAL SEKOMANDI <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387903879/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6216/6387903879_18ffcdcd04.jpg" /></a><br /> KALUMPANG MAMUJU <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387904035/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7019/6387904035_0e3491c9e9.jpg" /></a><br /> KERAJINAN TRADISIONAL <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387904293/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7020/6387904293_f62bbfc071.jpg" /></a> <br />KOMPLEX RUMAH ADAT MAMUJU<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387904607/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7148/6387904607_e6b522f9ab.jpg" /></a><br /> KUBURAN GUA BATU DI KALUMPANG <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387904869/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7018/6387904869_56fce609b3.jpg" /></a><br /> LESUNG BATU DI KALUMPANG <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387906183/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7009/6387906183_4bbee24aba.jpg" /></a><br /> LOMBA DAYUNG PERAHU TRADISIONAL KULUBELANG <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387906771/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7147/6387906771_4841005bc4.jpg" /></a><br /> MINIATUR RUMAH ADAT MAMASA<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387907589/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7153/6387907589_6f28b5871d.jpg" /></a> <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387908477/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7148/6387908477_9cbb3670b9.jpg" /></a><br /> MUMMI <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387908953/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7022/6387908953_35e1fd4ce7.jpg" /></a><br /> OBYEK WISATA ALAM POLMAN<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387909245/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6058/6387909245_fd2c7b92b9.jpg" /></a><br /> OBYEK WISATA BAHARI (BAGANG)<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387909777/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7002/6387909777_08223651f1.jpg" /></a><br /> OBYEK WISATA TAMBAK MAMUJU <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387911101/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7020/6387911101_e1377074a6.jpg" /></a> <br />PASSAYANG SAYANG<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387911327/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7013/6387911327_737ae22464.jpg" /></a> <br />PATUNG2 KAYU<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387912669/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7167/6387912669_ff9562f05c.jpg" /></a><br /> Penenun Tradisional Sutra mandar <br /><br />Kabupaten Mamuju <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387899361/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6240/6387899361_5069ce5af3.jpg" /></a><br /> BENDI ( DOKAR ) HIAS <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387899839/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7148/6387899839_347eea97be.jpg" /></a><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387899839/"><br /> BUSANA ADAT KALUMPANG MAMUJU<br /> </a> <br />Pulau Karampuang <br /><br />Obyek daya tarik wisata bahari yang telah memiliki sarana pariwisata, berpasir putih, disekitar pulau ini terdapat terumbu karang yang masih alami. <br />Pantai Toangsang <br /><br />Pantai dengan pesona hamparan pasir putih dan sangat menarik melepas sunset di senja hari. <br />Gunung Paken <br /><br />Merupakan gugusan kepulauan dengan pemandangan lautnya yang menawan sangat cocok untuk ditempati berekreasi keluarga. <br />Air terjun Tamasapi <br /><br />Dilokasi air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 70 m, di tempat ini wisatawan dapat menikmati udara segar pegunungan dengan air yang jernih dan alami. <br />Pureh <br /><br />Obyek wisata keagamaan berupa bangunan bersejarah ini berpungsi sebagai tempat peribadatan pemeluk agama Hindu. <br />Monumen Ahmad Kirang <br /><br />Dibangun untuk mengenang jasa seorang putra Manakarra yang gugur dalam peristiwa pembajakan Pesawat Garuda Indonesia Airways di Kolombo. <br />Banoa Sibatang <br /><br />Rumah tradisional khas Kalumpang yang memiliki kontruksi dan bentuk spesifik sehingga mempunyai ciri khas tersendiri yang cukup menarik. <br />Rumah Adat Mamuju Rumah adat ini terdiri dari beberapa massa bangunan, yaitu : Salassa (rumah Raja) sebagai rumah induk, bandara raja, pengawal raja, lumbung pangan, pandai besi, pandai emas, kandang kuda dan kandang rusa. <br /><br />Kabupaten Majene <br /><br />Perayaan maulid<br /> <a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387913051/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7155/6387913051_4fc584f9f3.jpg" /></a> <br />Pemandian air panas Limboro <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387913569/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7016/6387913569_e53a5be928.jpg" /></a> <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387913985/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6222/6387913985_eac3eb5871.jpg" /></a> <br />Lokasinya berada di atas puncak pegunungan Limboro dengan udara sejuk, pemandangan alam indah dengan tanaman kemiri dan kakao. <br />Sandeq <br /><br />Perahu layar tercepat di dunia, perahu ini memiliki keunikan tersendiri selain digunakan untuk menangkap ikan juga diperlombakan setiap tahunnya untuk menggiatkan wisata bahari. Perahu ini menjadi aset nasional dan menjadi bagian dari pengembangan pariwisata nusantara. <br /><br /> Pantai Pasir Putih Rangas <br /><br />Pantai ini menjorok ke laut tempat pembuatan perahu tradisional sandeq. Pantai ini terletak di kelurahan Totoli, + 5 km dari ibu kota kabupaten Majene. <br /><br /> Pantai Dato <br /><br />Pantai dengan panorama laut yang sangat menarik, disekeliling pantai ini terdapat tebing yang dapat digunakan sebagai tempat climbing. <br /><br /> Museum Mandar <br /><br />Sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah. <br /><br /> Kompleks Makam Raja dan Anggota Adat <br /><br />Berada pada ketinggian + 50 meter dari permukaan laut. Para wisatawan dapat menyaksikan keindahan kota Majene dari ketinggian ini. <br />Makam Syech Abdul Mannam <br /><br />Syekh Abdul Mannan dikenal sebagai penyiar agama Islam pertama di Kabupaten Majene. <br /><br />Kabupaten Polewali Mandar <br />Pantai Palippis <br /><br />Obyek wisata bahari dengan panorama alam yang indah dan menarik sebagai hasil perpaduan pasir putih, perbukitan , tebing dan goa alam. <br />Pulau Gusung Toraya <br /><br />Pulau ini seluas 1,5 Ha, memiliki panorama pantai yang indah, hamparan pasir putih yang menawan, cocok untuk berjemur , berenang, memancing, dan rekreasi. <br />Wisata alam Kunyi. <br /><br />Berupa obyek wisata air terjun bertingkat tiga setinggi 30 m dengan airnya yang jernih , bersih dan sejuk , dikelilingi pepohonan langsat , durian, rambutan dan kopi sebagai lokasi wisata argo. <br />Wisata Agro Kanang <br /><br />Merupakan perkebunan rakyat berupa durian , langsat dan rambutan , seluas 400 Ha yang di dalamnya terdapat sungai-sungai. <br />Bendungan Pengairan Sekka-Sekka <br /><br />Disamping dimanfaatkan untuk pengairan persawahan juga menjadi obyek wisata tirta yang memiliki panorama alam indah, cocok untuk tempat pemandian , olah raga air, memancing dan rekreasi, dikelilingi perbukitan yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata buru. <br />Makam Imanyambungi (Todilaling) <br /><br />Imanyambungi yang bergelar Todilaling adalah Raja pertama di Kerajaan Balanipa Mandar pada tahun 1520 M. <br />Makam Syech Al-Ma’ruf <br /><br />Syech Al-Ma’ruf adalah penyiar agama Islam pada abad ke 16 di kerajaan Balanipa Mandar, diberi gelar Tosalama (orang yang dikeramatkan). <br /><br />Kabupaten Mamasa <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387910449/"><img src="http://farm7.staticflickr.com/6220/6387910449_3656ca2d2b.jpg" /></a><br /> PANORAMA ALAM MAMASA <br /><a href="http://www.flickr.com/photos/70226064@N08/6387896889/"><img src="http://farm8.staticflickr.com/7157/6387896889_31c63b768a.jpg" /></a><br /> AIR TERJUN SOLLOKAN MAMASA <br />Air Terjun Liawan <br /><br />Terletak di lokasi hutan yang ditunjang dengan tempat perkemahan. Di sini juga terdapat bangunan-bangunan tempat bersantai dan memasak serta membakar ikan. <br />Air terjun Sallokan dan Air Panas Malimbong <br /><br />Terletak di gerbang wisata Kabupaten Mamasa dari arah selatan , objek wisata ini juga sangat cocok untuk tujuan wisata petualang. <br />Air Terjun Sambabo <br /><br />Air terjun bertingkat tiga dengan ketinggian 300 m. <br />Pemandian Air Panas Kole <br /><br />Ditempat ini terdapat beberapa kolam air panas alami, air panas ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit serta menyegarkan tubuh. <br />Gunung Mambulilling <br /><br />Gunung setinggi 2.741 m dari permukaan laut merupakan tujuan ideal bagi pendaki gunung memiliki panorama pegunungan yang sangat attraktif untuk melakukan treeking di gunung ini. <br />Panorama Mussa Ballapeu <br /><br />Disepanjang perjalanan menuju obyek wisata berketinggian 1.600 m ini, wisatawan dapat menikmati pemandangan alam pegunungan yang sanagt indah, beberapa bangunan bersejarah, serta perkampungan rumah adat tradisional Mamasa. <br />Sesena Padang Merupakan tempat ideal untuk wisata jalan kaki, sambil mengunjungi sejumlah perkampungan tradisional<br />
<br />
<span style="color: blue;"><i><b>Sumber : http://southcelebes.wordpress.com</b></i></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-37242237416493134202014-05-26T12:21:00.001+07:002014-05-26T12:21:39.045+07:0010 Tempat Wisata di Sulawesi Utara<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">10 Tempat Wisata di Sulawesi Utara <br /> </span></b></i></span><br /> Inilah beberapa Tempat wisata menarik di Sulawesi Utara yang mungkin akan menjadi tujuan wisata anda .................<br /><br />
<span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">1. Pulau Bunaken.</span></b></i></span> <br /> <i>Harus diakui inilah tujuan wisata yang wajib anda kunjungi jika sedang berada di Sulawesi Utara. Tak klop rasanya jika berada di Manado Sulawesi Utara jika tidak mengunjungi pulau bunaken. Pulau bunaken sendiri memiliki luas 8,08 km² dan terletak di teluk Manad. Keindahan taman laut bunaken sudah tidak bisa disangsikan lagi, banyak pelancong yang berkunjung ke pulau bunaken yang terkesima dengan keindahan taman laut bunaken. Untuk mencapai pulau ini hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kapal cepat (speed boat) dari Manado. Taman laut Bunaken sendiri memiliki sekitar 20 titik penyelaman dengan kedalaman yang bervariasi hingga 1.344 meter. Dari sekitar 20 titik penyelaman, 12 titik di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken</i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiulEbl7FNVcbS9qErHSt4Lo-KSN0425zePnnvt0z4q1aR78l45lQxRwPQDq6bLFSL8uw1hYujWOi1Lte2v-BW6gpaN8gXjXsL2eF6kRMwbGdE7aaPOR_SEltGeDezeMhRfpaQmNfe-RCA/s1600/Wisata-Pulau-Bunaken-Manado.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiulEbl7FNVcbS9qErHSt4Lo-KSN0425zePnnvt0z4q1aR78l45lQxRwPQDq6bLFSL8uw1hYujWOi1Lte2v-BW6gpaN8gXjXsL2eF6kRMwbGdE7aaPOR_SEltGeDezeMhRfpaQmNfe-RCA/s1600/Wisata-Pulau-Bunaken-Manado.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">2. Pulau Siladen. </span></b></i></span><br /> <i>Pulau ini berada disebelah timur laut pulau bunaken dan mempunyai luas 31,25 ha. Pulau ini dikelilingi pantai pasir putih dan lautnya terdapat terumbu karang dengan biota laut yang beraneka bentuk dan warna sehingga membentuk suatu taaman laut yang cukup indah. Anda bisa menikamati keindahan laut di pulau ini sambil berkeliling, naik perahu berkaca (katamaran), melakukan snorkling , diving (menyelam), dan photografi underwater (foto bawah laut) dan tentunya berjemur di pantai dengan hamparan pasir putih.</i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLQL1wCR8z122zP2T3sIDY0Gc_hwnvI-wkkcwkpxUUq5ku8VIxqkPM1rObCx52phEDHKeKvyPlpWilgctQCgboU_gzqDNkIouY56STxhwULPoi8gznsvQ1uVtYRZA-aLCjH4p3d8xpqg4/s1600/warawiriwisata_pulau_silade1.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLQL1wCR8z122zP2T3sIDY0Gc_hwnvI-wkkcwkpxUUq5ku8VIxqkPM1rObCx52phEDHKeKvyPlpWilgctQCgboU_gzqDNkIouY56STxhwULPoi8gznsvQ1uVtYRZA-aLCjH4p3d8xpqg4/s1600/warawiriwisata_pulau_silade1.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">3. Bukit Kasih Kanonang. </span></b></i></span><br /> <i>Bukit kasih yang terletak di Kecamatan Kawangkoan kabupaten Minahasa merupakan <a href="http://infounikunik.blogspot.com/2012/05/10-tempat-wisata-di-sulawesi-utara.html">tempat wisata</a> yang melambangkan simbol kerukunan antar umat bergama yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Di tempat ini terdapat semua tempat ibadah umat bergama. Untuk mencapai tempat ini diperlukan waktu sekitar 90 menit dari manado. </i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2VOjh-SttVUSiwDZk4gIudjfSJS2EqfJLDfi81ISfK1u-Dm1mhWLMwqTq4uwG7bG3JaLKnDXVqUJw4eoofX7szz16FuuUgtho2cziO43YIcxXUFvJko0y0NWHu5TsoMg32CCfArAL06o/s1600/Bukit-Kasih-Tomohon1.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2VOjh-SttVUSiwDZk4gIudjfSJS2EqfJLDfi81ISfK1u-Dm1mhWLMwqTq4uwG7bG3JaLKnDXVqUJw4eoofX7szz16FuuUgtho2cziO43YIcxXUFvJko0y0NWHu5TsoMg32CCfArAL06o/s1600/Bukit-Kasih-Tomohon1.jpg" /></a> <br /><br />
