Pages

Senin, 26 Mei 2014

10 Tempat Wisata di Sulawesi Utara

10 Tempat Wisata di Sulawesi Utara

Inilah beberapa Tempat wisata menarik di Sulawesi Utara yang mungkin akan menjadi tujuan wisata anda .................

1. Pulau Bunaken.
Harus diakui inilah tujuan wisata yang wajib anda kunjungi jika sedang berada di Sulawesi Utara. Tak klop rasanya jika berada di Manado Sulawesi Utara jika tidak mengunjungi pulau bunaken. Pulau bunaken sendiri memiliki luas 8,08 km² dan terletak di teluk Manad. Keindahan taman laut bunaken sudah tidak bisa disangsikan lagi, banyak pelancong yang berkunjung ke pulau bunaken yang terkesima dengan keindahan taman laut bunaken. Untuk mencapai pulau ini hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kapal cepat (speed boat) dari Manado. Taman laut Bunaken sendiri memiliki sekitar 20 titik penyelaman dengan kedalaman yang bervariasi hingga 1.344 meter. Dari sekitar 20 titik penyelaman, 12 titik di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken


2. Pulau Siladen.
Pulau ini berada disebelah timur laut pulau bunaken dan mempunyai luas 31,25 ha. Pulau ini dikelilingi pantai pasir putih dan lautnya terdapat terumbu karang dengan biota laut yang beraneka bentuk dan warna sehingga membentuk suatu taaman laut yang cukup indah. Anda bisa menikamati keindahan laut di pulau ini sambil berkeliling, naik perahu berkaca (katamaran), melakukan snorkling , diving (menyelam), dan photografi underwater (foto bawah laut) dan tentunya berjemur di pantai dengan hamparan pasir putih.


3. Bukit Kasih Kanonang.
Bukit kasih yang terletak di Kecamatan Kawangkoan kabupaten Minahasa merupakan tempat wisata yang melambangkan simbol kerukunan antar umat bergama yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Di tempat ini terdapat semua tempat ibadah umat bergama. Untuk mencapai tempat ini diperlukan waktu sekitar 90 menit dari manado.


4. Bukit Doa Tomohon.
Selain bukit kasih kanonang, di Sulawesi Utara juga terdapat bukit doa yang menyuguhkan pemandangan alam yang begitu memanjakan mata bagi siapa saja yang datang berkunjung ke tempat ini. Hamparan pemandangan alam yang begitu hijau seolah-olah memanjakan mata bagi siapa saja yang datang berkunjung ke tempat ini. Karena keindahannya, bukit doa tomohon sering kali dijadikan tempat foto preweding. Untuk mencapai tempat ini dibutuhkan waktu 30 menit perjalanan dari Manado ibukota provinsi Sulawesi Utara


5. Danau Linow.
Masih sedikit yang mengetahui akan keberadaan tempat ini, padahal danau linow merupakan salah satu tempat wisata menarik yang ada di Sulawesi Utara. Untuk menuju ke danau linow membutuhkan waktu tempuh sekitar 50 menit dari Manado. Danau Linow dan Bukit Doa Tomohon merupakan tempat wisata yang dikelolah oleh pihak swasta (orang yang sama). Yang menarik dari danau ini adalah warna air dari danau ini yang sering berubah warna.


6. Pulau Lihaga.
Pulau kecil tak berpenghuni yang terletak di Likupang Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu pulau yang sangat indah dengan pemandangan pasir putih yang sangat halus dan air laut yang sangat jernih. Dari Manado dibutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan hingga ke pelabuhan terdekat dan dilanjutkan dengan perjalanan dengan kapal yang bisa disewa dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.


7. Waruga.
Di Minahasa terdapat beberapa waruga akan tetapi yang menjadi rekomendasi adalah waruga di desa sawangan kecamatan Airmadidi kabupaten Minahasa Utara. Waruga merupakan makam jaman purbakala yang terbuat dari bebatuan. Uniknya, posisi jenazah yang di kuburkan di waruga layaknya janin di dalam rahim.


8. Pantai Lakban.
Pantai lakban terletak di Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Untuk melihat keindahan pantai lakban anda akan menempuh perjalanan yang cukup lama (3 jam) dari Manado yang merupakan ibukota provinsi Sulawesi Utara. Namun perjalanan yang lama untuk mencapai tempat ini akan terbayarkan begitu anda tiba di pantai lakban. Ditempat ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang seperti arena bermain bagi anak-anak, lapangan folly ball dan lapangan sepak bola pantai


9. Gunung berapi bawah laut mahangetang.
Gunung api Mahangetang berada di perairan pulau Mahangetang Kec. Tatoareng Kabupaten Sangihe. Gunung berapi bawah laut ini masih aktif dan terdapat di perairan yang dangkal sehingga untuk melihatnya dapat dilakukan dengan melakukan penyelaman. Masyarakat setempat sering menyebut tempat ini dengan sebutan “Banua Wuhu


10. Taman Nasional Tangkoko.

Taman Nasional Tangkoko terletak di Batu Putih Bitung Utara, Kota Bitung Sulawesi Utara. Taman nasional tangkoko merupakan kawasan konservasi yang tempat tinggal beberapa satwa khas Sulawesi Utara yang tidak bisa ditemukan di daerah lain seperti tarsius (primata terkecil dunia), monyet hitam (Macaca niagra) dan burung rangkong. Lokasi ini berjarak sekitar 60 km dari kota Manado dan 20 Km dari kota Bitung....
 
Itulah 10 tempat wisata di sulawesi utara yang sayang kalau tidak didatangi. Selain itu masih banyak tempat wisata menarik yang berada di Sulawesi Utara seperti Kelenteng Ban Hin Kiong, Batu Pinabetengan, Vulcano Area di Tomohon, pantai surabaya dan berbagai tempat wisata menarik lainnya yang sayang kalau dilewatkan...
 
Sumber: http://infounikunik.blogspot.com

Sabtu, 03 Mei 2014

MACAM MACAM JENIS BATIK DI INDONESIA

MACAM MACAM JENIS BATIK DI INDONESIA

Jika anda sering menggunakan batik, anda tentu bisa membedakan berbagai jenis batik yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki macam-macam batik yang sangat indah dan menarik. Semua batik yang dihasilkan oleh pengrajin di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Batik bukan hanya menjadi kebudayaan namun sekarang batik telah menjadi salah satu pakaian semua orang. Anda yang sering menggunakan baju batik, tentu juga menginginkan batik yang berkwalitas dan beragam. Batik memang menjadi salah satu daya tarik bangsa Indonesia. Macam-macam batik yang dijual saat ini adalah inovasi dari batik terdahulu yang banyak mengambil motif bebas. Jika anda membeli sebuah baju batik dan anda membedakan motif batik dulu dengan batik sekarang, maka sangat berbeda keduannya. Pembuatan batik sekarang lebih modern dan motif yang digunakan juga berbeda-beda.

Batik yang ada di Indonesia sebagian besar merupakan batik asli yang dibuat oleh pengrajinnya langsung. Macam-macam batik Indonesia tersebut memiliki ciri yang berbeda sehingga masing-masing daerah yang membuatnya selalu menawarkan harga yang berbeda. Misalnya saja anda ingin membeli batik Madura dan batik Pekalongan pada suatu toko, maka anda tidak bisa menyamakan harga yang dibandrol antara keduanya. Macam-macam batik tersebut memiliki harga yang berbeda dan juga motif yang berbeda yang membedakan keduanya.

Beberapa inovasi memang dilakukan oleh pengrajin batik saat ini. Inovasi tersebut terlihat dari corak warna yang lebih berani, motif yang bervariasi bahkan hampir terdapat ribuan motif batik yang dijual di pasaran. Berbagai macam batik laku dipasaran karena sebagian besar batik dibuat pakaian yang lebih modern dan trendy. Karena beberapa inovasi dalam fashion tahun ini maka perkembangan batik menjadi lebih maju dan pengrajin batik mendapatkan banyak keuntungan dari bisnis baju batik yang mulai menjamur.

