TELANJANG - Sejumlah aktivis perempuan Ukraina melakukan aksi telanjang memprotes kontes berhadiah istri seorang Ukraina. Foto: daylife
KIEV - Kelompok pembela perempuan di Ukraina, yaitu Femen Movement, melancarkan demonstrasi yang unik.
Di tengah dinginnya suhu udara di Kiev (ibukota Ukraina), sembilan perempuan muda anggota Femen Movement menarik perhatian masyarakat dan media (termasuk media internasional), Sabtu WIB (5/3), saat mereka berdemo dengan melepas pakaian bagian atas alias bertelanjang dada. Tentu saja, dada sembilan perempuan cantik yang semuanya mahasiswi itu terlihat jelas.
Demo Femen Movement ini dipicu oleh sebuah kontes di sebuah radio di Selandia Baru, yakni Rock FM, yang berhadiah seorang perempuan. Lomba yang terbuka untuk para pendengar Rock FM ini memberikan hadiah bagi pemenangnya berupa kesempatan untuk pergi ke Ukraina dan bertemu seorang perempuan sana yang bisa dinikahi.
Para pendemo yang berwajah cantik itu beraksi di depan Kantor Pernikahan (semacam kantor catatan sipil, red) di Kiev sambil mengusung spanduk-spanduk yang berbunyi “Ukraina bukanlah wisma bordil” dan “Selamat datang di neraka”.
Menurut Olexandra Shevchenko, salah-satu anggota Femen, demo itu sebagai peringatan (warning) terhadap pemenang lomba mendapatkan istri yang diadakan radio Rock FM.
“Kalau pemenang itu benar-benar datang ke sini, jangan harap dia akan gembira,” kata Olexandra mengenai tujuan demo tersebut.
“Ukraina bukan negara prostitusi dan wanita Ukraina bukanlah pelacur,” lanjut dia.
Rock FM telah mengumumkan bahwa pemenang lomba itu adalah seorang pria bernama Greg, yang memiliki pabrik pembuatan bir. Atas kemenangannya itu, Greg direncanakan akan terbang ke Ukraina pada 23 Maret nanti dan ia diberi waktu 12 hari untuk mendapatkan istri. Yang mengatur perjalanan Greg dan mempertemukannya dengan para perempuan Ukraina yang bisa dipilihnya sebagai istri adalah biro jodoh bernama Endless Love.
Sebelum bertemu, Greg sudah disodori foto-foto para perempuan untuk dipilih satu saja sebagai pendampingnya nanti di Ukraina. Biaya perjalanan dan akomodasi Greg untuk ke Ukraina akan ditanggung pihak radio. Greg juga diberi uang saku sebesar 2.000 dolar Selandia Baru.
Femen didirikan pada 2008 oleh para mahasiswi Ukraina yang cemas dengan maraknya pariwisata seks dan pelacuran perempuan berkedok biro jodoh di negara itu. Bahkan Femen juga memperluas aktivitas mereka dengan menyoroti isu-isu yang lebih luas seperti kesetaraan hak kaum perempuan.
“Senjata kami adalah dada kami yang telanjang. Sebab, inilah satu-satunya cara protes yang efektif di Ukraina. Kalau protesnya biasa-biasa saja, tak akan digubris di sini,” kata Anna Gutsol, pendiri sekaligus koordinator Femen dalam wawancara dengan CNN.
Anggota Femen saat ini sekitar 300-an perempuan, yang berusia antara 18 hingga 20 tahun. Mereka memiliki sembilan aktivis yang spesialis berdemo telanjang dada. Karena demo-demonya yang unik ini, Femen menjadi terkenal di Ukraina. Bahkan, Anna Gutsol sempat berpikir menjadikan Femen sebagai partai politik.
http://forum.vivanews.com
0 comments:
Post a Comment