Bung Karno pernah berkata : “
Kutitipkan Negara ini kepadamu, namanya titipan pasti suatu saat akan diminta kembali, namun betapa sangat menyedihkannya bila titipan amanah itu ternyata tak mampu kita kelola denagn baik malahan kita telah merusaknya. Lihat saja Timor Timur yang terlepas dari pelukan Ibu Pertiwi, korupsi yang telah menjadi bagian dari budaya, mental ‘tukang nggaduhke’ yang tidak mau repot mengelola kekayaan Negara ini tapi malah memberikannya pada pihak asing untuk mengelola, maraknya aksi terorime berkedok agama & makin jauhnya kita dari nilai-nilai Pancasila *siapa yang masih hapal Pancasila..anak-anak?*Kita gagal dalam mengemban amanah, titipan ini yang harus kita jaga & kelola malah kita hancurkan.
wus angancik arga sad indriya,
Nandhang duhkita Risang Sungkawa,
Telah mencapai puncaknya kesedihan Ibu Pertiwi kini, maka dalam kesedihan yang teramat sangat Para Leluhur Indonesia terlebih Bung Karno mencoba membangkitkan kembali nilai2 patriotisme generasi muda
Kunarpaning Sri Aji Narpati,
Sumunar tatas ambabar turas,
Inilah wejangan dari kumara Bung Karno tentang nilai-nilai kemanusiaan & makna 17-8-1945 :
Angka 1 adalah Sang Hidup, dalam aksara arab disebut Alief
Alief ini tak bisa berdiri sendiri karena belum bisa membentuk kata, atau Hidup belum bisa menghidupi.
Untuk itu dibutuhkan sandangan atau pakaian, perlu di doma’, fatah atau kasro sehingga membentuk angka 7 bisa berbunyi A, I, U Aku Iki Urip, Aku Ini Hidup, sebuah kesadaran akan diri.
Pakaian Sang Hidup inilah yang membuatnya MengHidupi, Hidup Yang menghidupi yang disebut sebagai agama. Bukan agama sebagai kelembagaan keyakinan namun agama sebagai ageming aji, pakaian Sang Hidup, kang tuwuh saka ing kalbu, bertumbauh dari dasar kalbu, kang mahanani marang pranatan, kasusilan saha kabudayan, yang terimplementasi dalam peraturan, tata susila & kebudayaan yaitu BUDI PEKERTI LUHUR.
Alief yang telah menjadi bunyi atau angka 1 menjadi angka 7 inilah yang disebut sebagai TONGKAT KOMANDO atau TEKEN ALIEF MBABAR DUMADI.
Kesadaran yang membabar kesejatian diri, bahwa setiap manusia sesungguhnya sama & sederajat berasal dari Sang Hidup yang Tunggal ( 1 ) maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan & peri keadilan, dan proklamasi adalah pembabaran kesadaran hidup manusia Indonesia untuk berjuang bersama seluruh masyarakat & bangsa dunia memayu hayuning bawana dengan berdasar pada persamaan, persaudaraan, kemerdekaan, perdamaian abadi & keadilan social.
Angka 8 adalah Pedoman seorang pemimpin bangsa yang mampu bersikap seperti 8 unsur alam yang disebut Hasta Brata......
Juga sebenarnya adalah Tuntunan Hidup bagi tiap manusia, semangat juang yang tinggi mencapai kesejatian manusia.....
“GUNTUR menggelegar suaramu
Diah Permata Sari MEGAWATI 2000 sinar matamu
SUKMAWATI sukmamu
RAHMAWATI rahmatmu
GURUH menggelegar di atas kepala berjalan di bawah kaki
BAYU kekuatanmu
TOPAN badai membelah gunung
Mencari Dewa Ruci RATNA KARTIKA SARIDEWI”
Sebuah doa dari Leluhur kita agar anak-anaknya, kita semua ini sungguh mencapai kepenuhan hidup sebagai bangsa yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur
Angka 1945 adalah kultur hidup manusia.
1 adalah Hidup
9 secara de yure ada Wali Sanga secara de facto adalah 9 bulan dalam kandungan Ibu *tambah 1 Sang Hidup menjadi 10 hari*, 9 lubang nafsu (Babahan Hawa Sanga), juga adalah terdiri dari
4 unsur alam yaitu Bumi, Api, Angin dan Air yang dilengkapi dengan
5 mudarah yaitu Nur, Rahsa, Roh, Akal & Budi.
Dalam mistik Jawa disebut pula sebagai Sedulur Papat kalima Pancer. Kesemuanya membentuk kesadaran Aku Iki Urip seperti telah diterangkan tadi.
Begitu dalam makna dari tanggal 17-8-1945, semoga dapat menjadi bahan refleksi kita dalam peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 64 tahun ini.
Tanggal proklamasi tidaklah diambil secara sembarangan namun penuh pesan moral dan nilai filosofi yang tinggi. Tinggal kita para pemuda generasi penerus ini yang berkewajiban memaknai & mengisinya.
17-8-1945 pernyataan kemerdekaan Negara kita, tugas kita mewujudkannya bukan sebagai sebuah pernyataan namun sungguh dinyatakan
HAYWA SAMAR
DUR SUKERING KAMURKAN
MRIH DHU KAMARDIKAN
BAYA SIRA HARSA MARDIKA
Jangan takut melawan segala bentuk kejahatan
Baik dari luar terlebih dari dalam diri
Bila engkau sungguh-sungguh ingin merdeka
Mari revolusi mental budaya kita
Kita buat budaya tandingan, berTRIWIKRAMA BUDAYA
Habitus baru yang jauh dari korup
Bersama memayu hayuning bawana
Dalam semanagt persamaan & persaudaraan
Sebagai Utusan Sang Hidup yang Menghidupi
TEKEN ALIEF MBABAR DUMADI,
Salam komando, Nusantara Jaya
Dirgahayu Republik Indonesia
0 comments:
Post a Comment