Pages

JALMA MARA , JALMA MATI

Jagat iki ana, ana kang jaga !” aku isih eling marang kandhamu, tatkalane lemah dadi kawahing antarane suroboyo medion banjur krasa ana kang gosong ing batin batin panguripku, ngegirisi marang daya lantipkukaya gosonge areng klapa kang wus ilang wawakaya jasad kang limpad kelangan nyawa... .

KU INGIN BERSAMAMU

Aku ingin bersamamu tiap pagi meskipun aku tak pernah tahu dimana kamu Aku ingin bersamamu hingga senja datang meskipun ternyata malam telah larut.. Untuk bersamamu aku ingin kan semua.. Kepingan demi kepingan hati yang kau bawa serta bersamamu

Aku ingin pulang

Aku ingin pulang bersama kehidupan bersama bidadari surgawi berparas segar lalu menyaksikan lagi burung-burung dengan guraunya merangkai sarang bagi rumah aku ingin pulang ke rumah hatiku sebab seruan hidup di pintunya dimana pagarnya kembang lihatlah kupu-kupunya

PENANTIANKU

Sepoi angin menembus badan menyusup disela-sela rambut hitamku deru ombak berhantam menerka seakan tau isi hatiku yang gundah Mengapa kau pergi jauh ke sana meninggalkan untaian kenangan manis membiarkan diriku terselimut sepi hampa sendiri tanpa bayangmu lagi Mengapa ini semua terjadi kau biarkan linangan air mataku terjatuh menangisi dirimu yang berkelana pergi menilnggalkanku seorang diri

LELAYARAN ING KATRESNAN

kamangka sliramu wis ngentirake gegayuhanku mbaka sithik tumekaning gisiklelayaran ing katresnan nyabrangi reribed sadhengah wayah wani nglangkahi telenging pepeteng tanpa maelu sakabehing gubrahyagene praumu durung miwiti anggone nglari nakodaning ati sawise kelakon nggayuh sunare pituduh madhangi katresnan iki tumekaning subuh .

Monday 14 March 2011

Pitutur Luhur ( Memayu Hayuning Pribadi )

Memayu Hayuning Pribadi ( Mencari jati Diri )
Sugeng sonten dulur, Sugeng pinangihan maleh kalian kulo Eeng Saputra  Admin  Orek Orek Dulur ...

Nuwon Sewu Kulo badhe ngaturaken salah sawijine Pitutur saking Leluhur kito engkang asli tiyang Jawi , Inggih meniko Bab : Memayu Hayuning Pribadi utawi ( MENCARI JATI DIRI )

Monggo dipun simak sareng sareng ;

engkang nomer  setunggal :
"dadi manungsa iku sing paling utama, aja sok ngendel-endelake samubarang kaluwihane.
Apa maneh mamerake kasugihan lan kapinterane. 
Yen anggone ngongasake diri mau mung winates ing lathi tanpa bukti, dhonge pakarti kaya mangkono iku yo bakal ngengon awak-e dadi salah sawijining manungsa kang ora aji.
Luwih prayoga turuten kae pralampitane tanduran pari. 

Pari kang mentes kuwi yo mesthi bakal tumelung, lha... kang ndhongak mracihnani yen pari kuwi kothong tanpa isi."

Engkang artosipon meniko: 
"jadi manusia itu yang paling utama, janganlah suka menonjol-nonjolkan segala macam kelebihannya, apalagi selalu memamerkan kekayaan dan kepandaiannya. 
Karena perbuatan seperti itu hanya akan membuat dirinya menjadi bahan ejekan orang lain dan dianggap gak penting.
Lebih baik ikutilah perilaku dari tumbuhan padi. Padi yang makin berisi itu pasti akan semakin merunduk, Sedangkan yg masih tegak itu justru menandakan bahwa padi tersebut gabuk/mandul atau kosong tanpa isi pada bulir-bulirnya.
Artinya, kita hidup itu harus selalu mengedepankan kesopanan dan juga santun terhadap orang lain, 

Selalu rendah hati dan jangan malah membangga-banggakan kelebihannya atau menunjukkan kesombongannya. Karena sebenarnya kesombongan itu hanyalah sebuah ambisi tentang bagaimana caranya agar kelebihan kita itu selalu dapat pengakuan dari orang lain."