<span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">4. Bukit Doa Tomohon. </span></b></i></span><br /> <i>Selain bukit kasih kanonang, di Sulawesi Utara juga terdapat bukit doa yang menyuguhkan pemandangan alam yang begitu memanjakan mata bagi siapa saja yang datang berkunjung ke tempat ini. Hamparan pemandangan alam yang begitu hijau seolah-olah memanjakan mata bagi siapa saja yang datang berkunjung ke tempat ini. Karena keindahannya, bukit doa tomohon sering kali dijadikan tempat foto preweding. Untuk mencapai tempat ini dibutuhkan waktu 30 menit perjalanan dari Manado ibukota provinsi Sulawesi Utara </i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFyoJrtWyKgqHIDNgECN-iL4An-XN5hU_8wCWeuxDNg86mluQZyqStqrupKA1HCoGWPiBiVrCSC4tcLX_VlHN8W8UUyeE9l8Dm6CrtXTcSWBygnZ0o8GfGpi18TOmXrTjBf_W5iKDsSF8/s1600/bukit-doa-tomohon-1024x682.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFyoJrtWyKgqHIDNgECN-iL4An-XN5hU_8wCWeuxDNg86mluQZyqStqrupKA1HCoGWPiBiVrCSC4tcLX_VlHN8W8UUyeE9l8Dm6CrtXTcSWBygnZ0o8GfGpi18TOmXrTjBf_W5iKDsSF8/s1600/bukit-doa-tomohon-1024x682.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><i><span style="font-size: large;"><b>5. Danau Linow. </b></span></i></span><br /> <i>Masih sedikit yang mengetahui akan keberadaan tempat ini, padahal danau linow merupakan salah satu tempat <a href="http://infounikunik.blogspot.com/2012/05/10-tempat-wisata-di-sulawesi-utara.html">wisata menarik</a> yang ada di Sulawesi Utara. Untuk menuju ke danau linow membutuhkan waktu tempuh sekitar 50 menit dari Manado. Danau Linow dan Bukit Doa Tomohon merupakan tempat wisata yang dikelolah oleh pihak swasta (orang yang sama). Yang menarik dari danau ini adalah warna air dari danau ini yang sering berubah warna. </i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitXamndRJrMgX0INIOYOD9RLwo8g3ygS9YDC-4dWouX27CDp6E6ofZWeOdCm1dYqNnfoOXvwvrf6hkKAMC2kz2T8stEnTEOa5d3_ERxGKvFhzKWrBJunGF1UXSLjaq3ipE9ZI8ZkJZkzs/s1600/Danau+Linow.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitXamndRJrMgX0INIOYOD9RLwo8g3ygS9YDC-4dWouX27CDp6E6ofZWeOdCm1dYqNnfoOXvwvrf6hkKAMC2kz2T8stEnTEOa5d3_ERxGKvFhzKWrBJunGF1UXSLjaq3ipE9ZI8ZkJZkzs/s1600/Danau+Linow.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">6. Pulau Lihaga. </span></b></i></span><br /> <i>Pulau kecil tak berpenghuni yang terletak di Likupang Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu pulau yang sangat indah dengan pemandangan pasir putih yang sangat halus dan air laut yang sangat jernih. Dari Manado dibutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan hingga ke pelabuhan terdekat dan dilanjutkan dengan perjalanan dengan kapal yang bisa disewa dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. </i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSrAEhUaK4hVBiGzYrL-VinFGdBOnF_X_uRRceYaCSJZYZYpen03NDw6zEq74joTR6inmQ5GplpyxvkioTLOBJLSzdHdkyI2CpV62pQS4s56Mltbv29xg9reYTrwD1AKEENCFap9xmoGM/s1600/Pulau+Lihaga.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSrAEhUaK4hVBiGzYrL-VinFGdBOnF_X_uRRceYaCSJZYZYpen03NDw6zEq74joTR6inmQ5GplpyxvkioTLOBJLSzdHdkyI2CpV62pQS4s56Mltbv29xg9reYTrwD1AKEENCFap9xmoGM/s1600/Pulau+Lihaga.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">7. Waruga. </span></b></i></span><br /> <i>Di Minahasa terdapat beberapa waruga akan tetapi yang menjadi rekomendasi adalah waruga di desa sawangan kecamatan Airmadidi kabupaten Minahasa Utara. Waruga merupakan makam jaman purbakala yang terbuat dari bebatuan. Uniknya, posisi jenazah yang di kuburkan di waruga layaknya janin di dalam rahim. </i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTGPA63Y9JxOsZAiJpRzxFyZkGnOzhiX-q8agKzqr8CGGg61PqOZOGv7frjtla4IraxuwWKegZQPP0X3uw4hxtSFhuomOE3VV1uQQ6-i_aYUYMmcvGrwiC0pS2jbVserjCo53o7tcG0YI/s1600/waruga.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTGPA63Y9JxOsZAiJpRzxFyZkGnOzhiX-q8agKzqr8CGGg61PqOZOGv7frjtla4IraxuwWKegZQPP0X3uw4hxtSFhuomOE3VV1uQQ6-i_aYUYMmcvGrwiC0pS2jbVserjCo53o7tcG0YI/s1600/waruga.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">8. Pantai Lakban. </span></b></i></span><br /> <i>Pantai lakban terletak di Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Untuk melihat keindahan pantai lakban anda akan menempuh perjalanan yang cukup lama (3 jam) dari Manado yang merupakan ibukota provinsi Sulawesi Utara. Namun perjalanan yang lama untuk mencapai tempat ini akan terbayarkan begitu anda tiba di pantai lakban. Ditempat ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang seperti arena bermain bagi anak-anak, lapangan folly ball dan lapangan sepak bola pantai </i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvxD4ttkJN23rJKP3mwGzUk0xxrbkjcKRViJO967ZCCKv4MTY_K0ofdq3naMnEkdhWmximORuDEyd8dEeOjE8UOZLjqi0_59WAwXFaLlH8vqXAn9bFJ2xNJEDo7vp8-9wKCCe1uUZc_Gw/s1600/Lakban-300x225.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvxD4ttkJN23rJKP3mwGzUk0xxrbkjcKRViJO967ZCCKv4MTY_K0ofdq3naMnEkdhWmximORuDEyd8dEeOjE8UOZLjqi0_59WAwXFaLlH8vqXAn9bFJ2xNJEDo7vp8-9wKCCe1uUZc_Gw/s1600/Lakban-300x225.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><span style="font-size: large;"><i><b>9. Gunung berapi bawah laut mahangetang</b></i></span></span>. <br /><i>Gunung api Mahangetang berada di perairan pulau Mahangetang Kec. Tatoareng Kabupaten Sangihe. Gunung berapi bawah laut ini masih aktif dan terdapat di perairan yang dangkal sehingga untuk melihatnya dapat dilakukan dengan melakukan penyelaman. Masyarakat setempat sering menyebut tempat ini dengan sebutan “Banua Wuhu</i>” <br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn2qs2LwNiQi1wXuqAhhgcKgocBTGexIkr9lE2yerVIhjBjpjBs4hhpNuVXqjSySDw7j8QVyIfvqddcz34Cg6Z6e9hDH13mnnCiWkKb91ylABBXfjjNmAWj4ZwCWeuOzWP4Ab_pzcdI3M/s1600/gunung+raksasa.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn2qs2LwNiQi1wXuqAhhgcKgocBTGexIkr9lE2yerVIhjBjpjBs4hhpNuVXqjSySDw7j8QVyIfvqddcz34Cg6Z6e9hDH13mnnCiWkKb91ylABBXfjjNmAWj4ZwCWeuOzWP4Ab_pzcdI3M/s1600/gunung+raksasa.jpg" /></a> <br /> <br /> <span style="color: blue;"><i><span style="font-size: large;"><b>10. Taman Nasional Tangkoko. </b></span></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga4h1MzfWKhYv53xYCnfBmcBqaxkEoY_OowmpXnGME65SI7q_I5zgAKA_DzGYdOYBYIdmAYD8g5JlxIUIO6HCgy2Kph4qWYm79Za8j38EJOgr5A7U3LfZuH5xaXpdWdb3h5ql4SEokMRo/s1600/tongkoko.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga4h1MzfWKhYv53xYCnfBmcBqaxkEoY_OowmpXnGME65SI7q_I5zgAKA_DzGYdOYBYIdmAYD8g5JlxIUIO6HCgy2Kph4qWYm79Za8j38EJOgr5A7U3LfZuH5xaXpdWdb3h5ql4SEokMRo/s1600/tongkoko.jpg" /></a> <br /> <i>Taman Nasional Tangkoko terletak di Batu Putih Bitung Utara, Kota Bitung Sulawesi Utara. Taman nasional tangkoko merupakan kawasan konservasi yang tempat tinggal beberapa satwa khas Sulawesi Utara yang tidak bisa ditemukan di daerah lain seperti tarsius (primata terkecil dunia), monyet hitam (Macaca niagra) dan burung rangkong. Lokasi ini berjarak sekitar 60 km dari kota Manado dan 20 Km dari kota Bitung....</i><br />
<i> </i><br />
<i>Itulah 10 tempat wisata di sulawesi utara yang sayang kalau tidak didatangi. Selain itu masih banyak tempat wisata menarik yang berada di Sulawesi Utara seperti Kelenteng Ban Hin Kiong, Batu Pinabetengan, Vulcano Area di Tomohon, pantai surabaya dan berbagai tempat wisata menarik lainnya yang sayang kalau dilewatkan...</i><br />
<i> </i><br />
<span style="color: red;"><i>Sumber: http://infounikunik.blogspot.com</i></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-35766863938920549952014-05-03T19:42:00.005+07:002014-05-03T19:42:46.055+07:00MACAM MACAM JENIS BATIK DI INDONESIA <span style="color: blue;"><i><b>MACAM MACAM JENIS BATIK DI INDONESIA </b></i></span><br /> <br /> <i><b>Jika anda sering menggunakan batik, anda tentu bisa membedakan berbagai jenis batik yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki macam-macam batik yang sangat indah dan menarik. Semua batik yang dihasilkan oleh pengrajin di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Batik bukan hanya menjadi kebudayaan namun sekarang batik telah menjadi salah satu pakaian semua orang. Anda yang sering menggunakan baju batik, tentu juga menginginkan batik yang berkwalitas dan beragam. Batik memang menjadi salah satu daya tarik bangsa Indonesia. Macam-macam batik yang dijual saat ini adalah inovasi dari batik terdahulu yang banyak mengambil motif bebas. Jika anda membeli sebuah baju batik dan anda membedakan motif batik dulu dengan batik sekarang, maka sangat berbeda keduannya. Pembuatan batik sekarang lebih modern dan motif yang digunakan juga berbeda-beda. <br /> <br /> Batik yang ada di Indonesia sebagian besar merupakan batik asli yang dibuat oleh pengrajinnya langsung. Macam-macam batik Indonesia tersebut memiliki ciri yang berbeda sehingga masing-masing daerah yang membuatnya selalu menawarkan harga yang berbeda. Misalnya saja anda ingin membeli batik Madura dan batik Pekalongan pada suatu toko, maka anda tidak bisa menyamakan harga yang dibandrol antara keduanya. Macam-macam batik tersebut memiliki harga yang berbeda dan juga motif yang berbeda yang membedakan keduanya. <br /> <br /> Beberapa inovasi memang dilakukan oleh pengrajin batik saat ini. Inovasi tersebut terlihat dari corak warna yang lebih berani, motif yang bervariasi bahkan hampir terdapat ribuan motif batik yang dijual di pasaran. Berbagai macam batik laku dipasaran karena sebagian besar batik dibuat pakaian yang lebih modern dan trendy. Karena beberapa inovasi dalam fashion tahun ini maka perkembangan batik menjadi lebih maju dan pengrajin batik mendapatkan banyak keuntungan dari bisnis baju batik yang mulai menjamur. <br /> </b></i><br /> <u><i><b>Berikut beberapa macam-macam batik yang ada di Indonesia dan di jual di pasaran : </b></i></u><br /> <br /> <span style="color: purple;"><span style="font-size: large;"><i><b>1. Batik Pekalongan </b></i></span></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuNXSLCFKE9q_N0Hzq6XUEbdwmo8DJMo4z1a6-p83IUFROdBjzecNu5bXxSPS2oiCvVTCaVSWrVQ6QD577zR1GSXCocXiVG8IPTVldNoEX7HnN0JJFOxZ9hYBewsnpb_beUC9TV4jD04A/s1600/batik+pekalongan.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuNXSLCFKE9q_N0Hzq6XUEbdwmo8DJMo4z1a6-p83IUFROdBjzecNu5bXxSPS2oiCvVTCaVSWrVQ6QD577zR1GSXCocXiVG8IPTVldNoEX7HnN0JJFOxZ9hYBewsnpb_beUC9TV4jD04A/s320/batik+pekalongan.jpg" /></a> <br /> <b><i>Batik dari daerah Pekalongan ini memiliki motif yang indah dan bebas. Warna yang dihasilkan dari malam bisa mengubah kain putih menjadi batik yang berkwalitas internasional. Para pengrajin batik Pekalongan ini memiliki inovasi yang tinggi dengan pembuatan batik yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Sampai sekarang pun batik dari kota Pekalongan ini selalu mengedepankan motif yang berbeda dan sesuai dengan trend mode terbaru. </i></b><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><b>2. Batik Madura </b></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieq1QEl28AGvkhtz4ARsPi_LGJC6RBtSJSRa8nC6f1XSSmRbBVQRpZ1Ll_hj6mDbbXBtX202jk39BIsB3zbpW-DqnXSMeOHo91kD2XIX6DmsUYNblI_mvqH88r5EAZKGJVpBvCiPrTbHE/s1600/batik+madura+%281%29.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieq1QEl28AGvkhtz4ARsPi_LGJC6RBtSJSRa8nC6f1XSSmRbBVQRpZ1Ll_hj6mDbbXBtX202jk39BIsB3zbpW-DqnXSMeOHo91kD2XIX6DmsUYNblI_mvqH88r5EAZKGJVpBvCiPrTbHE/s320/batik+madura+%281%29.jpg" /></a> <br /> <i><b>Batik ini di buat oleh pengrajin yang kebanyakan dari kota Pamekasan. Ragam batik Madura lebih kreatif dengan ribuan motif yang berani. Warna dari batik yang dihasilkan sangat beragam dan warna yang dipilih kebanyakan warna yang cerah. Jika dibandingkan dengan batik lainnya, batik Madura lebih kaya akan ragam motifnya dan kebebasan adalah ciri dari batik Madura ini. <br /> </b></i><br /> <span style="font-size: large;"><i><b>3. Batik Keris </b></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL_bFyTqMMIGqwWkCo60udhOn0fZyUZOM0HNKaUETq7EcE_bY1xI5ZtWNajIPRoGiBc6_PuC9sneN85GQ3-YmVwslrChal03IVwNJBRm4kv7IqKKqsdLHul7HHmjPf_KBtNZ1yEpuF-VE/s1600/battik+solo+%281%29.