Pages

JALMA MARA , JALMA MATI

Jagat iki ana, ana kang jaga !” aku isih eling marang kandhamu, tatkalane lemah dadi kawahing antarane suroboyo medion banjur krasa ana kang gosong ing batin batin panguripku, ngegirisi marang daya lantipkukaya gosonge areng klapa kang wus ilang wawakaya jasad kang limpad kelangan nyawa... .

KU INGIN BERSAMAMU

Aku ingin bersamamu tiap pagi meskipun aku tak pernah tahu dimana kamu Aku ingin bersamamu hingga senja datang meskipun ternyata malam telah larut.. Untuk bersamamu aku ingin kan semua.. Kepingan demi kepingan hati yang kau bawa serta bersamamu

Aku ingin pulang

Aku ingin pulang bersama kehidupan bersama bidadari surgawi berparas segar lalu menyaksikan lagi burung-burung dengan guraunya merangkai sarang bagi rumah aku ingin pulang ke rumah hatiku sebab seruan hidup di pintunya dimana pagarnya kembang lihatlah kupu-kupunya

PENANTIANKU

Sepoi angin menembus badan menyusup disela-sela rambut hitamku deru ombak berhantam menerka seakan tau isi hatiku yang gundah Mengapa kau pergi jauh ke sana meninggalkan untaian kenangan manis membiarkan diriku terselimut sepi hampa sendiri tanpa bayangmu lagi Mengapa ini semua terjadi kau biarkan linangan air mataku terjatuh menangisi dirimu yang berkelana pergi menilnggalkanku seorang diri

LELAYARAN ING KATRESNAN

kamangka sliramu wis ngentirake gegayuhanku mbaka sithik tumekaning gisiklelayaran ing katresnan nyabrangi reribed sadhengah wayah wani nglangkahi telenging pepeteng tanpa maelu sakabehing gubrahyagene praumu durung miwiti anggone nglari nakodaning ati sawise kelakon nggayuh sunare pituduh madhangi katresnan iki tumekaning subuh .

Monday, 21 November 2011

Muncul Hilangnya Engkau

Penuh harapan dalam hati untuk menjaga
Untuk merasa ada yang pasti tercipta
Bunga datang penantian harapan
Senak dari hilir-mudik gerak langkah
Perjuangan antara cerita duka dan berkah
Hadapi perjalanan yang panjang menghadang jalan

Mengapa dusta?

Beranjak sepi tinggalkan keadaan diri
Berlari-lari mengejar impian mati
Berteriak dalam hingar-bingarnya keadaan
Hilang di tengah-tengah lamunan yang panjang

Percaya atau tidak keyakinan itu akan berjalan

Seiring penuntun menuntun arah yang melintang
Seperti bayang menghantam gelapnya hitam
Atau bahkan nyanyian lagu melayu yang tergiang di kerinduan

Tembang-tembang alam tercipta bagai harapan keabadian

Getarkan raga dengan indahnya suasana
Nelangsa

Akan ada cacian dan makian........?

Diantara cerita yang telah duka
Atau harapan akan bermunculan di terangnya keadaan


Alhamdulillah segala tercipta

Segala terupaya terucap makna
Atas apa yang tidak diketahui
Biarlah semua ada
Dan hilang yang tak layak untuk ada

Percaya

Waktu ada masa yang menunggu
Hari ada mimpi yang menanti
Jiwa ada raga yang menemani

                                                Sumber :http://okultisme.blogspot.com/

Pemimpin yang Mrantasi gawe


Dalam keadaan negara yang amburadul, carut marut, tentu akan muncul pemimpin yang akan memperbaiki keadaan, pada waktunya yang tepat.

Pemimpin itu pasti orang yang berbudi luhur, jujur, pandai dan berwawasan luas, tidak punya pamrih hanya untuk kepentingannya sendiri, berani hidup sederhana, berani menegakkan kebenaran, bijak dan mrantasi gawe – mampu menuntaskan semua masalah. Karena kebijakan dan tindakannya adalah dijalan Ilahi dan diatas segalanya, pemimpin itu telah tercerahkan jiwanya.


