Pages

JALMA MARA , JALMA MATI

Jagat iki ana, ana kang jaga !” aku isih eling marang kandhamu, tatkalane lemah dadi kawahing antarane suroboyo medion banjur krasa ana kang gosong ing batin batin panguripku, ngegirisi marang daya lantipkukaya gosonge areng klapa kang wus ilang wawakaya jasad kang limpad kelangan nyawa... .

KU INGIN BERSAMAMU

Aku ingin bersamamu tiap pagi meskipun aku tak pernah tahu dimana kamu Aku ingin bersamamu hingga senja datang meskipun ternyata malam telah larut.. Untuk bersamamu aku ingin kan semua.. Kepingan demi kepingan hati yang kau bawa serta bersamamu

Aku ingin pulang

Aku ingin pulang bersama kehidupan bersama bidadari surgawi berparas segar lalu menyaksikan lagi burung-burung dengan guraunya merangkai sarang bagi rumah aku ingin pulang ke rumah hatiku sebab seruan hidup di pintunya dimana pagarnya kembang lihatlah kupu-kupunya

PENANTIANKU

Sepoi angin menembus badan menyusup disela-sela rambut hitamku deru ombak berhantam menerka seakan tau isi hatiku yang gundah Mengapa kau pergi jauh ke sana meninggalkan untaian kenangan manis membiarkan diriku terselimut sepi hampa sendiri tanpa bayangmu lagi Mengapa ini semua terjadi kau biarkan linangan air mataku terjatuh menangisi dirimu yang berkelana pergi menilnggalkanku seorang diri

LELAYARAN ING KATRESNAN

kamangka sliramu wis ngentirake gegayuhanku mbaka sithik tumekaning gisiklelayaran ing katresnan nyabrangi reribed sadhengah wayah wani nglangkahi telenging pepeteng tanpa maelu sakabehing gubrahyagene praumu durung miwiti anggone nglari nakodaning ati sawise kelakon nggayuh sunare pituduh madhangi katresnan iki tumekaning subuh .

Sunday 30 September 2012

Suluk Wragul karya Sunan Bonang

Suluk Wragul
Karya Sunan bonang
 
Dandhanggula
 
Wragul 1
Berang-berang, jika diteliti ini raga

Belum ketemu hakikatnya
Ada atau tidakkah ia
Sebenarnya aku ini siapa
Impian beraneka ragam
Kalau dipikirkan
Akhirnya menyedihkan
Yang mustahil banyak sekali
Segala wujud di semesta ini
Tak putus-putus sama sekali

Wragul 2

Maka dengarlah perlambang ini

Ada kera hitam sedang berdiri
Di tepi sungai
Tertawa keras tak kepalang
Kepada berang-berang yang mencari makan
Siang dan malam
Terus tanpa kesudahan
Tak ingat bahwa ia diciptakanTuhan
Yang diingat hanya makanan
Tanpa memperdulikan
Bahaya mengncam

Wragul 3

Dilalapnya apa saja ia dapatkan

Tidaklah ia memperhatikan
Tuhan Yang Maha Agung yang menciptakan
Mustahil ia tak sanggup memberi makan
Dari kehidupan hingga kematian
Apapun saja yang dikodratkan
Telah disesuaikan
Ulat dalam batu pun diberi santunan
Maka jangan hanya suntuk mencari makan

Wragul 4

Akibatnya terlupa bahwa ia ciptaan Allah

Berang-berang berkata dengan ramah
Duh kera hitam, sungguh engkau kejam
Kau paksa aku mengikutimu
Yang kata orang tanpa dipikirkan
Ya, aku terpaksa
Mencari makan, tapi tidaklah
Dengan susah payah
Sekedar semampu diriku ini
Aku tak mencari-cari

Wragul 5

Hak orang lain tak kurebut

Tak kuperhatikan bencana dan kutuk
Tak kulihat yang hidup
Demikian pulalah halnya burung elang
Mengikuti tenggiling untuk cari makan
Susah untuk memberi peringatan
Jika engkau merasa
Sebagai makhluk Tuhan adanya
Janganlah hati mendua
Tak usah campuri urusan orang lain
Karena semua punya kadar masing-masing

Wragul 6

Sudah diberi hak hidup sendiri-sendiri

Seperti juga berbagai tetumbuhan ini
Atau yang memakan dedaunan
Mengikuti takdir Tuhan
Siapa akan mengikuti kata-katamu
Siapa menuruti ajakanmu
Sedangkan di hutan tempatmu
Sang kera hitam menjawab
Tidaklah akan kuubah
Makananmu, hanya ingatlah
Kepada yang memberi makan kepadamu

Wragul 7

Perbuatlah amal kebajikan

Terpaksa harus kuberitahukan
Hal-hal yang berfaedah saja
Sekedar menunjukkan yang benar adanya
Jawab Berang-berang
Tahulah aku
Maksud omonganmu
Kau inginkan
Agar kuberi kau makan
Tapi aku tak akan tunduk kepadamu

Wragul 8

Ibarat sudah tahu kebohongannya

Mulut jujur hati berdusta
Karena memaksa harus berbuat begini
Menghormat kepada yang belum mengerti
Agar dipercaya di dunia ini
Berapa kekuatannya
Tak tahu bahwa
Dengan bertapa sesungguhnya bersembunyi
Ingin kulihat mana pendeta yang benar-benar sakti
Kalau berhasil melebihi

Wragul 9

Kelihatannya luhur dan mulia

Serba benar pembicaraannya
Tuntas luar dalamnya
Bagus penampilannya
Kena kotoran sedikitpun tak bersedia
Seperti burung elang akibatnya
Terbang tinggi
Lupa melihat kanan kiri
Begitu musuh disiasati
Selamat sampai akhir hari

Wragul 10

Apabila ibarat ikan

Ikan gegenjong yang lemah badannya
Namun tajam tajinya
Hai kera hitam
Mana kata-katamu yang benar
Yang diharamkan ditolaknya
Itu kalau sedikit jumlahnya
Dan walaupun haram
Tapi kalau ada sedikit manisnya ditutupi
Dengan amat tersembunyi

Wragul 11

Jelas itu dicampur aduk

Ada yang diucapkan dengan pura-pura
Yang terlihat tindakannya
Pujangga maupun pendeta
Sama-sama kurang budinya
Aku tahu semuanya
Sama-sama meminta-minta
Hanya satu dua yang mengamalkan
Meminta tanpa dibantah
Walaupun tidak sungguhan

Wragul 12

Kikir kalau dimintai

Lagaknya seperti pendeta sakti
Usaha seakan tak henti
Dalam hidup ini hendaklah mengerti
Upaya orang lain
Dalam hidup ini seyogianya
Tak demikian tindakannya
Di mana ada niat yang tak semestinya
Kata ahli kitab tak mau makan riba
Sebab ia pendeta

Wragul 13

Orang besar orang kecil berebut bersaing

Berupaya menggunakan akal masing-masing
Yang namanya raga manusia
Siap semuanya
Untuk beramal senantiasa
Sedangkan apa kelebihan pendeta
Sibuk mengolah ilmu pengetahuan
Rahasianya mencari pekerjaan
Berkah yang melimpah diharapkan
Jaksa pun demikian

Wragul 14

Demikianlah yang tersembunyi pada para penulis

Mencari nafkah dengan menipu mengemis
Supaya ada kaulnya
Demikian para dukun adanya
Menjual mantra
Juga para guru yang terhormat
Mengajarkan ilmu luhur
Sama saja yang diharapkan
Yaitu pengabdian murid
Seperti burung kuntul

Wragul 15

Bertapa ada tujuannya

Agar memperoleh ikan di rawa
Agar semua itu kena olehnya
Adapun yang bertapa di gunung
Tujuannya pun
Untuk memperoleh Negara
Oleh masyarakat dipercaya
Begitu yang namanya pendeta
Terus menerus bertukar pikiran
Berbuat kepercayaan dalam pemerintahan

Wragul 16

Pendapat yang benar ditentang

Mencari saksi makin kesulitan
Diuji dengan kepercayaannya
Tak tahu bahwa terlalu asyik ia
Membicarakan keburukan orang
Sementara pada dirinya sendiri tak kelihatan
Padahal kejelekannya sebesar gunung
Lagi pula ia tertarik pada rupa
Serta keanekaragaman suara yang masuk telinganya
Dari awal hingga akhir diterimanya

Wragul 17

Karena banyak orang membingungkan

Tersandunglah ia di tempat yang rata
Sembuh, tapi mati akhirnya
Yang samar dikira nyata
Yang bukan-bukan dikira mengalir
Yang duduk dikira air
Yang tidak terlihat
Senantiasa melihat cela orang lain
Sedang aku, cari makan tak sembunyi-sembunyi
Sang kera bicara gusar

Wragul 18

Ya, kamu jadinya

Mencela tingkah laku pendeta
Kalau begitu
Kamu pantas diburu
Hidupmu bagiku gambling
Merintangi pekerjaan
Kemudian sang berang-berang
Berucap : Apa maumu !
Seraya merunduk sambil menerjang
Tapi telah meloncat si kera hitam

Wragul 19

Pada dahan kayu sambil bersiaga

Sehingga mengagetkan kera-kera lainnya
Semua pun angkat bicara
Dengan bahasa lambang mereka
Marah mereka
Siapa saja yang mencela pendeta
Boleh kita mengejarnya
Sampai mati ia
Semua kera mengepung di pinggir sungai itu
Tapi berang-berang sudah tahu

Wragul 20

Ketika sudah berkumpul semua kera hitam

Berang-berang masuk ke dalam air pelan-pelan
Karena kera sebanyak itu tidaklah terlawan
Kemudian si berang-berang
Sambil makan ikan, memberi peringatan:
Kera hitam, pulanglah kau
Bersama teman-temanmu
Sebab siapa tahu si empunya datang
Yang di sungai ini ia punya larangan
Siapa tahu firasat ia dapatkan ……….

Wragul 21

Sanggupkah kau lindungi teman-temanmu ?