 Engkang nomer kaleh :
'sarwa duweo rumangsa nanging ojo rumangsa sarwa duwe'.
Iku yen ditulis genah, katone pancen yo mung diwolak-walik wae, nanging surasane jebul kaya bumi karo langit.
Surasanane ukara kuwi yoiku, dadio manungsa kang tansah nduduhake watak kang kebak welas asih, wicaksana ing saben laku lan rumangsa dosa samangsa gawe kapitunane liyan.
Aja malah nuduhake watak ngedir-ngedirake, wengis satindak laku polahe. 

Yen nggayuh pepinginan ora melu laku dudu. Samubarang pakarti nistha ditrajang wani."

Engkang artosipon :
'miliki selalu perasaan tapi jangan suka merasa selalu memiliki (segala hal)'
Kalimat itu kalau ditulis memang jelas hanya di bolak-balik saja, akan tetapi sebenarnya keduanya memiliki makna yg sangat jauh berbeda ibaratkan langit dan bumi.
Makna kalimat itu kira-kira begini, jadilah manusia yg penuh dengan belas kasih, mengutamakan kebijaksanaan di setiap perilaku dan selalu merasa berdosa jika melakukan perbuatan yg membuat orang lain kecewa atau tersakiti.
Jangan malah memperlihatkan watak yg selalu menonjolkan, sifat bengis dalam segala perbuatannya. Jika ingin mencapai sebuah keinginan selalu mengunakan berbagai macam cara dan semua perbuatan yg tecela pun dilakukan demi untuk mendapatkan keinginannya."



Demikian tadi sedikit penjelasan makna tentang pitutur luhur dari nenek moyang saya yg asli orang Jawa.

Kumpulan cerita ( Bijak Andrie Wongso )


MITOS
Di dalam masyarakat terutama di negara berkembang, banyak sekali
masyarakatnya yang terjangkit penyakit mitos-mitos yang menyesatkan.
Di antara mitos itu adalah:
Mitos pendidikan, "Saya tidak bisa sukses karena pendidikan saya
rendah".
Mitos nasib, "Biar berjuang bagaimanapun, saya tidak mungkin sukses
karena nasib saya memang sudah begini dari sononya".
Mitos kesehatan, merasa diri tidak kuat secara fisik.
Mitos usia, "Ini pekerjaan untuk anak muda, saya terlalu tua untuk
pekerjaan ini".
Mitos gender, "Jelas aja bisa, dia kan perempuan sayakan pria" atau
sebaliknya.
Mitos shio, "dia shio macan memang bisa sukses, saya kan shio babi" dan
lain sebagainya. Dan penyakit mitos-mitos lainnya.
Jika mitos-mitos itu telah dijadikan pedoman hidup, maka nasib kita
akan sulit berubah. Sikap mental negatif seperti di atas, jelas merupakan
pengertian yang salah. Apalagi jika sudah masuk ke alam bawah sadar
kita, maka akan membawa dampak sangat negatif dalam kehidupan kita
secara menyeluruh. Membuat kita kalah dan gagal sebelum berjuang!!!
Dalam memasuki dunia bisnis, ada dua mitos yang berpengaruh paling
besar, yaitu masalah modal dan pendidikan. Saya justru tidak memiliki
keduanya saat memulai usaha dulu. Yang saya miliki hanyalah ide
membuat kartu kata-kata mutiara dan keberanian untuk mencoba. Saya
memiliki kemampuan kungfu, dan potensi diri itulah yang saya
manfaatkan. Saya mengajar kungfu secara privat untuk mendapatkan
modal awal. Jadi saya berangkat tanpa modal, tanpa uang, tanpa
pendidikan formal yang memadai, tapi mana yang mendahului usaha
saya? Ide! Dan keyakinan bahwa saya bisa sukses, saya berhak untuk
sukses! Dengan pemahaman itu, muncul keberanian untuk mencoba.