Berikut beberapa macam-macam batik yang ada di Indonesia dan di jual di pasaran :

1. Batik Pekalongan

Batik dari daerah Pekalongan ini memiliki motif yang indah dan bebas. Warna yang dihasilkan dari malam bisa mengubah kain putih menjadi batik yang berkwalitas internasional. Para pengrajin batik Pekalongan ini memiliki inovasi yang tinggi dengan pembuatan batik yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Sampai sekarang pun batik dari kota Pekalongan ini selalu mengedepankan motif yang berbeda dan sesuai dengan trend mode terbaru.

2. Batik Madura

Batik ini di buat oleh pengrajin yang kebanyakan dari kota Pamekasan. Ragam batik Madura lebih kreatif dengan ribuan motif yang berani. Warna dari batik yang dihasilkan sangat beragam dan warna yang dipilih kebanyakan warna yang cerah. Jika dibandingkan dengan batik lainnya, batik Madura lebih kaya akan ragam motifnya dan kebebasan adalah ciri dari batik Madura ini.

3. Batik Keris

Batik yang dihasilkan oleh perusahaan batik Keris di Surakarta satu ini sangat inovatif dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Perusahaan batik yang sudah memiliki nama tersendiri di hati masyarakat ini sekarang telah berkembangan menjadi beberapa model baju yang khas. Batik Keris juga memproduksi baju batik khusus untuk anak-anak.

4. Batik Cirebon

Kain batik asal Cirebon ini sangat bagus dan unik. Batik tulis Cirebon sering digunakan untuk souvenier dan busana wanita maupun pria.

5. Batik Purbalingga

Batik ini berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, batik ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan batik di daerah lain.
6. Batik Kraton

Batik ini memiliki motif yang unik dan mengandung makna tersendiri. Batik satu ini dibuat oleh pengrajin yang berada di kraton dan juga oleh putri kraton sehingga hanya orang tertentu saja yang memakaianya. Motif dari batik ini diantaranya Parang Rusak dan Parang Barong.

7. Batik Petani

Batik ini memiliki ciri yang sedikit kasar dibandingkan dengan batik lainnya. Batik jenis ini dibuat oleh pengrajin batik yang sebagian besar adalah petani terutama adalah ibu rumah tangga di waktu luang saat mereka tidak di sawah.

Macam-macam batik di atas saat ini banyak di jual di pasaran dengan harga yang berbeda-beda. Anda bisa mendapatkan berbagai jenis batik tanpa harus pergi ke daerah asalnya.

sumber : batikindonesia.com

BATIK KAWUNG

BATIK KAWUNG 

Mungkin sudah tidak asing bagi telinga kita, sebab motif batik ini termasuk salah satu motif batik tertua. Jika diperhatikan, motif batik kawung memiliki irama dalam repetisi pola lingkaran geometris yang saling beririsan.


Dalam falsafah Jawa tempat berkembangnya tradisi batik, motif kawung memiliki nilai filosofis tersendiri berikut etika-etika penggunaannya. Motif ini juga muncul dalam seni sungging wayang, dan menjadi ornamen busana dalam pementasan kesenian tradisional seperti wayang wong maupun ketoprak.

Dewasa ini, motif kawung dikembangkan menjadi motif dasar yang digabungkan dengan motif lain untuk mencapai inovasi keindahan baru. Motif kawung dengan mudah ditemukan dalam corak batik populer, namun sangat sulit menemukan kain batik yang benar-benar murni bermotif kawung.


Filosofi Kawung
Dinamakan batik kawung karena motif yang dipakai merupakan stilasi dari penampang buah aren (kawung.) Bentuk dasarnya berupa empat lingkaran oval yang hampir menyentuh satu sama lain dengan simetris, yang jika diperhatikan lebih saksama menimbulkan ilusi optik dengan munculnya bentuk bunga empat kelopak. Masing-masing kelopak berbentuk runcing ramping.

Aren sebagai penghasil gula yang menyimbolkan rasa manis, memiliki filosofi keagungan dan kebijaksanaan. Pohonnya yang lurus tanpa cabang melambangkan keadilan. Karena itu, motif batik kawung memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi tentang kekuasaan yang adil dan bijaksana.

Bunga empat kelopak dianggap representasi dari lotus (bunga teratai). Bunga ini dalam falsafah Jawa Kuno mengandung makna kesucian. Sementara stilasi bunga dan buah secara umum memiliki makna kesuburan dan harapan.

Batik kawung mengandung falsafah kehidupan yang sangat dalam dan suci tentang asal muasal penciptaan manusia, umur panjang yang dimaknai sebagai perjalanan menuju kehidupan abadi. Karena itulah maka dalam beberapa tradisi Jawa, batik kawung biasa digunakan untuk menyelimuti jenazah sebagai perlambang perjalanan panjang menuju keabadian yang sedang ditempuh oleh roh.

Empat unsur bunga kawung yang saling beririsan secara simetris dengan menyisakan ruang kosong di titik pusat, dimaknai juga sebagai kiblat papat lima pancer, falsafah adiluhung Jawa yang bermakna: memandang dari empat perspektif mata angin untuk mendapatkan cahaya (pancer) kebijaksanaan.


Ragam Motif Kawung
Dengan berbagai makna filosofi yang terkandung di dalamnya, batik kawung di masa awal adalah batik khusus untuk busana keluarga keraton. Dalam seni pewayangan, motif kawung merupakan busana punakawan seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Punakawan ini meskipun berderajat abdi dalem, namun kedudukannya dalam spiritual Jawa sangat tinggi, merupakan lambang kejujuran dan kebijaksanaan.

Banyak motif kawung yang bisa dijumpai, misalnya kawung picis, kawung bribil, dan kawung sen. Motif kawung juga banyak divariasikan dengan berbagai motif lain sehingga menghasilkan motif baru yang tak kalah indah, seperti kawung ceplok, truntum, dan sidomukti.


Beberapa ornamen batik yang menyertai kawung biasanya berupa:

1. Garuda, jenis burung dalam mitologi Jawa yang melambangkan alam atas atau kehidupan roh. Garuda juga melambangkan keperkasaan dan kekuatan. Jarang ditemukan motif garuda utuh, biasanya hanya mengambil dari unsur sayap, bulu, cakar, atau ekornya.
 

2. Meru, atau gunung, yang secara geometris berbentuk segitiga. Gunung menyimbolkan tempat persemayangan dewa dan perlindungan bagi binatang maupun tumbuhan.
 

3. Cemukiran atau modang, yang merupakan ornamen lidah api. Ornamen ini melambangkan kemauan yang kuat, semangat, dan usaha yang tidak pernah mengenal menyerah.

Kawung adalah motif batik bergambar kembang kolang-kaling (bunga pohon aren). Pohon aren, dari akar, batang, buah, dan daunnya semua bisa dimanfaatkan. Mengingatkan kita sebagai manusia untuk melihat lagi apa yang ada dalam diri kita, dan setiap senti yang kita miliki hendaknya kita pikirkan bagaimana kebermanfaatannya untuk sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, mari kita pikirkan setiap senti potensi yang kita miliki bagaimana memaksimalkannya untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik. Manusia terkadang terjebak merendahkan potensi yang dimilikinya dan meng-iri kan potensi yang dimiliki orang lain. coba perhatikan lagi kemampuan kita berpikir, bicara, menulis, menggambar, membuat puisi, fotografi, menghitung, ilmu yang pernah kita pelajari di bangku kuliah, dll….semuanya dapat dimanfaatkan untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Kawung juga mengingatkan kita bahwa setinggi-tingginya manusia meraih sesuatu di dunia ini, pada akhirnya kita semua akan kembali ke alam Sawung (alam akhirat). Itu kenapa batik ‘kawung lawasan’ kadang dipakai sebagai jarik penutup orang mati. Apa jadi menakutkan ? kalau buat saya tidak. Saya malah berterimakasih kalau ada yang mengingatkan bahwa dunia ini tidak selamanya, hanya semacam panggung tempat kita sebagai aktor memainkan peran yang Tuhan tetapkan untuk kita mainkan. Jadi saya sebagai manusia selalu ingat untuk semeleh menjalani hidup, tidak ‘kadonyan-donyan’ (menggilai dunia). Usaha maksimal dengan setiap potensi yang dititipkan pada kita itu wajib. Untuk memakmurkan dunia, sebagai khalifah kita musti berbuat yang terbaik dengan yang kita miliki, tapi mengenai hasil dan apa yang kita peroleh, itu bukan urusan kita. Belajar dari motif KAWUNG, belajar hidup tidak di permukaan. Belajar tidak mengidentikkan diri dengan external things. Karena kita bukan benda-benda canggih itu, karena kita bukan gelar-gelar di belakang nama, karena kita bukan setiap merk yang tertera di sepatu, handphone, dasi, dan kemeja yang kita pakai. Jika kita menggunakannya , pastikan betul kita paham tujuannya dan cara memaksimalkannya untuk kemslahatan, jangan menjadi terikat dengannya. Memerangkap diri kita dengan hal-hal eksternal ini sama saja dengan menggadaikan kemerdekaan kita, kedamaian kita, identitas sejati kita sebagai manusia dan value yang terkandung di dalamnya 