Maka semua kera hitampun bubar berlalu
Agaknya mereka malu
Dan sang berang-berang keluar dari air
Mengamati kiri kanan dengan rasa khawatir
Kalau-kalau masih ada kera yang belum menyingkir
Sang berang-berang berkata dalam hati
Berangan-angan ia
Kera hitam merasa suci dirinya
Mencela orang yang sedang mencari mangsa

Wragul 22

Memang perbuatan yang cemar

Adalah perbuatan melanggar
Hanya saja tak terlihat
Sungguh, cari saja yang mempunyai
Kebahagiaa, berlakulah laku sejati
Meskipun seorang pendeta
Seulung apapun ia
Jika menulis, lupa beribadah
Dirinya sendiri tak tampak olehnya
Karena orang lain saja yang dilihatnya

Wragul 23

Jadi, tingkah laku orang peroranglah

Yang merupakan makanan kesukaannya
Kelihatan bijak perbuatannya
Namanya pujangga
Yang terkandung di hati yang ditatapnya
Tapi setelah keluar darinya
Terlihat ia ingin menjiplaknya
Demikian ibarat seekor burung
Bertengger di pohon beringin yang terbalik

Wragul 24

Sementara sang berang-berang

Bersoal jawab dengan kera hitam
Turunlah burung tuhu
Menanyakan kesejatian
Mungkin selama perbincangan itu
Yang demikian yang diinginkan
Kepada kalimat tauhid amat senang
Sehingga dipertuhankan
Tak ingat yang sungguh-sungguh Tuhan

Wragul 25

Lahir dan batin, dulu dan kemudian

Baik buruk, suka dan duka
Sudah nasib manusia, tiada bedanya
Takdir Allah yang Maha Agung
Siang malam sembah puji senantiasa
Jika rahmat tak datang juga
Jika belum mencapainya
Masih ragu adanya
Berterus teranglah dalam memperolehnya
Demikian burung tuhu berkata

Wragul 26

Sudah sebulan aku berdampingan

Namun dengan gagak belum tercapai kesepakatan
Sebab semua
Yang ia makan adalah kotoran
Jadi selalu kuhindari
Tak akan aku ikuti
Yang najis
Sungguh selama hidupku
Yang halal saja makananku
Yang diajak bicara menjawab begitu

Wragul 27

Tahu semua pengetahuan

Namun tak mengerti sastra agama
Dari mana asalnya
Yang meskipun seolah telah merasuk dihati
Tak mungkin ditolak di dunia ini
Burung tuhu berujar :
Walau manis tutur katanya
Sebenarnya takhyul yang dibeberkan
Sang berang berkata : Pernah kudengar
Bahwa dalang tak pernah ditanya

Wragul 28

Pemburu tak henti berkelana

Ibarat burung bangau bertapa di rawa
Tiada lain niatnya
Kecuali mencari ikan di air
Dimakannya siang malam
Seperti bangau botak
Seperti kambing prucul
Maka orang yang menjalani laku
Jangan cepat melangkah dulu
Bertanyalah kepada yang tahu

Wragul 29

Haruslah lahir batin kalau memuji

Yang diucapkan musti dimengerti
Yang dilihat hendaknya dipahami
Juga segala yang didengar
Betapa sukar orang memuji
Maka sebaiknya carilah guru
Yakni orang yang lebih tahu
Yakni ahli ibadah
Dan memujilah hingga merasuki hati
Begitulah orang melakukan sembah puji

Wragul 30

Kalau tak tahu apa yang disembah

Hilanglah apa yang disembah
Karena sesungguhnya tak ada tirai itu
Tataplah gunung
Dan bunga dalam kesepian
Ikan tanpa mata
Wahyu sejati
Pandanglah Arjuna
Kalau bertapa tak tergoda
Oleh apa saja

Wragul 31

Ada tiga macam pepuji

Pertama melihat yang disembah
Kedua melihat rupanya
Ketiga tak melihat
Kepada sesuatu, namun
Menghadap yang disembah
Ibarat mencari
Dalang topeng yang sedang melakukan pertunjukan
Tak beda segala yang dimiliki
Berpadu satu ragawi ruhani

Wragul 32

Kalau tak begitu kafir jadinya

Yang namanya gajah, gerangan mana ia
Sejauh-jauh usiaku
Belum mengerti hal itu
Ibarat menyatukan perjalanan gajah
Dengan petualangan burung garuda
Ibarat menyatukan punggung dengan dada
Atau wayang dengan kelirnya
Tapi sesungguhnya cermin satu adanya

Wragul 33

Itu jelas sama

Yang dicari sedang tak ada
Tapi burung tuhu sedang memahaminya
Ibarat malam yang dibakar
Tak ada yang dipikirkan
Ajaran dari berang-berang
Biasanya sudah diajarkan
Jiwa yang hidup dan yang mati itu satu
Ingat bahwa engkau dikuasai Tuhanmu

Wragul 34

Seperti halnya tinta

Masih menyatu dengan tempatnya
Jangan menghindar meski mati bayarannya
Kalau hidup, hiduplah seperlunya
Selalu perhatikan guru
Jangan seperti orang bermimpi
Atau seperti burung yang disuruh berbicara
Mengikuti kata-kata
Dijadikan panutan pikirannya

Wragul 35

Ketika kemudian matahari terbenam

Terdengar suara pertunjukan wayang
Tampaknya di istana
Tergetar tabirnya
Di depan kelir berada semua wayangnya
Burung tuhu tampak
Ki dalang terlihat
Yang terlihat gawang-gawangnya
Wayangnya tiada, hanya dalangnya
Padahal tabir penglihatan tidaklah ada

Wragul 36

Dalang dapat bertukar rupa

Banyak orang jatuh cinta
Menyaksikan tingkah wayangnya
Terlihat segala tingkah lakunya
Semua saling jatuh cinta
Betapa mendalam keinginan
Menatap sang dalang
Namun dicari tak ketemu
Meskipun dengan susah dan rindu

Wragul 37

Lebih-lebih jika kurenungkan ini

Dengan teliti
Betul-betul ingin bekerja
Terlalu penuh perhitungan akhirnya
Atas kekayaan orang-orang kaya
Maka kalau tak paham
Jangan ikut-ikutan
Sampai kapan demikian
Sesungguhnya engkau disuruh mencari kembali
Raga yang tersembunyi

Tuesday 25 September 2012

9 Manfaat Vodka



Sebagian orang menganggap menyimpan Vodka di rumah tidak baik karena termasuk minuman keras. Namun siapa yang tahu kalau cairan yang keras ini punya banyak kegunaan dalam rumah tangga.

Selain itu, Anda tidak akan banyak membuang uang untuk membeli produk-produk yang tidak perlu dan cairan ini sangat ramah lingkungan karena tidak mengandung racun. Savvysugar menyarankan Anda untuk menyimpan Vodka di rumah untuk beberapa kegunaan di bawah ini:

1. Membersihkan Pakaian
Pertama lakukan tes pada salah satu titik di pakaian, jika warna dan materialnya tidak berubah, semprotkan Vodka pada pakaian. Hal ini bisa membuat pakaian Anda menjadi segar usai dikeluarkan dari mesin cuci dan membunuh hal-hal yang menimbulkan bau. Minuman ini juga bagus untuk menyingkirkan noda membandel, jadi teteskan sedikit pada noda membandel sebelum memasukkan pakain ke dalam mesin cuci.

2. Menyingkirkan Jamur
Semprotkan vodka pada jamur yang ada di kamar mandi dan tinggalkan beberapa saat, setelah itu sikat dan lap sampai bersih. Alkohol akan membunuh jamur.

3. Penyegar Udara
Campur satu gelas Vodka dan 3 gelas cairan pelarut lalu tuangkan ke dalam botol penyemprot. Mulailah menyemprotkan ke seluruh ruangan untuk menyingkirkan bau tidak menyenangkan di dalam rumah.

4. Menghindari Bunga Menjadi Layu
Tambahkan beberapa tetes vodka ke dalam vas bunga Anda untuk menjaga keindahan buket bunga Anda. Vodka memperpanjang masa mekarnya bunga karena mencegah produksi etilen yang menyebabkan bunga menjadi layu, menurut Scientific American.

5. Menyingkirkan Serangga
Gunakan Vodka sebagai bahan untuk menghilangkan serangga. Laman DIYlife.com menyarankan untuk menambahkan Vodka dengan cuka asam apel dan menambahkan sitrunela atau minyak kayu putih. Semprotkan pada area yang Anda tidak ingin ada serangga yang datang.

6. Membersihkan dan Membuat Mengkilap
Ambil sedikit kain bekas, basahi dengan vodka dan bersihkan kacamata Anda dengan itu. Alternatif lain, Anda bisa menambahkannya dengan air dan menyemprotkannya ke jendela atau kaca untuk membuatnya lebih mengkilap.

7. Pembersih Lem
Hilangkan residu yang melekat pada bekas label botol dengan menggosok lem yang tertinggal menggunakan lap halus yang sudah ditetesi vodka. Anda juga bisa menggunakannya untuk melepaskan plester luka yang menempel di kulit.

8. Mensterilkan Pisau Cukur
Usai bercukur, rendam silet cukur dalam Vodka untuk mendisinfektasi dan mengindari dari karat.

9. Menghilangkan Ketombe
Campur satu tutup vodka dengan dua sendok teh bubuk rosemari, lalu saring dan diamkan selama dua hari sebelum mengaplikasikannya pada kulit kepala dan membantu menyegarkannya.

Sumber : http://mrsupel.blogspot.com

Monday 24 September 2012

Misteri Pemeluk Islam Pertama di Nusantara

Sejarawan asal Italia, G. E. Gerini di dalam bukunya Futher India and Indo-Malay Archipelago, mencatat bahwa sekitar tahun 606-699M telah banyak masyarakat Arab, yang bermukim di Nusantara. Mereka masuk melalui Barus dan Aceh di Swarnabumi utara. Dari sana menyebar ke seluruh Nusaantara hingga ke China selatan.

Sekitar tahun 615M, sahabat Rasulullah Ibnu Mas’ud bersama kabilah Thoiyk, datang dan bermukim di Sumatera. Di dalam catatan Nusantara, Thoiyk disebut sebagai Ta Ce atau Taceh (sekarang Aceh)
.
(Sumber : Kesultanan Majapahit, Realitas Sejarah Yang Disembunyikan [Hermanus Sinung Janutama]).

Berdasarkan catatan-catatan yang ada, mari kita coba mengungkap misteri, siapa sesungguhnya pemeluk Islam pertama asal Tanah Jawi.

1. Penganut Islam pertama, yang berasal dari Nusantara, kemungkinan adalah Para Leluhur Bangsa Aceh, yang ikut serta menghantar Ibnu Mas’ud ra. bersama kabilahnya.

Di dalam buku Arkeologi Budaya Indonesia, karangan Jakob Sumardjo, diperoleh informasi, berdasarkan catatan kekaisaran Cina, diberitakan tentang adanya hubungan diplomatik dengan sebuah kerajaan Islam Ta Shi di Nusantara.

Bahasa Cina menyebut muslim sebagai Ta Shi. Ia berasal dari kata Parsi Tajik atau kata arab untuk Kabilah Thayk (Thoiyk). Kabilah Thoiyk ini adalah kabilahnya Ibnu Mas’ud r.a, salah seorang sahabat Nabi, seorang pakar ilmu Alquran
(Sumber : Arkeologi Semiotik Sejarah Kebudayaan Nuswantara).

2. Penguasa Nusantara, yang pertama memeluk Islam adalah Raja Sriwijaya yang bernama Sri Indravarman.
Pada sekitar awal abad ke 8, orang-orang Persia Muslim mulai berdomisili di Sriwijaya akibat mengungsi dari kerusuhan Kanton.

Dalam perkembang selanjutnya, pada sekitar tahun 717 M, diberitakan ada sebanyak 35 kapal perang dari dinasti Umayyah dengan hadir di Sriwijaya, dan semakin mempercepat perkembangan Islam di Sriwijaya (Sumber : Sejarah Umat Islam; Karangan Prof. Dr. HAMKA).