Berani hidup sederhana
Para pinisepuh selalu menekankan bahwa seorang pemimpin itu harus berani hidup sederhana, tidak bergelimang kemewahan. Hal ini dipersyaratkan mutlak supaya pemimpin tidak menyakiti perasaan rakyatnya, karena kebanyakan kawula kehidupannya masih belum sejahtera.

Pemimpin yang hidup enak-enak, mewah, serba berlebih, sementara rakyatnya banyak yang melarat, itu bukanlah manusia terpuji. Dia tidak punya rasa solidaritas sama sekali dan tidak mengerti perasaan kawula alit.

Yang amat diharapkan oleh rakyat dan negara adalah pemimpin yang berkwalitas, yang bisa mrantasi gawe .Bukan pemimpin yang hanya bisa ngomong manis dan mengobral janji, bergaya sopan seperti a gentleman atau a gentle lady.


Yang penting adalah bukti nyata, dia telah mrantasi gawe, bekerja dengan berhasil, membangun kehidupan yang tertata rapi, aman, adil, sehingga rakyat menikmati kehidupan yang sejahtera, tersedia dan terjangkau sandang, pangan, papan, lapangan kerja, pendidikan, masa depan bangsa dan negara cerah.Orang Jawa dulu punya istilah : Wong cilik iso gumuyu- Orang kecil bisa ketawa.
Itu pertanda kehidupan nyaman dan sejahtera.
Berwatak satria 
Dinegeri ini sudah terbiasa kita mendengar ungkapan : supaya kita bersikap satria dalam menjalankan sesuatu dan hidup ini.

Seorang satria artinya orang yang terhormat karena perilaku dan tindakannya yang baik dan benar – Berbudi bawa laksana.

Satria itu orang yang bertanggung jawab. Ini merupakan sikap yang penting untuk saat ini, dimana orang yang berani bertanggung jawab semakin langka. Kebanyakan orang maunya sibuk cari fasilitas, dapat duit banyak dengan cara mudah dan tanpa tanggung jawab.

Seperti dalam cerita wayang dan babad, seorang satria baik wanita maupun pria,digambarkan berwajah rupawan dan baik hatinya –Ayu rupane, Ayu atine. Dalam pepatah Jawa adalah :

Galuga sinalusur sari.
Para satria itu bersikap:
Jembar pandelenge - Luas wawasannya.
Jembar jagade - Luas pergaulannya.
Jembar segarane - Luas hatinya, artinya pemaaf.

Mereka itu dicintai banyak orang – Katon cempaka sawakul.

Dalam bidang pekerjaan, seorang satria bisa dihandalkan, karena seorang satria adalah pemimpin yang berkwalitas. Argumentasi dan kerjanya bagus. Oleh karena itu, dia dengan mudah mampu membangkitkan semangat kerja dan juang teman-temannya dan orang lain, istilah Jawa nya: Sabda Merta.


Pemimpin Negarawan
Para satria sebenarnya punya kemampuan untuk berbakti ditingkat negarawan – statemanship.

Mereka punya modal kuat untuk menjadi negarawan.

Bila negara membutuhkannya, pada saat yang tepat, seorang satria anak bangsa akan muncul, dia punya kemampuan luar biasa untuk ngontragake gunung,mampu bahkan menggoncang gunung dan mengalahkan semua musuh bangsa dan negara.

Musuh yang paling berbahaya adalah mereka yang menggerogoti dari dalam dengan cara menghancurkan etika moral, budi pekerti anak bangsa, terutama yang punya jabatan penting dan posisi yang strategis, sehingga dimana-mana timbul manipulasi, korupsi dan penyalah gunaan wewenang yang ujung-ujungnya cari duit tidak halal.

Sang Pemimpin Sejati akan menjadi inspirator dan penggerak, karena segala ucapan dan seruannya mampu menggetarkan hati pendengarnya – Prawata Bramantara.

Dia dikenal sebagai orang yang suci hatinya, jujur dan harum namanya – Pandhita amreksa candhana.