Sumber : http://adegusti.wordpress.com                                                                                                                                                       

10 Objek Wisata Terbaik Di Sulawesi Selatan

Sulawesi selatan merupakan provinsi yang kaya akan budaya,tediri dari beberapa suku besar seperti bugis,makassar,toraja & mandar,selain kaya akan budaya dan suku, sulawesi selatan juga memiliki banyak situs wisata yang bisa di kunjungi oleh para pembaca di seluruh Indonesia dimanapun anda berada.

Adapun Objek Wisata Yang Bisa Kita Temui Di Sulawesi Selatan Adalah :

1.Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin

Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin adalah makam yang menjadi situs wisata di sulawesi selatan karena disini para raja yang pernah memerintah kerajaan gowa-tallo seperti Immallombassi Dg.Matawang atau yang dikenal dunia sebagai Sultan Hasanuddin ,dan masih banyak lagi yang raja-raja yang dimakamkan disini. Makam ini terletak di Kabupaten Gowa.

2.Balla Lompoa

Balla Lompoa adalah situs wisata berupa Rumah yang menyimpan banyak peninggalan kerajaan gowa-tallo dan pada dasarnya balla lompoa pada jaman dulu merupakan pusat pemerintahan kerjaan gowa-talla, di Balla Lompoa kita bisa melihat berbagai macam peninggalan dari kerjaan gowa-tallo, Balla Lompoa Terletak Di Kabupaten Gowa

3.Benteng Somba Opu

Benteng Somba Opu adalah tempat wisata yang bisa digunakan untuk segala macam kegiatan,yang menarik dari tempat ini adalah disini kita bisa melihat tiruan dari semua rumah adat yang ada di sulawesi selatan,semua rumah adat kabupaten/kota di seluruh sulawesi selatan ada disini,dan yang lebih hebatnya kita bisa menyewa rumah adat tersebut untuk beberapa hari,jadi serasa kita mengunjungi kabupaten yang rumahnya kita tempati. Benteng Somba Opu Terletak di Perbatasan Antara Kabupaten Gowa & Kota Makassar.

4.Pantai Losari

Pantai Losari merupakan objek wisata sulawesi selatan yang terletak di Kota Makassar,disini kita bisa menikmati makanan khas seperti pisang epe dan menikmati pemandangan pantai pagi,siang,sore dan malam hari,pantasi losari juga memiliki mesjid terapung dan patung patung raja raja terkenal di sulawesi selatan seperti patung sultan hasanuddin,patung aru palakka dan lain sebagainya,pantasi losari juga tersambung dengan objek wisata lain seperti : Pulau Samalona,Pulau Kayangan,Pulau Lae-Lae,Tanjung Merdeka,Tanjung Bayang.

5.Benteng Roterdam

Benteng Routerdam adalah objek wisata berbentuk benteng yang merupakan peninggalan belanda yang dulunya digunakan sebagai benteng pertahanan di jaman perang,benteng routerdam memiliki museum yang bernama museum laga ligo yang di dalamnya ada miniatur yang bisa memflashback kita kemasa lalu.Bentuk bangunan yang ada dibenteng routerdam pun sangat klasik.

6.Taman Purbakala Batupake

Taman Purbakala Batupake terletak di Kabupaten Sinjai ini merupakan Taman Wisata Alam dan budaya yg terletak di atas bukit, Batu Pake Gojeng dikenal dengan kuburan batu. Lokasi taman ini dilengkapi sarana pendukung (Caravanning Sites) seperti renovasi rumah adat serta fasilitas lain seperti tempat permandian tua yg di yakini tempat permandian raja-raja, refreshing kids & berbagai jenis burung seperti Rajawali Sumatra, Burung Beo, Nuri Kalimantan, kutilang serta species lainnya.

7.Tanjung Bira

Tanjung Bira adalah Pantai Pasir putih yang terletak di Kabupaten Bulukumba disini kita bisa melihat keindahan dari surga pantai yang memiliki pasir putih,dan laut berwarna biru.tempat ini cocok dijadikan tempat rekreasi keluarga dan juga info penting disini merupakan tempat pembuatan perahu Phinisi.

8. Taman Wisata Bantimurung Bulusaraung

Taman Wisata Bantimurung Bulusaraung merupakan Objek Wisata alam yang bertempat di Kabupaten Maros Kec Bantimurung yang merupakan tempat admin Bermukim, Objek Wisata alam ini sangat menarik karena disini kita bisa menikmati air yang langsung mengalir dari gunung dan dingin,disini juga kita bisa melihatn air terjun bantimurung yang sangat indah,selain itu disini juga merupakan penangkaran kupu-kupu yang ada di indonesia,jadi berbagai macam jenis kupu-kupu ada disini,saya jamin anda tidak akan menyesal pernah berkujung kesini.

9.Tanah Toraja

Upacara Rambu Solo

Tanah Toraja Merupakan Salah Satu Kabupaten yang ada di sulawesi selatan yang merupakan kabupaten yang kaya akan budaya, dikabupaten ini jika seseorang dari keluarga bangsawan meninggal, akan diadakan upacara yang bernama Rambu Solo,yang wajib anda lihat dan merupakan upacara langka yang yang susah kita dapati. di Kabupaten Tanah Toraja memiliki banyak situs wisata seperti Londa ,Kete Kesu dan Lemo yang semuanya merupakan tempat pemakaman dalam batu,disini kita bisa melihat banyak sekali tulang belulang manusia asli.

Rumah Adat Tongkonan

Dan Satu lagi Kabupaten Tanah Toraja merupakan tempat berasalnya Rumah Adat Tongkonan.
10.Tongkana

Tongkana Merupakan Serambi mayat atau kuburan atas tebing yang sama seperti di kabupaten toraja tetapi Tongkana ini terletak di Kabupaten Enrekang.

Demikian Artikel Ampuh Mengenai 10 Objek Wisata Terbaik Di Sulawesi Selatan yang wajib anda kunjungi agar tidak terjadi penyesalan hidup dalam diri anda dan nikmati keindahannya


Sumber : http://artikelampuh.blogspot.com

Sabtu, 07 Desember 2013

Pengertian Malam Satu Suro di Jawa

Malam 1 Suro Bagi Masyarakat Jawa 
Kedatangan tahun baru biasanya ditandai dengan berbagai kemeriahan, seperti pesta kembang api, keramaian tiupan terompet, maupun berbagai arak-arakan di malam pergantian tahun.
Lain halnya dengan pergantian tahun baru Jawa yang jatuh tiap malam 1 Suro (1 Muharram) yang tidak disambut dengan kemeriahan, namun dengan berbagai ritual sebagai bentuk introspeksi diri.
Saat malam 1 Suro tiba, masyarakat Jawa umumnya melakukan ritual tirakatan, lek-lekan (tidak tidur semalam suntuk), dan tuguran (perenungan diri sambil berdoa).
Bahkan sebagian orang memilih menyepi untuk bersemedi di tempat sakaral seperti puncak gunung, tepi laut, pohon besar, atau di makam keramat.

