Budaya Jawa menyimpan dan menyelinapkan tabir-tabir misteri sebagai inspirasi spirit dan mental yang berwujud sanepan dengan makna yang tersirat, bukan tersurat bagi generasi-nya, agar tidak lengkang oleh perkembangan zaman. Alas Ketonggo sebagai satu contoh yang tempatnya menyimpan legenda dan mitos di dalam angan-angan dan impian di dalam pikiran, perasaan dan budi. Ada banyak masyarakat yang hanyut pengertian dan pengetahuannya untuk meyakini dan mempercayai Alas Ketonggo dengan makna tersurat atau lahiriah. Hingga tidak tanggung-tanggung secara mentah menjadikan Alas Ketonggo sebagai ajang pencarian inspirasi demi perkembangan mental dan spiritnya.
Dimanakah letak yang hakiki untuk menyikapi Alas Ketonggo, secara tersurat atau tersirat? Guratan tinta inilah yang akan mengupas tuntas apa yang seharusnya kita mengerti dan pahami agar diri kita tidak tersesat di dalam pengetahuan dan pengertian.
Alas Ketonggo secara lokasi atau obyek bertempat di Alas Purwo. Selain itu di Kalasan Yogyakarta disebut Bathok Bolu Isi Madu, di Wonosari, di Ngawi dengan sebutan Alas Ketonggo Kapetak, di Blora di dekat masyarakat Samin juga menyebut Alas Ketonggo, juga di Temanggung tempat Angling Darmo, dll. Kesemuanya tempat itu diyakini masyarakat setempat sebagai pusat kraton gaib yang terus dibangun dan tak kunjung selesai. Inilah guratan tinta untuk menjelaskan pengertian dan pengetahuan yang sebenarnya, agar berfungsi peran di dalam pengetahuan kita bersama.
1. Alas Ketonggo, “alas” berarti hutan, dasar pokok atau keramaian. Ketonggo berasal dari kata “katon” (terlihat) dan “onggo” (makhluk halus) atau makhluk halus atau kehidupan yang halus yang katon atau kelihatan.
2. Siapapun yang meyakini kekuasaan Tuhan harus meyakini adanya alam rohani, tempat kehidupan makhluk-makhluk rohani atau gaib.
3. Ada kehidupan setelah terjadi kematian, yaitu alam kehidupan gaib atau alam rohani bagi para arwah yang telah meninggalkan dunia atau alam kehidupan jasmani.
4. Siapapun yang hendak menuju kehadirat Tuhan-nya esok sebagai tujuan atau perjalanan akhir harus memahami alam kehidupan rohani. Jelasnya, siapapun untuk tertuju kehadirat-Nya harus melewati tujuh lapisan alam kehidupan rohani atau harus melewati perjalanan langit ke tujuh.
5. Selagi dirimu hanya terbelenggu oleh pengetahuan akal alam jasmani dengan mengandalkan perangkat tubuh jasmani dan inderanya, dirimu tidak akan pernah mampu mengerti dan memahami dimensi kehidupan alam gaib itu.
6. Mengetahui alam kehidupan jasmani sebagai pijakan dasar yang tidak boleh ditinggalkan selagi menjadi manusia. Namun tujuh alam kehidupan rohani juga harus kau alami dan ketahui.
7. Untuk mengetahui kehidupan alam rohani, dirimu harus memahami sinandi Alas Ketonggo, yang sesungguhnya kehidupan buwana alit-mu.
8. Bukankah dirimu sering mengalami kekosongan, keheningan dan kesepian seperti di tengah hutan lebat yang jauh dari aktivitas manusia. Tentu di dalam kesepian, kekosongan dan keheningan akan menjumpai keramaian yang melebihi aktivitas alam jasmani yang senyatanya. Itulah pengertian dasar Alas Ketonggo.
9. Kosong adalah isi, isi adalah kosong. Maya itu katon dan katon itu maya. Itulah pokok-pokok pengertian rohani Alas Ketonggo yang sesungguhnya menyimpan rahasia atau tabir pengetahuan dan pengertian untuk cerdas dan tangkas menyikapi kehidupan bersama.