Oleh karenanya, dia mendapat berkah Tuhan, segala tindakan dan kebijakannya berjalan dengan baik dan berhasil. – Istilahnya : Ora kena disuwawa



Pada zaman dulupun ada garis kebijakan bahwa seorang pemimpin atau pejabat menduduki jabatannya tidak pandang asal usul keluarga, apakah dia anak petani atau anak priyayi atau anak orang biasa, faktor penentunya adalah kebaikan dan kemampuannya – Kudhi pacul singa landhepa.

Semua orang diberi pengertian dan keyakinan bahwa negeri yang mempunyai pemimpin yang berkwalitas seperti tersebut diatas, kehidupan rakyatnya tentulah:

Mubra mubru blabur madu, artinya tentulah serba kecukupan, makmur, selamat dan bahagia.

Semoga Indonesia, segera masuk dalam daftar negeri seperti itu.


JagadKejawen,
Suryo S. Negoro

http://jagadkejawen.com/id/kepemimpinan/pemimpin-yang-mrantasi-gawe

Pitutur Luhur

Supaya kehidupan berjalan baik, para pinisepuh telah mewariskan pitutur luhur – petuah luhur supaya kita semua tetap berpegang kepada paugeraning urip – tata cara kehidupan luhur, yang secara tradisi selalu dilaksanakan dan dihormati seluruh warga dengan sadar dan mantap

Petuah dan ajaran warisan leluhur Jawa/Nusantara sengaja disebar kemana-mana, tidak berupa sebuah buku tuntunan. Ini dimaksudkan oleh para pinisepuh, supaya anak cucu termasuk penulis dan anda semua mengerti, bahwa belajar dan mencari ilmu itu perlu usaha yang tekun.

Tidak jemu-jemunya para pinisepuh menebarkan ajaran luhur lewat sloka-sloka, tembang-tembang, babad, cerita tutur, peribahasa dll, supaya anak keturunan dimanapun dan kapanpun selalu ingat untuk menjaga perilaku yang baik dan patut, selalu percaya diri, berpegang teguh kepada Budi Pekerti, tatakrama dan tata susila, tidak sombong, sopan dan bersikap rendah hati – andap asor.

Piweling/ ajaran yang utama adalah : Tansah eling marang Pangeran – Selalu ingat kepada Tuhan, sebab Gusti ora sare – karena Tuhan tidak tidur, artinya : mengetahui segalanya.



Petuah lewat peribahasa
Dalam pergaulan sehari-hari, beberapa peribahasa dibawah ini, kiranya masih relevan dan bermanfaat dan bila diperhatikan dan dilaksanakan yang baik dan dihindari yang jelek, akan membuat suasana kehidupan dimasyarakat enak, rukun dan menyenangkan.

Zaman Edan
Salah satu pitutur klasik yang kondang adalah Zaman Edan , karya agung pujangga Ranggawarsita, sebagai berikut :


Amenangi zaman edan
Mengalami zaman edan/gila

Ewuh aya ing pambudi
Serba sulit menentukan perilaku

Melu edan nora tahan
Mau ikutan berbuat gila, tak sampai hati

Yen tan melu anglakoni
Kalau tak ikutan

Boya keduman milik
Tidak kebagian rejeki ( uang, harta)

Kaliren wekasanipun
Jadinya kelaparan

Dilalah karsa Allah
Sudah menjadi kehendak Tuhan

Begja-begajne kang lali, luwih begja kang eling lan waspada
Seberapapun untung yang didapat oleh orang yang lagi lupa, masih lebih bahagia orang yang sadar dan waspada.


Melecehkan kebenaran
Ada zaman yang menyedihkan bagi orang baik-baik, ketika kebenaran dan orang baik-baik dilecehkan, seperti pada ungkapan ini :
Wong bener thenger-thenger,
Wong salah bungah-bungah,
Wong apik ditampik-tampik.
Artinya :
Orang benar jadi susah,
Orang salah malahan senang hidupnya,
Orang baik tidak diterima bahkan diusir.

Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang.
Yang jahat dibilang baik, yang baik dikatakan jahat.
Ini merupakan gambaran keadaan yang rancu, dimana nilai-nilai moral kejangkitan penyakit.



Sindiran kepada orang tak bermutu
Ada saja orang tak bermutu dizaman apapun, orang-orang yang berlagak sok pintar.
Contohnya :


Kakehan gludhug kurang udan.
Kebanyakan guntur, hujannya sedikit. Artinya kebanyakan ngomong, yang benar sedikit.

Kegedhen endhas kurang uteg.
Kebesaran kepala, otaknya kurang.

Alihan gung
Lagaknya kaya orang gedean, bodoh merasa pintar.

Merak kecancang
Bergaya anggun bak burung merak.

Malang kadhak
Berjalan gaya kesana kemari seperti itik.
Ini adalah gambaran orang yang mendem drajad, pangkat lan semat.
Orang yang mabuk kekuasaan, kedudukan, pangkat dan kekayaan materi.
Murang kara adalah orang yang berperilaku tidak baik seperti koruptor, manipulator, pemeras,yang menyalah gunakan kedudukan untuk mencari uang yang tidak halal.

Micakake wong melek
Orang yang tidak malu atas perbuatannya yang tidak baik, dia anggap semua orang itu buta, tidak tahu akan perbuatannya yang tercela seperti menggerogoti uang negara, memeras dsb.
Mungal mungil adalah orang yang tak punya pendirian.

Ngalem legine gulo

Memuji manisnya gula. Dengan menyanjung orang kaya/berpangkat mengharapkan diberi sesuatu.

Ngantuk nemu kethuk.

Ini gambaran orang malas, tanpa bekerja dapat rejeki.

Anjabung alus
Menipu dengan cara halus.

Keplok ora tombok
Orang yang mencela orang lain dan tidak membantu.

Ilang jarake, kari jaile
Hilang sudah sifat baik, yang ada hanya iri dan dengki.


Tingkah laku orang-orang dinegeri kacau.

Pada sebuah negeri yang tatanannya lagi kacau, diingatkan : Waspada, ada orang atau kelompok yang tidak terpuji perilakunya, seperti :

Ambondhan tanpo ratu
Tidak menghormati tatanan/peraturan, ulahnya mengacau.

Ngalasake negoro..
Negara dianggap hutan, berbuat seenaknya sendiri.

Mampang mumpung
Berbuat semaunya sendiri.

Alesus gumeter
Sengaja menyebarkan berita yang mengacau.

Sawat ambalang kayu
Dinegeri yang tatanannya baru sakit, ada saja peramal yang senangnya mengeluarkan ramalan-ramalan, meski kebanyakan ramalannya tidak benar.

Setan nggowo ting
Setan yang berkeliaran membawa lentera, artinya ada orang yang berkeliaran kesana kesini untuk menghasut dan berbuat jahat.

Caca upa
Berbuat jahat supaya terjadi permusuhan, lalu menyediakan racunnya – Raja wisuna.

Bahni maya pramana
Melakukan kampanye busuk ( black campaign) sambil mencerca dan memaki lawannya.

Arep jamure, emoh watange
Pemalas, maunya hidup enak ,tetapi tidak mau bekerja keras.

Gecul kumpul
Kumpulan para penjahat.

Hadigang
Munculnya para pemimpin yang merasa kuat.

Hadigung
Merasa besar dan kuasa.

Hadiguna
Merasa pandai.

Sementara itu , banyak anak buahnya, pejabat dibawahnya yang tindakannya tidak punya malu :
Rai gedheg.

Mereka suka memeras kawula yang kebanyakan juga hidup susah, sampai kawula tak punya apa-apa, diibaratkan seperti : Pitik trondhol dibubuti .-Ayam yang bulunya jarang, masih juga dibubuti bulunya hingga plonthos, habis semua bulunya.

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro
Sumber : http://jagadkejawen.com/id/budi-pekerti/pitutur-luhur

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More