Ritual 1 Suro telah dikenal masyarakat Jawa sejak masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 Masehi).
Saat itu masyarakat Jawa masih mengikuti sistem penanggalan Tahun Saka yang diwarisi dari tradisi Hindu. Sementara itu umat Islam pada masa Sultan Agung menggunakan sistem kalender Hijriah.
Sebagai upaya memperluas ajaran Islam di tanah Jawa, kemudian Sultan Agung memadukan antara tradisi Jawa dan Islam dengan menetapkan 1 Muharram sebagai tahun baru Jawa.
Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa juga dianggap sebagai bulan yang sakral atau suci, bulan yang tepat untuk melakukan renungan, tafakur, dan introspeksi untuk mendekatkan dengan Yang Maha Kuasa.

Cara yang biasa digunakan masyarakat Jawa untuk berinstrospeksi adalah dengan lelaku, yaitu mengendalikan hawa nafsu.
Lelaku malam 1 Suro, tepat pada pukul 24.00 saat pergantian tahun Jawa, diadakan secara serempak di Kraton Ngayogyakarta dan Surakarta Hadiningrat sebagai pusat kebudayaan Jawa.
Di Kraton Surakarta Hadiningrat kirab malam 1 Suro dipimpin oleh Kebo Bule Kyai Slamet sebagai Cucuking Lampah.

Kebo Bule merupakan hewan kesayangan Susuhunan yang dianggap keramat. Di belakang Kebo Bule barisan berikutnya adalah para putra Sentana Dalem (kerabat keraton) yang membawa pusaka, kemudian diikuti masyarakat Solo dan sekitarnya seperti Karanganyar, Boyolali, Sragen dan Wonogiri.
Sementara itu di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat memperingati Malam 1 Suro dengan cara mengarak benda pusaka mengelilingi benteng kraton yang diikuti oleh ribuan warga Yogyakarta dan sekitarnya.
Selama melakukan ritual mubeng beteng tidak diperkenankan untuk berbicara seperti halnya orang sedang bertapa. Inilah yang dikenal dengan istilah tapa mbisu mubeng beteng.
Selain di Kraton, ritual 1 Suro juga diadakan oleh kelompok-kelompok penganut aliran kepercayaan Kejawen yang masih banyak dijumpai di pedesaan. Mereka menyambut datangnya tahun baru Jawa dengan tirakatan atau selamatan.

Sepanjang bulan Suro masyarakat Jawa meyakini untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling artinya manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan.
Sedangkan waspada berarti manusia juga harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.
Karenanya dapat dipahami jika kemudian masyarakat Jawa pantang melakukan hajatan pernikahan selama bulan Suro.

Pesta pernikahan yang biasanya berlangsung dengan penuh gemerlap dianggap tidak selaras dengan lelaku yang harus dijalani selama bulan Suro.
Terlepas dari mitos yang beredar dalam masyarakat Jawa berkaitan dengan bulan Suro, namun harus diakui bersama bahwa introspeksi menjelang pergantian tahun memang diperlukan agar lebih mawas diri.

Dan bukankah introspeksi tak cukup dilakukan semalam saat pergantian tahun saja? Makin panjang waktu yang digunakan untuk introspeksi, niscaya makin bijak kita menyikapi hidup ini. Inilah esensi lelaku yang diyakini masyakarat Jawa sepanjang bulan Suro.
Sumber ; http://suratz.blogspot.com

WAHYU PANCASILA

Sebuah Bahan Renungan Perjalanan Bangsa

Oleh :
K.R.T.H. RONO HADINAGORO

 

ENAM PULUH DELAPAN TAHUN PERJALANAN PANCASILA
Sebagian besar masyarakat yakin bahwa Rumusan Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, sehingga tanggal tersebut pernah dijadikan tonggak sejarah hari kelahiran Pancasila. Namun perkembangan jaman sempat memudarkan keyakinan itu. Pada era orde baru, ada pergeseran paradigma sejarah, sehingga peran Bung Karno sebagai pencetus pertama Pancasila sebagai dasar negara sempat menjadi dikaburkan. Hal seperti ini wajar, karena sejarah itu adalah history (his story/cerita dia), sehingga wajar saja jika peran seorang tokoh sangat bergantung pada kesan dan pesan subyektif si pembuat versi sejarah itu kepada tokoh yang akan diceritakan.

Upaya pengubahan orientasi serta paradigma sejarah Pancasila pada era orde baru sebenarnya membawa dampak positif terhadap citra Pancasila itu. Momentum kesaktian Pancasila, terlepas dari versi sejarah mana yang benar, disengaja atau tidak, justru mengangkat harkat Pancasila, karena terdapat kesan bahwa Pancasila itu dirumuskan oleh seseorang yang dianggap memiliki catatan negatif menurut anggapan yang beredar luas pada saat itu. Bahkan paradigma sejarah versi rezim orde baru yang menganggap bahwa rezim orde lama di bawah pimpinan sang pencetus rumusan Pancasila itu terlibat dalam pengkhianatan Pancasila, turut serta membersihkan pamor Pancasila.

Akan tetapi sayang seribu kali sayang, penyelewengan yang dilakukan oleh sebagian tokoh serta pemimpin orde baru yang berhasil secara halus bernaung atau berlindung di balik jubah Pancasila, nilai luhur Pancasila itu menjadi kusam. Pada masa orde baru banyak orang mencari pembenaran atas hasrat serta kepentingannya dengan menggunakan dalih Pancasila. Dengan alasan “musyawarah mufakat”, maka dihalalkanlah praktek-praktek korupsi, kolusi, dan manipulasi. Dengan alasan “ini negeri Pancasila”, “demi menyelamatkan Pancasila”,… ini dan itu,… maka dibebaskanlah para pelaku kecurangan, penyelewengan, kedzaliman, kemunafikan, kemungkaran, kemaksiatan, dan berbagai bentuk penyimpangan lain di satu sisi, sementara di sisi lain tidak sedikit orang yang benar-benar membela kebenaran malah dipersalahkan bahkan harus mendekam di dalam ruang bertirai besi dengan tuduhan “ ekstrimis, .. anti pancasila, orde lama, komunis, dsb…

Kemahiran oknum penguasa orde baru berlindung di balik Pancasila telah menyebabkan pencemaran keluhuran Pancasila. Menjelang akhir dari kejayaan rezim orde baru, secara terbuka sudah mulai bermunculan pernyataan yang mempertanyakan Pancasila. Bahkan tidak sedikit yang membuat pernyataan anti sakralisasi Pancasila, dengan alasan bahwa Pancasila telah disakralkan oleh rezim orde baru.

Anggapan sakralisasi Pancasila pada masa rezim orde baru sebenarnya tidaklah tepat, karena sebenarnya pada masa orde baru itulah terjadi proses pelecehan Pancasila. Pada masa itu Pancasila dijadikan tameng atau bumper kedzaliman, kemaksiyatan, keserakahan, dan kesewenang-wenangan oleh sebagian besar penguasa. Betapa tidak,… sosok-sosok yang disebut Manggala ( penatar tingkat tertinggi ilmu tafsir Pancasila madzhab orde baru ) pun, ternyata sebagian besar malah pelaku Kedzaliman dan Kemunafikan Nasional ( KKN, yang salah satu bentuk anaknya adalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme ). Fenomena itu lah yang menyebabkan bermunculannya kesan bahwa Pancasila identik dengan orde baru dengan berbagai macam ragam bentuk jurus KKN-nya, yang menyebabkan kehancuran negeri tercinta. Padahal sebenarnya, jika kita gali nilai-nila Pancasila dari ajaran budaya Jawa, sejak Prolamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga saat ini Pancasila belum pernah dilaksanakan satu sila pun oleh para pemimpin bangsa ini secara benar. Selama 58 tahun terakhir ini Pancasila hanya bagaikan Mahkota emas yang dipakai bergantian oleh para perampok dan pemerkosa, yang akhirnya banyak orang muak melihat mahkota itu karena selalu melekat di kepala makhluk yang tidak berperadaban serta tidak berbudaya.

