Pages

JALMA MARA , JALMA MATI

Jagat iki ana, ana kang jaga !” aku isih eling marang kandhamu, tatkalane lemah dadi kawahing antarane suroboyo medion banjur krasa ana kang gosong ing batin batin panguripku, ngegirisi marang daya lantipkukaya gosonge areng klapa kang wus ilang wawakaya jasad kang limpad kelangan nyawa... .

KU INGIN BERSAMAMU

Aku ingin bersamamu tiap pagi meskipun aku tak pernah tahu dimana kamu Aku ingin bersamamu hingga senja datang meskipun ternyata malam telah larut.. Untuk bersamamu aku ingin kan semua.. Kepingan demi kepingan hati yang kau bawa serta bersamamu

Aku ingin pulang

Aku ingin pulang bersama kehidupan bersama bidadari surgawi berparas segar lalu menyaksikan lagi burung-burung dengan guraunya merangkai sarang bagi rumah aku ingin pulang ke rumah hatiku sebab seruan hidup di pintunya dimana pagarnya kembang lihatlah kupu-kupunya

PENANTIANKU

Sepoi angin menembus badan menyusup disela-sela rambut hitamku deru ombak berhantam menerka seakan tau isi hatiku yang gundah Mengapa kau pergi jauh ke sana meninggalkan untaian kenangan manis membiarkan diriku terselimut sepi hampa sendiri tanpa bayangmu lagi Mengapa ini semua terjadi kau biarkan linangan air mataku terjatuh menangisi dirimu yang berkelana pergi menilnggalkanku seorang diri

LELAYARAN ING KATRESNAN

kamangka sliramu wis ngentirake gegayuhanku mbaka sithik tumekaning gisiklelayaran ing katresnan nyabrangi reribed sadhengah wayah wani nglangkahi telenging pepeteng tanpa maelu sakabehing gubrahyagene praumu durung miwiti anggone nglari nakodaning ati sawise kelakon nggayuh sunare pituduh madhangi katresnan iki tumekaning subuh .

Sunday 11 November 2012

Misteri Manusia Api


Hal ini dapat tercapai dengan melakukan percepatan partikel untuk meningkatkan suhu hingga mencapai tingkat panas yang ekstrem dan sanggup memancarkan bunga api sehingga sanggup mengeluarkan api.Sebagian besar orang dengan karunia ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan suhu pribadi mereka untuk menghangatkan tubuh, bahkan dalam kondisi paling dingin.

Dalam beberapa tradisi pyrokinetic (orang yang dapat menggunakan pyrokinesis) dapat membuat api, tetapi secara 'teknis' pyrokinetic hanya dapat memanipulasi api, meskipun mereka da pat membakar bahan mudah terbakar, membuat api setelahnya. Kemampuan untuk membuat api dari udara tipis, tanpa bahan mudah terbakar, disebut 'pyrogenesis.'

Pyrokinesis berada di bawah payung telekinesis (atau, kadang-kadang, psikokinesis)dimana seorang praktisi menggunakan pikirannya untuk mempengaruhi dunia fisik di sekitar mereka. Secara tradisional seorang pyrokinetic dapat menyalakan api ketika kondisi sesuai dengan pasokan yang cukup untuk menciptakan api, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas, kemudian memanipulasi intensitas api dan arah di mana bahan-bahan itu berada. Jadi pyrokinetic dapat mengobarkan setumpuk surat kabar dan tidak membakar tirai di dekatnya , atau menyebabkan api menyebar dengan cepat melalui daerah tertentu pada kecepatan yang tidak wajar.

Walaupun tidak ada eksperimen empiris yang telah terbukti sesuai dengan yang ditampilkan oleh tradisi pyrokinesis populer , kemampuan untuk menghasilkan panas telah ditunjukkan oleh praktis i seni bela diri tertentu.

Seniman bela diri ini, dengan memanipulasi energi 'chi', mereka dapat memancarkan panas dari tangan mereka atau bagian lain dari tubuh mereka. Beberapa berpendapat bahwa kemampuan ini tidak 'benar' melainkan hanya pyrokinesis berbentuk bio feedback dan sekedar kontrol, meningkatkan dan peningkatan kemampuan alami tubuh untuk menghasilkan panas, sementara yang lain mengatakan bahwa itu adalah kemampuan manipulasi pikiran dunia materi dan dengan demikian memenuhi syarat sebagai (telekinesis).Banyak yang memiliki kemampuan ini bekerja dengan energi negatif yang cenderung lebih hangat kemudian berubah bentuk ke energi positif.Pemilik kemampuan ini cenderung penuh energi negatif dan dengan demikian sangat panas bila disentuh, atau dalam kekurangan energi negatif sehingga menjadikannya cukup beku untuk disentuh.