Ditenggarai karena pengaruh kehadiran bangsa Persia muslim, dan orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka raja Srivijaya yang bernama Sri Indravarman masuk Islam pada tahun 718M (Sumber : Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Karangan H Zainal Abidin Ahmad, Bulan Bintang, 1979).

Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adalah masyarakat sosial yang di dalamnya terdapat masyarakat Buddha dan Muslim sekaligus.

Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Syiria. Bahkan disalah satu naskah surat adalah ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) dengan permintaan agar kholifah sudi mengirimkan da’i ke istana Srivijaya (Sumber : Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nsantara abad XVII & XVIII; Karangan Prof. Dr. Azyumardi Azra MA) 

(Sumber : Wikipedia : Kerajaan Melayu Kuno dan Hadits Nabi, Negeri Samudra dan Palembang Darussalam).


3. Penduduk pulau Jawa, yang pertama memeluk Islam adalah Pangeran Jay Sima (Suku Jawa) dan Rakeyan Sancang (Suku Sunda).

Pangeran Jay Sima…
Hubungan komunikasi antara tanah Jawa dan Jazirah Arab, sudah terjalin cukup lama. Bahkan di awal Perkembangan Islam, telah ada utusan-utusan Khalifah, untuk menemui Para Penguasa di Pulau Jawa.

Pada tahun 674M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, beliau mengirimkan utusannya Muawiyah bin Abu Sufyan ke tanah Jawa, yakni ke Jepara (pada saat itu namanya Kalingga).

Kalingga pada saat itu, di pimpin oleh seorang wanita, yang bernama Ratu Sima. Dan hasil kunjungan duta Islam ini adalah, Pangeran Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam (Sumber : Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Karangan H Zainal Abidin Ahmad, Bulan Bintang, 1979)
. ( Sumber : Islam di Indonesia dan Jemaah Haji, Tempo Doeloe)

Rakeyan Sancang…
Mengenai siapa pemeluk Islam pertama di tataran Sunda, menurut Pengamat sejarah Deddy Effendie, adalah seorang Pangeran dari Tarumanegara, yang bernama Rakeyan Sancang.

Rakeyan Sancang disebutkan hidup pada masa Imam Ali bin Abi Thalib. Rakeyan Sancang diceritakan, turut serta membantu Imam Ali dalam pertempuran menalukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M)

(Sumber : Islam masuk ke Garut sejak abad 1 Hijriah dan Jemaah Haji, Tempo Doeloe).

WaLlahu a’lamu bishshawab
 
Sumber http://kanzunqalam.wordpress.com

Ratu Adil Menunggu Kita Siap

Siapakah gerangan Ratu Adil itu?!

Tidak sedikit yang meyakini, bahwa kelak akan muncul seorang imam atau pemimpin, yang akan mengembalikan kejayaan Islam, di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Dari keyakinan tersebut melahirkan berbagai dugaan serta prediksi siapa-siapa yang akan menduduki posisi sebagai pemimpin tersebut.

Dari kalangan Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah beranggapan, imam yang dimaksud adalah Al Mahdi Al Muntazhar. Sosok yang telah mengalami ghaibah kubra (kegaiban besar) di tahun 329 H.
Sementara itu dari kalangan Ahmadiyah beranggapan imam tersebut tidak lain adalah pemimpin mereka Mirza Ghulam Ahmad. Selain itu, banyak sosok lain yang dianggap akan menduduki posisi tersebut.
Di Indonesia, kepercayaan tersebut memunculkan adanya Mahdi-isme yang dikenal dengan istilah ‘Ratu Adil’. Beberapa peristiwa yang berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut.

Pada tahun 1924 M, saat muncul gerakan Ratu Adil yang dipimpin Ranajemika.

Pada tahun 1935 M muncul lagi di Wanagiri dipimpin oleh Kyai Wirasanjaya.
Pada awal abad ke-21 ini, gerakan ini muncul lagi melalui Jama’ah Salamullah, yang dipimpin oleh Lia Aminuddin.

Keberadaan Mahdi-isme ini, oleh mereka yang percaya dilandasi pada beberapa isyarat yang disampaikan Rasulullah SAW. Isyarat tersebut mengabarkan akan munculnya seorang pemimpin yang akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kebenaran.

Namun sayangnya, sering kali dalil-dalil yang dikemukakan, ditafsirkan sedemikian rupa sehingga memunculkan sosok-sosok secara personal. Masing-masing kelompok berusaha memberikan penafsiran ‘Sang Pemimpin’ itu adalah seseorang dari kalangan kelompok mereka. Dengan banyaknya kelompok yang berkembang di lingkungan masyarakat, jadi makin simpang siurlah makna ‘Sang Pemimpin’ itu.

Demikian simpang siurnya berita dan penokohan sosok-sosok secara personal, sampai-sampai Ibnu Khaldun angkat bicara. Beliau berpendapat bahwa hadits-hadits berkenaan dengan Imam Mahdi, semuanya tidak dapat dijadikan pegangan.

Hendaknya dalam mencari seorang Ratu Adil, kita menteladani penyelenggaraan sholat berjama’ah di suatu masjid. Di saat orang-orang berdatangan menuju ke masjid, mereka tidak memikirkan siapa yang bakal menjadi imam atau pemimpin sholat. Begitu waktu sholat tiba, dengan sendirinya dari jama’ah yang hadir, pasti akan muncul seorang imam yang akan memimpin sholat.

Ini berlaku pula dalam hal kepemimpinan umat secara lebih luas. Yang terpenting bukan persoalan imamnya. Imam bisa muncul dengan analogi seperti di atas. Untuk itu, ‘mau atau tidak’ umat Islam untuk berjamaah dalam satu kepemimpinan, untuk secara bersama-sama menuju cita-cita yang didamba, mewujudkan kejayaan umat Islam di seluruh dunia.


Gambaran ini telah ada di dalam QS. At Taubah ayat 33, “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.”

Di saat umat Islam telah bersepakat untuk menyatukan potensi, dengan selalu berpedoman kepada Kitabullah Al Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW di dalam setiap langkahnya, ‘Sang Imam’ tanpa harus dicari dan ditunggu, akan muncul dengan sendirinya.


Sumber : http://kanzunqalam.wordpress.com

Wednesday 12 September 2012

( ADAKAH REINKARNASI ITU ?? )

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas segala rahmat dan nikmat serta hidayah-NYA yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis berkesempatan untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima pada bulan April 1998 (Dzulhijah 1419). Penulis ikut rombongan jemaah dari pesantren Yayasan Al Amanah Cililin Bandung, dibawah bimbingan Bapak Drs K.H. A. Manshur bin K.H. Makmun.

Pada saat di Mekah, kami berziarah ke tempat pemakaman umum bagi kaum Muslimin termasuk para jema’ah yang meninggal di Mekah yang disebut MA’LA. Tempatnya datar seperti lapangan tanpa rumput, hanya ada batu-batu sebesar kepala sebagai tanda bahwa di bawahnya ada makam. Setiap lubang makam berisi lebih dari satu orang, bisa sampai 5-6 orang. Lubang makam dindingnya dibeton, setelah dimakamkan setahun, lubang tersebut digali kembali, dikosongkan untuk pemakaman berikutnya. Sisa tulang belulangnya entah dibuang kemana. Dengan demikian tempat pemakaman ini dari sejak dahulu sampai sekarang luasnya tetap, tidak berkurang dan tidak juga bertambah. Menurut keterangan Bapak Drs. K.H. Manshur ada jenazah seorang ulama besar dari Indonesia yang sangat terkenal yang wafat dan dimakamkan di pemakaman ini, yaitu Sech K.H. Nawawi al Bantani (dari Banten Jawa Barat). Makam beliau pernah beberapa kali dibongkar ternyata jasadnya masih tetap utuh. Untuk menghormati beliau, maka makamnya tidak pernah dibongkar lagi.

Sebelum kembali ke tanah air, kami sempat tinggal di Medinah selama 8 hari. Pada suatu hari di masjid Nabawi Medinah, sambil menunggu sholat dzuhur, penulis sempat berbincang-bincang dengan sesama jema’ah yang berasal dari Balikpapan, yaitu Bapak H. Tony Suryaatmaja SE dan Bapak H. Abd. Radjak dari Tarakan Kalimantan Timur.

H. Tony S. SE ini menceritakan pengalaman anehnya yang terjadi pada saat di Masjidil Haram, Mekah. Setelah beliau selesai mengerjakan putaran ke tujuh thowaf haji, sambil berjalan beliau berdo’a dan bersyukur, kedua tangan terangkat disertai pandangan mata lurus ke arah depan. Pada saat itu dia terkejut karena tidak jauh di hadapannya ada seseorang yang menoleh, melihat dan tersenyum kepadanya. Orang tersebut wajahnya sangat mirip sekali dengan wajah mertuanya (Bapak Mertua) yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Mertua beliau ini semasa hidupnya dikenal sebagai seorang ulama tempat bertanya bagi masyarakat di sekitarnya bahkan sampai ketempat yang jauh-jauh. Mertua ini meninggal dengan cara yang aneh tapi nyata, dimana pada saat jenazahnya menyentuh tanah, jasadnya langsung hilang, yang tertinggal hanya kain kafannya saja. H. Tony S. merupakan saksi mata, karena dia sendiri yang mengatur posisi kepala mertuanya agar menghadap ke kiblat dan mencium tanah. Saksi lainnya yang turun ke liang lahat adalah anaknya yang laki-laki serta adik mertuanya. Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, maka dengan secepatnya dilakukan penutupan dengan papan seperti biasa dan segera ditimbun dengan tanah. Kejadian tersebut sangat dirahasiakan oleh mereka bertiga, sampai terjadi peristiwa di Mekah. Perlu kita ketahui bahwa mertua H. Tony S ini berasal dari daerah Martapura – Kalimantan Selatan, dan pernah berguru kepada Sech al Banjari (mungkin keturunannya). Sech al Banjari ini dikenal sebagai salah seorang wali Allah yang bermukim sampai wafat dan dimakamkannya juga di Martapura, kebetulan penulis pernah bertugas di sana. Menurut keterangan para sesepuh di Martapura, salah satu dari keturunan Sech al Banjari ini pasti ada yang menjadi wali.