10. Memahami sifat dan peran fenomena energi hawa dan nafsu di dalam kehidupanmu akan mengungkap segala pencarian aktivitas keramaian akan mendapatkan kesepian dan mencari keheningan dan kesepian akan mendapatkan keramaian. Hanya orang yang beralaskan kesadaran saja yang mampu mengungkap rahasia itu.
11. Alas Ketonggo adalah ekspresi kehidupan jiwamu yang terdapat fenomena energi hawa dan nafsu yang harus kau kendalikan dan kau atur demi kebaikan hidupmu dan sesamamu.
12. Fenomena energi hawa dan nafsu di dalam jiwamu ada pada pikiran, perasaan dan budimu yang syarat dengan adanya kegiatan maya dan samar seperti angan-angan, harapan, khayalan, imajinasi dan impian. Bukankah fenomena energi itu seperti aktivitas makhluk halus di alam maya atau alam rohani yang sulit ditentukan oleh siapapun yang tidak mengetahui dan memahaminya.
13. Siapapun yang mampu menyatakan segala perwujudan yang maya dan samar maka disebut mengalami alas ketonggo.
14. Melihat atau menyaksikan, mengalami hingga terampil bertahan hidup di alas ketonggo (jiwa) adalah yang seharusnya kau alami dalam kehidupanmu saat ini, agar dirimu membuahkan cipta, rasa dan karsa karya nyata untuk membangun hidup dunia bagi sesamamu
15. Siapapun yang telah lulus dari alas ketonggo akan menjadi pemimpin bagi umat manusia dan segenap makhluk hidup beserta alam semesta ciptaan-Nya.
16. Jangan sampai hidupmu dikuasai oleh jagat onggo-onggo atau jagatnya para dedemit atau makhluk halus yang serba menebar kebingungan, kekhawatiran, ketakutan, mudah heran (gumunan) tetapi kita yang harus menguasainya. Oleh sebab itu, kuasailah Alas Ketonggo (jiwamu).
17. Menguasai Alas Ketonggo akan memahami pengertian Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwataning Diyu, agar dirimu tidak dikuasai oleh mereka yang menguasai segala hal yang samar atau yang tidak jelas, seperti kekhawatiran, kebingungan, ketakutan, dll.
18. Pada dasarnya ketakutan, kekhawatiran, kebingungan dan ketakutan hanyalah bagi siapapun yang belum genap pengertian dan pengetahuannya.
19. Selama dirimu mengalami ketakutan, kekhawatiran dan kebingungan, berarti dirimu masih dikuasai dan dibelenggu oleh setan atau iblis beserta walinya, yang berkarya menguasai dan membelenggu hidupmu.
20. Alas Ketonggo adalah sinandi bagimu yang harus kau ketahui rahasianya, agar dirimu genap disebut manusia yang hidup karena titah Tuhan, bukan hidup karena asal atau waton hidup.
21. Siapapun yang belum memahami apa yang tersirat dalam Alas Ketonggo akan tersesat, karena sebuah dasar pengetahuan pokok dalam melakukan perjalanan hidup yang sekaligus sebagai perjalanan rohani.
22. Sejarah serta jati diri dan identitas bangsamu tersimpan memorinya di dalam alas ketonggo. Dirimu akan mengungkapnya dengan melihat aktivitas leluhurmu di alam rohani alas ketonggo.
23. Memasuki alas ketonggo akan membuat dirimu cerdas, berpengetahuan dan berpengertian luas untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada.
24. Bahkan segala pengetahuan yang telah punah dan sirna oleh zaman masih tersimpan rapi di alas ketonggo, tentu mendapatkannya dengan berinteraksi di dalam pengetahuannya.
25. Siapapun yang berhasil mengupas Alas Ketonggo akan menjadi sosok pemimpin, sebab dengan pengetahuan dan pengertiannya akan membuahkan terang bagi yang mengalami kegelapan pengetahuannya dan menjadi pembebas penderitaan.