Fenomena yang dialami para penderita pyrokinetics, berbeda dengan yang disebut penghangusan tubuh secara spontan atau Spon taneous human combustion (SHC). SHC sering berakibat fatal, karena panas yang terjadi mampu mengubah tubuh menjadi setumpuk abu hanya dalam beberapa menit. Bisa dibayangkan seberapa kuat panasnya, bila dibandingkan dengan pembakaran jenazah di krematorium yang menggunakan panas pada suhu 1.110 C. Perlu waktu 8 jam untuk membakar jenazah di situ. Itupun, bekas yang ditinggalkan tidak seperti pada peristiwa SHC.


SHC adalah fenomena yang tidak secara langsung berkaitan dengan pyrokinesis, tetapi kesimpulan logis yang didapat dan telah ditarik diantara keduanya adalah jika seseorang tiba-tiba terbakar tanpa alasan yang dapat dipahami tentu saja dapat menjadi target pyrokinetic, jika seseorang mengandaikan adanya semacam itu. Teori-teori lain di sekitar keduanya, SHC dan praktisi pyrokinesis yang berjuang untuk mengendalikan kemampuan merek a dan secara tidak sengaja mengubahnya pada diri mereka sendiri, sehingga terjadilah SHC.

Willy Brough (12) dari Turlock, Kalifornia, misalnya, diduga mampu menyalakan api hanya dengan memandangnya. Akibatnya, ia harus menerima saja ketika diusir keluarganya karena dianggap kerasukan roh jahat.Untunglah, seorang petani yang tinggal dekat rumahnya mau memungut bocah itu dan kembali menyekolahkannya. Namun sayang, di sekolah baru ini ia hanya bertahan 1 hari. Karena hanya dalam sehari itu, lima ruang kelas dilalap api yang bersumber dari sorot matanya.

Contoh lainnya adalah Benedetto Supino dari Formia, dekat Roma, yang selanjutnya mejadi perhatian masyarakatnya. Bermula pada tahun 1982, ketika buku komik yang dibacanya di ruang tunggu dokter gigi tiba-tiba menyala. Sejak itu, ia dan keluarganya dikejutkan oleh beberapa kebakaran. M eja-kursi dan bermacam-macam barang lainnya terbakar setiap kali Benedetto melewatinya, termasuk juga seprai tempat tidurnya, atau barang-barang yang dipegangnya, terutama buku. Demikian pula dengan barang yang dipandangnya dengan serius, seperti yang pernah terjadi pada benda plastik yang dipegang pamannya.


Kemampuan itu membuat Benedetto merasa sangat malu, bahkan tertekan. Sementara para ilmuwan tidak mampu banyak membantunya. Profesor Mario Scuncio dari Pusat Kesehatan Sosial Tivoli misalnya, justruu memberikan diagnosis yang agak janggal dengan menilai kondisi kejiwaan anak laki-laki yang pendiam dan kutu buku itu sangat normal.Dr. Giovanni Ballesio, dekan jurusan pengobatan kesehatan dari Rome University, yang pernah menyelidiki kemungkinan ketidaknormalan pada orang yang memiliki kemampuan membangkitkan listrik tinggi pun tidak mamp u menemukan penjelasan apa-apa di balik semua kebakaran itu. Benedetto hanya menyandarkan harapannya pada parapsikolog Demetrio Croce yang mencoba mengajarkan bagaimana mengontrol kemampuannya itu.

Nasib mengenaskan lain dialami Jennie Bramwell yang yatim piatu. Hanya dalam beberapa minggu setelah diadopsi, di rumah Dawson, keluarga angkatnya di Thorah Island, Ontario. Telah terjadi berpuluh kali kebakaran kecil. Api yang menjilat langit-langit, dinding, perabotan, handuk, bahkan kucing kesayangan keluarga, terjadi spontan saat Jennie ada di dekatnya. Jennie pun dikembalikan ke rumah yatim piatu.