WAHYU SAPTA WARSITA PANCA PANCATANING MULYA
Menurut sebagian dari faham ajaran spiritual Budaya Jawa, Pancasila itu merupakan bagian dari Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya ( Wahyu tujuh kelompok ajaran yang masing-masing kelompok berisi lima butir ajaran untuk mencapai kemuliaan, ketenteraman, dan kesejahteraan kehidupan alam semesta hingga alam keabadian/ akhirat ). Sementara itu ada tokoh spiritual lain menyebutkan Panca Mukti Muni Wacana yang hanya terdiri atas lima kelompok ( bukan tujuh ).

Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya itu terdiri atas :

1. Pancasila
Pancasila merupakan butir-butir ajaran yang perlu dijadikan rujukan pembentukan sikap dasar atau akhlak manusia.

1.1. Hambeg Manembah
Hambeg manembah adalah sikap ketakwaan seseorang kepada Tuhan Yang Mahaesa.

Manusia sebagai makhluk ciptaanNya wajib memiliki rasa rumangsa lan pangrasa (menyadari) bahwa keberadaannya di dunia ini sebagai hamba ciptaan Ilahi, yang mengemban tugas untuk selalu mengabdi hanya kepadaNya. Dengan pengabdian yang hanya kepadaNya itu, manusia wajib melaksanakan tugas amanah yang diemban, yaitu menjadi khalifah pembangun peradaban serta tatanan kehidupan di alam semesta ini, agar kehidupan umat manusia, makhluk hidup serta alam sekitarnya dapat tenteram, sejahtera, damai, aman sentosa, sehingga dapat menjadi wahana mencapai kebahagiaan abadi di alam kelanggengan ( akhirat ) kelak ( Memayu hayu harjaning Bawana, Memayu hayu harjaning Jagad Traya, Nggayuh kasampurnaning hurip hing Alam Langgeng ).

Dengan sikap ketakwaan ini, semua manusia akan merasa sama, yaitu berorientasi serta merujukkan semua gerak langkah, serta sepak terjangnya, demi mencapai ridlo Ilahi, Tuhan Yang Maha Bijaksana ( Hyang Suksma Kawekas ).

Hambeg Mangeran ini mendasari pembangunan watak, perilaku, serta akhlak manusia. Sedangkang akhlak manusia akan menentukan kualitas hidup dan kehidupan, pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

1.2. Hambeg Manunggal
Hambeg manunggal adalah sikap bersatu. Manusia yang hambeg mangeran akan menyadari bahwa manusia itu terlahir di alam dunia ini pada hakekatnya sama. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap insan itu memang merupakan tanda-tanda kebesaran Hyang Suksma Adi Luwih ( Tuhan Yang Maha Luhur ). Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk dari sikap ketakwaan seseorang adalah sikap hasrat serta kemauan kerasnya untuk bersatu. Perbedaan tingkatan sosial, tingkat kecerdasan, dan perbedaan-perbedaan lain sebenarnya bukan alat untuk saling berpecah belah, tetapi malah harus dapat dipersatukan dalam komposisi kehidupan yang serasi serta bersinergi. Hanya ketakwaan lah yang mampu menjadi pendorong tumbuhnya hambeg manunggal ini, karena manusia akan merasa memiliki satu tujuan hidup, satu orientasi hidup, dan satu visi di dalam kehidupannya.

Di dalam salah satu ajaran spiritual, hambeg manunggal itu dinyatakan sebagai, manunggaling kawula lan gustine (bersatunya antara rakyat dengan pemimpin), manunggale jagad gedhe lan jagad cilik ( bersatunya jagad besar dengan jagad kecil ), manunggale manungsa lan alame ( bersatunya manusia dengan alam sekitarnya ), manunggale dhiri lan bebrayan ( bersatunya individu dengan masyarakat luas ), manunggaling sapadha-padha ( persatuan di antara sesama ), dan sebagainya.

1.3. Hambeg Welas Asih
Hambeg welas asih adalah sikap kasih sayang. Manusia yang hambeg mangeran, akan merasa dhirinya dengan sesama manusia memiliki kesamaan hakikat di dalam hidup. Dengan kesadaran itu, setelah hambeg manunggal, manusia wajib memiliki rasa welas asih atau kasih sayang di antara sesamanya. Sikap kasih sayang itu akan mampu semakin mempererat persatuan dan kesatuan.

1.4. Hambeg Wisata.
Hambeg wisata adalah sikap tenteram dan mantap. Karena ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, manusia akan bersikap tenteram dan merasa mantap di dalam kehidupannya. Sikap ini tumbuh karena keyakinannya bahwa semua kejadian ini merupakan kehendak Sang Pencipta.

Hambeg wisata bukan berarti pasrah menyerah tanpa usaha, tetapi justru karena kesadaran bahwa semua kejadian di alam semesta ini terjadi karena kehendakNya, sedangkan Tuhan juga menghendaki manusia harus membangun tata kehidupan untuk mensejahterakan kehidupan alam semesta, maka dalam rangka hambeg wisata itu manusia juga merasa tenteram dan mantap dalam melakukan usaha, berkarya, dan upaya di dalam membangun kesejahteraan alam semesta. Manusia akan merasa mantap dan tenteram hidup berinteraksi dengan sesamanya, untuk saling membantu, bahu membahu, saling mengingatkan, saling mat sinamatan, di dalam kehidupan.

1.5. Hambeg Makarya Jaya Sasama
Hambeg Makarya Jaya Sasama adalah sikap kemauan keras berkarya, untuk mencapai kehidupan, kejayaan sesama manusia. Manusia wajib menyadari bahwa keberadaannya berasal dari asal yang sama, oleh karena itu manusia wajib berkarya bersama-sama menurut potensi yang ada pada dirinya masing-masing, sehingga membentuk sinergi yang luar biasa untuk menjapai kesejahteraan hidup bersama. Sikap hambeg makarya jaya sesama akan membangun rasa “tidak rela” jika masih ada sesama manusia yang hidup kekurangan atau kesengsaraan.

2. Panca Karya
Panca karya merupakan butir-butir ajaran sebagai rujukan berkarya di dalam kehidupan.

2.1. Karyaning Cipta Tata
Karyaning Cipta Tata adalah kemampuan berfikir secara runtut, sistematis, tidak semrawut ( tidak worsuh, tidak tumpang tindih ).

Manusia wajib mengolah kemampuan berfikir agar mampu menyelesaikan semua persoalan hidup yang dihadapinya secara sistematis dan tuntas. Setiap menghadapi permasalahan wajib mengetahui duduk permasalahannya secara benar, mengetahui tujuan penyelesaian masalah yang benar beserta berbagai standar kriteria kinerja yang hendak dicapainya, mengetahui kendala-kendala yang ada, dan menyusun langkah atau strategi penyelesaian masalah yang optimal.

2.2. Karyaning Rasa Resik
Karyaning rasa resik adalah kemampuan bertindak obyektif, bersih, tanpa dipengaruhi dorongan hawa nafsu, keserakahan, ketamakan, atau kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebenaran/budi luhur.

2.3. Karyaning Karsa Lugu
Karyaning Karsa Lugu adalah kemampuan berbuat bertindak sesuai suara kesucian relung kalbu yang paling dalam, yang pada dasarnya adalah hakekat kejujuran fitrah Ilahiyah ( sesuai kebenaran sejati yang datang dari Tuhan Yang Maha Suci/Hyang Suksma Jati Kawekas ).

2.4. Karyaning Jiwa Mardika
Karyaning Jiwa Mardika adalah kemampuan berbuat sesuai dengan dorongan Sang Jiwa yang hanya menambatkan segala hasil karya, daya upaya, serta cita-cita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, terbebas dari cengkeraman pancaindera dan hawa nafsu keserakahan serta ketamakan akan keduniawian. Karyaning Jiwa Mardika akan mampu mengendalikan keduniaan, bukan diperbudak oleh keduniawian ( Sang Jiwa wus bisa murba lan mardikaake sagung paraboting kadonyan ).

