Sering kali aku berkata,
Ketika Orang memuji Milikku,
Bahwa ini hanya titipan.
Bahwa Mobilku adalah titipan-NYA
bahwa rumahku adalah titipan-NYA
bahwa hartaku adalah titipan-NYA
bahwa putra/putriku hanyalah titipan-NYA
Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya...
MENGAPA DIA MENITIPKANNYA PADAKU?
Untuk apa dia menitipkan ini padaku
dan kalau bukan milikku, apa yang harus aku lakukan untuk milikNYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat
KETIKA TITIPAN ITU DIMINTA KEMBALI OLEH-NYA...
Ketika diminta kembali, kusebut itu MUSIBAH
Kusebut itu UJIAN, Kusebut itu PETAKA..
Kusebut itu apa saja
Untuk melukiskan bahwa itu adalah... D.E.R.I.T.A.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, Kedaginganku!!!
Aku ingin lebih banyak Harta,
Aku ingin lebih banyak Mobil,
Aku ingin lebih banyak Rumah,
Aku ingin lebih banyak Popularitas.
Dan kutolak SAKIT, Kutolak KEMISKINAN
Seolah semua "DERITA" adalah hukuman bagiku.
Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA,
Harus berjalan seperti matematika
"Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku...
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku"...
Betapa culasnya aku, Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagangku
Dan bukan kekasih...
Kuminta DIA membalas "perlakuan baikku"
Dan menolak keputusann-NYA yang tidak sesuai keinginanku.
Duh, Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan...
"Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk beribadah kepadaMu ya Tuhan...:
Padahal ketika kelak LANGIT dan BUMI bersatu,
bencana dan berkeberuntungan
Sama saja, TIDAK ADA artinya lagi...
0 comments:
Post a Comment