Kemampuan seperti juga dikembangkan teratur oleh para biksu Tibet bahkan hal ini diujikan dalam proses inisiasi mereka, dengan membungkus diri dalam lembaran kain dan kertas basah, dan menghabiskan malam di pegunungan yang dingin, duduk di salju. Di pagi hari, jika mereka lulus ujian, kertas dan kain akan mengering dan beberapa salju yang menyentuh tulang kaki di sekitar biarawan akan meleleh.


Tekhnik mereka ini disebut memperluas sushumna . Sushumna adalah jalur dari perjalanan kundalini hingga tulang belakang. Memperluas sushumna digunakan untuk meningkatkan suhu tubuh dan membuat panas. Kemampuan ini juga dapat diterapkan untuk pyrokinesis (mengatur benda-benda hingga dapat terbakar dengan kekuatan pikiran)

Sumber : http://internetampuh.blogspot.com

Perhiasan Raja Bangsa Viking di Temukan


Seorang pria asal Inggris, Darren Webster, menemukan sebuah kotak berisi sekitar 200 perhiasan perak. Diduga, artefak itu merupakan peninggalan Raja Bangsa Viking pada abad ke-10.

Perhiasan-perhiasan itu meliputi koin, gelang, dan perhiasan lain yang tergolong mewah pada zaman itu.

Proses penemuan benda-benda ini tidak disengaja. Webster yang merupakan penggemar metal detektor sedang berjalan-jalan. Dia kemudian berhenti di sebuah lapangan dekat Conforth, wilayah utara Inggris. Dia kemudian mencoba alat detektor logam yang dibawanya.

Tak disangka-sangka, alat detektornya itu menunjukkan adanya logam di bawah tanah. Alat itu menunjukkan ada logam yang tertanam pada kedalaman tiga kaki atau 0,9 meter di bawah tanah.

Sebanyak 201 perak tersebut terdiri atas 27 koin, 10 gelang, dua cincin, sebuah rangkaian halus, dan 14 batangan. Benda-benda itu kemudian dipamerkan di Museum Inggris.

Benda-benda ini diperkirakan telah terpendam sejak 900 Masehi. Atau saat bangsa Viking terusir dari Dublin dan terlibat peperangan dengan Anglo-Saxon untuk mengontrol wilayah utara Inggris.

Pada koin-koin itu terdapat nama Harthacnut, salib, dan prasasti yang menunjukkan bahwa Bangsa Viking telah masuk Kristen.

Sementara itu, kurator koin abad pertengahan, Dr Gareth Williams mengatakan ini merupakan penemuan pertama benda-benda Raja Viking sejak 1840.
 
                                               Sumber : http://internetampuh.blogspot.com

Tikar Tertua Didunia Temukan di Afrika


Arkeolog menemukan tempat tidur semacam tikar atau matras berusia 77.000 tahun di Goa Sibudu, Afrika Selatan. Penemuan tikar yang dipublikasikan di jurnal Science, minggu ini, tersebut menunjukkan betapa manusia saat itu sudah kreatif dan berpengetahuan pada masa itu.

Tikar tertua itu diketahui terbuat dari batang dan daun pohon yang dimampatkan. Identifikasi yang dilakukan memberi petunjuk bahwa salah satu tumbuhan yang digunakan adalah Cryptocarya woodii, tanaman tradisional yang memiliki khasiat antinyamuk.


Arkeolog mengungkapkan, setidaknya tiga lapisan di situs Sibudu memiliki tikar dengan rentang usia 38.000-77.000 tahun. Kondisi tikar yang telah memfosil itu terbilang bagus. Tikar tertua yang ditemukan itu 50.000 tahun lebih tua daripada alat tidur serupa yang pernah ditemukan.


Analisis pada tikar menyebutkan bahwa manusia kala itu secara reguler membakarnya setelah dipakai. Menurut Christopher Miller dari Universitas Tubingen, Jerman, yang terlibat penelitian ini, hal itu mungkin dilakukan untuk menghilangkan serangga atau hewan kecil lainnya.


Analisis juga mengungkap bahwa tikar di masa itu tidak sekadar untuk tidur, tetapi juga untuk bekerja dan kegiatan hidup lainnya. Ilmuwan mengatakan, tikar yang ada di tempat tidur manusia 58.000 tahun lalu lebih padat, menunjukkan bahwa populasinya makin banyak.


Sumber : http://internetampuh.blogspot.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More