2.5. Karyaning Suksma Meneng
Karyaning Suksma Meneng adalah kemampuan berbuat berlandaskan kemantapan peribadatannya kepada Tuhan Yang Maha Bijaksana, berlandaskan kebenaran, keadilan, kesucian fitrah hidup, “ teguh jiwa, teguh suksma, teguh hing panembah “.

Di dalam setiap gerak langkahnya, manusia wajib merujukkan hasil karya ciptanya pada kehendak Sang Pencipta, yang menitipkan amanah dunia ini kepada manusia agar selalu sejahtera.

3. Panca Guna
Panca guna merupakan butir-butir ajaran untuk mengolah potensi kepribadian dasar manusia sebagai modal dalam mengarungi bahtera kehidupan.

3.1. Guna Empan Papaning Daya Pikir
Guna empan papaning daya pikir adalah kemampuan untuk berkonsentrasi, berfikir secara benar, efektif, dan efisien ( tidak berfikir melantur, meratapi keterlanjuran, mengkhayal yang tidak bermanfaat, tidak suka menyia-nyiakan waktu ).

3.2. Guna Empan Papaning Daya Rasa
Guna empan papaning daya rasa adalah kemampuan untuk mengendalikan kalbu, serta perasaan ( rasa, rumangsa, lan pangrasa ), secara arif dan bijaksana.

3.3. Guna Empan Papaning Daya Karsa
Guna empan papaning daya karsa adalah kemampuan untuk mengendalikan, dan mengelola kemauan, cita-cita, niyat, dan harapan.

3.4. Guna Empan Papaning Daya Karya
Guna empan papaning daya karya adalah kemampuan untuk berkarya, berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya.

3.5. Guna Empan Papaning Daya Panguwasa
Guna empan papaning daya panguwasa adalah kemampuan untuk memanfaatkan serta mengendalikan kemampuan, kekuasaan, dan kewenangan secara arif dan bijaksana (tidak menyalahgunakan kewenangan). Kewenangan, kekuasaan, serta kemampuan yang dimilikinya dimanfaatkan secara baik, benar, dan tepat untuk mengelola (merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi ) kehidupan alam semesta.

4. Panca Dharma
Panca dharma merupakan butir-butir ajaran rujukan pengarahan orientasi hidup dan berkehidupan, sebagai penuntun bagi manusia untuk menentukan visi dan misi hidupnya.

4.1. Dharma Marang Hingkang Akarya Jagad
Dharma marang Hingkang Akarya Jagad adalah melaksanakan perbuatan mulia sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban umat kepada Sang Pencipta. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Mahaesa untuk selalu menghambakan diri kepada-Nya. Oleh karena itu semua perilaku, budi daya, cipta, rasa, karsa, dan karyanya di dunia tiada lain dilakukan hanya semata-mata sebagai bentuk perwujudan dari peribadatannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk mensejahterakan alam semesta ( memayu hayuning harjaning bawana, memayu hayuning jagad traya ).

4.2. Dharma Marang Dhirine
Dharma marang dhirine adalah melaksanakan kewajiban untuk memelihara serta mengelola dhirinya secara baik. Olah raga, olah cipta, olah rasa, olah karsa, dan olah karya perlu dilakukan secara baik sehingga sehat jasmani, rohani, lahir, dan batinnya.

Manusia perlu menjaga kesehatan jasmaninya. Namun demikian mengasah budi, melalui belajar agama, budaya, serta olah batin, merupakan kewajiban seseorang terhadap dirinya sendiri agar dapat mencapai kasampurnaning urip, mencapai kebahagiaan serta kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Dengan kesehatan jasmani, rohani, lahir, dan batin tersebut, manusia dapat memberikan manfaat bagi dirinya sendiri.

4.3. Dharma Marang Kulawarga
Dharma marang kulawarga adalah melaksanakan kewajiban untuk memenuhi hak-hak keluarga. Keluarga merupakan kelompok terkecil binaan manusia sebagai bagian dari masyarakat bangsa dan negara. Pembangunan keluarga merupakan fitrah manusiawi. Kelompoh ini tentunya perlu terbangun secara baik. Oleh karena itu sebagai manusia memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas masing-masing di dalam lingkungan keluarganya secara baik, benar, dan tepat.

4.4. Dharma Marang Bebrayan
Dharma marang bebrayan adalah melaksanakan kewajiban untuk turut serta membangun kehidupan bermasyarakat secara baik, agar dapat membangun masyarakat binaan yang tenteram damai, sejahtera, aman sentosa.

4.5. Dharma Marang Nagara
Dharma marang nagara adalah melaksanakan kewajiban untuk turut serta membangun negara sesuai peran dan kedudukannya masing-masing, demi kesejahteraan, kemuliaan, ketenteraman, keamanan, kesetosaan, kedaulatan, keluhuran martabat, kejayaan, keadilan, dan kemakmuran bangsa dan negaran beserta seluruh lapisan rakyat, dan masyarakatnya.

5. Panca Jaya
Panca jaya merupakan butir-butir ajaran sebagai rujukan penetapan standar kriteria atau tolok ukur hidup dan kehidupan manusia.

5.1. Jayeng Dhiri
Jayeng dhiri artinya mampu menguasai, mengendalikan, serta mengelola dirinya sendiri, sehingga mampu menyelesaikan semua persoalan hidup yang dihadapinya, tanpa kesombongan ( ora rumangsa bisa, nanging bisa rumangsa lan hangrumangsani, kanthi rasa, rumangsa, lan pangrasa ).

5.2. Jayeng Bhaya
Jayeng Bhaya artinya mampu menghadapi, menanggulangi, dan mengatasi semua bahaya, ancaman, tantangan, gangguan, serta hambatan yang dihadapinya setiap saat, dengan modal kepandaian, kepiawaian, kecakapan, akal, budi pekeri, ilmu, pengetahuan, kecerdikan, siasat, kiat-kiat, dan ketekunan yang dimilikinya. Dengan modal itu, seseorang diharapkan mampu mengatasi semua permasalahan dengan cara yang optimal, tanpa melalui pengorbanan ( mendatangkan dampak negatif ), sehingga sering disebut ‘nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake‘ ( menyerang tanpa pasukan, menang dengan tidak mengalahkan ).

5.3. Jayeng Donya
Jayeng donya artinya mampu memenuhi kebutuhan kehidupan di dunia, tanpa dikendalikan oleh dorongan nafsu keserakahan. Dengan kemampuan mengendalikan nafsu keserakahan di dalam memenuhi segala bentuk hajat serta kebutuhan hidup, maka manusia akan selalu peduli terhadap kebutuhan orang lain, dengan semangat tolong menolong, serta memberikan hak-hak orang lain, termasuk fakir miskin ( orang lemah yang nandang kesusahan/ papa cintraka ).

5.4. Jayeng Bawana Langgeng
Jayeng bawana langgeng artinya mampu mengalahkan semua rintangan, cobaan, dan godaan di dalam kehidupan untuk mempersiapkan diri, keturunan, dan generasi penerus sehingga mampu mencapai kebahagiaan hidup dan kehidupan di dunia dan akhirat.

5.5. Jayeng Lana ( mangwaseng hurip lahir batin kanthi langgeng ).
Jayeng lana artinya mampu secara konsisten menguasai serta mengendalikan diri lahir dan batin, sehingga tetap berada pada hidup dan kehidupan di bawah ridlo Ilahi.

6. Panca Daya
Panca daya merupakan butir-butir ajaran sebagai rujukan sikap dan perilaku manusia sebagai insan sosial, atau bagian dari warga masyarakat, bangsa dan negara. Di samping itu sementara para penghayat spiritual kebudayaan Jawa mengisyaratkan bahwa pancadaya itu merupakan komponen yang mutlak sebagai syarat pembangunan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, aman, dan sentosa lahir batin.

6.1. Daya Kawruh Luhuring Sujanma
Daya kawruh luhuring sujanma artinya kekuatan ilmu pengetahuan yang mampu memberikan manfaat kepada kesejahteraan alam semesta.

6.2. Daya Adiling Pangarsa
Daya adiling pangarsa/tuwanggana artinya kekuatan keadilan para pemimpin.

6.3. Daya Katemenaning Pangupa Boga
Daya katemenaning pangupa boga artinya kekuatan kejujuran para pelaku perekonomian ( pedagang, pengusaha ).