Dengan demikian ada 2 versi cara kematian yang sangat kontras yang diperlihatkan atau yang dikisahkan kepada kami yang terlibat dalam obrolan pada saat itu. Ulama yang pertama dikisahkan meninggal dengan jasad yang tetap utuh, ulama yang kedua dikisahkan oleh saksi mata di liang lahat, setelah jenazahnya mencium tanah kemudian jasadnya menghilang. Kami hanya bisa berucap Allahu Akbar, Maha Suci Engkau, sesungguhnya kami orang yang dzolim. Untuk beberapa saat suasanapun menjadi hening … Apa … Mengapa … dan Bagaimana ilmunya …??? Mana yang terbaik dari keduanya …??? Itu yang menjadi pertanyaan kami …

Semua ilmu adalah milik Allah. Menurut Al Ghazali : Semulia-mulianya ilmu adalah ilmu mengenal Allah …

LAA ILLAAHA ILALLAAH … Laa adalah tiada .. Keakuan kita musnah, dunia dan sekitarnya juga lenyap, fana … yang ada hanya Allah … Dia ada. Tiada sesuatu apapun disamping NYA …

SEGALA SESUATU AKAN MUSNAH, KECUALI WAJAH NYA.
(AL QASHASH 28 : 88).
KITA MILIK ALLAH, AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH (AL BAQARAH 2 : 156). JANGANLAH ENGKAU MATI KECUALI DALAM KEADAAN BERSERAH DIRI. 

(ALI IMRAN 3 : 102).
Atas dasar ayat-ayat tersebut di atas, maka yang disebut kembali kepada Allah itu seharusnya bagaimana ??? Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah itu yang bagaimana ??? Manakala kita berserah diri kepada Allah, masih adakah rasa ke-aku-an dalam diri kita ??? Bukankah rasa keakuan merupakan dosa sirik yang tersembunyi ?? Apakah hal itu tidak akan merusak keikhlasan dan keimanan kita ??? Masih adakah rasa ke-aku-an di dalam diri kedua ulama yang dikisahkan di atas ???

Muhammad Rosulullah S.A.W bersabda :
Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri, meskipun orang lain telah memberimu fatwa, meskipun orang lain telah memberimu fatwa, meskipun orang lain telah memberimu fatwa …
Yang terbaik adalah yang menentramkan ruhani … Demikian kata Rosulullah.

Al Qur’an sendiri mengatakan agar kita senantiasa berpikir, berpikir dan berpikir, apakah engkau tidak mengetahui. Berarti untuk kedua kasus diatas, mana yang terbaik silahkan pikirkan sendiri …

Oleh karena itu, penulis tidak merasa berhak untuk memberikan penilaian kepada kedua ulama tersebut. Walau bagaimanapun, untuk mencapai tingkatan seperti kedua ulama tersebut tentu bukan suatu pekerjaan yang mudah. Apakah ada pelajaran khusus yang dimiliki oleh kedua ulama tersebut ??? Siapa gurunya ??? Kemana mencarinya ??? Seandainya Allah berkenan memberikan sedikit pengetahuan kepada kita yang awam ini agar bisa mengetahui mengenai hari H kita, maka itu adalah merupakan suatu bonus yang luar biasa bagi kita yang harus kita syukuri sekali … Apalagi kalau kita bisa seperti kedua ulama tersebut.

Akhirnya obrolan pun bergeser ke masalah ada tidaknya reinkarnasi dalam ajaran Al Qur’an. Sebagian besar dari umat Islam agaknya tidak mempercayai adanya reinkarnasi ini. Akan tetapi bagi mereka yang beragama Hindu, Budha atau mungkin juga ajaran Kong Hu Cu, justru sebaliknya, mereka percaya akan adanya reinkarnasi dalam siklus kehidupan berikutnya. Mungkin kita pernah membaca mengenai kematian Dalai Lama yang bernama Lama THUBTEN YESHE, kemudian muncul kembali ber-reinkarnasi pada seorang anak laki-laki yang bernama OSEL di negara Spanyol. Konon kabarnya, kedua orang tua si anak tersebut adalah penganut agama Dalai Lama Tibet. Silahkan baca buku Mackenzie tentang reinkarnasi.

Ada suatu kisah populer yang pernah terjadi di dalam lingkungan keluarga penulis. Kisah itu pun pernah disampaikan oleh ayahanda almarhum kepada penulis setelah penulis dewasa.

Kisah itu terjadi pada saat acara khitanan kakak penulis yang bernama Yahya Zakaria Wiriaatmadja (almarhum). Sebagai tradisi khitanan di daerah kami di Jawa Barat, pada umumnya hewan yang disembelih saat mengkhitan anak laki-laki adalah seekor ayam jantan yang disebut sebagai “bela”. Namun untuk perjamuan tersebut, ayahanda almarhum telah mempersiapkan juga seekor sapi jantan yang besar, berwarna coklat kehitam-hitaman, benar-benar gagah, mirip seekor banteng.

Pada saat direbahkan akan disembelih, sapi jantan tersebut meronta-ronta, mengamuk walaupun akhirnya dia menyerah juga. Kemudian keajaiban pun terjadi, ternyata sapi itu kebal. Golok jagal yang dipakai untuk menyembelih lehernya, ternyata tidak bisa melukai sapi tersebut, goloknya seperti tumpul. Akhirnya sang jagal pun menghadap dan melaporkan kejadian aneh bin ajaib tersebut, sambil menyerahkan goloknya kepada ayahanda almarhum. Atas kejadian itu sesungguhnya ayahanda pun agak terkejut, beliaupun teringat akan sesuatu yang kemudian beliau rahasiakan kepada siapapun termasuk kepada jagal tersebut. Golok pun diterima dan dibawa ayahanda masuk ke dalam kamar, kemudian beliau berdo’a memohon keridhoan Allah. Setelah selesai berdoa golok tersebut diserahkan kembali kepada jagal yang akan mengerjakan penyembelihan …

Sang sapi pun ternyata tidak meronta-ronta lagi, terkesan pasrah dan mengeluarkan air mata, sehingga orang-orang yang menyaksikan pun merasa aneh, bahkan ada yang berkata : Sapinya kok menangis, seperti manusia saja !? … Selanjutnya penyembelihan bisa dikerjakan dengan mudah sekali…

Yang dirahasiakan oleh ayahanda almarhum adalah bahwa pada malam sebelumnya ayahanda pernah bermimpi didatangi seorang laki-laki dengan perawakan yang gagah, kumis melintang dan berpakian seperti seorang jawara. Setelah uluk salam, si orang ini memohon dengan sangat agar dia “disempurnakan” oleh ayahanda. Kemudian malam hari setelah penyembelihan itu, ayahanda pun bermimpi didatangi orang itu lagi, dia mengucapkan terima kasih kepada ayahanda karena dia telah “disempurnakan”, kemudian dia mohon diri dan langsung pergi …

Menurut ayahanda, almarhum kakek juga pernah melakukan proses “penyempurnaan” pada 2 ekor kambing yang disembelihnya, dimandikan kemudian dikafani dan dikuburkan.

Ketika ayahanda dalam keadaan sakit parah karena kanker usus, penulis masih ingat saat beliau dirawat di Rumah Sakit, beliau sempat memberi wejangan kepada penulis bahwa beliau tidak akan meninggal di Rumah Sakit dan seandainya pulang kehadirat Allah pun dia akan pulang pada hari Jumat. Kemudian beliau menambahkan bahwa sekarang ini dia sedang menunggu satu tanda lagi, dimana bila tanda itu datang berarti hari yang tersisa hanya tinggal 1 hari saja dan mungkin tidak akan sempat bertemu lagi. Pada waktu itu penulis tidak berani bertanya hari Jumatnya adalah Jumat yang mana, Jumat yang kapan ??? Ternyata memang beliau meninggal dunia pada hari Jumat 28 Desember 1984 pukul 04.00 WIB dan memang penulis tidak sempat berjumpa lagi dengan beliau.

Selanjutnya ayahanda almarhum pernah mengatakan bahwa dia tidak mau kalau harus menitis kembali (reinkarnasi), alasannya adalah bahwa perjalanan melalui reinkarnasi itu sangat melelahkan, karena jadi bodoh lagi, sehingga harus merayap lagi dari bawah, apalagi bila lahirnya di kolong jembatan … jadi anak gembel … Seandainya dilahirkan sebagai anak konglomerat pun belum tentu bisa hidup enak. Beliau berpesan : Bila saatmu tiba, kamu pulang jangan sampai kesasar. Situasi ayah sudah tidak mungkin untuk memberikan pelajaran ini, maka sebaiknya kamu harus mencoba mencari pelajaran tersebut di Cirebon, mudah-mudahan di Cirebon masih ada yang memiliki pelajaran ini, walaupun sangat sedikit sekali kemungkinan untuk mendapatkannya …


Ketiga kisah tersebut menjadi dorongan bagi penulis untuk membuka kembali setiap lembar Al Qur’an, terutama yang berkaitan dengan masalah ruh dan reinkarnasi. Sebelumnya memang penulis pernah menggaris bawahi beberapa ayat yang berkaitan dengan masalah ruh dan masalah reinkarnasi ini, namun hati penulis masih merasa belum pas, karena buku-buku tinjauan kepustakaan mengenai masalah ini sangat sulit di dapat. Apalagi di kota kecil seperti di Cirebon, walaupun sekarang di Cirebon sudah ada Toko Buku Besar Gramedia.

Beberapa ayat Al Qur’an yang penulis garis bawahi antara lain :
MENGAPA KAMU INGKAR KEPADA ALLAH, PADAHAL KAMU TADINYA MATI LALU DIA MENGHIDUPKANMU, KEMUDIAN MEMATIKANMU, KEMUDIAN MENGHIDUPKANMU KEMBALI, SELANJUTNYA KEPADA-NYA LAH KAMU DIKEMBALIKAN (AL BAQARAH 2 : 28).
 

KAMI BANGKITKAN KAMU SESUDAH KAMU MATI, SUPAYA KAMU BERSYUKUR 
(AL BAQARAH 2 : 56).

APAKAH MEREKA TIDAK MEMPERHATIKAN BAHWA ALLAH YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI DAN TIDAK LELAH DAN TIDAK MERASA PAYAH MENCIPTAKANNYA, BERKUASA MENGHIDUPKAN ORANG-ORANG MATI??? YA SESUNGGUHNYA DIA MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU. AL AHQAAF 46 : 33).

DARINYA (TANAH) KAMI CIPTAKAN KAMU, KEPADANYA (TANAH) KAMI KEMBALIKAN KAMU DAN DARINYA (TANAH) KAMI KELUARKAN KAMU UNTUK KEDUA KALINYA (THAHA 20 : 55).



SIAPAKAH YANG AKAN MENGHIDUPKAN KEMBALI TULANG BELULANG YANG TELAH HANCUR LULUH ITU ???
 

KATAKANLAH : YANG MENGHIDUPKANNYA IALAH YANG MENJADIKANNYA PERTAMA KALI DAN DIA (ALLAH) MAHA MENGETAHUI SEGALA MAKHLUK (YAASIN 36 : 78-79).

JIKA ADA YANG KAMU HERANKAN, MAKA YANG PATUT DIHERANKAN ADALAH UCAPAN MEREKA : “Bila kami telah menjadi tanah, apakah kami sungguh akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?” BEGITULAH ORANG-ORANG YANG MENGINGKARI TUHAN-NYA ….. (AR RAD 13 : 5).
Pada suatu hari secara kebetulan, penulis mendapat pinjaman sebuah foto copy dari buku karangan H. E Semedi yang berjudul “SEBUAH IJTIHAD”. Ternyata materi isi buku tersebut adalah bahasan mengenai reinkarnasi berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an yang agaknya selama ini kurang diperhatikan bahkan tidak dipercayai oleh sebagian besar umat Islam.