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL_bFyTqMMIGqwWkCo60udhOn0fZyUZOM0HNKaUETq7EcE_bY1xI5ZtWNajIPRoGiBc6_PuC9sneN85GQ3-YmVwslrChal03IVwNJBRm4kv7IqKKqsdLHul7HHmjPf_KBtNZ1yEpuF-VE/s320/battik+solo+%281%29.jpg" /></a> <br /> <i><b>Batik yang dihasilkan oleh perusahaan batik Keris di Surakarta satu ini sangat inovatif dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Perusahaan batik yang sudah memiliki nama tersendiri di hati masyarakat ini sekarang telah berkembangan menjadi beberapa model baju yang khas. Batik Keris juga memproduksi baju batik khusus untuk anak-anak. </b></i><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><b>4. Batik Cirebon </b></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOqfyPh1WsV1bon5_I7exkok1qyjofNWb8qf80bjqtuTeMYrOrtIOTGCLPOEM5qgzlUxnDTsmEwS2X54q8rdwX0i6PnqDERuTlYjeCZpOGMHon0W7_DIK1H4UZekAQyRK95FjXL2cKcO8/s1600/batik+cirebon+%281%29.JPG"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOqfyPh1WsV1bon5_I7exkok1qyjofNWb8qf80bjqtuTeMYrOrtIOTGCLPOEM5qgzlUxnDTsmEwS2X54q8rdwX0i6PnqDERuTlYjeCZpOGMHon0W7_DIK1H4UZekAQyRK95FjXL2cKcO8/s320/batik+cirebon+%281%29.JPG" /></a> <br /> <i><b>Kain batik asal Cirebon ini sangat bagus dan unik. Batik tulis Cirebon sering digunakan untuk souvenier dan busana wanita maupun pria. </b></i><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><b>5. Batik Purbalingga </b></i></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPaASmeL7RLRZ5rG_ELNhmkPULp1D7oEy9zonspkZXoPgzn1eDSPiqZMSeY-AqcZg1ykoWxY9aD3EoPkJx4F3VfVh6sJlMaAliNiiN8Z_F7RUf4G2jdOax3Zt186o1zp26U7tViIE33l8/s1600/batik+purbalingga.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPaASmeL7RLRZ5rG_ELNhmkPULp1D7oEy9zonspkZXoPgzn1eDSPiqZMSeY-AqcZg1ykoWxY9aD3EoPkJx4F3VfVh6sJlMaAliNiiN8Z_F7RUf4G2jdOax3Zt186o1zp26U7tViIE33l8/s320/batik+purbalingga.jpg" /></a> <br /> <span style="font-size: small;"><i><b>Batik ini berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, batik ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan batik di daerah lain. <br /> </b></i></span> <i><b><span style="font-size: large;">6. Batik Kraton </span></b></i><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRPm2rErqgVXfA6Sw_JJ61KlMYZEdLWBbT7VuV7TC5t1CvSz9mo5cJX3umpZBmtjDnZ5ya_i9HREgMJUPkVQpePa_vT2EpFDVfx0JJSUeCceHuaBewjFLn65lqBIyjG1wNoiVEMW82Sm8/s1600/batik+kraton.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRPm2rErqgVXfA6Sw_JJ61KlMYZEdLWBbT7VuV7TC5t1CvSz9mo5cJX3umpZBmtjDnZ5ya_i9HREgMJUPkVQpePa_vT2EpFDVfx0JJSUeCceHuaBewjFLn65lqBIyjG1wNoiVEMW82Sm8/s320/batik+kraton.jpg" /></a> <br /> <i><b>Batik ini memiliki motif yang unik dan mengandung makna tersendiri. Batik satu ini dibuat oleh pengrajin yang berada di kraton dan juga oleh putri kraton sehingga hanya orang tertentu saja yang memakaianya. Motif dari batik ini diantaranya Parang Rusak dan Parang Barong</b></i>. <br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><i>7. Batik Petani </i></b></span><br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPxZenHifJNp2hPB5yEt-HXtikQgLS2t_lEny7yCoqeMtdwkxzhzSnyj9Mk4sozmiDAWNNdJQ1xARh8ETH8tJqZ1Yqg15rAV4t4x8BJba1incM2P6NDk3dWQ47Vl_DvxCydfbEwcyWL0/s1600/batik+petani.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPxZenHifJNp2hPB5yEt-HXtikQgLS2t_lEny7yCoqeMtdwkxzhzSnyj9Mk4sozmiDAWNNdJQ1xARh8ETH8tJqZ1Yqg15rAV4t4x8BJba1incM2P6NDk3dWQ47Vl_DvxCydfbEwcyWL0/s320/batik+petani.jpg" /></a> <br /> <i><b>Batik ini memiliki ciri yang sedikit kasar dibandingkan dengan batik lainnya. Batik jenis ini dibuat oleh pengrajin batik yang sebagian besar adalah petani terutama adalah ibu rumah tangga di waktu luang saat mereka tidak di sawah. <br /> <br /> Macam-macam batik di atas saat ini banyak di jual di pasaran dengan harga yang berbeda-beda. Anda bisa mendapatkan berbagai jenis batik tanpa harus pergi ke daerah asalnya. <br /> </b></i><br /> <span style="color: orange;"><u><b><i>sumber : batikindonesia.com</i></b></u></span><div class="post-footer-line post-footer-line-1">
<span class="post-author vcard">
</span>
<span class="post-timestamp">
</span>
<span class="reaction-buttons">
</span>
<span class="star-ratings">
</span>
<span class="post-comment-link">
</span>
<span class="post-backlinks post-comment-link">
</span>
<span class="post-icons">
</span>
<div class="post-share-buttons goog-inline-block">
<span class="share-button-link-text"><br /></span><span class="share-button-link-text"></span>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-18081906971886692802014-05-03T19:18:00.001+07:002014-05-03T19:18:32.672+07:00BATIK KAWUNG <span style="color: magenta;"><span style="font-size: large;"><i><b>BATIK KAWUNG</b></i></span></span> <i><b>mungkin sudah tidak asing bagi telinga kita, sebab motif batik ini termasuk salah satu motif batik tertua. Jika diperhatikan, motif batik kawung memiliki irama dalam repetisi pola lingkaran geometris yang saling beririsan. </b></i><br /><img src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBwgHBgkIBwgKCgkLDRYPDQwMDRsUFRAWIB0iIiAdHx8kKDQsJCYxJx8fLT0tMTU3Ojo6Iys/RD84QzQ5OjcBCgoKDQwNGg8PGjclHyU3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3N//AABEIAFoAngMBIgACEQEDEQH/xAAcAAACAwEBAQEAAAAAAAAAAAAFBgMEBwIBAAj/xAA7EAABAwIEBAQFAgQEBwAAAAABAgMEBREABhIhEzFBURQiYXEHFTJCgZGxFiOh0SQzUsElYoKS4fDx/8QAGAEBAQEBAQAAAAAAAAAAAAAAAQIAAwT/xAAjEQACAgMAAgICAwAAAAAAAAAAAQIREiExA0EiYVGhMnGx/9oADAMBAAIRAxEAPwAvNUIOShOkI0r8JHLD3iXCpa1ITcq8wP1E9eW+DS6DDdQ4hrxbawCEumW8RfoQNe+MlzrVajIjUanSUux4LdOjrbQobOK4abqv1te3phvyfmWuVKktNyKJImNJOkS2H0tFek9bkdhe2PHJTUcrPSsXo5yvDq0vM0+m1lQSzBA18J59PE1fQQeIdiBf+mD1ditwY6Rw1NBcthlpzxjxKwtaQr7tj9XX1wLRNmyMx1hqRl2a4l1qPdDUhsFKU6iCVagNzfkem+FP4g5irDtbjNSIz9NajaXmGXbEqUPvJBIO4tsT174PnOXRqMds016gNuMuISHmFkkMr8Y8q+3MjX/TCvkeLUaq/UF1c/yYj6oyUtPvgqWk+Y7uHbl+vpi9RM1Ta1FiTJWWZrzjB1NvsqQEkkEEpClJ2IJ7jEOVqvM8NId/hqoOHxsl5C23m0pJUs3SbqFyOXUXG2JUppNDighKht/xDTIQbfbRIZkOOtGW7qOjSE2IXYfUcSV6huooTs2m8aNLZaLvCfkurBsLlJs5z2xltUzPWkZrXVX1qjT47nDbiqBIQn/RbqLfrcHtbUHcxTXqY9IlZXqLTvhiF2U2U8t9isG34xTU407BKLfCvlSnOTMutVKrB1199vjIbjyXk2SRdI/zPqI/e2LEOntO1iewht9SGWGHGmlzXgdS9V7nX6YE0HMb8XL0OV/DtZc8PDS1qaALSkgfUE6r2252wrZdznVGczu1FTBlfMVhtcRpV1bfSEdRa+3Q3OD5ysXFIec6U75dQ5NTpjrja4yNakOPvLSsD/rFsXqJQnEUeO9Uw4/NcSFOBuS8lKb9BdZ5d8Bc4zXnMtVl1mh1SO7KjhLq5KkhtCU8zbWbbX5Dc2xcqmbZNOpEicxQqv50goMptKW2trXNjcJ6n/bBc6qzYo7pEeHMm1Vp5EsojTvDN8OU/wD6Ek6rL7k7+2BGe4FWoaUy6S4HYi3EtKbeeeK0KUbDcObgkgYWsh5tqNPq7zXAeqaZ6y8+2ym7oX1UB37jlhozVmJD1OjtClVolyoMuaZEZSRssK0JJ722AxTzhKjKMZbSD8TL6Y8WMKiuW/JcIQ4WJL4QlVt/v+nbmcUKDFiTESHJC5jqfmLsVgtSX7BKL2KiF+h3O3LH2ZM4yqVRJUiPR6q0+snS7KZHDaJ6nc2A6DCl8OM2SaetdHdjPz23VF1CoqNa0KP1X9L7+hwLNxcrDFcC+ZafV6dXadEgyULiVF7hoU46/qbIFzf+YL7XI9sNfyaKypKXESFMhsqW+Zzo0kemrrv+mFusVRMWq5cZYpFWXolPPBDySpa7oUCEkqN7ar89gMUM/ZqqEWiimsU+pxUSLtuypyLFQ6pSRtf17DbuNc5UrHFLdDFlKC3VaLFmTGpBMkLWHETXkpSkKIQLa73I3vi5EgO0qatSJanW3dfCUHVkhPk2VdRBN77i3PCP8Os11oRPlEWkLqUZm6UrbWGygHoSdrYeIbkkpabk0r5aloLS02HkuBSfJuCOWLjmvJTZE0sbQKrrDcr4bFL0YKSxSWXmnV6SAoNg7dQRb+uGGEw1FprMUNBiCww2UuJc0AW9rW5A363OEmt0emt5GTIcYebUmlxuG8ZKuGpZQkDyarbbcx1wYOS6PLivQEfMkaG0jjGW4UquOgKtJ9rY5OjouIiy5mCnV7MdYYYkKSg8EsKQsoU4lHO3W1/1BxLnyLGqVMjceHdxuY0lCl8wlTqUq/BH+2ErLWS3ns0OwKiXmEQRxFuNq0qWCSEFJHK9r36W/RlzDQIkpmGkz6wlKqi2xofkLN9zuAr22UMMoxUlTMrXUG5c6NSYTs2Q+WmI4IKALBR2AAuL322t369K3w/lJn5bjPIdJcbLodbSdgpSyrcd+3vitX8hQ6pSFeCqM5TzOrR4mSp1BUNiCDyPS4wu/C7Kj8tMufImS4jKV8IJivFouFPPURzA/viIxioPezNtv6GmpU5mZm3L1QXGAcUl7UHEWUQlF03HdJ/S+LGcqszTssvSpfFYkSmFsssKV5tSgRuAbbXuT/4xDLy/BqGZISXHqoeBCeeOuY6HNWpCE6STdP3crXuMBM+ZH8NTl1uBUJbq4qeItqa6XbI66SdxbnY9sVHGTSbM/obsuSGpOX41QpTi5hREba8Kh0JAUkbix5K9T2GKUOmwKfnqqzmIet1MSOoIZQCpKnFLCiB6hIJPa+A+VsjNwaY3UKkma7OkKSS1DkKa4aVEf6SkmwNzv3sMTw8u07+KK2ou1PTHbYH8mY8VkqBJ3CtR6cztjNJN0zLhP8SqpGo9ImNCQ4uXUVI0sKXcJSkjUQPtFgfcnDO1JTMjNy4JEtmSUkWWAAg7Ej8dMZx8QciiAx83pb7z11IbcZkLLqrqISkpUq55nrhhoeQ6TQ4DHzBUxct5aULXHfdbTrPLZBG3S5xmo4rZifKdJjUyvZgfYh+ZUxDKA0kWbQW0r/Aur9sUs5Vul0ioU2nvy3XnE1FEt/WvWWEXJtfoN9h0AxYoGWaW+5PeU5U3A9PfQFInvAJDZ0jUUqFz5Tub9sKXxByKKQtM2muKdZmPJZLT11rQtR2IUdzc9998MVFy2zSf4NWQplxhDSi5MZl6iHFJC0aTvYkbabbDCp8OabFpkWoONsqLj9SfYSsIJ0ttqISknoNjz6n2xLS8lRKXGiRHalWC6tOkGPLdbbSQLmwSbJHPnihk3LMORAe1TavdyXJBUzNcbQQh0pBOkjzEAH13xNKuhforVjM1Op2dqREMlTjEJTyZD7itXDU70v8A8tgPQH0OHiRDjyaYafJC5rDzCruugKCu1yOu4IPpjH8x5An02uxIEVwOxKg/oYfWNweZCvYXPrbGgMZEpUGGiKJFTDnCV5kS3UJuBubA6Rz5YqSikqZk2zj4ZR/CZUpwZYChJU44+7qAsQogbdeQGLVNqEGZKkR6WlIjQnHGfIbpKzpUq3pdVvxgDlXJUadlOCpVQqrLkpjiq4EhSW03PIJ+nBHLGWVZVL8MvB5t51brStNjps2LEd9sX41HPoeTgj5zRWTR6GH462qO1BjhBaUFJ1lsX1evQXwz5OkVxyhNxZtIXUYKkWaeTJSgqR23IuOgPUemC1UIV8OXULbHBTRUEOax9YbFhb0IT+uDkJtv5T4Z5DkZhllCQ8HNF0hANwQbpA5dOXbEyknGqFL2LEWsSTmCtA0CpKdSI6VJZU2VJATcAnUBvcna/PphMzpm+pT6o0nw66emA6HWmnk2c1jkVf127HDxlatQK1mWtJiSynU80trT5S82hASfcXB/FsSZ5pUGe1CmORgXo9QYaKlN2K0KcSlSbnmnze2CLUZbQvekcUrNrtTpaHZFJqbC9NyWYxU27tzBAvbr/fFDKmZW6flxkpptVcKHnlngRiUrutR3P5H5GHKpv0+DDXUZb70diCohQsUhe1rW+7ntbrgF8PpUKr0RkxpKm3o7jipMcWJOtSlC/W2/S24PriNbdDejP4mfaijN/wA7kNBwLBjGIi9w3e4SPUEc++2HPNGYONlmsKNJrLBlRig8ds6G/KRfmQkb74tTaJTF53ptQRCPEMF+StsN2WpaC2Ekp6q85/IHbHvxInwqbluSVuvCRUo/AZjqvt3Vp6WCtz7DHRtNrFE/2yGTm6VHpSpkShVhb5jpCEOsnhJt91h78xzsMI+T83z4OaXZDjbtQVUjZ1pqxWpX2kD0325W9sa1SahEnUcVWCp6SVtICo7S9SkrHNISTYK339sCoFIgRM61eoNRrqSwwkIaRuFuFWpVvWwuffApJJpo1fYMzfX5KKKVOUepNB+WwpQcUhQGlxJ0gBZtfTt6nE9dzfVolIlSYFEqiXHBqSuS0jRHFtzZJvtz3/W2OfiTWaZTfCw1PrXJclx33GgoqDTbawom3Qm1u5w3xGmBHMhiU7MZkua2yCFABR2AI+0f0xPEnQmP/D/OVRpkw05LL9UZfUXOG3u4FndSgT35m+G7MeZmEopDLtNqqf8AiDbhQ/HUVKtdVkm5BNyLAHpi/k6hxIdbzK8yylP+O4Takj6U6ErIHYXV/wC2wGzpmCBTcx0iF4tx9MWd4mWb6uFcEBP4CibdNsW6lLSMrXS1njNtRiUNRp9OnxlOkBcp5sAMp68id/XAD4aZsnwoz9Kj016pMtKLiFMqSko1HcHVta9/XnjUmGWJMcOB8zGJN1JXYKRoI5AgfT++F3IVHjQIlRRFa8pqkhsqTYWSglKQfQAWHviVKKjVADavX3DUMuhdCqjQZlKUA4pLil/ylpsCFG5Gq+/QYjznnCdCo3gI9PqIkSElpUqSyEixBvp07FVv748zBmGlU/N1Kpy5KizDUvxL6lE8JSk2Tc9bX39/fDPMpUedTvDOf4uG6ydchS0qAsLg+p63GNdU2ihGyPnmUzS00RdKkzvDo4aXYKhcI6Xvy9DfDfHqTlQkxQ7Blwyhl0BMpSStdi15vKT3xW+G1HjRsqQnGkEmY2XnXkkfVewH4H7Y7jSob9eRGgSFSEw2XmXHFKvdYLJO/XmLnvi4NPyaRzneOwVXaVBVk1UlyE2ys06OTKBspR0pBvbfYW598Xqhkmjzochgx1QTcNMyEyFHXsLEpvY73Fj2wo/ECTWRSKTFcbDNFXEj/wAxvfiK4aTZfbfkP3wayfXMwTqNGS/QFVFhBs1KU6hvVp5Gyu3cYJRaWVlRfoXssZMnLzVIhTX3IwpoBU9FUUKXq+nSrmLjfDVmaiPuRIiPnNWSn5i0yEPOJNzq2UNr3HMEnHlMm1mTXq1ror7f8xglKJaULRpQLC/JQPO3LfCpn3MdaXXYwkRnaamGQ9HZcIOpY+8kbHt+vfD8pyNqKGfNOT5tYhK8PWp8l1hZKY8tQKFKHsBv2O/PtgJ8OcqOyVyKnMkS4ehamW0RXi0okGyrkb2BFrf2w70OuTqlTIsmdQ6g2pSQ5qYU3pX+CoKsediMDsuVDVS0uopNYUUTJK1hkICSS4u6TdQva9vcYlTkouI1bshmUWPJzLTFLnVdpww5BKTOVxfKpsABQO19RvY72HbAvOeSFKhmr0+XLceZa4i2ZrxdVpAubKJJuN9t+WF7MddrDWaRVlNuQ3I6+GxGdG6UdUqHW/M977chh+cfq0ukyZb+WkxpK4ikl1ctAsmx9L2HO2FqUKYfytC/k3J4j0M1aa7UEyHkcVtuC+ptejmBsRcnt7YIUqmNxc01kfOKvoQwwogPqU4rVq2UbEm1tvc4K0iVVI1EiPDLL7oERCUhmagkgJ28ptb9/fGb07MVVGazUGW+NLlu8JcGxGoXsEehHfp164yynbHmhjzvkqLFp0yrQXpDzyUFb3iXOIogczqO5Nu9+W1sFcu5NiUmlMKlVCppkO6SsRZLjaEqV0AQf1JxNmxU7+GKq69QX2VvRtCj41LiUDlfTcdzyFzghUn6xHp0mVDoMovqbuhpcptYbNuekbn262xLnLGjJbsBUTLzS6lWrVashpE7haWZ6kEnQglaze6jvbvYYAZuyMulrRIp85TseU+hlzxFitClqsDfqLkb8/fHPw/rs5iryY/g36ouYS462lQStCxsVXO1rWBvbkMNeclyI9ACxQpTQ8Yy4riSULseKlVtlG1zttsL4u5Qn038i3CyzAo8SLFZeqj5KglZZqDrSU9SspSsAC45DvgNlaj0+Q7VCJdTUhNUea/l1BxvSkAG6rKBUSeu5OC9d+fIpElNFy8uK+9dS3PEtqUknmQkc1YzzISK6K6tmht61hN5bcokN7bHUeYN+XX+uJim4t2Zt8ZezfksU+dCbpclTjVQkcLS75ihZ33V1HP12w5s5Qy/TIjcZcN1xCmlqkyvEqRukfcAoc7mwAttipW2a43VaC0aVSt5i1ISzKXpWvhrJv5Bp2Kjex3GB+e2665l8mLT4zcHUS+9Dll8qTfcbpFk352vy98a3Kk2bitBbK9Ey9LytADkRpxLzAW4oqIJUed7HnjzLeX28vVhTEd0uRn0yHWtX1JH8gaT3tbngD8K3q4WJMeBDjSqcley5ThbCFdQCASb87Ww5wkyUyIiX2IbLbbT6EpiyS8B5mtiogG977b4qFx8lEztwsq11TSvh6+28GihNFbVcqFw5wgU7e9iMEUORoFESmpCMzTI8dotK4hBOkA2t7gWtzwv5ppdOOSxUJFPi8U0lk+L0jihwIQE72vy9cFhkvLckKbFFYSyUDhvoVYm9+Vje/Lf1xEq/ZUeIVsvZziVTMNQRUtUKLPLfAUHSgpLfIFQta/Xp0wyZ+aizaOTKbjFKZMfgPFQJIUtIVbbbYn3wpUrIUdjNsyNVJBcpsFCHk8Q6Q4Fk6Qe26VX74YMz5Zy/HhRCaVDYC50dnisJ0EhS7KHtb164qWGSxMm/YwV2tN0SmPTqgrw6WHFBhptYJkDT5Ra21+dulsKHw6zNAkMsQKivw85hTi2ytZSh3iKKj1tffkfx1wwyMk0Geh5p2k8HTdCHA4Qoiw8ybK/fthcyVkSmCdVXKqlE1ESWYrKXvpNgDcjkT5gO2xxKwxZt2Ha7T40qu5YfqRjLkIfd8yRZKwEFSRuehCT+vfH2dsxsU6gvcVLLdVfZW00xxQpSUqOkm4Hax/HpipMyxQhX6VFepUBlTjr6wyg3S40lG107b3INrdMWahkXLk6KmKYDNOnvIUtvgL8ybcz2UNxjLHViyLJ+a4c+nNx1qaaq0SMGg284UJcAHS/qBfa49sVH5FLj55ZmpeprUxynLK18UaA/dI3V3sSL8yBjz4cZSgIpipVYjR5Mx91xKeOkLslBKfKD7E3xdkUaC5m2Gh6mU0yhTHnCxpBbKwtAQTt6ne18aWOTrgL9g74g5mgN0N+LGktSqlMZDJ4DupKE3uTa5A6+p27YYqTmqDV6cJUCUz4lQSHI77ujhnrt+vodsAM/wCUaQqkSp0JpiFUYjJfWiNZIUgc7gfmxxPljJFIYoDLkinxZ9ScYDyhINwCoXCbfaOl/wA4fhgb/CWC7DhZxrciD4TirYjKUC6lCblS9ZvvvYA//cBfiLmmGys02mKVIeckNyZSg4VpTosUpTzAvpBNtvycXabl+gScy1qMxSIDjkVuOBHX/loJvrI258unMdMDPiJk6BEiGp0PRGU24lp5ho+XzEAEW5G5Fx1vhjhkrM79dHyk5ipNTgomwHmNT5TxW1upQtB2B1DuP698CKBWaHEl1l75lBadfqC1LC30pNkpSNu42J/JxPSct0anwEwoUWA9Kj6UvuvNJcWTsVauoJHIchcbWwOyfT6ROl1yTDhwXk/Mii6mwbNBCfpFrAatR7Y563Qi7Wc7xRmWAumRwadTpC31qRzeUu4Wof8Acbd/bDuc50F1TLiK3ARHKFcRpw+ck2t7dbix54WMzZNor06LMp12WVz24suOz5U+ZWklPbftt+mH6MzBjRkCnqiMQ4alIfHDFkhKTcA7WINiTvyPe+Lk4NKgETKWaKJSqYuMKlEZbTNeVpcCrloqOki34/GCtBr0WuVj/hydMSOiQhJ06dZuwSq35x9kKTEqrNTcg+FQDVXHXAtkKUtlW49r9+mDDkant1Nh+nNobSW30LS2nSCdTfT8YfHWYeTjET4hvVU5ao7BjJbpPhoxMlCtRUvhJsFJ+0X972GL2Qa3mF+kJi/J3JtPSOG0+Hg0QBtpueYHK47Y0CmQ4szKtNZmRmX2lQmCUOthSTZCbbHBBqJGjxEMMR2WmUJAS2hASlI9AMM5LHGvZMfyZ9HqFZfzHWGVZcbfa4TCFtOSEWTYXG5FlX1E2tthY+JVXr8h+G1VKe5TIjatbQQsOalgbHUOo7dOeNnMOKVrWYzOpSkFSuGLkjlf26Y+qEGHNiqYmxGJDRIPDebC03HocRGSUroW7QhZWr1drNEjrn5fVMQCCiTxkN8UpOytJtvfryx5l56tupq4coLTt6mp7Q5KSkIUAnbkbkWBvyxoBjR0MNtIYaS2gpCUBAATblYemPERo7ZVw2GkanS4rSgC6v8AUfXbniW070OVGDZ0+fCuNTamw8zUHVgReCq6UAHypQevP0N/fGnQHs1sR4yaiukOvrFtCittZNu4uCe9hhqmQYksMKlRWHlNOhbZdbCtChyIvyPriwWWlWUptBUi+klIuPbC52kqMtCBlxWZE0a6IdLdW2t5LClvLSpXnN/tNhcdxcAYzV2bmQ5xD/8AiE11T2jh6eQ6JAOxTa/pbf1x+gGYkZnhBmOy2EatOlAGm5F7dr4+cgQl1BuYqJHVKQgpQ+Wk60jsFWuBhjNJvQN3oQM1KzOnKVSXPi0kXikPqYcWFhFvNYEWJ59cX2IWbW6VeK1Q25ZjoQFgLKzYbXPK/a+2+HCRAhvJkcaIw5xmg25rbB1o38p7jc7euJw02h5xSG0JJSASEgXAvbE3qhz9n5+yzBzI1m1EWnqejVYFRkGRukJ5kr53Bv8Am4t3w85zgZkZy867Jk0ktokNOucCKtClELTYklRFr2vtyGNEbhxUzVyhGZElSAhTwbGspHIE87Y4kQ4shl9p+My626oFxC2wQvlzB58hi3O2ma6Emv0LOFQgSGGKvTEley0R46mlObcioqVbGfZGpuYWcxOs0hXg3ow0yy+nU2NzsU9b2Nre9xjfWI7DTjymmW0KcWFLKUgFR0gXPc2AH4GI2okZqQ881HZQ68QXVpQApywAGo9bDvgjNpNBdma5xVmlECJxptNSDOZSkx460q1lXlJ1KIsDY2tjjM1JzlVKO9H+cxpLafrYjscIu25gm5/TrjSXafCdZQ27DjrQl7iJSppJAXqvqAtzub3xbS02kHShIuq5sMGdcNejAvh5luq1OW5Miy5FNjtHhuOMqspah9tv3vfGmxoi4rsZSqnJnJKHhrfUg9WxzSkcrHDVDhxYqXERozLKVuKWpLbYSConcm3U98Da6lIkRLJA8jnIeqMdYzc/JbIlqNI//9k=" /><br /><br />