26. Bangsa yang jaya tetap terus berjuang menemukan dan mempertahankan jati diri dan identitasnya, dengan berjuang mencapai pencerahan atau kemerdekaan menuju kedamaian, ketentraman dan kemakmuran baginya.
27. Bukankah kesengsaraan dan derita adalah simbol daripada neraka dan simbol kebahagiaan, kemerdekaan, kebebasan, pencerahan, kemakmuran, kedamaian dan ketentraman adalah simbol surga
28. Satria piningit akan muncul dari alas ketonggo, dengan tanda munculnya bathok bolu isi madu adalah sinandi bagi perjalanan rohani.
29. Bathok Bolu Isi Madu adalah makna tersirat dalam Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwataning Diyu yang diawali dengan pembukaan delapan lubang atau pintu gerbang energi kehidupan agar terbuka pintu yang kesembilan.
30. Hanya Satria piningitlah dalam pengertian tersirat yang mampu membuka kedelapan pintu gerbang atau yang disebut Bathok Bolu Isi Madu.
31. 32. Olehnya, ke delapan pintu gerbang terbuka di dalam bathok bolu isi madu oleh satria piningit, kemudian satria piningit mampu membuka pintu gerbang kedelapan, maka satria piningit menjadi Ratu Adil.
32. Munculnya bathok bolu isi madu sebagai tanda keberhasilan satria piningit, jika berhasil membuka pintu gerbang kebebasan dan pencerahan hidup.
33. Pintu gerbang kesembilan jika terbuka maka satria piningit akan melepaskan ikatan duniawi lapis tujuh, hingga disebut sebagai Ratu Adil atau Hingkang Sinuwun atau Ingsun.……
34. Satria piningit itu adalah dirimu atau pribadi sejatimu atau roh sejatimu yang menguasai hidupmu, yang disebut Ingsun.
Mengapa alas ketonggo menjadi sinandi pencerahan rohani dan jasmani beserta kejayaan umat manusia, di dalam pengetahuan luhur budaya Jawa?
1. Alas walaupun disebut hutan yang oleh beragam makhluk hidup seperti pepohonan, hehewanan serta makhluk halus yang berasal dari arwah-arwah para leluhur masa silam, sebagai ekspresi fenomena hawa dan nafsu kita semua, yang liar dan terkendali.
2. Sinandi alas ketonggo sebagai sinandi kehidupan jagat cilik (hawa dan nafsu-kita) dan jagat gedhe (alam semesta).
3. Alas ketonggo dalam pengertian jagat cilik adalah fenomena kehidupan kita, yang pada dasarnya sulit dikendalikan tetapi harus mampu kita kendalikan. Sedangkan alas ketonggo dalam arti makro atau dalam pengertian nyata, seperti Kraton beserta Raja-nya sebagai sentral budaya, tempat-tempat yang dimitoskan atau disakralkan dalam kegiatan peziarahan. Arti pesan yang mendalam bahwa kita tidak boleh meninggalkan budaya dan sejarah masa lalu.
4. Alas Ketonggo tempat arwah-arwah para leluhur yang telah meninggalkan dunia puluhan hingga ratusan tahun, namun belum berpulang dihadirat Tuhan, dan masih menyimpan rapi di dalam tubuh halus maniknya.
5. Banyak pengetahuan masa silam yang sebagai simbol jati diri dan identitas bangsa-mu di Alas Ketonggo. Oleh itu, kehidupan para arwah leluhur masih aristokrat, sesuai peradaban budayanya lalu.
6. Peradaban budaya beserta nilai-nilai luhur masa silamnya menyimpan potensi kekuatan identitas dan jati diri bangsa-mu. Apabila bangsa-mu ingin jaya dan menjadi terang dunia harus berpijak pada budaya atau jati diri dan identitasmu.
7. Jangan melupakan sejarah atau budaya leluhur-mu, jika melupakan sejarah dan budaya-mu dari situlah kelemahan bangsa-mu.
8. Pahamilah sandi Alas Ketonggo, sebab dialah yang menyimpan sejarah, rahasia dan kenangan masa lalu yang membantu dirimu untuk menemukan jati diri dan identitasmu.
