1.Suku jawa
Bangsa Paling Rahasia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia. Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membangun kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian. Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey. Siapakah Bani Jawi? Apa Misi rahasia Bani Jawi? Siapakah bani Jawi/Jawa/Melayu? Darimanakah asalnya Melayu itu? Ketika ramai ilmuwan memperdebatkan kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel,Atlantis,Lemuria,Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari siapakah Gog and Magog,rahasia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahasia sejak beribu-ribu tahun. Tiada siapa yang tahu dari mana asalnya bangsa ini.Bagaimana bangsa ini boleh wujud di tanah paling selatan benua Asia,’di penghujung dunia’.Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan.’Di hujung dunia’,setelah penat mengembara,bangsa misteri berehat dan berehat…tidur dengan lenanya…senyap sunyi tanpa siapa mengganggu walaupun Hitler telah pergi ke Tibet mencari bangsa misteri ini, tetapi dia juga ketinggalan jejak mereka… …… Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka? Masih adakah masa lagi untuk menjejaki mereka? Mengapa Israel bersusah-payah membangun pangkalan dan pengaruhnya di Singapura? Apa kaitan Cina Singapura dengan Yahudi Zionis? Adakah terdapat apa-apa perancangan ketika Stamford Raffles menjejakkan kakinya di Pulau Singapura? Apa hubungan Bangsa Melayu dengan Bangsa Yahudi? Apakah dia alter Paling Rahasia Bangsa Melayu?. Apa yang terjadi 2000 tahun sebelum Masehi di antara Melayu dan Yahudi? ‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur! …J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa: *Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain…. … Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari ‘Tanah yang Dijanjikan’ semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?..
2.leluhur bangsa jawa
Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera. Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.
Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir,
menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis, dsb), adalah keturunan Nabi Ibrahim.
Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.
Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.
Brahma adalah Nabi Ibrahim
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :
1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati.
2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…
3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.
Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.
4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah),
sementara Brahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :
Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31)
Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim.
Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.
Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.
Monotheisme Ibrahim
Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.
Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.
3.hubungan dengan firaun
Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Pelabuhan ini berkembang dengan baik, dikarenakan ada bangsa yang mengatur, serta menjaganya dari serangan bajak laut atau negara lain.
Penguasa Pelabuhan Barus, dikenal dengan nama Bangsa Malai. Malai dalam bahasa Sanskrit atau Tamil, berarti bukit (gunung). Seperti namanya, Bangsa Malai bermukim di sekitar perbukitan (dataran tinggi).
Asal Muasal Bangsa Malai
Diperkirakan bangsa Malai, bermula dari 4 (empat) bangsa, yakni Arab-Cina-Eropa-Hindia, terkadang disingkat ACEH (sampai sekarang istilah ACEH masih dinisbatkan kepada keturunan Bangsa Malai yang tinggal di ujung utara pulau sumatera).
Bangsa yang pertama datang adalah Bangsa Hindia Malaya (Himalaya). Bangsa Himalaya merupakan interaksi antara Bangsa Hindia (keturunan Kusy keturunan Ham bin Nabi Nuh), dengan Bangsa Malaya (keturunan Bangsa Malaya Purba/Atlantis/Sundaland [Penduduk Asli Nusantara], yang selamat dari bencana banjir Nuh).
Pada awalnya mereka tinggal di kaki gunung Himalaya, sekitar tahun 6.000SM mereka datang ke pulau sumatera. Mereka menyusul kerabatnya bangsa Polinesia (keturunan Heth keturunan Ham bin Nabi Nuh), yang telah terlebih dahulu datang, dan bertempat tinggal di bagian timur Nusantara.
Pada sekitar tahun 4.500SM, datang Bangsa Cina atau Bangsa Formosa (keturunan Shini keturunan Yafits bin Nabi Nuh). Bangsa ini membawa budaya Agraris dari tempat asalnya.
Setelah itu sekitar tahun 2.500SM, datang Bangsa Eropa atau Bangsa Troya/Romawi Purba (keturunan Rumi keturunan Yafits bin Nabi Nuh), mereka membawa Peradaban Harappa, yang dikenal sudah sangat maju.