<i><b>Dalam falsafah Jawa tempat berkembangnya tradisi batik, motif kawung memiliki nilai filosofis tersendiri berikut etika-etika penggunaannya. Motif ini juga muncul dalam seni sungging wayang, dan menjadi ornamen busana dalam pementasan kesenian tradisional seperti wayang wong maupun ketoprak. <br /><br />Dewasa ini, motif kawung dikembangkan menjadi motif dasar yang digabungkan dengan motif lain untuk mencapai inovasi keindahan baru. Motif kawung dengan mudah ditemukan dalam corak batik populer, namun sangat sulit menemukan kain batik yang benar-benar murni bermotif kawung. </b></i><br /><span style="font-size: large;"><i><b>Filosofi Kawung </b></i></span><br /><i><b>Dinamakan batik kawung karena motif yang dipakai merupakan stilasi dari penampang buah aren (kawung.) Bentuk dasarnya berupa empat lingkaran oval yang hampir menyentuh satu sama lain dengan simetris, yang jika diperhatikan lebih saksama menimbulkan ilusi optik dengan munculnya bentuk bunga empat kelopak. Masing-masing kelopak berbentuk runcing ramping. <br /><br />Aren sebagai penghasil gula yang menyimbolkan rasa manis, memiliki filosofi keagungan dan kebijaksanaan. Pohonnya yang lurus tanpa cabang melambangkan keadilan. Karena itu, motif batik kawung memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi tentang kekuasaan yang adil dan bijaksana. <br /><br />Bunga empat kelopak dianggap representasi dari lotus (bunga teratai). Bunga ini dalam falsafah Jawa Kuno mengandung makna kesucian. Sementara stilasi bunga dan buah secara umum memiliki makna kesuburan dan harapan. <br /><br />Batik kawung mengandung falsafah kehidupan yang sangat dalam dan suci tentang asal muasal penciptaan manusia, umur panjang yang dimaknai sebagai perjalanan menuju kehidupan abadi. Karena itulah maka dalam beberapa tradisi Jawa, batik kawung biasa digunakan untuk menyelimuti jenazah sebagai perlambang perjalanan panjang menuju keabadian yang sedang ditempuh oleh roh. <br /><br />Empat unsur bunga kawung yang saling beririsan secara simetris dengan menyisakan ruang kosong di titik pusat, dimaknai juga sebagai kiblat papat lima pancer, falsafah adiluhung Jawa yang bermakna: memandang dari empat perspektif mata angin untuk mendapatkan cahaya (pancer) kebijaksanaan. </b></i><br /><br /><span style="color: purple;"><span style="font-size: large;"><b><i>Ragam Motif Kawung </i></b></span></span><br /><i><b>Dengan berbagai makna filosofi yang terkandung di dalamnya, batik kawung di masa awal adalah batik khusus untuk busana keluarga keraton. Dalam seni pewayangan, motif kawung merupakan busana punakawan seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Punakawan ini meskipun berderajat abdi dalem, namun kedudukannya dalam spiritual Jawa sangat tinggi, merupakan lambang kejujuran dan kebijaksanaan. <br /><br />Banyak motif kawung yang bisa dijumpai, misalnya kawung picis, kawung bribil, dan kawung sen. Motif kawung juga banyak divariasikan dengan berbagai motif lain sehingga menghasilkan motif baru yang tak kalah indah, seperti kawung ceplok, truntum, dan sidomukti. </b></i><br /> <br />
<span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">Beberapa ornamen batik yang menyertai kawung biasanya berupa: </span></b></i></span><br /> <i><b>1. Garuda, jenis burung dalam mitologi Jawa yang melambangkan alam atas atau kehidupan roh. Garuda juga melambangkan keperkasaan dan kekuatan. Jarang ditemukan motif garuda utuh, biasanya hanya mengambil dari unsur sayap, bulu, cakar, atau ekornya.<br /> </b></i><br />
<i><b>2. Meru, atau gunung, yang secara geometris berbentuk segitiga. Gunung menyimbolkan tempat persemayangan dewa dan perlindungan bagi binatang maupun tumbuhan.<br /> </b></i><br />
<i><b>3. Cemukiran atau modang, yang merupakan ornamen lidah api. Ornamen ini melambangkan kemauan yang kuat, semangat, dan usaha yang tidak pernah mengenal menyerah. <br /><br />Kawung adalah motif batik bergambar kembang kolang-kaling (bunga pohon aren). Pohon aren, dari akar, batang, buah, dan daunnya semua bisa dimanfaatkan. Mengingatkan kita sebagai manusia untuk melihat lagi apa yang ada dalam diri kita, dan setiap senti yang kita miliki hendaknya kita pikirkan bagaimana kebermanfaatannya untuk sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, mari kita pikirkan setiap senti potensi yang kita miliki bagaimana memaksimalkannya untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik. Manusia terkadang terjebak merendahkan potensi yang dimilikinya dan meng-iri kan potensi yang dimiliki orang lain. coba perhatikan lagi kemampuan kita berpikir, bicara, menulis, menggambar, membuat puisi, fotografi, menghitung, ilmu yang pernah kita pelajari di bangku kuliah, dll….semuanya dapat dimanfaatkan untuk membangun kehidupan yang lebih baik. <br /><br />Kawung juga mengingatkan kita bahwa setinggi-tingginya manusia meraih sesuatu di dunia ini, pada akhirnya kita semua akan kembali ke alam Sawung (alam akhirat). Itu kenapa batik ‘kawung lawasan’ kadang dipakai sebagai jarik penutup orang mati. Apa jadi menakutkan ? kalau buat saya tidak. Saya malah berterimakasih kalau ada yang mengingatkan bahwa dunia ini tidak selamanya, hanya semacam panggung tempat kita sebagai aktor memainkan peran yang Tuhan tetapkan untuk kita mainkan. Jadi saya sebagai manusia selalu ingat untuk semeleh menjalani hidup, tidak ‘kadonyan-donyan’ (menggilai dunia). Usaha maksimal dengan setiap potensi yang dititipkan pada kita itu wajib. Untuk memakmurkan dunia, sebagai khalifah kita musti berbuat yang terbaik dengan yang kita miliki, tapi mengenai hasil dan apa yang kita peroleh, itu bukan urusan kita. Belajar dari motif KAWUNG, belajar hidup tidak di permukaan. Belajar tidak mengidentikkan diri dengan external things. Karena kita bukan benda-benda canggih itu, karena kita bukan gelar-gelar di belakang nama, karena kita bukan setiap merk yang tertera di sepatu, handphone, dasi, dan kemeja yang kita pakai. Jika kita menggunakannya , pastikan betul kita paham tujuannya dan cara memaksimalkannya untuk kemslahatan, jangan menjadi terikat dengannya. Memerangkap diri kita dengan hal-hal eksternal ini sama saja dengan menggadaikan kemerdekaan kita, kedamaian kita, identitas sejati kita sebagai manusia dan value yang terkandung di dalamnya </b></i><br />
<br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><i><b>Sumber : http://adegusti.wordpress.com </b></i></span></span> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-63895669178769398312014-05-03T18:18:00.005+07:002014-05-03T18:18:52.576+07:0010 Objek Wisata Terbaik Di Sulawesi Selatan <span style="color: blue;"><span style="font-size: large;"><i><b>S</b></i></span></span>ulawesi selatan merupakan provinsi yang kaya akan budaya,tediri dari beberapa suku besar seperti bugis,makassar,toraja & mandar,selain kaya akan budaya dan suku, sulawesi selatan juga memiliki banyak situs wisata yang bisa di kunjungi oleh para pembaca di seluruh Indonesia dimanapun anda berada.<br /> <br /> Adapun Objek Wisata Yang Bisa Kita Temui Di Sulawesi Selatan Adalah : <br /> <h2>
<span style="font-size: large;"><i>1.Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin</i></span><a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwa8F2ZYyoQbr2vkHDKhfP5Z5QyW6Ev6H1zqFeHw2ZT3QfzuBtDa0zEvCenEwfOh9qfIBif3Tls92VIbkR2iJ182ipPfYO5vDgqnilyI75iYffztyhQVP0B97ejogbxcDxXQzKE1u9LuU/s400/ow1.jpg" /></a> </h2>
Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin adalah makam yang menjadi situs wisata di sulawesi selatan karena disini para raja yang pernah memerintah kerajaan gowa-tallo seperti Immallombassi Dg.Matawang atau yang dikenal dunia sebagai Sultan Hasanuddin ,dan masih banyak lagi yang raja-raja yang dimakamkan disini. Makam ini terletak di Kabupaten Gowa. <br /> <br /> <i><b><span style="font-size: large;">2.Balla Lompoa </span></b></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO-r4hq3CGQonpPfmCbUdpc18p9qeTS2RrzywuGKtPVVd22lhglwTg_XnkIQ_BzfwhyTC_ggvyIngx8VX-XqtrgGaf1qOrdtc1EShUsSUzW4udtuCtzqpfc_lwYvbW0tBtnmMXN3HHhHo/s400/balla+lompoa.jpg" /></a> <br /> Balla Lompoa adalah situs wisata berupa Rumah yang menyimpan banyak peninggalan kerajaan gowa-tallo dan pada dasarnya balla lompoa pada jaman dulu merupakan pusat pemerintahan kerjaan gowa-talla, di Balla Lompoa kita bisa melihat berbagai macam peninggalan dari kerjaan gowa-tallo, Balla Lompoa Terletak Di Kabupaten Gowa <br /> <br /> <i><b><span style="font-size: large;">3.Benteng Somba Opu </span></b></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5KJR0wg1RLVz2L5xBPay3TqqGZ7XroRdJoc2mQJXQnxZNZrlIEGEIfbWXBQ8-gROaNFQgkrWmLhRHdS26L_y29tmybCH9CCBX3qbVBvT8c3T_xSettkRZvUvGBUSVOhKdnQuRBqtRrvM/s400/ow3.jpg" /></a> <br /> Benteng Somba Opu adalah tempat wisata yang bisa digunakan untuk segala macam kegiatan,yang menarik dari tempat ini adalah disini kita bisa melihat tiruan dari semua rumah adat yang ada di sulawesi selatan,semua rumah adat kabupaten/kota di seluruh sulawesi selatan ada disini,dan yang lebih hebatnya kita bisa menyewa rumah adat tersebut untuk beberapa hari,jadi serasa kita mengunjungi kabupaten yang rumahnya kita tempati. Benteng Somba Opu Terletak di Perbatasan Antara Kabupaten Gowa & Kota Makassar. <br /> <br /> <i><b><span style="font-size: large;">4.Pantai Losari</span></b></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJNZE5jZ0yBpbtoSnq99ALsSepv0Uwbb4MI7xj8fC4-UvBKvngOkdumFtYCW2vmL68e90xCuKigHFCVJQgnpy172C52HWNX-A5EZEZZe168tEdddws5RDnS4h6VKJ5qS2pC2Nera72nZA/s400/pantai+losari.jpg" /></a> <br /> Pantai Losari merupakan objek wisata sulawesi selatan yang terletak di Kota Makassar,disini kita bisa menikmati makanan khas seperti pisang epe dan menikmati pemandangan pantai pagi,siang,sore dan malam hari,pantasi losari juga memiliki mesjid terapung dan patung patung raja raja terkenal di sulawesi selatan seperti patung sultan hasanuddin,patung aru palakka dan lain sebagainya,pantasi losari juga tersambung dengan objek wisata lain seperti : Pulau Samalona,Pulau Kayangan,Pulau Lae-Lae,Tanjung Merdeka,Tanjung Bayang. <br /> <br /> <i><b><span style="font-size: large;">5.Benteng Roterdam </span></b></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBoHxa0cE7_BXZWJVobmY6czNkW3M3iD8P2MHB013_WYBkNfFvcOYZ-PupzRe34evYSpwvXQTYqu6DWKbowNSu0AJD9tXpP_l04YOATMDnMaWiggHf45z2YBgr2GwAuo6_ySQLw5R88sg/s400/ow4.jpg" /></a> <br /> Benteng Routerdam adalah objek wisata berbentuk benteng yang merupakan peninggalan belanda yang dulunya digunakan sebagai benteng pertahanan di jaman perang,benteng routerdam memiliki museum yang bernama museum laga ligo yang di dalamnya ada miniatur yang bisa memflashback kita kemasa lalu.Bentuk bangunan yang ada dibenteng routerdam pun sangat klasik. <br /> <br /> <i><b><span style="font-size: large;">6.Taman Purbakala Batupake </span></b></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2izjPlIHnwUZK1o0B7oUuCbkakD7xVV-HSAeDttn4omi6P2lpReGfl6PENhctRrw-N76LuBd1goyQfNgeVMt2rjWSyYsNIZQN5l_28eYBi4QyOOAYLYfPn2iCv68pRnsKZYF9zcaaVgM/s400/ow5.JPG" /></a> <br /> Taman Purbakala Batupake terletak di Kabupaten Sinjai ini merupakan Taman Wisata Alam dan budaya yg terletak di atas bukit, Batu Pake Gojeng dikenal dengan kuburan batu. Lokasi taman ini dilengkapi sarana pendukung (Caravanning Sites) seperti renovasi rumah adat serta fasilitas lain seperti tempat permandian tua yg di yakini tempat permandian raja-raja, refreshing kids & berbagai jenis burung seperti Rajawali Sumatra, Burung Beo, Nuri Kalimantan, kutilang serta species