Dikisahkan seorang pemuda miskin, demi memenuhi panggilan kerja
yang mendesak dan sesegera mungkin, dia harus menempuh perjalanan
cukup jauh ke luar kota. Dia tahu, mobil tua yang dimiliki sebenarnya
tidak layak digunakan untuk perjalanan jarak jauh, tetapi keadaan
memaksa, sehingga akhirnya diputuskan tetap berangkat dengan mobil
tua tersebut. Di tengah perjalanan yang sepi, senja berselimut kegelapan
tiba diiringi hujan yang turun dengan deras. Tiba-tiba yang dikuatirkan
terjadi juga, setelah beberapa kali terbatuk-batuk, mesin mobil akhirnya
mati. Segala usaha yang serba terbatas telah dilakukan, tetapi sia-sia
belaka, mobil tetap diam. Dikelilingi kegelapan malam, hujan dan badai
terasa semakin tidak bersahabat. Selama beberapa jam tidak ada mobil
yang melintas, si pemuda hanya bisa duduk termenung di dalam mobil
meratapi nasibnya. Tiba-tiba.... sekilas terlihat melalui kaca spion,
sorotan lampu mobil mendekat dan berhenti di belakang mobil si
pemuda. Diselimuti perasaan takut tetapi lebih pada rasa gembira, si
pemuda melihat pengendara mobil turun mendatangi jendela mobilnya.
Karena cuaca sangat gelap, hampir-hampir wajah si pengendara tidak
terlihat dengan jelas. "Mesin mobil saya mati!" serunya sambil
menurunkan kaca jendela mobil. Kemudian orang yang tidak dikenal itu
melangkah ke depan mobil dan membuka tutup mesin, mengulurkan
tangannya dan entah apa yang dilakukan, tidak lama kemudian dia
memberi isyarat agar memutar kunci kontak. Alangkah terkejut dan
mengherankan, mesin mobil hidup! Masih dengan rasa keheranan, si
pemuda berseru: "Saya tadinya kuatir, jangan-jangan mobil saya mogok
untuk terakhir kalinya". Orang tidak dikenal itupun menjawab dengan
tegas "Setiap mobil paling sedikit akan hidup sekali lagi bila diberi
perhatian yang semestinya". Tiba-tiba angin mereda, hujan berubah
rintik-rintik. Orang asing itu melanjutkankan perkataannya : " Prinsip
yang sama juga berlaku bagi manusia. Selama masih ada sedikit percikan
api, belum terlambat bagi seorang manusia untuk membuat awal yang
baru ". si pemuda tergesa-gesa mengucapkan banyak terima kasih dan
segera meneruskan sisa perjalanannya dan tiba ditempat yang dituju
dengan selamat. Memang, begitu penting sebuah percikan api untuk bisa
menghidupkan mobil, demikian pula di dalam kehidupan manusia,
percikan api bisa diartikan sebagai semangat, hasrat, niat atau tekad.
Bagi setiap manusia, siapapun dia, bagaimanapun keadaannya, selama
masih mempunyai percikan api yang berbentuk TEKAD, maka tiada
kata terlambat untuk memulai sebuah awal yang baru! Kebangkitan
baru! Dan menciptakan kesuksesan baru!
TEKAD YANG KUAT
Bagi saya sendiri yang lahir di keluarga miskin, yang hanya mengenyam
pendidikan formal kelas 6 SD pun tidak lulus, (SDTT sekolah dasar tidak
tamat), sungguh tidak mudah untuk berjuang dan keluar sebagai
pemenang! Begitu pentingnya kekuatan TEKAD atau percikan api bagi
saya! Tanpa TEKAD YANG KUAT untuk mengubah nasib dengan
berjuang mati-matian, tidak mungkin nasib bisa saya ubah dan meraih
kesuksesan seperti hari ini.. Dengan bersyukur atas keberhasilan yang
telah saya raih, saya bertekad untuk tetap belajar, berjuang! Berjuang
dan belajar lagi!! Dan membagi semangat pada setiap orang yang
membutuhkan agar bisa memiliki kekayaan mental dan sama-sama
meraih kesuksesan untuk kehidupan yang lebih bernilai.
KESUKSESAN
Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi
bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak
gunung yang terkenal. Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat
pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng
gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua.
Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya
"Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang
paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung". Si kakek dengan
enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan
pemuda, "Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri,
tengah atau sebelah kanan?" "Kalau saya memilih sebelah kiri?" "Sebelah
kiri melewati banyak bebatuan". setelah berpamitan dan mengucap
terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa
jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di
depan pintu rumah si kakek. "Kek, saya tidak sanggup melewati
terjalnya batu-batuan". "Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati
kek?" Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya
menjawab "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?" "Jika aku
memilih jalan sebelah kanan?" "Sebelah kanan banyak semak berduri".
Setelah beristirahat sejenak, si pemuda berangkat kembali mendaki.
Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek.
Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, aku sungguh-sungguh ingin
mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah aku
tempuh, rasanya aku tetap berputar-putar di tempat yang sama sehingga
aku tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus
kembali kemari tanpa hasil yang kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan
lain yang rata dan lebih mudah agar aku berhasil mendaki hingga ke
puncak gunung" Si kakek serius mendengarkan keluhan si pemuda,
sambil menatap tajam dia berkata tegas "Anak muda! Jika kamu ingin
sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah!
Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati,
bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama
keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi
semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu
setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak
gunung itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan
yang luar biasa !!! Apakah kamu mengerti? Dengan takjub si pemuda
mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira dia
menjawab "Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya
siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan
tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi
sampai mencapai puncak gunung ini. Dengan senyum puas si kakek
berkata, "Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak
gunung itu!" selamat berjuang!!! Sama seperti analogi Proses pencapaian
mendaki gunung tadi. Untuk meraih sukses seperti yang kita inginkan,
Tidak ada jalan rata! tidak ada jalan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan,
kesulitan dan kegagalan selalu datang menghadang. Kalau mental kita
lemah, takut tantangan , tidak yakin pada diri sendiri, maka apa yang
kita inginkan pasti akan kandas ditengah jalan. Hanya dengan mental
dan tekad yang kuat, mempunyai komitmen untuk tetap berjuang,
barulah kita bisa menapak di puncak kesuksesan.
Disadur dari www.andriewongso.com
0 comments:
Post a Comment