Hanya sayang sekali foto copy buku yang saya terima itu tidak mengikut sertakan baik nama percetakannya ataupun nama penerbitnya. Walaupun tulisannya sudah agak kabur, karena hasil foto copy buku yang difoto copy ulang, namun masih bisa dibaca dan sangat bermanfaat sekali bagi penulis. Buku tersebut telah membuka wawasan penulis serta menambah keyakinan penulis mengenai betapa universalnya dan betapa sempurnanya ajaran Islam di dalam Al Qur’an. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pengirim buku tersebut dan juga kepada penulisnya, yaitu H. E. Semedi.

Oleh karena kondisi tulisan foto copy tersebut sudah mengabur, maka penulis berusaha membuat ringkasannya saja serta tanpa mengurangi rasa hormat penulis pada H. E. Semedi, penulis juga memberikan beberapa catatan sesuai dengan apa yang ditulis oleh Semedi sendiri dan juga sesuai dengan keyakinan penulis.

Di dalam buku tersebut, menurut H. E. Semedi, setiap manusia akan ber-reinkarnasi atau dilahirkan kembali menjadi manusia harus melalui rahim manusia juga. Manusia tidak akan dilahirkan kembali menjadi hewan melalui rahim hewan. Dalam hal ini mungkin beliau khilaf bahwa bagi Allah tidak ada sesuatupun yang tidak mungkin. Allah-lah yang Maha Kuasa atas segalanya. Allah yang menghidupkan, yang mematikan dan Allah juga yang menghidupkan kembali. Allah yang berkuasa memberi kita bentuk, apapun bentuknya.

KAMI MENENTUKAN KEMATIAN DI ANTARA KAMU DAN KAMI BERKUASA MERUBAH RUPA KAMU DAN MENCIPTAKAN (KEMBALI) DALAM (BENTUK) YANG TIDAK KAMU KETAHUI (AL WAAQI’AH 56 : 60-61).

HAI MANUSIA, APA YANG MEMPERDAYAKAN KAMU TERHADAP TUHAN-MU YANG MAHA PEMURAH, YANG MENCIPTAKAN KAMU, LALU MEMBENTUK DAN MENYEMPURNAKAN KAMU DALAM BENTUK YANG DIKEHENDAKI-NYA DIA MEMBENTUK TUBUHMU (AL INFITHAAR 82 : 6-8).

LALU KAMI BERFIRMAN KEPADA MEREKA : JADILAH KAMU KERA !!!

(AL BAQARAH 2 : 65).

TATKALA MEREKA MELANGGAR APA YANG DILARANG BAGINYA, KAMI BERFIRMAN KEPADANYA: JADILAH KAMU KERA YANG DIJAUHI DAN DI BENCI( AL-A’RAF 7:166 ).

Walaupun mungkin yang dimaksud adalah perubahan moralnya menjadi seperti kera, akan tetapi bila Tuhan menghendaki orang durjana itu dilahirkan kembali melalui rahim kera, kemudian hidup menjadi seekor kera, maka siapa yang kuasa mencegah kehendak Allah.

Sedangkan H. E. Semedi sendiri berpendapat bahwa bila seseorang dilahirkan kembali ke dunia, reinkarnasi, dengan jasmaninya yang baru ini, maka identitas orang tersebut bisa berubah. Kebangsaannya atau kaumnya dan jenis kelaminnya pun bisa berubah. Berarti menjadi se-ekor hewanpun seharusnya bisa. Bila Tuhan menghendaki, bentuk apapun bisa terjadi.

KEPUNYAAN ALLAH-LAH KERAJAAN LANGIT DAN BUMI. DIA MENCIPTAKAN APA YANG DIKEHENDAKI-NYA. DIA MEMBERIKAN ANAK PEREMPUAN KEPADA YANG DIA KEHENDAKI, DAN MEMBERIKAN ANAK LAKI-LAKI KEPADA YANG DIA KEHENDAKI (ASY-SYUURA 42 : 49).

TIDAK AKU SIA-SIAKAN AMAL SIAPAPUN YANG BERAMAL, BAIK LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN. KAMU BERASAL SATU DARIPADA YANG LAIN.
(ALI IMRAN 3 : 195).


Pembahasan mengenai reinkarnasi ini tentu akan mencakup masalah ruh, masalah alam akhirat, masalah kurun waktu di alam akhirat yang semuanya itu tidak bisa dibuktikan secara nyata. Selain itu juga menyangkut masalah ayat-ayat Al Qur’an yang mutasyabihaat, yang mengandung kiasan-kiasan dan perumpamaan-perumpamaan. Untuk mentafsirkan ayat-ayat tersebut diperlukan suatu pengkajian dan penghayatan yang sangat mendalam.

Masalah kita harus percaya atau tidak adanya reinkarnasi, itu tergantung kepada diri pribadi masing-masing. Islam mengajarkan agar kita berani berijtihad, berani untuk mengajukan pendapat masing-masing.

Barang siapa berijtihad, apabila dia benar, maka baginya dua pahala dan apabila salah, maka baginya satu pahala ( Hadits Rosulullah SAW ).

Setelah kita mengetahui adanya reinkarnasi berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an, maka menurut pendapat penulis, yang penting adalah mencari dan mempelajari ilmunya, bagaimana tata cara pelaksanaan pengamalan dan penghayatannya, sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Hadits, sehingga kita hidup di dunia ini tidak membabi buta, serta kita bisa selamat sampai kembali kepada Illaahi Robbi.

BILA KITA BUTA DI DUNIA, MAKA DI AKHIRAT PUN AKAN BUTA.
(AL ISRA 17 : 72).

SESUNGGUHNYA BAGINYA KEHIDUPAN YANG SEMPIT DAN KAMI AKAN MENGHIMPUNNYA PADA HARI KEBANGKITAN DALAM KEADAAN BUTA.
(THAAHAA 20 : 124).

Oleh karena mereka buta, maka Ruh mereka tersesat masuk ke rahim hewan, sehingga mereka terlahir kembali ke dunia ini sebagai hewan. Hal itu adalah merupakan hukuman dari Allah, sesuai dengan amal dan perbuatannya tatkala mereka hidup di dunia dimana perbuatannya lebih hina dari hewan.

Bagi mereka yang beriman kepada Allah semata, maka Allah akan membimbing dengan Cahaya-Nya 

CAHAYA DI ATAS CAHAYA, ALLAH MENUNTUN KEPADA CAHAYA-NYA BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI (AN NUUR 24 : 35).

WAHAI JIWA YANG TENANG, DATANGLAH KEPADA TUHAN MU DENGAN RASA SUKA CITA DAN PENUH KERIDHOAN, MASUKLAH KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA-KU DAN MASUKLAH KEDALAM SURGA-KU.
(AL FAJR 89 : 27-30).
UCAPAN SELAMAT DARI TUHAN. SALAAMUN QAULAM MIROBBIRAHIIM (YAASIN 36 : 58).


Untuk mendapat taufik dan hidayah Allah, keridhoan Allah serta ucapan selamat dari Allah, tentu bukan suatu hal yang mudah. Hal ini tergantung kepada kesabaran kita, keimanan, keikhlasan serta tetap (istiqomah) bertawakal kepada Allah semata, di dalam setiap menghadapi ujian dari Allah tatkala kita hidup di dunia.

JIKA MEREKA TETAP (ISTIQOMAH) MENEMPUH JALAN (TARIQAT) ITU, SESUNGGUHNYA AKAN KAMI BERI AIR (REZEKI, RAHMAT, MAKRIFAT) YANG BERLIMPAH-LIMPAH (AL JIN 72 : 16).
Adanya reinkarnasi ini justru untuk membuktikan kepada kita bahwa Allah itu Maha Pengampun, Maha Adil serta Maha Bijaksana. Mengapa demikian ??? Karena Allah akan memberi ampunan, katakanlah suatu grasi atau suatu remisi bagi manusia durjana sekalipun. Islam tidak menganut paham Unforgiving God, kecuali bagi mereka yang mempersekutukan Allah … Demikianlah menurut H. E. Semedi.

Bila manusia itu mati maka ada tiga hal yang bisa menolongnya, yaitu : Amal kebaikannya, ilmu yang diamalkannya dan do’a anak yang soleh (Hadits Rosulullah).

KATAKANLAH : HAI HAMBA-HAMBAKU YANG TELAH MELAMPAUI BATAS TERHADAP DIRI SENDIRI, JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA ATAS RAHMAT ALLAH YANG AKAN MENGAMPUNI SEGALA DOSA. SESUNGGUHNYA DIA MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG   (AZ-ZUMAR 53).

SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENGAMPUNI DOSA SYIRIK, TETAPI DIA MENGAMPUNI DOSA-DOSA SELAIN ITU TERHADAP ORANG-ORANG YANG DIRIDOI-NYA (AN NISAA 4 : 48).

KAMI AKAN MEMASANG TIMBANGAN YANG ADIL UNTUK HARI KEBANGKITAN, SEHINGGA TAK ADA ORANG YANG RUGI SEDIKITPUN, BIARPUN AMALAN ITU HANYA SEBERAT BIJI SAWI, KAMI AKAN MEMPERLIHATKANNYA DAN KAMI CUKUP SEBAGAI PENGHISAB.  (AL ANBIYAA 21 : 47).

Sebaiknya bagi mereka yang soleh, mereka akan mendapat pahala di dunia dan di akhirat. Walaupun mereka sudah meninggal dunia, do’a dan amal ibadahnya masih tetap tercatat sebagai tabungan di akhirat. Contohnya adalah do’a Nabi Ibrahim atau do’a Nabi Muhammad yang memohon kepada Allah agar umatnya mendapat keselamatan di dunia dan di akhirat. Do’a Nabi Muhammad ini bisa menjadi safa’at bagi umat yang senantiasa patuh dan ta’at mengikuti ajaran beliau. Demikian pula halnya dengan do’a para leluhur kita, ketika mereka masih hidup di dunia, do’a mereka telah tercatat sebagai tabungan di akhirat. Atas izin dan keridhoan Allah tabungan tersebut bisa diterima oleh anak-cucunya sebagai karomah atau maunat, bila anak-cucunya patuh dan ta’at kepada Allah dan Rosulnya serta sering berdo’a untuk Rosul dan para leluhurnya, secara minimal memberikan hadiah Al Fatihah bagi rosul serta bagi para leluhur mereka yang sudah almarhum.

Mari kita perhatikan beberapa firman Allah dibawah ini :
JANGANLAH KAMU MENGIRA ORANG-ORANG YANG MENINGGAL DI JALAN ALLAH ITU MATI, TIDAK !!! MEREKA TETAP HIDUP DI SISI TUHAN NYA DAN MENDAPAT REZEKI (ALI IMRAN 3 : 169).