lainnya. <br /> <br /> <i><b><span style="font-size: large;">7.Tanjung Bira </span></b></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8vFDl1l-RnQAY7iW4C58r95ItOXZetMJs5TICctJhxYqg3fW4il0QgujOHgnQMm2DQdg5aklfKuIc2C-hOCEac5ElfRg0xcv-uzi92UM6gM3ZoLSgSprIOqNacs17XNg-yElPyfkTbsE/s400/ow6.jpg" /></a> <br /> Tanjung Bira adalah Pantai Pasir putih yang terletak di Kabupaten Bulukumba disini kita bisa melihat keindahan dari surga pantai yang memiliki pasir putih,dan laut berwarna biru.tempat ini cocok dijadikan tempat rekreasi keluarga dan juga info penting disini merupakan tempat pembuatan perahu Phinisi. <br /> <br /> <i><span style="font-size: large;"><b>8. Taman Wisata Bantimurung Bulusaraung </b></span></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx-PD2uRN7eEGNAdl7_VBI4E5UChejRauAxu8DCBgE7bbSBB3Fre0R-otbX3A6qXI_CoQJ-5vwymH3-cquOyNwowB1d2w12_ruu9NDxv1TRodu8Q0xrXlRXAAxNXoxz4ILzszXzLD8fDM/s400/bantimurung.jpg" /></a> <br /> Taman Wisata Bantimurung Bulusaraung merupakan Objek Wisata alam yang bertempat di Kabupaten Maros Kec Bantimurung yang merupakan tempat admin Bermukim, Objek Wisata alam ini sangat menarik karena disini kita bisa menikmati air yang langsung mengalir dari gunung dan dingin,disini juga kita bisa melihatn air terjun bantimurung yang sangat indah,selain itu disini juga merupakan penangkaran kupu-kupu yang ada di indonesia,jadi berbagai macam jenis kupu-kupu ada disini,saya jamin anda tidak akan menyesal pernah berkujung kesini. <br /> <br /> <i><span style="font-size: large;"><b>9.Tanah Toraja </b></span></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYIFS4syrcxmZcPMGBIocgpvQOozPhsy1RnDuFDCRq1bjM9RHjLzu69scDe4HSXona5Ws2sMaLl1UzELi5w5m6OjjA9yTFKX8dAUjrPcsMxmTd_1tvA0XtoRz6Ls9_-B0LrnQ_BUzCi8Y/s400/rambusolo.jpg" /></a> <br /><a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html">Upacara Rambu Solo</a> <br /> <br /> Tanah Toraja Merupakan Salah Satu Kabupaten yang ada di sulawesi selatan yang merupakan kabupaten yang kaya akan budaya, dikabupaten ini jika seseorang dari keluarga bangsawan meninggal, akan diadakan upacara yang bernama Rambu Solo,yang wajib anda lihat dan merupakan upacara langka yang yang susah kita dapati. di Kabupaten Tanah Toraja memiliki banyak situs wisata seperti Londa ,Kete Kesu dan Lemo yang semuanya merupakan tempat pemakaman dalam batu,disini kita bisa melihat banyak sekali tulang belulang manusia asli. <br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpw1su4Pa0-rw-rPQDKN8-4c-M3GSKcYtJ8WGBpvdFU7CU05qp8rnewq3BBqIZ7Sjw4xR8IBCgkIvhM6UAN_jeG9D16lnkJBRmXQsG7rCaGozAlgWyPmWUUpby9kAq5tcdeQTl0m0Q-5o/s400/tongkonan.jpg" /></a> <br /><a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html">Rumah Adat Tongkonan</a> <br /> <br /> Dan Satu lagi Kabupaten Tanah Toraja merupakan tempat berasalnya Rumah Adat Tongkonan. <br /> <i><b><span style="font-size: large;">10.Tongkana </span></b></i><br /> <a href="http://www.artikelampuh.blogspot.com/p/sitemap.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiog-qgPO3i0UmjIlxhvTAr5Vc6IaudHG0fWwa140u_YryoDh8f8wysOJrwBXJ17oFDUuGYXq_01wqDhe7_sIyMQVZCfn2GRLYKrJfL_vwnyINIqGp-uXwDEukiS0W3O-7vCixkGHe8plE/s400/tongkana.jpg" /></a> <br /> Tongkana Merupakan Serambi mayat atau kuburan atas tebing yang sama seperti di kabupaten toraja tetapi Tongkana ini terletak di Kabupaten Enrekang.<br /> <br /> Demikian Artikel Ampuh Mengenai 10 Objek Wisata Terbaik Di Sulawesi Selatan yang wajib anda kunjungi agar tidak terjadi penyesalan hidup dalam diri anda dan nikmati keindahannya<br />
<br />
<br />
<span style="color: purple;"><i><b>Sumber : http://artikelampuh.blogspot.com</b></i></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-68215503071956812392013-12-07T23:30:00.000+07:002013-12-07T23:31:58.109+07:00Pengertian Malam Satu Suro di Jawa<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i><b><span style="color: blue;"><span style="font-size: x-large;">Malam 1 Suro Bagi Masyarakat Jawa </span></span><span style="color: red;"><span style="font-size: small;"></span></span></b></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcIJiaSV0tQlmJcuUwqxFMbVzEyEKDvPa003-ogb9kq7Hw-lOgY-Xg2wfMcxHV13JEWvTjdMxeVhd1c7CJIY5prKsK_Ve9FUhMQVmrmVMGsDgoAPWCjL6bS63mi9xehf8opLI0r3xnOfI/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcIJiaSV0tQlmJcuUwqxFMbVzEyEKDvPa003-ogb9kq7Hw-lOgY-Xg2wfMcxHV13JEWvTjdMxeVhd1c7CJIY5prKsK_Ve9FUhMQVmrmVMGsDgoAPWCjL6bS63mi9xehf8opLI0r3xnOfI/s1600/images.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<i>Kedatangan tahun baru biasanya ditandai dengan berbagai kemeriahan, seperti pesta kembang api, keramaian tiupan terompet, maupun berbagai arak-arakan di malam pergantian tahun.</i><br />
<i>Lain halnya dengan pergantian tahun baru Jawa yang jatuh tiap malam 1 Suro (1 Muharram) yang tidak disambut dengan kemeriahan, namun dengan berbagai ritual sebagai bentuk introspeksi diri.</i><br />
<i>Saat malam 1 Suro tiba, masyarakat Jawa umumnya melakukan ritual tirakatan, lek-lekan (tidak tidur semalam suntuk), dan tuguran (perenungan diri sambil berdoa).</i><br />
<i>Bahkan sebagian orang memilih menyepi untuk bersemedi di tempat sakaral seperti puncak gunung, tepi laut, pohon besar, atau di makam keramat.</i><br />
<i> </i><br />
<i>Ritual 1 Suro telah dikenal masyarakat Jawa sejak masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 Masehi).</i><br />
<i>Saat itu masyarakat Jawa masih mengikuti sistem penanggalan Tahun Saka yang diwarisi dari tradisi Hindu. Sementara itu umat Islam pada masa Sultan Agung menggunakan sistem kalender Hijriah.</i><br />
<i>Sebagai upaya memperluas ajaran Islam di tanah Jawa, kemudian Sultan Agung memadukan antara tradisi Jawa dan Islam dengan menetapkan 1 Muharram sebagai tahun baru Jawa.</i><br />
<i>Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa juga dianggap sebagai bulan yang sakral atau suci, bulan yang tepat untuk melakukan renungan, tafakur, dan introspeksi untuk mendekatkan dengan Yang Maha Kuasa.</i><br />
<i> </i><br />
<i>Cara yang biasa digunakan masyarakat Jawa untuk berinstrospeksi adalah dengan lelaku, yaitu mengendalikan hawa nafsu.</i><br />
<i>Lelaku malam 1 Suro, tepat pada pukul 24.00 saat pergantian tahun Jawa, diadakan secara serempak di Kraton Ngayogyakarta dan Surakarta Hadiningrat sebagai pusat kebudayaan Jawa.</i><br />
<i>Di Kraton Surakarta Hadiningrat kirab malam 1 Suro dipimpin oleh Kebo Bule Kyai Slamet sebagai Cucuking Lampah.</i><br />
<i> </i><br />
<i>Kebo Bule merupakan hewan kesayangan Susuhunan yang dianggap keramat. Di belakang Kebo Bule barisan berikutnya adalah para putra Sentana Dalem (kerabat keraton) yang membawa pusaka, kemudian diikuti masyarakat Solo dan sekitarnya seperti Karanganyar, Boyolali, Sragen dan Wonogiri.</i><br />
<i>Sementara itu di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat memperingati Malam 1 Suro dengan cara mengarak benda pusaka mengelilingi benteng kraton yang diikuti oleh ribuan warga Yogyakarta dan sekitarnya.</i><br />
<i>Selama melakukan ritual mubeng beteng tidak diperkenankan untuk berbicara seperti halnya orang sedang bertapa. Inilah yang dikenal dengan istilah tapa mbisu mubeng beteng.</i><br />
<i>Selain di Kraton, ritual 1 Suro juga diadakan oleh kelompok-kelompok penganut aliran kepercayaan Kejawen yang masih banyak dijumpai di pedesaan. Mereka menyambut datangnya tahun baru Jawa dengan tirakatan atau selamatan.</i><br />
<i> </i><br />
<i>Sepanjang bulan Suro masyarakat Jawa meyakini untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling artinya manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan.</i><br />
<i>Sedangkan waspada berarti manusia juga harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.</i><br />
<i>Karenanya dapat dipahami jika kemudian masyarakat Jawa pantang melakukan hajatan pernikahan selama bulan Suro.</i><br />
<i> </i><br />
<i>Pesta pernikahan yang biasanya berlangsung dengan penuh gemerlap dianggap tidak selaras dengan lelaku yang harus dijalani selama bulan Suro.</i><br />
<i>Terlepas dari mitos yang beredar dalam masyarakat Jawa berkaitan dengan bulan Suro, namun harus diakui bersama bahwa introspeksi menjelang pergantian tahun memang diperlukan agar lebih mawas diri.</i><br />
<i> </i><br />
<i>Dan bukankah introspeksi tak cukup dilakukan semalam saat pergantian tahun saja? Makin panjang waktu yang digunakan untuk introspeksi, niscaya makin bijak kita menyikapi hidup ini. Inilah esensi lelaku yang diyakini masyakarat Jawa sepanjang bulan Suro.</i></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="background-color: red;">Sumber ; http://suratz.blogspot.com<span style="background-color: red;"></span> </span></i></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-3265360109916361902013-12-07T23:19:00.000+07:002013-12-07T23:19:57.529+07:00WAHYU PANCASILA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue;"><i><b><span style="font-size: large;">Sebuah Bahan Renungan Perjalanan Bangsa </span></b></i></span><br /><br />Oleh : <br /><span style="color: purple;"><i>K.R.T.H. RONO HADINAGORO </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtdw3jaBkK_H3TZbyPphClr9yWDWF7dWfOgsfWUqI6Wbij5U5oDxsQMBXrbbo99cYjAN3H6mzBG-7YNlfDX2dVcXWTn4lEDEXPBYGkt1EbFgouF0rFJZNk7-Zzfbot9mLG6TkVn46MGC4/s1600/images.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtdw3jaBkK_H3TZbyPphClr9yWDWF7dWfOgsfWUqI6Wbij5U5oDxsQMBXrbbo99cYjAN3H6mzBG-7YNlfDX2dVcXWTn4lEDEXPBYGkt1EbFgouF0rFJZNk7-Zzfbot9mLG6TkVn46MGC4/s1600/images.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: red;"><i><b>ENAM PULUH DELAPAN TAHUN PERJALANAN PANCASILA </b></i></span><br />Sebagian besar masyarakat yakin bahwa Rumusan Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, sehingga tanggal tersebut pernah dijadikan tonggak sejarah hari kelahiran Pancasila. Namun perkembangan jaman sempat memudarkan keyakinan itu. Pada era orde baru, ada pergeseran paradigma sejarah, sehingga peran Bung Karno sebagai pencetus pertama Pancasila sebagai dasar negara sempat menjadi dikaburkan. Hal seperti ini wajar, karena sejarah itu adalah history (his story/cerita dia), sehingga wajar saja jika peran seorang tokoh sangat bergantung pada kesan dan pesan subyektif si pembuat versi sejarah itu kepada tokoh yang akan diceritakan. <br /><br />Upaya pengubahan orientasi serta paradigma sejarah Pancasila pada era orde baru sebenarnya membawa dampak positif terhadap citra Pancasila itu. Momentum kesaktian Pancasila, terlepas dari versi sejarah mana yang benar, disengaja atau tidak, justru mengangkat harkat Pancasila, karena terdapat kesan bahwa Pancasila itu dirumuskan oleh seseorang yang dianggap memiliki catatan negatif menurut anggapan yang beredar luas pada saat itu. Bahkan paradigma sejarah versi rezim orde baru yang menganggap bahwa rezim orde lama di bawah pimpinan sang pencetus rumusan Pancasila itu terlibat dalam pengkhianatan Pancasila, turut serta membersihkan pamor Pancasila. <br /><br />Akan tetapi sayang seribu kali sayang, penyelewengan yang dilakukan oleh sebagian tokoh serta pemimpin orde baru yang berhasil secara halus bernaung atau berlindung di balik jubah Pancasila, nilai luhur Pancasila itu menjadi kusam. Pada masa orde baru banyak orang mencari pembenaran atas hasrat serta kepentingannya dengan menggunakan dalih Pancasila. Dengan alasan “musyawarah mufakat”, maka dihalalkanlah praktek-praktek korupsi, kolusi, dan manipulasi. Dengan alasan “ini negeri Pancasila”, “demi menyelamatkan Pancasila”,… ini dan itu,… maka dibebaskanlah para pelaku kecurangan, penyelewengan, kedzaliman, kemunafikan, kemungkaran, kemaksiatan, dan berbagai bentuk penyimpangan lain di satu sisi, sementara di sisi lain tidak sedikit orang yang benar-benar membela kebenaran malah dipersalahkan bahkan harus mendekam di dalam ruang bertirai besi dengan tuduhan “ ekstrimis, .. anti pancasila, orde lama, komunis, dsb… <br /><br />Kemahiran oknum penguasa orde baru berlindung di balik Pancasila telah menyebabkan pencemaran keluhuran Pancasila. Menjelang akhir dari kejayaan rezim orde baru, secara terbuka sudah mulai bermunculan pernyataan yang mempertanyakan Pancasila. Bahkan tidak sedikit yang membuat pernyataan anti sakralisasi Pancasila, dengan alasan bahwa Pancasila telah disakralkan oleh rezim orde baru. <br /><br />Anggapan sakralisasi Pancasila pada masa rezim orde baru sebenarnya tidaklah tepat, karena sebenarnya pada masa orde baru itulah terjadi proses pelecehan Pancasila. Pada masa itu Pancasila dijadikan tameng atau bumper kedzaliman, kemaksiyatan, keserakahan, dan kesewenang-wenangan oleh sebagian besar penguasa. Betapa tidak,… sosok-sosok yang disebut Manggala ( penatar tingkat tertinggi ilmu tafsir Pancasila madzhab orde baru ) pun, ternyata sebagian besar malah pelaku Kedzaliman dan Kemunafikan Nasional ( KKN, yang salah satu