9. Bukankah bangsamu mengalami krisis keyakinan dan kepercayaan akan jati diri dan identitasmu. Artinya bangsamu telah asing mengenali potensi dirinya.
10. Bahkan bangsamu tidak mengetahui dan menyadari kekrisisannya. Itulah bencana akibat meninggalkan pilar dan pondasi budayanya.
11. Negara dan bangsa manapun akan mengalami kejayaan jika telah menemukan jati diri dan identitasnya (budayanya) dan itu tersimpan dalam sandi Alas Ketonggo.
12. Walaupun sandi Alas Ketonggo disebut dan dikatakan mitos bagi pemahaman modern, tetap mereka jaya sebagai pusat pemikiran dikarenakan berangkat dari mitos atau yang disebut angan-angan, harapan, cita-cita, impian, dll.
13. Bangsa manapun tidak akan maju dan jaya jika meninggalkan angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan, kehendak, harapan, impian yang kesemuanya adalah simbol mitos.
14. Lihatlah bangsa-bangsa yang telah jaya, mereka mengawali kejayaannya dengan kesadaran kolektif mitosnya di dalam jiwa pikiran, perasaan, budi dan perilaku indera jasmaninya atau cipta, rasa dan karsanya.
15. Alas Ketonggo sandi untuk menggali jati diri dan identitasnya sebagai awal mengumpulkan kekuatan untuk terbebaskan dari kesengsaraan, derita, ketidaktentraman dan ketidakdamaian, ketidakmakmuran, kemiskinan dan belenggu bangsa-mu.
16. Bangsa yang telah jaya menggali budaya asalnya sendiri melalui prosesi sinandi alas ketonggo dengan menghormati perjuangan leluhurnya.
17. Bagaimana bangsamu atau dirimu akan mendapatkan pencerahan dan kemerdekaan hidup bagi bangsamu, jika dirimu saling berjuang demi kepentingan dan kekuasaan kelompok-mu.
18. Salah satu nasehat sinandi Alas Ketonggo,“Janganlah energi jiwa hawa dan nafsumu saling bertubrukan menyalakan api kesengsaraan yang menambah dirimu atau bangsamu saling terbelenggu dan membelenggu”.
19. Jika energi jiwa hawa dan nafsumu saling bertubrukan atau bertabrakan maka dirimu akan saling memiliki kebingungan, saling memiliki kekhawatiran, saling memiliki ketakutan, sekalipun hal itu terungkap atau tidak terungkap.
20. Masuklah ke alam alas ketonggo, disitulah banyak pengetahuan yang mengisi kekurangan dan kelemahanmu, agar dirimu tidak mudah bingung, takut, khawatir, menderita dan sengsara, dll.
21. Jika dirimu mampu membuka sinandi Alas Ketonggo, ambillah potensi lebihnya dan jadikan kelemahannya menjadi hikmah, agar dirimu trampil menghimpun kekuatan dan mengerti keinginan dan kehendak energi hawa dan nafsu untuk menyelamatkan generasi muda bangsa-mu.
22. Jika telah mampu membuka sinandi Alas Ketonggo, para leluhurmu akan berinteraksi denganmu dan memberikan pengetahuan yang memubuat bangsa-mu jaya dan maju.
23. Memasuki alas ketonggo diperlukan seni ketrampilan melepaskan belenggu tubuh jasmani, jika tidak memiliki hanya akan dapat kesunyian dan aktivitas kesendirian tanpa arti dan makna seperti melamun atau menghayal.
24. Alangkah lebih lengkapnya jika dirimu yang memiliki kecerdasan akal jasmani, kemudian memiliki kecerdasan rohani di dalam pikiran, perasaan dan budimu, maka pengetahuan dan ketrampilanmu akan disebut seimbang.
25. Sungguh keseimbangan diperlukan jika memasuki alas ketonggo, agar akal jasmani dipersiapkan agar tidak mengalami gejolak keterbatasan dengan kehidupan rohani.
SUMBER :BINTANGKEHIDUPAN
0 comments:
Post a Comment