Pages

Monday, 31 January 2011

RINDU INI TAK PERNAH USAI



Bentangan laut
Bentangan langit
Milikmu dua cermin saling bersipandang
Lautmu muara alir air sungaiku
Langitmu sumber bara api tungkuku

Adalah laut
Adalah langit
Adalah cermin tempat berkaca
Kemana dan bagaimana aku melangkah

Sampai pula di dataran ini
Ingin kudengar sajakmu
Sampai pula di hati ini
Gelombang nafas cintamu

Terpelanting pula di ranjang ini
Raung dan pekik nafsumu pada tubuhku
Rubuh pula hati ini
Lantaran hasratku ingin mengadu kepadamu

Aku malu karena bentuk tubuhku
Tapi aku masih inginkan seribu sajak dan puisi darimu
Selaksa pekik dan sejuta gelombang
Merayu menyatu dalam genangan
Akan hasrat yang bakal kulacak

Begitu kau pulang ke kotamu
Hatiku mulai ditikam sepi
Seperti padang ilalang ditingkah angin
Pepucuknya bergoyang
Seperti pantai kota ditinggal nelayan
Ombaknya terpelanting

Lengkap sudah kesepianku
Lantaran terpelanting pula rinduku
Pada hangat tubuhmu dan harum nafasmu

Telah kutikam seribu mentari
Telah kutikam seribu bulan
Tak ada yang tersisa

Hari ini mentari dan bulan jadi santap siang dan malamku
Selagi hati ini haus belaian kasih sayangmu
Rinduku merentang berkepanjangan
Dan tak tahu kapan usai

Barangkali sampai senjanya
Atau ketika terbit fajarnya
Barangkali….



MADIUN   31  01  2011 

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More