bentuk anaknya adalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme ). Fenomena itu lah yang menyebabkan bermunculannya kesan bahwa Pancasila identik dengan orde baru dengan berbagai macam ragam bentuk jurus KKN-nya, yang menyebabkan kehancuran negeri tercinta. Padahal sebenarnya, jika kita gali nilai-nila Pancasila dari ajaran budaya Jawa, sejak Prolamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga saat ini Pancasila belum pernah dilaksanakan satu sila pun oleh para pemimpin bangsa ini secara benar. Selama 58 tahun terakhir ini Pancasila hanya bagaikan Mahkota emas yang dipakai bergantian oleh para perampok dan pemerkosa, yang akhirnya banyak orang muak melihat mahkota itu karena selalu melekat di kepala makhluk yang tidak berperadaban serta tidak berbudaya. <br /><br />WAHYU SAPTA WARSITA PANCA PANCATANING MULYA <br />Menurut sebagian dari faham ajaran spiritual Budaya Jawa, Pancasila itu merupakan bagian dari Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya ( Wahyu tujuh kelompok ajaran yang masing-masing kelompok berisi lima butir ajaran untuk mencapai kemuliaan, ketenteraman, dan kesejahteraan kehidupan alam semesta hingga alam keabadian/ akhirat ). Sementara itu ada tokoh spiritual lain menyebutkan Panca Mukti Muni Wacana yang hanya terdiri atas lima kelompok ( bukan tujuh ). <br /><br />Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya itu terdiri atas : <br /><br />1. Pancasila <br />Pancasila merupakan butir-butir ajaran yang perlu dijadikan rujukan pembentukan sikap dasar atau akhlak manusia. <br /><br />1.1. Hambeg Manembah <br />Hambeg manembah adalah sikap ketakwaan seseorang kepada Tuhan Yang Mahaesa. <br /><br />Manusia sebagai makhluk ciptaanNya wajib memiliki rasa rumangsa lan pangrasa (menyadari) bahwa keberadaannya di dunia ini sebagai hamba ciptaan Ilahi, yang mengemban tugas untuk selalu mengabdi hanya kepadaNya. Dengan pengabdian yang hanya kepadaNya itu, manusia wajib melaksanakan tugas amanah yang diemban, yaitu menjadi khalifah pembangun peradaban serta tatanan kehidupan di alam semesta ini, agar kehidupan umat manusia, makhluk hidup serta alam sekitarnya dapat tenteram, sejahtera, damai, aman sentosa, sehingga dapat menjadi wahana mencapai kebahagiaan abadi di alam kelanggengan ( akhirat ) kelak ( Memayu hayu harjaning Bawana, Memayu hayu harjaning Jagad Traya, Nggayuh kasampurnaning hurip hing Alam Langgeng ). <br /><br />Dengan sikap ketakwaan ini, semua manusia akan merasa sama, yaitu berorientasi serta merujukkan semua gerak langkah, serta sepak terjangnya, demi mencapai ridlo Ilahi, Tuhan Yang Maha Bijaksana ( Hyang Suksma Kawekas ). <br /><br />Hambeg Mangeran ini mendasari pembangunan watak, perilaku, serta akhlak manusia. Sedangkang akhlak manusia akan menentukan kualitas hidup dan kehidupan, pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. <br /><br />1.2. Hambeg Manunggal <br />Hambeg manunggal adalah sikap bersatu. Manusia yang hambeg mangeran akan menyadari bahwa manusia itu terlahir di alam dunia ini pada hakekatnya sama. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap insan itu memang merupakan tanda-tanda kebesaran Hyang Suksma Adi Luwih ( Tuhan Yang Maha Luhur ). Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk dari sikap ketakwaan seseorang adalah sikap hasrat serta kemauan kerasnya untuk bersatu. Perbedaan tingkatan sosial, tingkat kecerdasan, dan perbedaan-perbedaan lain sebenarnya bukan alat untuk saling berpecah belah, tetapi malah harus dapat dipersatukan dalam komposisi kehidupan yang serasi serta bersinergi. Hanya ketakwaan lah yang mampu menjadi pendorong tumbuhnya hambeg manunggal ini, karena manusia akan merasa memiliki satu tujuan hidup, satu orientasi hidup, dan satu visi di dalam kehidupannya. <br /><br />Di dalam salah satu ajaran spiritual, hambeg manunggal itu dinyatakan sebagai, manunggaling kawula lan gustine (bersatunya antara rakyat dengan pemimpin), manunggale jagad gedhe lan jagad cilik ( bersatunya jagad besar dengan jagad kecil ), manunggale manungsa lan alame ( bersatunya manusia dengan alam sekitarnya ), manunggale dhiri lan bebrayan ( bersatunya individu dengan masyarakat luas ), manunggaling sapadha-padha ( persatuan di antara sesama ), dan sebagainya. <br /><br />1.3. Hambeg Welas Asih <br />Hambeg welas asih adalah sikap kasih sayang. Manusia yang hambeg mangeran, akan merasa dhirinya dengan sesama manusia memiliki kesamaan hakikat di dalam hidup. Dengan kesadaran itu, setelah hambeg manunggal, manusia wajib memiliki rasa welas asih atau kasih sayang di antara sesamanya. Sikap kasih sayang itu akan mampu semakin mempererat persatuan dan kesatuan. <br /><br />1.4. Hambeg Wisata. <br />Hambeg wisata adalah sikap tenteram dan mantap. Karena ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, manusia akan bersikap tenteram dan merasa mantap di dalam kehidupannya. Sikap ini tumbuh karena keyakinannya bahwa semua kejadian ini merupakan kehendak Sang Pencipta. <br /><br />Hambeg wisata bukan berarti pasrah menyerah tanpa usaha, tetapi justru karena kesadaran bahwa semua kejadian di alam semesta ini terjadi karena kehendakNya, sedangkan Tuhan juga menghendaki manusia harus membangun tata kehidupan untuk mensejahterakan kehidupan alam semesta, maka dalam rangka hambeg wisata itu manusia juga merasa tenteram dan mantap dalam melakukan usaha, berkarya, dan upaya di dalam membangun kesejahteraan alam semesta. Manusia akan merasa mantap dan tenteram hidup berinteraksi dengan sesamanya, untuk saling membantu, bahu membahu, saling mengingatkan, saling mat sinamatan, di dalam kehidupan. <br /><br />1.5. Hambeg Makarya Jaya Sasama <br />Hambeg Makarya Jaya Sasama adalah sikap kemauan keras berkarya, untuk mencapai kehidupan, kejayaan sesama manusia. Manusia wajib menyadari bahwa keberadaannya berasal dari asal yang sama, oleh karena itu manusia wajib berkarya bersama-sama menurut potensi yang ada pada dirinya masing-masing, sehingga membentuk sinergi yang luar biasa untuk menjapai kesejahteraan hidup bersama. Sikap hambeg makarya jaya sesama akan membangun rasa “tidak rela” jika masih ada sesama manusia yang hidup kekurangan atau kesengsaraan. <br /><br />2. Panca Karya <br />Panca karya merupakan butir-butir ajaran sebagai rujukan berkarya di dalam kehidupan. <br /><br />2.1. Karyaning Cipta Tata <br />Karyaning Cipta Tata adalah kemampuan berfikir secara runtut, sistematis, tidak semrawut ( tidak worsuh, tidak tumpang tindih ). <br /><br />Manusia wajib mengolah kemampuan berfikir agar mampu menyelesaikan semua persoalan hidup yang dihadapinya secara sistematis dan tuntas. Setiap menghadapi permasalahan wajib mengetahui duduk permasalahannya secara benar, mengetahui tujuan penyelesaian masalah yang benar beserta berbagai standar kriteria kinerja yang hendak dicapainya, mengetahui kendala-kendala yang ada, dan menyusun langkah atau strategi penyelesaian masalah yang optimal. <br /><br />2.2. Karyaning Rasa Resik <br />Karyaning rasa resik adalah kemampuan bertindak obyektif, bersih, tanpa dipengaruhi dorongan hawa nafsu, keserakahan, ketamakan, atau kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebenaran/budi luhur. <br /><br />2.3. Karyaning Karsa Lugu <br />Karyaning Karsa Lugu adalah kemampuan berbuat bertindak sesuai suara kesucian relung kalbu yang paling dalam, yang pada dasarnya adalah hakekat kejujuran fitrah Ilahiyah ( sesuai kebenaran sejati yang datang dari Tuhan Yang Maha Suci/Hyang Suksma Jati Kawekas ). <br /><br />2.4. Karyaning Jiwa Mardika <br />Karyaning Jiwa Mardika adalah kemampuan berbuat sesuai dengan dorongan Sang Jiwa yang hanya menambatkan segala hasil karya, daya upaya, serta cita-cita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, terbebas dari cengkeraman pancaindera dan hawa nafsu keserakahan serta ketamakan akan keduniawian. Karyaning Jiwa Mardika akan mampu mengendalikan keduniaan, bukan diperbudak oleh keduniawian ( Sang Jiwa wus bisa murba lan mardikaake sagung paraboting kadonyan ). <br /><br />2.5. Karyaning Suksma Meneng <br />Karyaning Suksma Meneng adalah kemampuan berbuat berlandaskan kemantapan peribadatannya kepada Tuhan Yang Maha Bijaksana, berlandaskan kebenaran, keadilan, kesucian fitrah hidup, “ teguh jiwa, teguh suksma, teguh hing panembah “. <br /><br />Di dalam setiap gerak langkahnya, manusia wajib merujukkan hasil karya ciptanya pada kehendak Sang Pencipta, yang menitipkan amanah dunia ini kepada manusia agar selalu sejahtera. <br /><br />3. Panca Guna <br />Panca guna merupakan butir-butir ajaran untuk mengolah potensi kepribadian dasar manusia sebagai modal dalam mengarungi bahtera kehidupan. <br /><br />3.1. Guna Empan Papaning Daya Pikir <br />Guna empan papaning daya pikir adalah kemampuan untuk berkonsentrasi, berfikir secara benar, efektif, dan efisien ( tidak berfikir melantur, meratapi keterlanjuran, mengkhayal yang tidak bermanfaat, tidak suka menyia-nyiakan waktu ). <br /><br />3.2. Guna Empan Papaning Daya Rasa <br />Guna empan papaning daya rasa adalah kemampuan untuk mengendalikan kalbu, serta perasaan ( rasa, rumangsa, lan pangrasa ), secara arif dan bijaksana. <br /><br />3.3. Guna Empan Papaning Daya Karsa <br />Guna empan papaning daya karsa adalah kemampuan untuk mengendalikan, dan mengelola kemauan, cita-cita, niyat, dan harapan. <br /><br />3.4. Guna Empan Papaning Daya Karya <br />Guna empan papaning daya karya adalah kemampuan untuk berkarya, berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya. <br /><br />3.5. Guna Empan Papaning Daya Panguwasa <br />Guna empan papaning daya panguwasa adalah kemampuan untuk memanfaatkan serta mengendalikan kemampuan, kekuasaan, dan kewenangan secara arif dan bijaksana (tidak menyalahgunakan kewenangan). Kewenangan, kekuasaan, serta kemampuan yang dimilikinya dimanfaatkan secara baik, benar, dan tepat untuk mengelola (merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi ) kehidupan alam semesta. <br /><br />4. Panca Dharma <br />Panca dharma merupakan butir-butir ajaran rujukan pengarahan orientasi hidup dan berkehidupan, sebagai penuntun bagi manusia untuk menentukan visi dan misi hidupnya. <br /><br />4.1. Dharma Marang Hingkang Akarya Jagad <br />Dharma marang Hingkang Akarya Jagad adalah melaksanakan perbuatan mulia sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban umat kepada Sang Pencipta. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Mahaesa untuk selalu menghambakan diri kepada-Nya. Oleh karena itu semua perilaku, budi daya, cipta, rasa, karsa, dan karyanya di dunia tiada lain dilakukan hanya semata-mata sebagai bentuk perwujudan dari peribadatannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk mensejahterakan alam semesta ( memayu hayuning harjaning bawana, memayu hayuning jagad traya ). <br /><br />4.2. Dharma Marang Dhirine <br />Dharma marang dhirine adalah melaksanakan kewajiban untuk memelihara serta mengelola dhirinya secara baik. Olah raga, olah cipta, olah rasa, olah karsa, dan olah karya perlu dilakukan secara baik sehingga sehat jasmani, rohani, lahir, dan batinnya. <br /><br />Manusia perlu menjaga kesehatan jasmaninya. Namun demikian mengasah budi, melalui belajar agama, budaya, serta olah batin, merupakan kewajiban seseorang terhadap dirinya sendiri agar dapat mencapai kasampurnaning urip, mencapai kebahagiaan serta kesejahteraan di dunia dan di akhirat. <br /><br />Dengan kesehatan jasmani, rohani, lahir, dan batin tersebut, manusia dapat memberikan manfaat bagi dirinya sendiri. <br /><br />4.3. Dharma Marang Kulawarga <br />Dharma marang kulawarga adalah melaksanakan kewajiban untuk memenuhi hak-hak keluarga. Keluarga merupakan kelompok terkecil binaan manusia sebagai bagian dari masyarakat bangsa dan negara. Pembangunan keluarga merupakan fitrah manusiawi. Kelompoh ini tentunya perlu terbangun secara baik. Oleh karena itu sebagai manusia memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas masing-masing di dalam lingkungan keluarganya secara baik, benar, dan tepat. <br /><br />4.4. Dharma Marang Bebrayan <br />Dharma marang bebrayan adalah melaksanakan kewajiban untuk turut serta membangun kehidupan bermasyarakat secara baik, agar dapat membangun masyarakat binaan yang tenteram damai, sejahtera, aman sentosa. <br /><br />4.5. Dharma Marang Nagara <br />Dharma marang nagara adalah melaksanakan kewajiban untuk turut serta membangun negara sesuai peran dan kedudukannya masing-masing, demi kesejahteraan, kemuliaan, ketenteraman, keamanan, kesetosaan, kedaulatan, keluhuran martabat, kejayaan, keadilan, dan kemakmuran bangsa dan negaran beserta seluruh lapisan rakyat, dan masyarakatnya. <br /><br />5. Panca Jaya <br />Panca jaya merupakan butir-butir ajaran sebagai rujukan penetapan standar kriteria atau tolok ukur hidup dan kehidupan manusia. <br /><br />5.1. Jayeng