MEREKA TIDAK MERASAKAN KEMATIAN DI DALAMNYA (AKHIRAT), KECUALI KEMATIAN YANG PERTAMA (DI DUNIA)…(AD DUKHAAN 44 : 56).


Pengertian rezeki dalam surat Ali Imran 3 : 169 sangat luas sekali, antara lain, misalnya karomah atau maunat, do’a beliau akan turun kepada anak cucunya apabila anak-cucunya patuh dan ta’at kepada Allah dan Rosulnya, serta sering menghadiahkan do’a, secara minimal membacakan Surat Al Fatihah bagi arwah baliau serta arwah para leluhurnya.

Dengan memperhatikan kedua ayat tersebut, bisa kita pahami bahwa yang mengalami kematian dan kehancuran adalah jasmaninya saja (kematian pertama), dari tanah akan kembali menjadi tanah, sedangkan di alam akhirat ruhaninya tidak akan merasakan kematian lagi. Ruhaninya akan tetap hidup dan akan kembali ke alam ghaib. Selanjutnya apakah Ruhani yang akan menjalani azab dan rahmat kubur? Bila kita perhatikan Firman Allah :  

SETELAH SEMPURNA KEJADIANNYA AKU HEMBUSKAN RUH-KU KEPADANYA ( AL Hijr 15 : 29 ), berarti setiap ruh adalah merupakan Essensi Dzat Allah dimana Dzat Allah akan tetap suci dan tetap bersih dari polusi duniawi, sehingga mungkinkah ruh mendapatkan siksa kubur???

Mari kita simak Firman Allah : 

WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA TUHANMU DENGAN SUKA CITA DAN PENUH KERIDHOAN… MASUKLAH KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBAKU DAN MASUKLAH KEDALAM SURGAKU ( AL FAJR 89 : 27-30 ). 
Pengertian jiwa ( nafsu ) dalam hal ini adalah nafsu yang mencakup amarah, luwamah, sufiah dan mutmainah. Bila hanya jiwa mutmainah yang akan kembali kepada Allah, maka mungkinkah yang harus bertanggung jawab atas perilaku tatkala hidup di dunia adalah amarah, luwamah dan sofiahnya ??? Bila muncul pertanyaan apakah jasmaninya, Ruhaninya ataukah jiwanya, atau ketiga-tiganya akan mendapatkan azab dan rahmat kubur??? Penulis tidak mengetahui pendapat mana yang benar dan mana yang salah, tidak perlu untuk diperdebatkan, yang penting adalah bahwa semua umat Islam percaya adanya rahmat dan siksa atau azab kubur. Itu semua adalah rahasia Allah.


http://adakahreinkarnasi.blogspot.com/



MASALAH RUH
MEREKA AKAN BERTANYA KEPADAMU MASALAH RUH. KATAKANLAH : MASALAH RUH ITU URUSAN TUHAN. KAMU HANYA DIBERI ILMU SEDIKIT SEKALI 
(AL ISRA 17: 85).
Ayat tersebut dengan jelas menerangkan bahwa manusia hanya sedikit sekali diberi ilmu oleh Allah, sehingga walau bagaimanapun, dengan cara secanggih apapun tidak akan bisa membuka rahasia tentang Ruh ini. Kita mengetahui bahwa Ruh itu ada di dalam diri kita, walaupun kita tidak bisa melihatnya namun kita mempercayainya. Bila jasmani ini tanpa Ruh maka disebutnya mayat, orang mati. Kita tidak bisa melihat Ruh, yang bisa kita lihat hanyalah jasmaninya. Melalui jasmaninya kita bisa lihat jelas jenis kelaminnya, apakah laki-laki atau perempuan. Sedangkan mengenai Ruh, kita tidak mengetahui apakah ada jenis kelaminnya atau tidak. Apakah Ruh itu seperti halnya malaikat, dimana malaikat pun tidak mempunyai jenis kelamin dan tidak mempunyai hawa nafsu.

Sewaktu kita hidup, kita bisa merasakan rasa sakit, sedih, riang-gembira, dan sebagainya. Akan tetapi bila kita dalam keadaan koma, tidak sadar diri atau bila kita mati, kita sudah menjadi mayat, maka kita tidak bisa merasakan apa-apa lagi, tidak punya nafsu lagi.

Walaupun Al Qur’an tidak menjelaskan bahwa Ruh itu berkelamin atau tidak, namun Allah menciptakan pasangannya. Allah senantiasa menciptakan segala sesuatu selalu berpasang-pasangan. Demikian juga dengan masalah Ruh.

HAI MANUSIA BERTAKWALAH KEPADA TUHANMU YANG TELAH MENCIPTAKAN KAMU DARI JIWA (JENIS) YANG SATU (MIN NAFSIW WAHIDATIN), DAN DARI PADANYA, ALLAH MENCIPTAKAN PASANGANNYA(AN NISAA 4 : 1).

H. E . Semedi berpendapat, mungkin itulah yang disebut jodoh hakiki, Ruh yang satu berada dalam jasmani suami (Adam) dan Ruh pasangannya berada dalam jasmani istrinya (Hawa). Sebagaimana halnya H. E. Semedi, maka penulis pun cenderung berpendapat bahwa bila pasangan suami-istri sering cekcok, tidak ada kecocokan dan tidak ada kebahagiaan di dalam rumah tangga, mungkin salah satu penyebabnya adalah Ruh suami istri tersebut bukan pasangannya. Menurut bahasa ilmiahnya aura mereka tidak serasi, sehingga perpaduan kedua aura mereka membentuk gambaran aura yang kacau. Kekacauan aura ini akan menimbulkan energi negatif bagi mereka.

Menurut H. E. Semedi kata NAFS dalam bahasa Arab bisa diterjemahkan sebagai RUH atau JIWA yang jenisnya hanya ada satu atau diterjemahkan sebagai JENIS saja. Nafs bila ditafsirkan sebagai nafsu, mengandung unsur amarah, luwamah, sufiah dan mutmainah yang akan mempengaruhi kematangan kepribadian dan nalar seseorang. Sedangkan jiwa menurut ilmu kedokteran jiwa adalah Psyko, keadaan mental seseorang yang merupakan keadaan kepribadian seseorang dimana dalam perkembangannya sejak dari masa anak-anak sampai dewasa senantiasa dipengaruhi oleh faktor keturunan (gen pembawa sifat) dan faktor lingkungannya. Ilmu yang mempelajari perkembangan jiwa disebut Psykologi dan Ilmu yang mempelajari kelainan jiwa disebut Psykiatri.

Setelah Adam dan Hawa, maka generasi manusia dilanjutkan dilahirkan melalui rahim ibunya masing-masing, setelah melalui proses biologis. Jadi yang berjenis kelamin adalah jasmaninya, yang mempunyai nafsu adalah jasmaninya. Penulis sendiri memang tidak yakin seandainya Ruh mempunyai alat kelamin dan mempunyai nafsu, apakah mungkin terjadi perkawinan di alam Arwah. Apakah mungkin Ruh di alam Arwah berkembang biak melalui perkawinan ??? Selanjutnya H.E Semedi menambahkan bahwa Al Qur’an pun membahas mengenai masalah banci (hermaphrodite) dan kemandulan. 
IA MENCIPTAKAN YANG DIKEHENDAKINYA. IA MEMBERIKAN (JENIS KELAMIN) PEREMPUAN KEPADA YANG DIKEHENDAKI-NYA DAN MEMBERIKAN (KELAMIN) LAKI-LAKI KEPADA YANG DIKEHENDAKI-NYA ATAU DIA MENCAMPURKAN MEREKA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (BANCI), DAN DIA MENJADIKAN MANDUL SIAPA YANG DIKEHENDAKINYA. SESUNGGUHNYA DIA MAHA MENGETAHUI, MAHA KUASA
.(ASY SUYUURA 42: 49-50).

PROSES TERJADINYA RUH
Sebagian besar umat Islam berpendapat bahwa Ruh telah diciptakan sebelum terbentuknya jasad (Adam). Walaupun demikian ada juga yang berpendapat bahwa Ruh diciptakan setelah terbentuknya jasad. Perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dipermasalahkan, yang penting adalah semua umat Islam meyakini akan keberadaan Ruh…

Mari kita perhatikan beberapa Hadits Rosulullah SAW :
Aku adalah bapak dari segala ruh.
Aku berasal dari cahaya Allah, semua yang ada di alam ini berasal dari cahaya ku.

Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya Jabir dan Allah jadikan dari Nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir adalah termasuk sesuatu itu.

Hadits Qudsi :
Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh sebab cinta, Aku ingin dikenal, maka Aku jadikan makhluk ( Nur Muhammad ) agar ia mengenal akan aku.

Hadits Qudsi tersebut menjelaskan keberadaan Tuhan yang tersembunyi, Dia belum mempunyai nama, Dia adalah Dzat mutlak tanpa bentuk, tanpa ruang dan waktu. Dia diluar jangkauan akal ( transendensi ). Dia berada di dalam Ke-Esa-an-NYA yang murni, sebagai suatu Essensi Dzat yang berada di suatu alam yang disebut alam Ahadiyyaah. Kemudian Dia ingin Eksis, ingin dikenal, maka Dia mulai menghadirkan Dirinya dalam Dirinya sendiri dan memproklamirkan dirinya sebagai ALLAH. Kata Allah berasal dari kata Al Ilah artinya Yang Disembah.

Aku adalah Allah ( Yang Disembah ), dan tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan mendirikan sholat untuk mengingat Aku
 ( Thaha 20 : 14 ).
Aku adalah Tuhan-mu, karena itu sembahlah Aku 
(Al Anbiya 21:41).

Dia adalah Allah yang berkuasa (kudrat) dan berkehendak (irodat). Dia ingin eksis. Dia ada dan tak ada apa-apa disampingnya (Hadits).

Oleh karena tidak ada apa-apa disampingnya, maka untuk menghadirkan diri-Nya sendiri, Dia pancarkan (Emanasi) Cahaya Dzat-Nya sendiri melalui sifat Kalam-Nya, yaitu KUN, maka jadilah Nur Muhammad yang disebut juga sebagai alam Wahdat.

Nur Muhammad ini kemudian merupakan sumber dari semua ciptaan Allah. Dari Nur Muhammad ini kemudian terpancar bermacam-macam ciptaan-Nya. Dalam tahapan berikutnya tercipta alam Arwah, di dalamnya termasuk alam Ruh dan Malaikat. Selanjutnya tercipta Alam Ajsam (Alam Jasad), alam semesta dan segala isinya sampai ke Alam Insan Kamil yang disebut alam wahidiiyyah atau hakekat insaniah.

Kemudian Dia memerintahkan kepada semua makhluk ciptaan-NYA agar menyembah kepadanya 
 AKU ADALAH TUHAN-MU, KARENA ITU SEMBAHLAH AKU … 
(Al Anbiya 21 : 41). 