Dari penolakan-penolakan dan melalui proses perjuangan yang luar biasa
ulet, ulet, dan ulet, usaha itu baru bisa berkembang baik. Kegagalan dan
penolakan adalah konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil.
Kita hanya punya dua pilihan, berhasil atau gagal. Kuncinya dalah
action dan mental yang positif. Sebab kedua pilihan itu bisa jadi "benar"
karena di balik setiap kegagalan terdapat proses pendidikan, sebuah
pelajaran untuk kita berbuat dan bertindak lebih bijak di kemudian hari.
Seperti kata-kata mutiara yang sering saya ucapkan: "Harga sebuah
kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir, tetapi dari
proses perjuangannya". Jika itu disadari oleh semua orang, maka tidak
ada lagi yang namanya larut dalam frustasi, kecewa, depresi, apatis,
kehilangan motivasi, apalagi putus asa. TETAP MENJADI YANG
TERBAIK. Memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan.
Perlu motivasi yang kuat, komitmen pada tujuan, serta melewati proses
latihan dalam praktek kehidupan yang nyata. Sebagai manusia yang
mengerti, menyadari, dan dapat berpikir jernih, maka kita harus bisa dan
berani menentukan sikap dengan segenap tenaga, waktu, dan pikiran
untuk tetap mengembangkan diri semaksimal mungkin. Ilmu untuk
memelihara motivasi diri bisa dipelajari oleh siapa pun. Salah satu
latihan yang paling mudah untuk menguatkan diri sendiri adalah
melakukan self talk. Kita gali potensi-potensi positif dalam diri kita
dengan melakkukan dialog dengan diri kita sendiri. Yakinkan bahwa diri
kita memiliki kemampuan untuk sukses. Jika orang lain bisa sukses, kita
pun mempunyai hak untuk sukses sama seperti mereka. Keyakinan
kepada Tuhan, serta doa dan praktek dalam kehidupan ini merupakan
upaya yang mampu memberikan kekuatan motivasi diri yang luar biasa.
Sikap mental lain yan perlu kita pelihara adalah menyadari bahwa sukses
yang kita raih bukan hanya sekedar mengandalkan diri sendiri, selalu ada
andil orang lain di dalamnya. Rendah hati adalah kata kuncinya, tetapi
sebaliknya, tidak rendah diri pada saat mengalami kegagalan. Dengan
demikian tidak hanya semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini,
yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin baik, semakin sukses,
yang pada akhirnya akan bermanfaat pula bagi orang lain.

Disadur dari www.andriewongso.com

LABA – LABA
Di suatu sore hari, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah
taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan dan
frustasi yang menggantung disana. Dia sebentar berjalan dengan langkah
gontai dan kepala tertunduk lesu, sebentar terduduk dan menghela napas
panjang, kegiatan itu diulang berkali-kali seakan dia tidak tahu apa yang
hendak dilakukannya. Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku
pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara
ranting sebatang pohon tempat dia duduk sambil melamun. Dengan
perasaan iseng dan kesal diambilnya sebatang ranting dan segera sarang
laba-laba itupun menjadi korban kejengkelan dan keisengannya, dirusak
tanpa ampun. Perhatiannya teralih sementara untuk mengamati ulah si
laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira Apa yang akan dikerjakan
laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya? Apakah laba laba
akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di
tempat lain? Pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban untuk waktu
yang lama. Karena si laba-laba kembali ke tempatnya semula, mulai
mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat, setiap
helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan hampir menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat
penuh memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si
pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk
kedua kalinya. Dengan perasaan puas dan ingin tahu, diamati ulah si laba-laba, apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah pengrusakan
sarang kedua kalinya? Ternyata untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulangi kegiatannya, kembali memulai dari awal dengan bersemangat merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang
yang dihasilkan dari tubuhnya, memintal membuat sarang sedikit demi
sedikit. Melihat dan mengamati ulah laba-laba, membangun sarang yang
telah hancur untuk ke tigakalinya, saat itulah si pemuda mendadak
sontak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah, Semangat binatang
kecil sungguh luar biasa!! Hal itu menimbulkan perasaan malu Si pemuda. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu, dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati : Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi ! berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun
sarangnya kembali dari setiap kehancuran! Kegagalan bukan berarti kita harus menyerah apalagi putus asa, kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin, selama kita
masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk di capai, tidak pantas kita patah semangat ditengah jalan, karena dalam kenyataannya , tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan. Jangan takut
gagal!


Disadur dari www.andriewongso.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More