Dhiri <br />Jayeng dhiri artinya mampu menguasai, mengendalikan, serta mengelola dirinya sendiri, sehingga mampu menyelesaikan semua persoalan hidup yang dihadapinya, tanpa kesombongan ( ora rumangsa bisa, nanging bisa rumangsa lan hangrumangsani, kanthi rasa, rumangsa, lan pangrasa ). <br /><br />5.2. Jayeng Bhaya <br />Jayeng Bhaya artinya mampu menghadapi, menanggulangi, dan mengatasi semua bahaya, ancaman, tantangan, gangguan, serta hambatan yang dihadapinya setiap saat, dengan modal kepandaian, kepiawaian, kecakapan, akal, budi pekeri, ilmu, pengetahuan, kecerdikan, siasat, kiat-kiat, dan ketekunan yang dimilikinya. Dengan modal itu, seseorang diharapkan mampu mengatasi semua permasalahan dengan cara yang optimal, tanpa melalui pengorbanan ( mendatangkan dampak negatif ), sehingga sering disebut ‘nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake‘ ( menyerang tanpa pasukan, menang dengan tidak mengalahkan ). <br /><br />5.3. Jayeng Donya <br />Jayeng donya artinya mampu memenuhi kebutuhan kehidupan di dunia, tanpa dikendalikan oleh dorongan nafsu keserakahan. Dengan kemampuan mengendalikan nafsu keserakahan di dalam memenuhi segala bentuk hajat serta kebutuhan hidup, maka manusia akan selalu peduli terhadap kebutuhan orang lain, dengan semangat tolong menolong, serta memberikan hak-hak orang lain, termasuk fakir miskin ( orang lemah yang nandang kesusahan/ papa cintraka ). <br /><br />5.4. Jayeng Bawana Langgeng <br />Jayeng bawana langgeng artinya mampu mengalahkan semua rintangan, cobaan, dan godaan di dalam kehidupan untuk mempersiapkan diri, keturunan, dan generasi penerus sehingga mampu mencapai kebahagiaan hidup dan kehidupan di dunia dan akhirat. <br /><br />5.5. Jayeng Lana ( mangwaseng hurip lahir batin kanthi langgeng ). <br />Jayeng lana artinya mampu secara konsisten menguasai serta mengendalikan diri lahir dan batin, sehingga tetap berada pada hidup dan kehidupan di bawah ridlo Ilahi. <br /><br />6. Panca Daya <br />Panca daya merupakan butir-butir ajaran sebagai rujukan sikap dan perilaku manusia sebagai insan sosial, atau bagian dari warga masyarakat, bangsa dan negara. Di samping itu sementara para penghayat spiritual kebudayaan Jawa mengisyaratkan bahwa pancadaya itu merupakan komponen yang mutlak sebagai syarat pembangunan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, aman, dan sentosa lahir batin. <br /><br />6.1. Daya Kawruh Luhuring Sujanma <br />Daya kawruh luhuring sujanma artinya kekuatan ilmu pengetahuan yang mampu memberikan manfaat kepada kesejahteraan alam semesta. <br /><br />6.2. Daya Adiling Pangarsa <br />Daya adiling pangarsa/tuwanggana artinya kekuatan keadilan para pemimpin. <br /><br />6.3. Daya Katemenaning Pangupa Boga <br />Daya katemenaning pangupa boga artinya kekuatan kejujuran para pelaku perekonomian ( pedagang, pengusaha ). <br /><br />6.4. Daya Kasetyaning Para Punggawa lan Nayaka <br />Daya kasetyaning para punggawa lan nayaka artinya kekuatan kesetiaan para pegawai/ karyawan. <br /><br />6.5. Daya Panembahing Para Kawula <br />Daya panembahing para kawula artinya kekuatan kemuliaan akhlak seluruh lapisan masyarakat ( mulai rakyat kecil hingga para pemimpinnya; mulai yang lemah hingga yang kuat, mulai yang nestapa hingga yang kaya raya, mulai kopral hingga jenderal, mulai sengsarawan hingga hartawan ). <br /><br />7. Panca Pamanunggal ( Panca Panunggal ) <br />Panca pamanunggal adalah butir-butir ajaran rujukan kriteria sosok manusia pemersatu. Sementara tokoh penghayat spiritual jawa menyebutkan bahwa sosok pimpinan yang adil dan akan mampu mengangkat harkat serta martabat bangsanya adalah sosok pimpinan yang di dalam jiwa dan raganya bersemayam perpaduan kelima komponen ini. <br /><br />7.1. Pandhita Suci Hing Cipta Nala <br />Pandita suci hing cipta nala adalah sosok insan yang memiliki sifat fitrah, yaitu kesucian lahir batin, kesucian fikir dan tingkah laku demi memperoleh ridlo Ilahi. <br /><br />7.2. Pamong Waskita <br />Pamong waskita adalah sosok insan yang mampu menjadi pelayan masyarakat yang tanggap aspirasi yang dilayaninya. <br /><br />7.3. Pangayom Pradah Ber Budi Bawa Bawa Leksana <br />Pangayom pradhah ber budi bawa leksana adalah sosok insan yang mampu melindungi semua yang ada di bawah tanggungjawabnya, mampu bersifat menjaga amanah dan berbuat adil berdasarkan kejujuran. <br /><br />7.4. Pangarsa Mulya Limpat Wicaksana <br />Pangarsa mulya limpat wicaksana artinya sosok insan pemimpin yang berbudi luhur, berakhlak mulia, cakap, pandai, handal, profesional, bertanggungjawab, serta bijaksana. <br /><br />7.5. Pangreh Wibawa Lumaku Tama <br />Pangreh wibawa lumaku tama artinya sosok insan pengatur, penguasa, pengelola yang berwibawa, memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, mampu mengatur bawahan dengan kewenangan yang dimilikinya, tetapi tidak sewenang-wenang, karena berada di dalam selalu berada di dalam koridor perilaku yang mulia ( laku utama ). <br /><br /><span style="color: blue;"><b><i>KORELASI RUMUSAN PANCASILA DASAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA <br />Menurut KRMH. T.H. Koesoemoboedoyo</i></b></span>, di dalam buku tentang “Wawasan Pandam Pandoming Gesang Wewarah Adiluhung Para Leluhur Nuswantara Ngudi Kasampurnan Nggayuh Kamardikan”, pada tahun 1926, perjalanan spiritual Bung Karno, yang sejak usia mudanya gemar olah kebatinan untuk menggapai cita-citanya yang selalu menginginkan kemerdekaan negeri tercinta, pernah bertemu dengan seorang tokoh spiritual, yaitu Raden Ngabehi Dirdjasoebrata di Kendal Jawa Tengah. Pada saat itu Raden Ngabehi Dirdjasoebrata mengatakan kepada Bung Karno, “ Nak,.. mbenjing menawi nagari sampun mardika, dhasaripun Pancasila. Supados nak Karno mangertos, sakpunika ugi kula aturi sowan dik Wardi mantri guru Sawangan Magelang “. ( “ Nak, nanti jika negeri telah merdeka, dasarnya Pancasila. Supaya nak Karno mengerti, sekarang juga saya sarankan menemui dik Wardi, mantri guru Sawangan Magelang” ). Setelah Bung Karno menemui Raden Suwardi di Sawangan Magelang, maka oleh Raden Suwardi disarankan agar Bung Karno menghadap Raden Mas Sarwadi Praboekoesoema di Yogyakarta. <br /><br />Di dalam pertemuannya dengan Raden Mas Sarwadi Praboekoesoemo itu lah Bung Karno memperoleh wejangan tentang Panca Mukti Muni Wacana dalam bingkai Ajaran Spiritual Budaya Jawa, yang terdiri atas Pancasila, Panca Karya, Panca Guna, Pancadharma, dan Pancajaya. <br /><br />Terlepas dari kecenderungan faham pendapat Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya, atau Panca Mukti Muni Wacana, jika dilihat rumusan Pancasila ( dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia ), beserta proses pengusulan rumusannya, dengan menggunakan kejernihan hati dan kejujuran, sepertinya dapat terbaca bahwa seluruh kandungan ajaran Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya dan atau Panca Mukti Muni Wacana itu termuat secara ringkas di dalam rumusan sila-sila Pancasila, yaitu : <br /><br />1. Ketuhanan Yang Mahaesa <br /><br />2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab <br /><br />3. Persatuan Indonesia <br /><br />4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan <br /><br />/ perwakilan. <br /><br />5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. <br /><br /><span style="color: purple;"><i><b>AJARAN MORAL UNIVERSAL </b></i></span><br />Kelompok orang yang sudah mulai alergi terhadap Pancasila, sering mengira bahwa penghambat kemajuan bangsa ini adalah Pancasila. Pendapat itu merupakan pendapat yang sangat keliru, karena tidak disertai pemahaman yang menyeluruh tentang makna serta hakikat Pancasila. <br /><br />Pancasila itu ibarat pisau emas yang bermata berlian. Ditinjau dari bahannya, pisau itu terbuat dari logam mulia serta batu yang sangat mulia. Dan pisau emas bermata berlian itu sangat tajam. Kemuliaan dan ketajamannya dapat digunakan untuk apa saja oleh siapa saja. Pisau itu dapat digunakan untuk memasak, untuk berkarya membuat ukiran patung yang indah, untuk mencari air dan mata pencaharian demi kesejahteraan dan ketenteraman, tetapi dapat pula untuk menodong, bahkan membunuh. Pisau itu pun dapat dibuang, digadaikan, atau dijual bagi orang yang tidak mengerti nilai (value). Permasalahannya sangat bergantung pada manusia pemakainya. <br /><br />Seekor monyet, jika disuruh memilih antara pisang atau pisau emas yang bermata berlian tadi, pasti akan memilih pisang. Lain halnya dengan manusia yang memang menyadari akan harkat dan martabat kemanusiaannya. Manusia seperti ini pasti akan memilih pisau emas yang bermata intan itu, karena sadar akan nilai yang terkandung di dalamnya. Kalau toh pisau emas bermata berlian tadi berada di tangan monyet, paling digunakan untuk mencuri pisang dengan segala keserakahannya, setelah itu dibuang. <br /><br />Pancasila yang luhur itu selama ini berada di bumi pertiwi sering sekali mengalami nasib bagaikan mahkota emas bertatahkan intan, berlian dan permata mulia tetapi dipakai oleh babi-babi yang tidak berbudaya, atau monyet yang tak mengerti nilai. <br /><br />Manusia yang tak tahu nilai, ibarat makhluk yang sudah kehilangan sifat insani kemanusiaannya ( lir jalma kang wus koncatan sipat kamanungsane ). <br /><br />Kandungan Pancasila yang merupakan ikhtisar dari Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya memiliki kesesuaian dengan fitrah Ilahiyah yang termuat di dalam ajaran kitab suci Al-Qur’an. Nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila, walaupun tidak tertulis dalam bentuk rumusan, sangat sesuai dengan nilai-nilai keluhuran budi pekerti yang dimiliki, dijunjung tinggi, serta diamalkan sebagai landasan hidup oleh bangsa-bangsa maju yang berperadaban tinggi di dunia. Dengan demikian Pancasila ini merupakan ideologi yang bersifat universal. Di dalam Pancasila terkandung pula nilai-nilai sosialis religius, bahkan lebih sempurna. Tetapi sayang, nilai-nilai luhur itu nampaknya belum pernah termunculkan dalam kehidupan sehari hari, bahkan sering ditafsirmiring atau diselewengkan oleh oknum-oknum pemimpin, sehingga banyak orang yang meributkan atau mempermasalahkan/ mempertentangkan antara Pancasila dengan Islam, Pancasila dianggap kurang baik jika dibandingkan dengan faham Sosialis Religius, dan sebagainya. <br /><br />Pandangan-pandangan negatif terhadap Pancasila itu muncul barangkali karena prasangka bahwa Pancasila itu adalah identik dengan Sukarnoisme ( sosialisasi Pancasila ), atau Soehartoisme ( liberalisasi Pancasila ) seperti yang tercantum dalam materi Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila. Pancasila adalah Pancasila. <br /><br />Banyak orang berpendapat bahwa tanpa Pancasila bangsa-bangsa seperti di negara Amerika Serikat, di negara-negara Eropa, Jepang, Korea, Inggris, Australia, Malaysia, dan Singapura dapat maju dan jaya secara pesat, sedangkan di Indonesia yang ada Pancasila malah semakin mundur dan melarat. Bahkan orang yang berpendapat demikian itu malah mengutarakan juga bahwa dari segi moral dan akhlaknya pun, bangsa Indonesia ini kalah dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Pancasila. <br /><br />Di negara maju, seorang calon pemimpin harus bersih, suci dari cacat-cacat akhlak. Namun perlu kita cermati, di negeri pertiwi ini malah banyak pemimpin yang turut mendukung perilaku maksiyat. Apakah ini sesuai dengan nilai-nilai luhur sila Ketuhanan Yang Mahaesa, yang menjiwai keempat sila yang lain. <br /><br />Kalau kita menyimak tata upacara pelantikan Presiden Amerika Serikat, perlu lah kita mengakui bahwa Bangsa Amerika lebih menjunjung Tinggi Ketuhanan dibandingkan bangsa Indonesia. Sebelum upacara dimulai, pasti didahului dengan doa. Dengan demikian maka proses pengangkatan Presiden negara adi daya itu pasti diridlo Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga tidaklah aneh kalau bangsa tersebut mampu menguasai dunia. Di sisi lain, di Indonesia, doa selalu dibacakan di setiap akhir upacara, sehingga tidaklah mengherankan kalau bangsa Indonesia yang mengaku berketuhanan itu selalu nubyak-nubyak tanpa tuntunan di dalam setiap sepak terjangnya, dan diakhiri dengan keterlanjuran, penyesalan, dan permohonan maaf. <br /><br />Di dalam mata uang Dolar Amerika tertulis “ IN GOD WE TRUST “ di bagian atas, oleh karena itu kiranya tidaklah perlu heran kalau nilai mata uang dolar Amerika selalu tinggi dan mampu menguasai dunia. Mata uang Indonesia baru saja mencantumkan “Dengan rahmat Tuhan Yang Mahaesa”. Tulisan itu pun kecil dan terletak di bagian bawah. Bahkan sebelumnya kalimat yang tidak pernah tertinggalkan adalah “ Barang siapa meniru atau memalsukan,… dst “. Bukankah itu cerminan kadar ke Pancasilaisan bangsa yang mengaku berbudaya luhur ini ?? <br /><br />Sistem demokrasi di negeri kita masih sangat kental diwarnai oleh ketamakan akan kekuasaan, dan ketamakan