Pages

Sunday, 30 January 2011

PUISI CINTA

Puisi Cinta 

Sambil nyeruput kopi panas kunikmati sepotong puisi buatan kamu
masih berasa hangat dan basah bekas ciuman di tiap hurupnya.

Puisi menjelma bunga ketika kupetik setangkai bait untuk kutanam di dada
menjelma cahaya ketika aku gelap memahami maknanya
menjelma getar ketika kunyanyikan sebagai rindu
menjelma bara ketika kusesap aroma nafasmu.

Di depanku kamu masih berdiri. Molek tubuhmu tak berhenti menatapku
Aduh kamu, betapa indah puisi yang kausimpan di sudut-sudut lekukmu.

Tatapan apakah yang kamu rahasiakan di matamu,
………………aku membaca tak habis-habisnya terkesima

Ciuman apakah yang kamu rahasiakan di bibirmu yang merah,
………………aku mengecup tak habis-habisnya gairah







Bisik apakah yang kamu rahasiakan di telingamu,
………………tak bosan-bosannya kudesahkan rayu

Debar apakah yang kamu rahasiakan di hatimu,
………………aku menerjemahkan sampai membuka-buka dada.
“Aku adalah puisi yang kamu tulis,” kamu tak berhenti menatapku.



Karya: Huda M Elmatsani

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More