Pages

Jumat, 04 November 2011

==== Malam ====

Saya tahu malam datang membawa temannya
Bersahaja memakai jas warna hitam pekat
Dengan aktribut seperti biasannya
Sambil meneteng guci kosong

Hendak kemanakah kau malam..?

Tidakkah singga sejenak untuk minum kopi
Apa kau sudah tak lemak menemani minum
Minum seperti biasanya hari hari kemarin

Apa yang kau risaukan

Rentetan pendusta itukah yang membuatmu gundah
Atau pagelaran opera butut yang makin tersungkur
Mungkin kirana yang membuat bersedih

Ohh ternyata kau memang bersedih

Pigora yang kau dekap itu foto ibumu
dan yg kau tenteng guci tuak bapakmu
Yang kemarin lari dari rumah menuju ke timur

Memang benar kamu bayangan bapak mu di siang hari

Mana bisa kau menyentuh bapakmu
Sedang batasan alur waktu begitu jelas
Mari kutemani menikmati secangkir kopi sambil mencium ibu Bumi Pertiwi
 
( Pejalan Biasa )

===== Kesunyian ====

 
Malam sudah menelan senja
Lembayungku bertabur rinai hujan
Perlahan lahan gelap
Yang nampak lentera dibilik bilik

Usai sudah bakhti hari ini

lelah dari ladang imbas dari ikrar suci
Kembali keberanda untuk pemujaan
Kusapa hening kuil, kapel, surau, pura

Tenggelam dalam kesunyian

Merangkul keimanan dlm sebuah ketenangan
Meluruskan ini hari dengan perenungan
Memahami kembali ginaris takdir tertuang

Kekayaan tak berlaku disini

Miskin pun tidak dihina atau dinistakan
Doa doa sebagai dupa dan wangi bunga
Kembalilah dalam sang kalam dengan kerinduan

Gusti,..torehlah kami

hamba yang kurang bersyukur
hamba yang kurang bersujud
hamba yang kurang tafakur..

Gusti,..torehlah kami sekali lagi...gusti

dipalung hati kami, kupendam dalam dalam
yang mampu membawaku tetap bertahan
menyimpan kerinduanku padaMU tak pernah putus


( Pejalan Biasa )