SUKSES
Di sebuah sebuah sekolah, seorang guru mendapat pertanyaan dari salah seorang
muridnya yang paling kritis. “Guru, apakah kami semua nanti bisa
sukses?” Sang guru tersenyum mendengar pertanyaan itu. Tak lama, ia
mengeluarkan uang senilai seratus ribu dari kantongnya. “Hayoo, siapa
yang mau uang ini?” Semua anak berebutan mengacungkan tangannya.
Uang senilai itu bagi mereka sangat besar. Tiba-tiba, sang guru melipatlipat
dan meremas uang itu hingga kucel dan tidak karuan bentuknya. Ia
pun berujar lagi, ”Hayoo, siapa yang mau uang ini?” Walaupun merasa
heran dengan kelakuan gurunya, murid-murid tidak peduli, mereka
kembali mengacungkan jarinya, sambil berteriak ”Saya..saya..saya..”
Semua serempak mengajukan diri untuk mendapatkan uang itu. Melihat
antusiasme muridnya, sang guru kemudian menjatuhkan uang tersebut
ke lantai dan menginjak-injak uang itu hingga kecil, tidak karuan dan
kotor. Mendapati gurunya melakukan hal itu pada uang tersebut,
sebagian murid melongo. Mereka tak tahu apa maksudnya sang guru
menginjak-injak uang yang nilainya sangat besar bagi mereka itu. Guru
pun kembali bertanya, ”Hayoo, siapa yang masih menginginkan uang
ini?” Ternyata, meski uang itu menjadi jelek, kumal dan bahkan
bercampur sedikit lumpur yang berasal dari injakan sepatu guru, masih
banyak murid yang antusias mendapatkan uang tersebut. ”Aku
guru..aku..” ”Kalian tetap saja mau dengan uang ini? Kalian tidak
melihat betapa uang ini sangat kucel, jelek, kumal dan bau?” ”Jelek itu
kan hanya bentuknya saja guru. Tetapi saja uang itu nilainya seratus
ribu,” jawab murid-murid yang tetap antusias meminta gurunya
memberikan uang itu. Sang guru pun kemudian berujar, ”Kalian benar.
Meskipun sudah tidak karuan bentuknya, uang itu tetap berharga dan
kalian tetap ingin memilikinya. Nah, jika tadi ada pertanyaan, apakah
semua bisa sukses? Jawabannya sama seperti nilai uang ini. Dalam proses
menuju ke arah kesuksesan, kalian pasti akan mengalami berbagai ujian
dan cobaan, mungkin mengalami jatuh, diinjak, dan dilecehkan.
Walaupun begitu, nilai diri kalian tidak akan berubah. Semua tergantung
kalian sendiri, bisa menjaga nilai yang ada dalam diri kalian atau tidak.
Jika kalian mampu menghargai diri sendiri dan menentukan nilai diri,
dengan keyakinan, kerja keras dan semangat pantang menyerah, maka
sukses pasti kalian dapatkan.” Tak peduli berbagai ujian, cobaan,
halangan, dan tantangan yang menghadang, jika kita punya satu nilai
dalam keyakinan dalam diri, bahwa sukses adalah hak saya, maka jalan
kesuksesan pasti akan selalu terbuka. Karena itu, seberat apapun
perjuangan yang kita lakukan, seganas apapun padang gurun yang kita
harus lewati, setinggi apapun gunung yang akan kita daki, seluas apapun
samudra yang kita seberangi, tetaplah pelihara semangat ”Success is my
right!” Tanamkan dalam diri, dan teruslah bekerja keras untuk
mewujudkan semua mimpi. Harta tak ternilai itu ada dalam diri Anda.
Perjuangkan!!!
Disadur dari www.andriewongso.com
KEHIDUPAN
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka.
Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang
membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya. ”Om beli bunga
Om.” ”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk
.dengan laptopnya. ”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih
atau istri Om,” rayu si gadis kecil. Setengah kesal dengan nada tinggi
karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil
tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om
akan beli bunga dari kamu.” Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil
itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe
itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak
dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil
penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om,
sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan
sejumlah uang dari sakunya. ”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak
mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda
sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu
diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada
pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu
keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil,
malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis
kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa
saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari
meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang
kita tidak bolah menjadi pengemis.” Pemuda itu tertegun, betapa ia
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil
bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa
tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah
kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan
membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena
semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran
berharga hari itu. Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada
uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi
kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan,
jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada
manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur
akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangan.
Disadur dari www.andriewongso.com
0 comments:
Post a Comment