6.4. Daya Kasetyaning Para Punggawa lan Nayaka
Daya kasetyaning para punggawa lan nayaka artinya kekuatan kesetiaan para pegawai/ karyawan.

6.5. Daya Panembahing Para Kawula
Daya panembahing para kawula artinya kekuatan kemuliaan akhlak seluruh lapisan masyarakat ( mulai rakyat kecil hingga para pemimpinnya; mulai yang lemah hingga yang kuat, mulai yang nestapa hingga yang kaya raya, mulai kopral hingga jenderal, mulai sengsarawan hingga hartawan ).

7. Panca Pamanunggal ( Panca Panunggal )
Panca pamanunggal adalah butir-butir ajaran rujukan kriteria sosok manusia pemersatu. Sementara tokoh penghayat spiritual jawa menyebutkan bahwa sosok pimpinan yang adil dan akan mampu mengangkat harkat serta martabat bangsanya adalah sosok pimpinan yang di dalam jiwa dan raganya bersemayam perpaduan kelima komponen ini.

7.1. Pandhita Suci Hing Cipta Nala
Pandita suci hing cipta nala adalah sosok insan yang memiliki sifat fitrah, yaitu kesucian lahir batin, kesucian fikir dan tingkah laku demi memperoleh ridlo Ilahi.

7.2. Pamong Waskita
Pamong waskita adalah sosok insan yang mampu menjadi pelayan masyarakat yang tanggap aspirasi yang dilayaninya.

7.3. Pangayom Pradah Ber Budi Bawa Bawa Leksana
Pangayom pradhah ber budi bawa leksana adalah sosok insan yang mampu melindungi semua yang ada di bawah tanggungjawabnya, mampu bersifat menjaga amanah dan berbuat adil berdasarkan kejujuran.

7.4. Pangarsa Mulya Limpat Wicaksana
Pangarsa mulya limpat wicaksana artinya sosok insan pemimpin yang berbudi luhur, berakhlak mulia, cakap, pandai, handal, profesional, bertanggungjawab, serta bijaksana.

7.5. Pangreh Wibawa Lumaku Tama
Pangreh wibawa lumaku tama artinya sosok insan pengatur, penguasa, pengelola yang berwibawa, memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, mampu mengatur bawahan dengan kewenangan yang dimilikinya, tetapi tidak sewenang-wenang, karena berada di dalam selalu berada di dalam koridor perilaku yang mulia ( laku utama ).

KORELASI RUMUSAN PANCASILA DASAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Menurut KRMH. T.H. Koesoemoboedoyo
, di dalam buku tentang “Wawasan Pandam Pandoming Gesang Wewarah Adiluhung Para Leluhur Nuswantara Ngudi Kasampurnan Nggayuh Kamardikan”, pada tahun 1926, perjalanan spiritual Bung Karno, yang sejak usia mudanya gemar olah kebatinan untuk menggapai cita-citanya yang selalu menginginkan kemerdekaan negeri tercinta, pernah bertemu dengan seorang tokoh spiritual, yaitu Raden Ngabehi Dirdjasoebrata di Kendal Jawa Tengah. Pada saat itu Raden Ngabehi Dirdjasoebrata mengatakan kepada Bung Karno, “ Nak,.. mbenjing menawi nagari sampun mardika, dhasaripun Pancasila. Supados nak Karno mangertos, sakpunika ugi kula aturi sowan dik Wardi mantri guru Sawangan Magelang “. ( “ Nak, nanti jika negeri telah merdeka, dasarnya Pancasila. Supaya nak Karno mengerti, sekarang juga saya sarankan menemui dik Wardi, mantri guru Sawangan Magelang” ). Setelah Bung Karno menemui Raden Suwardi di Sawangan Magelang, maka oleh Raden Suwardi disarankan agar Bung Karno menghadap Raden Mas Sarwadi Praboekoesoema di Yogyakarta.

Di dalam pertemuannya dengan Raden Mas Sarwadi Praboekoesoemo itu lah Bung Karno memperoleh wejangan tentang Panca Mukti Muni Wacana dalam bingkai Ajaran Spiritual Budaya Jawa, yang terdiri atas Pancasila, Panca Karya, Panca Guna, Pancadharma, dan Pancajaya.

Terlepas dari kecenderungan faham pendapat Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya, atau Panca Mukti Muni Wacana, jika dilihat rumusan Pancasila ( dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia ), beserta proses pengusulan rumusannya, dengan menggunakan kejernihan hati dan kejujuran, sepertinya dapat terbaca bahwa seluruh kandungan ajaran Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya dan atau Panca Mukti Muni Wacana itu termuat secara ringkas di dalam rumusan sila-sila Pancasila, yaitu :

1. Ketuhanan Yang Mahaesa

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan

/ perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

AJARAN MORAL UNIVERSAL
Kelompok orang yang sudah mulai alergi terhadap Pancasila, sering mengira bahwa penghambat kemajuan bangsa ini adalah Pancasila. Pendapat itu merupakan pendapat yang sangat keliru, karena tidak disertai pemahaman yang menyeluruh tentang makna serta hakikat Pancasila.

Pancasila itu ibarat pisau emas yang bermata berlian. Ditinjau dari bahannya, pisau itu terbuat dari logam mulia serta batu yang sangat mulia. Dan pisau emas bermata berlian itu sangat tajam. Kemuliaan dan ketajamannya dapat digunakan untuk apa saja oleh siapa saja. Pisau itu dapat digunakan untuk memasak, untuk berkarya membuat ukiran patung yang indah, untuk mencari air dan mata pencaharian demi kesejahteraan dan ketenteraman, tetapi dapat pula untuk menodong, bahkan membunuh. Pisau itu pun dapat dibuang, digadaikan, atau dijual bagi orang yang tidak mengerti nilai (value). Permasalahannya sangat bergantung pada manusia pemakainya.

Seekor monyet, jika disuruh memilih antara pisang atau pisau emas yang bermata berlian tadi, pasti akan memilih pisang. Lain halnya dengan manusia yang memang menyadari akan harkat dan martabat kemanusiaannya. Manusia seperti ini pasti akan memilih pisau emas yang bermata intan itu, karena sadar akan nilai yang terkandung di dalamnya. Kalau toh pisau emas bermata berlian tadi berada di tangan monyet, paling digunakan untuk mencuri pisang dengan segala keserakahannya, setelah itu dibuang.

Pancasila yang luhur itu selama ini berada di bumi pertiwi sering sekali mengalami nasib bagaikan mahkota emas bertatahkan intan, berlian dan permata mulia tetapi dipakai oleh babi-babi yang tidak berbudaya, atau monyet yang tak mengerti nilai.

Manusia yang tak tahu nilai, ibarat makhluk yang sudah kehilangan sifat insani kemanusiaannya ( lir jalma kang wus koncatan sipat kamanungsane ).

Kandungan Pancasila yang merupakan ikhtisar dari Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya memiliki kesesuaian dengan fitrah Ilahiyah yang termuat di dalam ajaran kitab suci Al-Qur’an. Nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila, walaupun tidak tertulis dalam bentuk rumusan, sangat sesuai dengan nilai-nilai keluhuran budi pekerti yang dimiliki, dijunjung tinggi, serta diamalkan sebagai landasan hidup oleh bangsa-bangsa maju yang berperadaban tinggi di dunia. Dengan demikian Pancasila ini merupakan ideologi yang bersifat universal. Di dalam Pancasila terkandung pula nilai-nilai sosialis religius, bahkan lebih sempurna. Tetapi sayang, nilai-nilai luhur itu nampaknya belum pernah termunculkan dalam kehidupan sehari hari, bahkan sering ditafsirmiring atau diselewengkan oleh oknum-oknum pemimpin, sehingga banyak orang yang meributkan atau mempermasalahkan/ mempertentangkan antara Pancasila dengan Islam, Pancasila dianggap kurang baik jika dibandingkan dengan faham Sosialis Religius, dan sebagainya.