akan harta. Cara-cara penyusunan konstitusi yang berbau mencari-cari celah pembenaran atas kehendak kelompok atau pribadi-pribadi tertentu, belum berorientasi pada upaya penyejahteraan rakyat, apakah sesuai dengan asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Benarkah sistem demokrasi/ sistem politik kita sudah merujuk pada Pancasila, sak jatine Pancasila ??. Benarkah sistem demokrasi kita sudah berlandaskan hikmah ( kebenaran hakiki, berlandaskan kejujuran ) demi kesejahteraan kehidupan rakyat ?? <br /><br />Perlu dicermati bersama, bahwa di Indonesia itu ada yang memformulasikan, atau merumuskan Pancasila secara formal, tetapi yang mampu dan mau mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari sangat-sangat langka. Sedangkan di lain fihak, di negara-negara maju yang lebih berperadaban, walaupun tanpa formulasi atau rumusan, Pancasila sudah merupakan budaya di dalam kehidupan kesehariannya, sudah melekat dalam jiwanya sehingga mampu membawa mereka ke dalam kemuliaan hidup diri dan negaranya. <br /><br />Empat orang pemimpin negara Republik Indonesia ini turun dengan cara yang kurang baik dan selalu berakhir dengan kesan negatif. <br /><br />Pengalaman ini perlu dijadikan bahan perenungan, apakah itu budaya Pancasila??? Bahkan sejarah pun mencatat, bukan hanya di jaman Republik saja, tetapi sejak kerajaan-kerajaan terdahulu di bumi Pertiwi ini, setiap pergantian kepemimpinan hampir selalu disertai berbagai kesan atau proses yang kurang baik. Keruntuhan Sriwijaya, Majapahit, Mataram, dan negeri-negeri lain di persada Nusantara ini perlu lah kiranya kita jadikan bahan renungan dan tantangan. Benarkah di dalam sanubari manusia Indonesia ini masih mengalir darah Pancasilais </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: red;"><i>Sumber: http://www.blogger.com/blogger.g?blogID</i></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-45529718172957295922013-08-22T20:58:00.002+07:002013-08-22T20:58:53.485+07:00GURITING ATI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjidrZngWIY_rM0xIzbQVqIB26RBxd4VG1blYyfiyTSP2prDcU3uEA0kbKSh5I-JX6U8DtZL-YwAJ_NM2xMlcnkDpTO2B50bmgjmnJy-BZ9rqxt0fbauLo2Co10KrSOLOSldfYBuLzRv5U/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjidrZngWIY_rM0xIzbQVqIB26RBxd4VG1blYyfiyTSP2prDcU3uEA0kbKSh5I-JX6U8DtZL-YwAJ_NM2xMlcnkDpTO2B50bmgjmnJy-BZ9rqxt0fbauLo2Co10KrSOLOSldfYBuLzRv5U/s1600/images.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;">Aku ngerti, kang</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> yen wengi iki kowe maca guriting atiku</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> sing dakanggit bareng sumilire bayu</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> natkalane kapang wus ora bisa kawengku</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> </span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> wacanen kanthi permati</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> kepriye carane aku kenalan karo rembulan</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> paseduluran karo lintang</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> lan memitran karo konang-konang</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> </span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> mbokmenawa kowe kepengin ngerti</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> kepriye anggonku nggusah sepi</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> kepriye rutuh lan kumrebele luh iki</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> dadi kali cilik sauruting pipi</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> nelahi wengi mbaka wengi</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> ngupadi werdining sepi</span></b></i></span><br /><span style="color: purple;"><i><b><span style="font-size: large;"> </span></b></i></span><br /><span style="color: red;"><i><b>Kotabumi, ratri mulya</b></i></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-2284638968657415682013-07-29T16:00:00.001+07:002013-07-29T16:00:11.844+07:00Ada Apa di Balik Angka 30 di Pentagon<div id="iklan15786345589243408272">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA9vBbnyZxNWDVIP6P7ls-3aIkuLlFxy7OFY9HipQg2Y8aby_8eQatCPBTuUoLdGOaNvBzRh9pCmmVL6oRDxv4LG7knVqJZiNEelHBKyfgQl5bxhXwiNUkhNWspxJyQ5YD9FvIbPGY-1Q/s1600/Pentagon-268x300.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA9vBbnyZxNWDVIP6P7ls-3aIkuLlFxy7OFY9HipQg2Y8aby_8eQatCPBTuUoLdGOaNvBzRh9pCmmVL6oRDxv4LG7knVqJZiNEelHBKyfgQl5bxhXwiNUkhNWspxJyQ5YD9FvIbPGY-1Q/s320/Pentagon-268x300.jpg" /></a></div>
KETIKA terjadi serangan udara terhadap Taliban, ada sesuatu tentang nomor 30.<br /><br />Menurut Security Crank, dari semua serangan yang telah dilancarkan AS terhadap Taliban di Afghanistan dan Pakistan, telah melahirkan sebuah pola yang “menakjubkan”: Tampaknya hampir setiap kali serangan udara dilancarkan, semua media massa melaporkan sebanyak 30 Taliban tewas.<br /><br />Moon of Alabama juga mengungkapkan argumen serupa. Security Crank mengumpulkan sampai 12 berita terkait laporan insiden serangan udara yang terpisah sejak awal tahun 2010, di mana jumlah korban pejuang adalah tetap 30. Bukan 29, bukan 31. Tiga puluh.<br /> Apa artinya ini? Security Crank menganjurkan bahwa jangan percaya terhadap angka-angka. The Times melaporkan: dalam kalkulus mengerikan yang dikenal sebagai “perkiraan kerusakan kolateral,” komandan militer dan pengacara-pengacara AS sering bekerja bersama-sama dalam proyek serangan militer. Tidak banyak yang tahu tentang cara kerjanya, tetapi pada tahun 2007, Marc Garlasco, mantan pejabat tinggi Pentagon, mengatakan kepada majalah Salon <br /> pada tahun 2003 bahwa, “nomor ajaib itu 30.”<br /><br />Itu berarti bahwa jika sebuah serangan selalu ditujukan untuk membunuh lebih dari 30 warga sipil, dan hal itu sekaligus membutuhkan persetujuan eksplisit dari Menteri Pertahanan Donald H. Rumsfeld atau Presiden George W. Bush (ketika masih berkuasa).<br /><br />Carpentier berpendapat bahwa 30 tetap merupakan nomor korban sihir Pentagon sampai hari ini, dan menunjukkan bahwa angka korban dilebih-lebihkan sehingga mereka “dapat diterima” oleh publik. “Kalkulus ini menunjukkan bahwa berapa banyak kematian rata-rata, telah terbawa dalam pemerintahan Bush kepada Obama.” tulisnya.<br /><br />Tapi argumen Carpentier memunculkan banyak pertanyaan. Era kebijakan Rumsfeld menetapkan korban diterapkan pada warga sipil, bukan korban pejuang Taliban. Apapun itu, tentu saja, itu semua hanya spekulasi. Selama pejabat militer bersikeras bahwa serangan udara akan tetap menghabisi 30 pejuang Taliban tepat pada satu waktu.<br />29, 30, 31, mereka semua adalah orang-orang Islam yang belum tentu sama sekali tak berdosa.....</div>
<div id="iklan15786345589243408272">
</div>
<span style="color: red;"><i><b>Sumber http://zilzaal.blogspot.com</b></i></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5907474472164239461.post-41236306818952651482013-07-29T15:56:00.000+07:002013-07-29T15:56:03.846+07:00PENEMUAN HARTA KARUN RATU BALQIS<div id="iklan13178723191371402379">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyUmXwPE1wz9lifmpKnUCzBqJf2EXCAj3CYt7UWn_WD-zJBaBMemY3vNeZhiTtFUCZKvqaKvKo6O4SbGhCoK62nbdqEvOWtZpJadDz0jyQLBnUt6fp6b8NQJmvXlylvHxZ4_Bv8PCye_Fa/s1600/images.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyUmXwPE1wz9lifmpKnUCzBqJf2EXCAj3CYt7UWn_WD-zJBaBMemY3vNeZhiTtFUCZKvqaKvKo6O4SbGhCoK62nbdqEvOWtZpJadDz0jyQLBnUt6fp6b8NQJmvXlylvHxZ4_Bv8PCye_Fa/s320/images.jpg" /></a></div>
Cerita raja cantik Ratu Balqis atau juga Ratu Sheba sangat menarik untuk di ikuti, banyak film yang mengangkat tentang kecantikan ratu Balqis, selain kecantikannya yang sangat tersohor ratu ini memiliki harta yang sangat banyak, dan masih menjadi misteri dimanakah kekayaanya di simpan, seperti halnya kekayaannya Raja Sulaeman.<br /> <br /> Arkeolog dari Inggris mengklaim telah menemukan tambang harta karun milik Ratu Sheba, yang juga sohor dengan sebutan Ratu Bilqis dari Kisah Nabi Sulaiman yang tertera dalam sejarah Habeshan, Injil, dan Al Quran.<br /> <br /> Ia diyakini pemimpin kerajaan kuno Sheba. Wilayah kekuasaannya meliputi Ethiopia dan Yaman di era modern.Seperti dimuat situs sains, Discovery.com, 15 Februari 2012, tambang emas Sang Ratu ditemukan tersembunyi di sebuah bukit di dataran Gheralta, utara Ethiopia. Sebuah lokasi tambang yang belum pernah di eksplorasi sebelumnya, di teritorial kerajaan Sheba yang pernah berkuasa selama 3.000 tahun.<br /> <br /> "Salah satu yang saya sukai dari arkeologi adalah, kemampuannya berhubungan dengan legenda dan mitologi. Fakta bahwa kami mungkin menemukan tambang Ratu Bilqis sangat luar biasa," kata Louise Schofield, arkeolog sekaligus kurator museum Inggris, kepada The Observer.<br /> <br /> Berdasarkan Perjanjian Lama, Ratu Sheba menempuh perjalanan panjang dari kerajaannya yang misterius untuk menemui Raja Sulaiman di Yerusalem. Ratu itu membekali diri dengan para pengiring, unta yang membawa muatan sarat rempah, emas, dan batuan berharga.<br /> <br /> Bertemu dengan Sulaiman, Ratu Sheba terpukau dengan kebijaksanaan Sang Nabi, juga kemegahan kerajaannya. Sebelum pergi, ia memberi hadiah 120 talen emas, atau setara dengan 4,5 ton!<br /> <br /> Legenda menyebut, ia melahirkan anak Sulaiman. Keturunannya, Menelik, menjadi raja-raja Abyssinia.<br /> <br /> Schofield menemukan tambang kuno tersembunyi di balik batu 20 kaki yang diukir dengan gambar<br /> matahari dan bulan sabit. "Simbol dari negeri Sheba," kata dia.<br /> "Saya merangkak di bawah batu, waspada dengan ular kobra yang disebut tinggal di sini, dan berjumpa dengan sebuah prasasti Bahasa Sheba, bahasa yang dipakai Sang Ratu."<br /> <br /> Terkubur sekitar empat meter di bawah permukaan bukit dikelilingi oleh burung bangkai, terowongan menampilkan simbol tengkorak kuno di pintu masuknya. Menurut Schofield, itu adalah pahatan Sheba. <br /> Ia menambahkan, keberadaan struktur tambang kuno itu tak disadari, meski faktanya, penduduk setempat mendulang emas <br /> di sungai yang ada di dekatnya.<br /> <br /> Tak jauh dari lokasi tambang, arkeolog menemukan sisa-sisa kolom dan batu halus berukir yang mungkin adalah bagian dari sebuah kuil terkubur, yang diyakini didedikasikan untuk Dewa Bulan Sheba. Situs dari medan peperangan, lengkap dengan tulang kuno, juga ditemukan di dekatnya.<br /> <br /> Ukuran yang tepat dari tambang, yang pintu masuk terhalang oleh batu besar, belum ditentukan. Namun, uji yang dilakukan oleh seorang pencari emas mengarah ke dugaan, ada ruang luas di bawah tanah, dengan terowongan yang cukup besar untuk dilalui dengan berjalan kaki.<br /> <br /> Penggalian situs besar-besaran akan dilakukan setelah Schofield mendapatkan sumber pendanaan yang diperlukan.<br /> <br /> The Observer.<br /> <br /> Para Ahli Genetika Temukan Jejak Ratu Balqis<br /> Para ilmuwan yang berhasil membongkar DNA orang-orang Ethiopia modern menemukanberbagai petunjuk yang mengarah pada kebenaran legenda Ratu Sheba,yang dalam tradisi Islam juga dikenal dengan Ratu Balqis.<br /> <br /> Dalam hikayat disebutkan bahwa Ratu Sheba mengunjungi Jerusalemdan memiliki anak, Menelik, dengan Raja Sulaiman dari Israel, sekitar 3.000tahun yang lalu.<br /> <br /> Para peneliti genetika dari Inggris dan Ethiopia mengatakan genomorang-orang Ethiopia sangat mirip dengan orang-orang Israel dan Suriah danpercampuran genetika diketahui dimulai kira-kira 3.000 tahun lalu.<br /> Profesor Chris Tyler-Smith, pakar dari Inggris yang melakukan penelitianmengatakan, genetika bisa menjadi petunjuk kejadian sejarah.<br /> <br /> "Dengan menganalisis genetika orang-orang Ethiopia dan beberapaorang dari kawasan Afrika lain, kita bisa mengetahui bahwa gen masuk keEthiopia sekitar 3.000 tahun lalu dan ini sesuai dengan hikayat RatuSheba," papar Tyler-Smith.<br /> <br /> Sejarah migrasi manusia<br /> Luca Pagani, pakar dari Universitas Cambridge yang juga terlibat dalampenelirian ini menambahkan, "Bukti genetika yang kami temukan jelasmendukung kebenaran legenda Ratu Sheba."<br /> <br /> Mengomentari temuan ini, Dr Sarah Tishcoff dari Jurusan Biologi danGenetika Univeristas Pennsylvania, Amerika Serikat, mengatakan, Ethiopia akanmenjadi kawasan penting untuk diteliti di masa depan.<br /> "Penelitian ini mengungkap sejarah Ethiopia, baik di masa sekarangmaupun di masa lalu. Kawasan Ethiopia memainkan perang penting dalam sejarahmigrasi manusia," kata Tishcoff.<br /> <br /> Legenda Ratu Sheba dan Raja Sulaiman tercantum dalam buku Ethiopia, KebraNagast atau Kejayaan Raja-Raja, yang ditulis pada abad ke-13.<br /> Nama Ratu Sheba atau Ratu Balqis juga disebut di Injil dan Quran.</div>
<div id="iklan13178723191371402379">
</div>
<span style="color: red;"><i><b>Sumber http://zilzaal.blogspot.com</b></i></span>Unknownnoreply@blogger.com1