PADA LAUT
Laut terhampar luas bagai meniadakan batas
Terlalu luas
Hingga tak terdekap lagi
Laut menyisakan aura kecipak ombak
Saat dulu ombak itu kuganggam
Kugenggam dalam tangan kecilku
Kini dimanakah laut?
Aku rindu rayuan pasirnya
Yang dulu tenggelamkanku dalam kehangatan
Masih kurindukan…
Begitu kurindukan…
Kini laut tak lagi laut
Namun aku masihlah aku
Yang menunggu laut, di teluk kita
Karena aku begitu mencintai laut
Karena laut adalah dirimu
Laut terhampar luas bagai meniadakan batas
Terlalu luas
Hingga tak terdekap lagi
Laut menyisakan aura kecipak ombak
Saat dulu ombak itu kuganggam
Kugenggam dalam tangan kecilku
Kini dimanakah laut?
Aku rindu rayuan pasirnya
Yang dulu tenggelamkanku dalam kehangatan
Masih kurindukan…
Begitu kurindukan…
Kini laut tak lagi laut
Namun aku masihlah aku
Yang menunggu laut, di teluk kita
Karena aku begitu mencintai laut
Karena laut adalah dirimu
MAAF
berujar sendu pada sebuah pengertian
sungguh, aku mengerti kamu,
kamu dan kekhawatiranmu
tanpa kau bicara, tanpa kau teteskan lara
aku mngerti itu
namun haruskah rasa dimaknai layaknya sebuah narasi?
bergulir tanpa terganti
bagiku cinta seperti angin, karena angin tak bernah berujar
angin hanya meniupkan ketenangan, gantikan laraku
kaulah anginku, alirkan kehangatan di tiap detikku
jangan berhenti berhembus untukku
terutama hanya karena keraguan itu
yakini bahwa yang terucap tak selalu yang kurasa, yakini tentang kita
tentang kebersamaan kita
lupakan dia, bagiku sekarang dia tak ada
berujar sendu pada sebuah pengertian
sungguh, aku mengerti kamu,
kamu dan kekhawatiranmu
tanpa kau bicara, tanpa kau teteskan lara
aku mngerti itu
namun haruskah rasa dimaknai layaknya sebuah narasi?
bergulir tanpa terganti
bagiku cinta seperti angin, karena angin tak bernah berujar
angin hanya meniupkan ketenangan, gantikan laraku
kaulah anginku, alirkan kehangatan di tiap detikku
jangan berhenti berhembus untukku
terutama hanya karena keraguan itu
yakini bahwa yang terucap tak selalu yang kurasa, yakini tentang kita
tentang kebersamaan kita
lupakan dia, bagiku sekarang dia tak ada
HARAPKU
aku ingin berarti
meski tak pernah bisa
tinggalkan arti
aku memang bukan apa-apa
hanya ketiadaan…
kekosongan…
itu buatku merunduk, tertunduk..layu..
aku masih menunggu untuk dimaknai
seperti ketika engkau memaknai
apa yang belum dan tak mungkin kukatakan
sesuatu yang hanya kujaga
lekat sebagai hiasan malamku
aku ingin jadi seperti hujan
yang basahi tanah tanpa mencintainya
tapi tak bisa
karena aku adalah sungai
yang alirkan perlahan airku pada laut
hingga laut tahu, aku mencintainya..
meski tak pernah bisa
tinggalkan arti
aku memang bukan apa-apa
hanya ketiadaan…
kekosongan…
itu buatku merunduk, tertunduk..layu..
aku masih menunggu untuk dimaknai
seperti ketika engkau memaknai
apa yang belum dan tak mungkin kukatakan
sesuatu yang hanya kujaga
lekat sebagai hiasan malamku
aku ingin jadi seperti hujan
yang basahi tanah tanpa mencintainya
tapi tak bisa
karena aku adalah sungai
yang alirkan perlahan airku pada laut
hingga laut tahu, aku mencintainya..
0 comments:
Post a Comment