Dan terakhir sekitar tahun 2.200SM datang Bangsa Arab Purba atau Bangsa Khabiru (keturunan ‘Ad keturunan Sam bin Nabi Nuh). Bangsa Khabiru adalah pengikut setia Nabi Hud, mereka datang dengan membawa keyakinan Monotheisme, di dalam masyarakat pulau sumatera.
Penyatuan ke-empat bangsa ini di kenal dengan nama Bangsa Malai (Bangsa Aceh Purba/Melayu Proto), dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan petani.
Bangsa Malai sebagaimana leluhur pertamanya Bangsa Himalaya, mendiami daerah dataran tinggi, yaitu di sepanjang Bukit Barisan (dari Pegunungan Pusat Gayo di utara, sampai daerah sekitar Gunung Dempo di selatan).
Bermula dari Bukit Barisan inilah, Bangsa Malai menyebar ke pelosok Nusantara, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaya, Siam, Kambujiya, Sunda, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Bangsa Malai Pelindung Nusantara
Menurut para sejarawan, Bangsa Mongoloid begitu mendominasi daerah di sebelah utara Nusantara.
Muncul pertanyaan, mengapa bangsa Mongoloid (Jengis Khan) tidak sampai meluaskan kekuasaan sampai ke selatan, bukankah nusantara adalah daerah yang sangat layak untuk dikuasai? Daerahnya subur, serta tersimpan beraneka bahan tambang seperti emas, timah dan sebagainya.
Apa yang mereka takutkan???
Jawabnya hanya satu, karena NUSANTARA ketika itu, dilindungi Bangsa Malai. Bangsa Malai dikenal sangat kesohor memiliki angkatan laut digdaya, kekuatan maritim yang kuat, dan balatentaranya secara personal memiliki ilmu beladiri yang mumpuni, Penguasa lautan sehingga Nusantara terkenal sbg kerajaan super power dari timur, bahkan jauh ribuan tahun sebelum bangsa Mongol berkuasa.
Siti Qanturah Leluhur Bani Jawi
Pada sekitar tahun 1670SM, dikhabarkan Nabi Ibrahim (keturunan Syalikh keturunan Sam bin Nabi Nuh) telah sampai berdakwah di negeri Bangsa Malai. Beliau diceritakan memperistri puteri Bangsa Malai, yang bernama Siti Qanturah (Qatura/Keturah).
Dari pernikahan itu Nabi Ibrahim di karuniai 6 anak, yang bernama : Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. Dari anak keturunan Siti Qanturah kelak akan memunculkan bangsa Media (Madyan), Khaldea dan Melayu Deutro (berdasarkan perkiraan, Nabi Ibrahim hidup di masa Dinasti Hyksos berkuasa di Mesir Kuno (1730SM-1580SM), sementara versi lain menyebutkan, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Qanturah, pada sekitar tahun 2025SM).
Bangsa Melayu Deutro (Malai Muda), yang saat ini mendiami kepulauan Nusantara, juga mendapat sebutan Bani Jawi. Bani Jawi yang berasal dari kata Bani (Kaum/Kelompok) JiWi (Ji = satu/tauhid ; Wi = Widhi atau Tuhan). Jadi makna Bani Jawi (JiWi) adalah kaum yang meyakini adanya satu Tuhan.
Keterangan mengenai Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, ditulis oleh sejarawan terkemuka Ibnu Athir dalam bukunya yang terkenal ‘al-Kamil fi al-Tarikh’.
Catatan :
Melayu Deutro adalah istilah yang digunakan para sejarawan modern, untuk meng-indentifikasikan Bani Jawi, dimana Ibnu Athir menerangkan bahwa Bani Jawi adalah keturunan Nabi Ibrahim.
Keterangan Ibnu Athir ini semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.
Suku Jawa adalah suku terbesar dari Bani Jawi. Dan sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi. Manunggal kawula gusti
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa’, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun’ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa’.
Tulisan ini bukan hanya sekedar cerita, legenda atau mitos, akan tetapi juga didukung oleh fakta-fakta ilmiah. Mengenai keberadaan Kota Barus, mari kita ikuti bacaan berikut…
SEJARAH KOTA BARUS
Sebagai pelabuhan niaga samudera, Barus (Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Bahkan ada juga yang memperkirakan lebih jauh dari itu, sekitar 5000 tahun sebelum Nabi Isa lahir.