Pandangan-pandangan negatif terhadap Pancasila itu muncul barangkali karena prasangka bahwa Pancasila itu adalah identik dengan Sukarnoisme ( sosialisasi Pancasila ), atau Soehartoisme ( liberalisasi Pancasila ) seperti yang tercantum dalam materi Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila. Pancasila adalah Pancasila.

Banyak orang berpendapat bahwa tanpa Pancasila bangsa-bangsa seperti di negara Amerika Serikat, di negara-negara Eropa, Jepang, Korea, Inggris, Australia, Malaysia, dan Singapura dapat maju dan jaya secara pesat, sedangkan di Indonesia yang ada Pancasila malah semakin mundur dan melarat. Bahkan orang yang berpendapat demikian itu malah mengutarakan juga bahwa dari segi moral dan akhlaknya pun, bangsa Indonesia ini kalah dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Pancasila.

Di negara maju, seorang calon pemimpin harus bersih, suci dari cacat-cacat akhlak. Namun perlu kita cermati, di negeri pertiwi ini malah banyak pemimpin yang turut mendukung perilaku maksiyat. Apakah ini sesuai dengan nilai-nilai luhur sila Ketuhanan Yang Mahaesa, yang menjiwai keempat sila yang lain.

Kalau kita menyimak tata upacara pelantikan Presiden Amerika Serikat, perlu lah kita mengakui bahwa Bangsa Amerika lebih menjunjung Tinggi Ketuhanan dibandingkan bangsa Indonesia. Sebelum upacara dimulai, pasti didahului dengan doa. Dengan demikian maka proses pengangkatan Presiden negara adi daya itu pasti diridlo Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga tidaklah aneh kalau bangsa tersebut mampu menguasai dunia. Di sisi lain, di Indonesia, doa selalu dibacakan di setiap akhir upacara, sehingga tidaklah mengherankan kalau bangsa Indonesia yang mengaku berketuhanan itu selalu nubyak-nubyak tanpa tuntunan di dalam setiap sepak terjangnya, dan diakhiri dengan keterlanjuran, penyesalan, dan permohonan maaf.

Di dalam mata uang Dolar Amerika tertulis “ IN GOD WE TRUST “ di bagian atas, oleh karena itu kiranya tidaklah perlu heran kalau nilai mata uang dolar Amerika selalu tinggi dan mampu menguasai dunia. Mata uang Indonesia baru saja mencantumkan “Dengan rahmat Tuhan Yang Mahaesa”. Tulisan itu pun kecil dan terletak di bagian bawah. Bahkan sebelumnya kalimat yang tidak pernah tertinggalkan adalah “ Barang siapa meniru atau memalsukan,… dst “. Bukankah itu cerminan kadar ke Pancasilaisan bangsa yang mengaku berbudaya luhur ini ??

Sistem demokrasi di negeri kita masih sangat kental diwarnai oleh ketamakan akan kekuasaan, dan ketamakan akan harta. Cara-cara penyusunan konstitusi yang berbau mencari-cari celah pembenaran atas kehendak kelompok atau pribadi-pribadi tertentu, belum berorientasi pada upaya penyejahteraan rakyat, apakah sesuai dengan asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Benarkah sistem demokrasi/ sistem politik kita sudah merujuk pada Pancasila, sak jatine Pancasila ??. Benarkah sistem demokrasi kita sudah berlandaskan hikmah ( kebenaran hakiki, berlandaskan kejujuran ) demi kesejahteraan kehidupan rakyat ??

Perlu dicermati bersama, bahwa di Indonesia itu ada yang memformulasikan, atau merumuskan Pancasila secara formal, tetapi yang mampu dan mau mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari sangat-sangat langka. Sedangkan di lain fihak, di negara-negara maju yang lebih berperadaban, walaupun tanpa formulasi atau rumusan, Pancasila sudah merupakan budaya di dalam kehidupan kesehariannya, sudah melekat dalam jiwanya sehingga mampu membawa mereka ke dalam kemuliaan hidup diri dan negaranya.

Empat orang pemimpin negara Republik Indonesia ini turun dengan cara yang kurang baik dan selalu berakhir dengan kesan negatif.

Pengalaman ini perlu dijadikan bahan perenungan, apakah itu budaya Pancasila??? Bahkan sejarah pun mencatat, bukan hanya di jaman Republik saja, tetapi sejak kerajaan-kerajaan terdahulu di bumi Pertiwi ini, setiap pergantian kepemimpinan hampir selalu disertai berbagai kesan atau proses yang kurang baik. Keruntuhan Sriwijaya, Majapahit, Mataram, dan negeri-negeri lain di persada Nusantara ini perlu lah kiranya kita jadikan bahan renungan dan tantangan. Benarkah di dalam sanubari manusia Indonesia ini masih mengalir darah Pancasilais 

Sumber: http://www.blogger.com/blogger.g?blogID

Kamis, 22 Agustus 2013

GURITING ATI

Aku ngerti, kang
yen wengi iki kowe maca guriting atiku
sing dakanggit bareng sumilire bayu
natkalane kapang wus ora bisa kawengku

wacanen kanthi permati
kepriye carane aku kenalan karo rembulan
paseduluran karo lintang
lan memitran karo konang-konang

mbokmenawa kowe kepengin ngerti
kepriye anggonku nggusah sepi
kepriye rutuh lan kumrebele luh iki
dadi kali cilik sauruting pipi
nelahi wengi mbaka wengi
ngupadi werdining sepi

Kotabumi, ratri mulya

Senin, 29 Juli 2013

Ada Apa di Balik Angka 30 di Pentagon

KETIKA terjadi serangan udara terhadap Taliban, ada sesuatu tentang nomor 30.

Menurut Security Crank, dari semua serangan yang telah dilancarkan AS terhadap Taliban di Afghanistan dan Pakistan, telah melahirkan sebuah pola yang “menakjubkan”: Tampaknya hampir setiap kali serangan udara dilancarkan, semua media massa melaporkan sebanyak 30 Taliban tewas.

Moon of Alabama juga mengungkapkan argumen serupa. Security Crank mengumpulkan sampai 12 berita terkait laporan insiden serangan udara yang terpisah sejak awal tahun 2010, di mana jumlah korban pejuang adalah tetap 30. Bukan 29, bukan 31. Tiga puluh.
Apa artinya ini? Security Crank menganjurkan bahwa jangan percaya terhadap angka-angka. The Times melaporkan: dalam kalkulus mengerikan yang dikenal sebagai “perkiraan kerusakan kolateral,” komandan militer dan pengacara-pengacara AS sering bekerja bersama-sama dalam proyek serangan militer. Tidak banyak yang tahu tentang cara kerjanya, tetapi pada tahun 2007, Marc Garlasco, mantan pejabat tinggi Pentagon, mengatakan kepada majalah Salon
pada tahun 2003 bahwa, “nomor ajaib itu 30.”

Itu berarti bahwa jika sebuah serangan selalu ditujukan untuk membunuh lebih dari 30 warga sipil, dan hal itu sekaligus membutuhkan persetujuan eksplisit dari Menteri Pertahanan Donald H. Rumsfeld atau Presiden George W. Bush (ketika masih berkuasa).

Carpentier berpendapat bahwa 30 tetap merupakan nomor korban sihir Pentagon sampai hari ini, dan menunjukkan bahwa angka korban dilebih-lebihkan sehingga mereka “dapat diterima” oleh publik. “Kalkulus ini menunjukkan bahwa berapa banyak kematian rata-rata, telah terbawa dalam pemerintahan Bush kepada Obama.” tulisnya.

Tapi argumen Carpentier memunculkan banyak pertanyaan. Era kebijakan Rumsfeld menetapkan korban diterapkan pada warga sipil, bukan korban pejuang Taliban. Apapun itu, tentu saja, itu semua hanya spekulasi. Selama pejabat militer bersikeras bahwa serangan udara akan tetap menghabisi 30 pejuang Taliban tepat pada satu waktu.
29, 30, 31, mereka semua adalah orang-orang Islam yang belum tentu sama sekali tak berdosa.....
 
Sumber http://zilzaal.blogspot.com