Perhatikan juga Surat Thaha 20 : 14).
Maka :
KEPADA ALLAH BERSUJUD APA YANG ADA DILANGIT DAN SEGALA YANG ADA DI BUMI (AN NAHL 16 : 49).

DAN TIADA SESUATU APAPUN YANG TIADA BERTASBIH MEMUJINYA.
(AL ISRA 17 : 44).

SEMUA MAHLUK TUNDUK DAN TAAT KEPADA PERINTAH ALLAH KECUALI IBLIS. 
(Al Baqarah 2 : 34).

Proses pancaran keluarnya Dia dari kemurniannya ini disebut proses tanuzzullat, proses emanasi atau disebut juga proses penurunan martabat (degradasi), Dia turun untuk memanifestasikan dirinya, dari Martabatnya yang paling tinggi di Alam Ahadiyah turun sampai ke Alam Insan Kamil melalui 7 tahapan (martabat). Selanjutnya Dzat Allah tersembunyi dalam Insan Kamil (imanensi). Hal ini bisa kita ibaratkan sebagaimana biji gandum yang mempunyai potensi untuk tumbuh, setelah menjadi sebuah pohon gandum, biji menjadi tersembunyi di dalam pohon. Atau bila biji gandum telah menjadi roti, walaupun potensitasnya berkurang, namun zat gandum tetap ada, tersembunyi di dalam roti. Demikian juga dengan Dzat Keillahian, menjadi tersembunyi di dalam diri setiap insan.

Dzat Allah meliputi segala sesuatu (fushshilat 41 : 54).
Di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan (Adz Dzaariyaat 51 : 21).


Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahlgai yang disebut dada, dalam dada ada qolbu, dalam qolbu ada fuad, dalam fuad ada syafoga, dalam syafoga ada Sir, di dalam SIR ada AKU, tempat Aku menyimpan rahasia (Hadits Qudsi).

Di dalam Sir ada Aku … Maka Sang Aku (Nur Dzat) ini akan menggerakkan Sir, kemudian Sir akan menggerakkan Ruh, kemudian Ruh akan menggerakkan qolbu dan qolbu akan menggerakkan akal (budi, cipta, rasa, kersa), selanjutnya akal akan menggerakkan tubuh.

Menurut istilah para sesepuh : Nur, Sir, Budi, Cipta, Rasa, Kersa, Pangawasa (daya). Tiada yang bergerak kecuali atas perintah Tuhan (Hadits).
 
FIRMAN ALLAH :
TANGAN TUHAN BERADA DI ATAS TANGAN MEREKA (AL FATH 48 : 10).

DAN BUKANLAH ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR, AKAN TETAPI ALLAHLAH YANG MELEMPAR (AL AN FAAL 8 : 17).

Jasmani manusia berasal dari tanah. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah dari tanah tanpa melalui proses biologis.

Oleh karena itu, ada Hadits Rosulullah yang mengatakan :
Aku memiliki waktu khusus dengan Tuhan, yang dimana di dalamnya tiada lagi malaikat atau Rosulnya, Aku sudah menjadi Nabi, sedangkan Adam adalah dalam keadaan antara air dan lempung.

Akulah Bapak dari segala Ruh, dan Adam adalah Bapak segala Jasad.

Penciptaan Adam tidak terjadi secara serta merta dalam waktu sekejap, akan tetapi melalui suatu proses bertahap dalam kurun waktu yang cukup lama.

SETELAH AKU SEMPURNAKAN BENTUKNYA DAN AKU TIUPKAN RUH-KU KEPADANYA … (AL HIJR 15 : 29, AS SHAAD 38 : 72).

DAN (KETIKA) TUHANMU MENGELUARKAN ANAK-ANAK ADAM DARI SULBI MEREKA DAN ALLAH MENGAMBIL KESAKSIAN TERHADAP JIWA MEREKA MASING-MASING (DAN BERFIRMAN) : BUKANKAH AKU TUHANMU ?? MEREKA MENJAWAB : BENAR KAMI BERSAKSI … (AL A’RAAF 7 : 172).

Dari ayat-ayat tersebut di atas, agaknya setiap Ruh manusia sebelum dihembuskan kepada jasmani yang akan lahir ke dunia diambil kesaksiannya oleh Allah bahwa Allah adalah Tuhan mereka, kemudian secara serempak mereka menjawab : Benar kami bersaksi … Ini merupakan syahadat ( kesaksian ) awal. Selain diambil kesaksiannya, para ruh juga membawa beban amanah agama. Ruh manusia bersedia memikul amanah tersebut karena ia zalim dan bodohnya. Ternyata setelah hidup di dunia, penghianatanpun terjadi karena adanya nafsu. Oleh karena itu, manusi disebut INSAN yang artinya adalah lalai (lupa).
( Perhatikan Surat Al Ahzab 33 : 72 ).




Sumber : http://adakahreinkarnasi.blogspot.com









Rahasia Bani Jawi

1.Suku jawa
Bangsa Paling Rahasia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia. Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membangun kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian. Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey. Siapakah Bani Jawi? Apa Misi rahasia Bani Jawi? Siapakah bani Jawi/Jawa/Melayu? Darimanakah asalnya Melayu itu? Ketika ramai ilmuwan memperdebatkan kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel,Atlantis,Lemuria,Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari siapakah Gog and Magog,rahasia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahasia sejak beribu-ribu tahun. Tiada siapa yang tahu dari mana asalnya bangsa ini.Bagaimana bangsa ini boleh wujud di tanah paling selatan benua Asia,’di penghujung dunia’.Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan.’Di hujung dunia’,setelah penat mengembara,bangsa misteri berehat dan berehat…tidur dengan lenanya…senyap sunyi tanpa siapa mengganggu walaupun Hitler telah pergi ke Tibet mencari bangsa misteri ini, tetapi dia juga ketinggalan jejak mereka… …… Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka? Masih adakah masa lagi untuk menjejaki mereka? Mengapa Israel bersusah-payah membangun pangkalan dan pengaruhnya di Singapura? Apa kaitan Cina Singapura dengan Yahudi Zionis? Adakah terdapat apa-apa perancangan ketika Stamford Raffles menjejakkan kakinya di Pulau Singapura? Apa hubungan Bangsa Melayu dengan Bangsa Yahudi? Apakah dia alter Paling Rahasia Bangsa Melayu?. Apa yang terjadi 2000 tahun sebelum Masehi di antara Melayu dan Yahudi? ‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur! …J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa: *Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain…. … Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari ‘Tanah yang Dijanjikan’ semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?..

2.leluhur bangsa jawa
Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera. Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.

Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir,
menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis, dsb), adalah keturunan Nabi Ibrahim.
Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.
Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.

Brahma adalah Nabi Ibrahim
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :
 

1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati.
 

2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…

3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.
Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.

Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.

4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), 

sementara Brahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :
Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31)
Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim.
Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.
Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.
Monotheisme Ibrahim
Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.
Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.

3.hubungan dengan firaun
Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Pelabuhan ini berkembang dengan baik, dikarenakan ada bangsa yang mengatur, serta menjaganya dari serangan bajak laut atau negara lain.

Penguasa Pelabuhan Barus, dikenal dengan nama Bangsa Malai. Malai dalam bahasa Sanskrit atau Tamil, berarti bukit (gunung). Seperti namanya, Bangsa Malai bermukim di sekitar perbukitan (dataran tinggi).

Asal Muasal Bangsa Malai
Diperkirakan bangsa Malai, bermula dari 4 (empat) bangsa, yakni Arab-Cina-Eropa-Hindia, terkadang disingkat ACEH (sampai sekarang istilah ACEH masih dinisbatkan kepada keturunan Bangsa Malai yang tinggal di ujung utara pulau sumatera).

Bangsa yang pertama datang adalah Bangsa Hindia Malaya (Himalaya). Bangsa Himalaya merupakan interaksi antara Bangsa Hindia (keturunan Kusy keturunan Ham bin Nabi Nuh), dengan Bangsa Malaya (keturunan Bangsa Malaya Purba/Atlantis/Sundaland [Penduduk Asli Nusantara], yang selamat dari bencana banjir Nuh).

Pada awalnya mereka tinggal di kaki gunung Himalaya, sekitar tahun 6.000SM mereka datang ke pulau sumatera. Mereka menyusul kerabatnya bangsa Polinesia (keturunan Heth keturunan Ham bin Nabi Nuh), yang telah terlebih dahulu datang, dan bertempat tinggal di bagian timur Nusantara.

Pada sekitar tahun 4.500SM, datang Bangsa Cina atau Bangsa Formosa (keturunan Shini keturunan Yafits bin Nabi Nuh). Bangsa ini membawa budaya Agraris dari tempat asalnya.

Setelah itu sekitar tahun 2.500SM, datang Bangsa Eropa atau Bangsa Troya/Romawi Purba (keturunan Rumi keturunan Yafits bin Nabi Nuh), mereka membawa Peradaban Harappa, yang dikenal sudah sangat maju.

Dan terakhir sekitar tahun 2.200SM datang Bangsa Arab Purba atau Bangsa Khabiru (keturunan ‘Ad keturunan Sam bin Nabi Nuh). Bangsa Khabiru adalah pengikut setia Nabi Hud, mereka datang dengan membawa keyakinan Monotheisme, di dalam masyarakat pulau sumatera.

Penyatuan ke-empat bangsa ini di kenal dengan nama Bangsa Malai (Bangsa Aceh Purba/Melayu Proto), dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan petani.

Bangsa Malai sebagaimana leluhur pertamanya Bangsa Himalaya, mendiami daerah dataran tinggi, yaitu di sepanjang Bukit Barisan (dari Pegunungan Pusat Gayo di utara, sampai daerah sekitar Gunung Dempo di selatan).

Bermula dari Bukit Barisan inilah, Bangsa Malai menyebar ke pelosok Nusantara, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaya, Siam, Kambujiya, Sunda, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Bangsa Malai Pelindung Nusantara
Menurut para sejarawan, Bangsa Mongoloid begitu mendominasi daerah di sebelah utara Nusantara.

Muncul pertanyaan, mengapa bangsa Mongoloid (Jengis Khan) tidak sampai meluaskan kekuasaan sampai ke selatan, bukankah nusantara adalah daerah yang sangat layak untuk dikuasai? Daerahnya subur, serta tersimpan beraneka bahan tambang seperti emas, timah dan sebagainya.

Apa yang mereka takutkan???
Jawabnya hanya satu, karena NUSANTARA ketika itu, dilindungi Bangsa Malai. Bangsa Malai dikenal sangat kesohor memiliki angkatan laut digdaya, kekuatan maritim yang kuat, dan balatentaranya secara personal memiliki ilmu beladiri yang mumpuni, Penguasa lautan sehingga Nusantara terkenal sbg kerajaan super power dari timur, bahkan jauh ribuan tahun sebelum bangsa Mongol berkuasa.

Siti Qanturah Leluhur Bani Jawi
Pada sekitar tahun 1670SM, dikhabarkan Nabi Ibrahim (keturunan Syalikh keturunan Sam bin Nabi Nuh) telah sampai berdakwah di negeri Bangsa Malai. Beliau diceritakan memperistri puteri Bangsa Malai, yang bernama Siti Qanturah (Qatura/Keturah).

Dari pernikahan itu Nabi Ibrahim di karuniai 6 anak, yang bernama : Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. Dari anak keturunan Siti Qanturah kelak akan memunculkan bangsa Media (Madyan), Khaldea dan Melayu Deutro (berdasarkan perkiraan, Nabi Ibrahim hidup di masa Dinasti Hyksos berkuasa di Mesir Kuno (1730SM-1580SM), sementara versi lain menyebutkan, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Qanturah, pada sekitar tahun 2025SM).

Bangsa Melayu Deutro (Malai Muda), yang saat ini mendiami kepulauan Nusantara, juga mendapat sebutan Bani Jawi. Bani Jawi yang berasal dari kata Bani (Kaum/Kelompok) JiWi (Ji = satu/tauhid ; Wi = Widhi atau Tuhan). Jadi makna Bani Jawi (JiWi) adalah kaum yang meyakini adanya satu Tuhan.

Keterangan mengenai Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, ditulis oleh sejarawan terkemuka Ibnu Athir dalam bukunya yang terkenal ‘al-Kamil fi al-Tarikh’.

Catatan :
Melayu Deutro adalah istilah yang digunakan para sejarawan modern, untuk meng-indentifikasikan Bani Jawi, dimana Ibnu Athir menerangkan bahwa Bani Jawi adalah keturunan Nabi Ibrahim.

Keterangan Ibnu Athir ini semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).

Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.

Suku Jawa adalah suku terbesar dari Bani Jawi. Dan sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi. Manunggal kawula gusti

Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa’, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun’ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa’.

Tulisan ini bukan hanya sekedar cerita, legenda atau mitos, akan tetapi juga didukung oleh fakta-fakta ilmiah. Mengenai keberadaan Kota Barus, mari kita ikuti bacaan berikut…

SEJARAH KOTA BARUS
Sebagai pelabuhan niaga samudera, Barus (Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Bahkan ada juga yang memperkirakan lebih jauh dari itu, sekitar 5000 tahun sebelum Nabi Isa lahir.

Perkiraan terakhir itu didasarkan pada temuan bahan pengawet dari berbagai mummy Fir’aun Mesir kuno yang salah satu bahan pengawetnya menggunakan kamper atau kapur barus. Getah kayu itu yang paling baik kualitasnya kala itu hanya ditemukan di sekitar Barus.

Sejarawan di era kemerdekaan, Prof Muhammad Yamin memperkirakan perdagangan rempah-rempah diantara kamper sudah dilakukan pedagang Nusantara sejak 6000 tahun lalu ke berbagai penjuru dunia.

Seorang pengembara Yunani, Claudius Ptolomeus menyebutkan bahwa selain pedagang Yunani, pedagang Venesia, India, Arab, dan juga Tiongkok lalu lalang ke Barus untuk mendapatkan rempah-rempah.

Lalu pada arsip tua India, Kathasaritsagara, sekitar tahun 600 M, mencatat perjalanan seorang Brahmana mencari anaknya hingga ke Barus. Brahmana itu mengunjungi Keladvipa (pulau kelapa diduga Sumatera) dengan rute Ketaha (Kedah-Malaysia), menyusuri pantai Barat hingga ke Karpuradvipa (Barus).

3.Rahasia otak manusia jawa
Sebuah tinjauan ilmu kedokteran Inilah buku yang mengulas kebudayaan Jawa dari perspektif berbeda, yaitu sebuah tinjauan ilmu kedokteran syaraf modern. Penulis yang merupakan dokter spesialis syaraf modern menekankan betapa penting dan manfaatnya warisan leluhurt Jawa bagi kesehatan. Apa yang pernah dicapai leluhur Jawa adalah pencapaian kebudayaan yang sangat cerdas dan inovatif. Lihat saja, hampir di semua aspek kehidupan orang Jawa mempunyai aspek keteraturan, keindahan dan keanggunan. Bagi penulis kegemilangan budaya Jawa tidak hanya berkaitan dengan masa lalu namun juga masa kini dan bahkan masa depan. Melalui pemikiran dan perenungan yang panjang, penulis akan menjelaskan dengan bukti-bukti ilmiah kedokteran terkait manfaat melestarikan budaya Jawa bagi kesehatan. Dalam buku ini diulas secara praktis dan menarik beraneka ragam aspek kehidupan manusia Jawa dikaitkan dengan pemeliharaan kesehatan syaraf dan jiwa, khususnya untuk mencegah penyakit stroke. Warisan leluhur Jawa yang diurai dalam prespektif medis diantaranya tarian Jawa klasik seperti Srimpi, Gambyong, Bedaya Ketawang, pentingnya huruf HaNaCaRaKa bagi senam dan rehabilitasi otak, manfaat kerawitan bagi penyakit stroke, corak dan warna batik, ragam puasa orang Jawa, hingga pernak-pernik Jawa mulai wewangian hingga jajanan pasar yang berarti banyak bagi kesehatan. Membaca buku ini, anggapan sebelah mata bagi sebagian besar orang yang meremehkan warisan leluhur Jawa pun akan terpatahkan. Banyak nilai dan semangat hidup yang bisa dipetik dan dirasakan dengan melestarikan budaya Jawa, Semoga buku ini bermanfaat dan kebudayaan Jawa Pun lebih berarti dan bermanfaat di kemudian hari. Yang di bahas buku ini: Stroke malapetaka Apa itu Stroke Strike dan Manifestasinya “Jawir Loe!” Hanacaraka, Ha Na Cara Kanggo Pinter dan Stroke pada Belahan Otak Kanan Karekter Huruf Jawa dan Fleksibilitas dalam mengubah Arah Tarian Jawa, Ngapurancang dan Brain Gym Kerawitan Jawa Notasi Musik Jawa dan Area Auditorik Otak Kenong Gangguan Jiwa atau Stroke Simbul Huruf dan Pengucan Warna-warni Asli Orang Jawa Tamarin si Asam Jawa dan Atherosclerosis Batik Tanaman Simbolik dan Sinaps Otak yang luas Ukiran dan Rangsangan Saraf Sensorik Sopan Santum dan Efisiensi Energi Budaya Selamatan dan Proses Kimiawi pada otak Ketagihan Prestasi atua Narkoba dan Sirkuait Reward Puasa Ngrowot dan Nitrogen Oksida dalam Otak Puasa Mutih dan Peningkatan Sensitivitas Saraf Wewangian Khas Jawa Dan Sistem Limbik Warna-warni Wayang Kulit Jajanan pasar dan Syaraf Pengecap Candra Senkala dan Gangguan Pemahaman Bahasa Membaca Keadaan Dan Afasia Motorik Beras Kencur, Cabe Lempuyang dan Polifarmasi Metik Wohing Panggawe, Otak Kanan dan Perubahan Gen Galian Singset dan Anti Obesitas Seni Ukir Dan Saraf Sensorik Bahasa dan Pengaktifan Otak Kiri dan Kanan Bahas Jawa yang Luhur dan Fungsi Luhur Dakon dan Memori Prosedural, Penetapan Target, Sirkuit Reward Mencla-mencle dan Stroke Pada Otak Kecil Tekanan Suara Dan Ketenangan Jiwa Falsafat Jawa Adi Luhur sebagai (Conitive Behaviour Terphy) untuk Ketenagan Jiwa dan Mencegah Stroke Hanacaraka Untuk Senam Otak, kreativitas dan Rehabilitasi Saraf Otak Kiri Otak Kanan Untuk Apa Kreativitas? Huruf Jawa Hanacaraka, Perasaan Seni Dan Kreativitas Perbandingan Huruf Jawa dan Huruf-huruf Serumpun Kelebihan Huruf Jawa Senam Otak Hanacaraka Manfaat Senam Otak dengan Hanacaraka Epilog

Data buku JUDUL: Rahasia Otak Manusia Jawa PENULIS: Dr. Arman Yurisaldi S,SpS PENERBIT: Pinus Book Publisher. (belakang Monjali) Yogyakarta 

5. rahasia terbesar
Rahasia Terbesar (Tersembunyi) Bani Jawi (Melayu/Nusantara) -Siapakah Bani Jawi?
-Apa Misi rahasia Bani Jawi?

Siapakah bani Jawi/Jawa/Melayu? Darimanakah asalnya Melayu itu? Ketika ramai pengkaji memperdebatkan kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel,Atlantis,Lemuria,Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari siapakah Gog and Magog,rahsia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahsia sejak beribu-ribu tahun.Tiada siapa yang tahu dari mana asalnya bangsa ini.Bagaimana bangsa ini boleh wujud di tanah paling selatan benua Asia,’di penghujung dunia’.Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan.’Di hujung dunia’,setelah penat mengembara,bangsa misteri berehat dan berehat…tidur dengan lenanya…senyap sunyi tanpa siapa mengganggu walaupun Hitler telah pergi ke Tibet mencari bangsa misteri ini, tetapi dia juga ketinggalan jejak mereka…

Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka? Masih adakah masa lagi untuk menjejaki mereka?

‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur!

J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa: *Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain….

 Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari ‘Tanah yang Dijanjikan’ semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?….

Bangsa terahsia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia…. … Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membina kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian…..
 

Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey….
 

Di selat Melaka, kedua-dua kumpulan ini bertemu. Kumpulan yang tiba melalui jalan laut (yang banyak menetap di Kepulauan Indonesia) bertemu saudara mereka (kumpulan yang tiba melalui jalan darat-majoriti menetap di Semenanjung ‘Emas’ Tanah Melayu). Mereka adalah serumpun dan bersaudara. Sudah lama (ratusan tahun) mereka terpisah. Mereka berpelukan dan menangis. Ramai yang hadir melihat peristiwa paling bersejarah ini. Mungkin cucu-cicit gadis misteri yang meninggalkan selendang merah tadi ada di situ. Bangsa Keturah telah bersatu di Selat Melaka di
‘Tanah Yang Dijanjikan’ The Land of The East’…….
Apakah rahasia bangsa Melayu 2500 tahun dahulu? Apakah yang ditemui oleh rombongan kerajaan Nabi Sulaiman di Nusantara? Apakah perjanjian rahsia para Firaun di The Land of The Gods? ………. 
Anehnya,para Firaun ini mendakwa nenek moyang mereka berasal dari tanah ini,yang digelar…. ‘THE LAND OF THE GODS
 
Sumber : http://gusjawi.wordpress.com

Benarkah Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim ???

Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera.Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.

Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.


Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir, menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis… dsb), adalah keturunan Nabi Ibrahim.Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).

Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.


Brahma adalah Nabi Ibrahim
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).

Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).


Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :

1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati.

2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…

3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.


Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah

Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci

Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar

Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan

Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu

Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”

Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.

Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.

4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).

Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :

Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31)

Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim.

Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.

Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.


Monotheisme Ibrahim
Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.

Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.

Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.

Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.

 

Sumber : http://kanal3.wordpress.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More