Perkiraan terakhir itu didasarkan pada temuan bahan pengawet dari berbagai mummy Fir’aun Mesir kuno yang salah satu bahan pengawetnya menggunakan kamper atau kapur barus. Getah kayu itu yang paling baik kualitasnya kala itu hanya ditemukan di sekitar Barus.
Sejarawan di era kemerdekaan, Prof Muhammad Yamin memperkirakan perdagangan rempah-rempah diantara kamper sudah dilakukan pedagang Nusantara sejak 6000 tahun lalu ke berbagai penjuru dunia.
Seorang pengembara Yunani, Claudius Ptolomeus menyebutkan bahwa selain pedagang Yunani, pedagang Venesia, India, Arab, dan juga Tiongkok lalu lalang ke Barus untuk mendapatkan rempah-rempah.
Lalu pada arsip tua India, Kathasaritsagara, sekitar tahun 600 M, mencatat perjalanan seorang Brahmana mencari anaknya hingga ke Barus. Brahmana itu mengunjungi Keladvipa (pulau kelapa diduga Sumatera) dengan rute Ketaha (Kedah-Malaysia), menyusuri pantai Barat hingga ke Karpuradvipa (Barus).
3.Rahasia otak manusia jawa
Sebuah tinjauan ilmu kedokteran Inilah buku yang mengulas kebudayaan Jawa dari perspektif berbeda, yaitu sebuah tinjauan ilmu kedokteran syaraf modern. Penulis yang merupakan dokter spesialis syaraf modern menekankan betapa penting dan manfaatnya warisan leluhurt Jawa bagi kesehatan. Apa yang pernah dicapai leluhur Jawa adalah pencapaian kebudayaan yang sangat cerdas dan inovatif. Lihat saja, hampir di semua aspek kehidupan orang Jawa mempunyai aspek keteraturan, keindahan dan keanggunan. Bagi penulis kegemilangan budaya Jawa tidak hanya berkaitan dengan masa lalu namun juga masa kini dan bahkan masa depan. Melalui pemikiran dan perenungan yang panjang, penulis akan menjelaskan dengan bukti-bukti ilmiah kedokteran terkait manfaat melestarikan budaya Jawa bagi kesehatan. Dalam buku ini diulas secara praktis dan menarik beraneka ragam aspek kehidupan manusia Jawa dikaitkan dengan pemeliharaan kesehatan syaraf dan jiwa, khususnya untuk mencegah penyakit stroke. Warisan leluhur Jawa yang diurai dalam prespektif medis diantaranya tarian Jawa klasik seperti Srimpi, Gambyong, Bedaya Ketawang, pentingnya huruf HaNaCaRaKa bagi senam dan rehabilitasi otak, manfaat kerawitan bagi penyakit stroke, corak dan warna batik, ragam puasa orang Jawa, hingga pernak-pernik Jawa mulai wewangian hingga jajanan pasar yang berarti banyak bagi kesehatan. Membaca buku ini, anggapan sebelah mata bagi sebagian besar orang yang meremehkan warisan leluhur Jawa pun akan terpatahkan. Banyak nilai dan semangat hidup yang bisa dipetik dan dirasakan dengan melestarikan budaya Jawa, Semoga buku ini bermanfaat dan kebudayaan Jawa Pun lebih berarti dan bermanfaat di kemudian hari. Yang di bahas buku ini: Stroke malapetaka Apa itu Stroke Strike dan Manifestasinya “Jawir Loe!” Hanacaraka, Ha Na Cara Kanggo Pinter dan Stroke pada Belahan Otak Kanan Karekter Huruf Jawa dan Fleksibilitas dalam mengubah Arah Tarian Jawa, Ngapurancang dan Brain Gym Kerawitan Jawa Notasi Musik Jawa dan Area Auditorik Otak Kenong Gangguan Jiwa atau Stroke Simbul Huruf dan Pengucan Warna-warni Asli Orang Jawa Tamarin si Asam Jawa dan Atherosclerosis Batik Tanaman Simbolik dan Sinaps Otak yang luas Ukiran dan Rangsangan Saraf Sensorik Sopan Santum dan Efisiensi Energi Budaya Selamatan dan Proses Kimiawi pada otak Ketagihan Prestasi atua Narkoba dan Sirkuait Reward Puasa Ngrowot dan Nitrogen Oksida dalam Otak Puasa Mutih dan Peningkatan Sensitivitas Saraf Wewangian Khas Jawa Dan Sistem Limbik Warna-warni Wayang Kulit Jajanan pasar dan Syaraf Pengecap Candra Senkala dan Gangguan Pemahaman Bahasa Membaca Keadaan Dan Afasia Motorik Beras Kencur, Cabe Lempuyang dan Polifarmasi Metik Wohing Panggawe, Otak Kanan dan Perubahan Gen Galian Singset dan Anti Obesitas Seni Ukir Dan Saraf Sensorik Bahasa dan Pengaktifan Otak Kiri dan Kanan Bahas Jawa yang Luhur dan Fungsi Luhur Dakon dan Memori Prosedural, Penetapan Target, Sirkuit Reward Mencla-mencle dan Stroke Pada Otak Kecil Tekanan Suara Dan Ketenangan Jiwa Falsafat Jawa Adi Luhur sebagai (Conitive Behaviour Terphy) untuk Ketenagan Jiwa dan Mencegah Stroke Hanacaraka Untuk Senam Otak, kreativitas dan Rehabilitasi Saraf Otak Kiri Otak Kanan Untuk Apa Kreativitas? Huruf Jawa Hanacaraka, Perasaan Seni Dan Kreativitas Perbandingan Huruf Jawa dan Huruf-huruf Serumpun Kelebihan Huruf Jawa Senam Otak Hanacaraka Manfaat Senam Otak dengan Hanacaraka Epilog
Data buku JUDUL: Rahasia Otak Manusia Jawa PENULIS: Dr. Arman Yurisaldi S,SpS PENERBIT: Pinus Book Publisher. (belakang Monjali) Yogyakarta
5. rahasia terbesar
Rahasia Terbesar (Tersembunyi) Bani Jawi (Melayu/Nusantara) -Siapakah Bani Jawi?
-Apa Misi rahasia Bani Jawi?
Siapakah bani Jawi/Jawa/Melayu? Darimanakah asalnya Melayu itu? Ketika ramai pengkaji memperdebatkan kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel,Atlantis,Lemuria,Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari siapakah Gog and Magog,rahsia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahsia sejak beribu-ribu tahun.Tiada siapa yang tahu dari mana asalnya bangsa ini.Bagaimana bangsa ini boleh wujud di tanah paling selatan benua Asia,’di penghujung dunia’.Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan.’Di hujung dunia’,setelah penat mengembara,bangsa misteri berehat dan berehat…tidur dengan lenanya…senyap sunyi tanpa siapa mengganggu walaupun Hitler telah pergi ke Tibet mencari bangsa misteri ini, tetapi dia juga ketinggalan jejak mereka…
Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka? Masih adakah masa lagi untuk menjejaki mereka?
‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur!
J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa: *Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain….
Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari ‘Tanah yang Dijanjikan’ semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?….
Bangsa terahsia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia…. … Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membina kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian…..
Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey….
Di selat Melaka, kedua-dua kumpulan ini bertemu. Kumpulan yang tiba melalui jalan laut (yang banyak menetap di Kepulauan Indonesia) bertemu saudara mereka (kumpulan yang tiba melalui jalan darat-majoriti menetap di Semenanjung ‘Emas’ Tanah Melayu). Mereka adalah serumpun dan bersaudara. Sudah lama (ratusan tahun) mereka terpisah. Mereka berpelukan dan menangis. Ramai yang hadir melihat peristiwa paling bersejarah ini. Mungkin cucu-cicit gadis misteri yang meninggalkan selendang merah tadi ada di situ. Bangsa Keturah telah bersatu di Selat Melaka di
‘Tanah Yang Dijanjikan’ The Land of The East’…….
Apakah rahasia bangsa Melayu 2500 tahun dahulu? Apakah yang ditemui oleh rombongan kerajaan Nabi Sulaiman di Nusantara? Apakah perjanjian rahsia para Firaun di The Land of The Gods? ……….
Anehnya,para Firaun ini mendakwa nenek moyang mereka berasal dari tanah ini,yang digelar…. ‘THE LAND OF THE GODS
Sumber : http://gusjawi.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment