Di penghujung abad 19 dan di awal-awal abad 20 sejarah mencatat perkembangan penciptaan mesin terbang alias pesawat terbang dari benda terbang tanpa mesin, tanpa awak, atau tanpa perangkat kendali, hingga diciptakannya mesin-mesin terbang berawak dengan kendali kontrol dan bahkan menjadi andalan militer dalam perang.
Konsep Yang Sedikit Gila Pada Awal-awalnya
Seperti kata orang tua: "Jika awalnya kamu gagal, coba dan coba lagi." Tapi ada juga yang bilang begini: "batas antara kejeniusan dan kegilaan adalah tergantung orangnya saja." Seringkali pionir-pionir pertama meraih suksesnya dengan kombinasi baik dengan mencoba atau dengan menjadi sedikit gila.
Kiri Atas: Steam airship by Frederick Marriott - Avitor Hermes, Jr. 1869. kanan: mesin burung by Alexandre Goupil. Kiri Bawah: Pesawat Whitehead's tipe Albatross, 1905
Mereka Yang Sempat Terbang ke Udara Cuma Sebentar atau Bahkan Tidak Sama Sekali
Kita tentu ingat Ader, Mozhaiski, Whitehead, dan Wright bersaudara karena mereka berhasil dengan apa yang mereka coba, dengan tingkat keberhasilan berbeda: membawa mereka terbang ke udara. Sementara itu banyak pula yang mencoba hal yg sama, sedikit yang berhasil, seringnya gagal sama sekali. Tapi tentu saja tidak menghalangi mereka untuk mencoba terus.
Photograph of Vision flight, seperti halnya penerbangan bersejarah Wright bersaudara
Yang disebut-sebut benar-benar terbang memang menjadi perdebatan. Wright bersaudara terbang dengan kontrol di pesawatnya, tetapi banyak pula pionir-pionir yang terbang tanpa kontrol. Diantaranya:
Tahun 1848, John Stringfellow terbang dalam jarak dekat dengan kendaraannya yang ditenagai dengan uap (steam) - membuat banyak orang di Crystal Palace, London terkagum-kagum.
Ingin terbang dengan mesin tenaga uap berbaling-baling dengan model bat-wing? Beberapa diantaranya malah sudah sebesar pesawat berukuran sedang.
Jean-Marie Le Bris bisa terbang lebih tinggi lagi dengan menggunakan tenaga seekor kuda untuk menarik pesawat glider-nya hingga terbang ke udara. Ini di tahun 1856.
Le Bris : The Albatross, 1868
Clement Ader membuat rekor dengan membawa Avion III terbang ke ketinggian 30 kaki pada tahun 1897 - tapi keberhasilannya ini masih sedikit diperdebatkan. Inilah mesin tenaga uap terbangnya: pesawat berbaling-baling dengan bentuk seperti bat-wing, The Eole:
Berdua, William Paul Butusov dan Gustave Whitehead bekerja untuk menyempurnakan konsep mesin terbang "Albatross".
Kiri: Gustave Whitehead's 1901 model; Kanan: William Paul Butusov machine
Mungkin Anda mengira ini sebagai "barang gagal" atau "si Tolol Terbang", tapi semua ini bertujuan untuk mengembangkan penerbangan di masa depan yang lebih maju, dan jujur saja, benda-benda terbang ini sangat menarik dan unik:
Kiri Atas: Konsep Mesin Terbang Victorian ; Kanan Atas: Ca.60 "Transaero" tahun 1921; Kiri Bawah: Thomas Moy's Aerial Steamer, 1874; Kanan Bawah: Mesin Terbang Sir Hiram Maxim.
Horatio Phillips mendesain konstruksi fantastis ini dengan 20 sayap tahun 1904:
Alphonse Penaud memimpikan sebuah monoplane (paling mendekati bentuk modern) dengan roda pendaratan yang bisa dilipat dan kokpit kaca tertutup. Tapi impian itu tidak pernah terwujud.
Gianni Caproni membangun "Ca.60 Transaero" pada tahun 1921. "Badan pesawatnya adalah sebuah kapal raksasa, mempunyai 8 sayap (total dengan luas 9000 feet), 8 mesin, dan secara keseluruhan mirip barang keluaran Disneyland. Beratnya 55000 pounds. Pernah terbang sekali, dari danau Maggiore."
"Setelah mencapai ketinggian 60 kaki, kapal terbang ini meluncur turun dan terbelah ketika menghunjam ke air."
"Ini adalah sebuah Caproni CA60 Noviplano (kapal terbang dengan 6 sayap, 8 mesin dengan power 3000hp dan 750 meter persegi luas sayap, mampu membawa 100 penumpang. Insinyur Gianni Caproni adalah seorang jenius dan seorang pionir penerbangan sejati. Dia juga seorang pionir dengan 138 penemuan lainnya dan memiliki 100 hak paten."
Kiri Atas: Clement Ader’s Avion (LEn’) 1897. Kanan Atas: Raksasa Hiram Maxim. Bawah: Felix du Temple Aerial Machine, 1857
Samuel Pierpont Langley tidak hanya mendesain pesawat yang sempurna, tapi bahkan dibikin sekaligus sebagai Aerodromes!. Di kanan bawah adalah "sebuah Aerodrome diletakkan di atas alat peluncuran di atas sebuah kapal-rumah, sungai Potomac - 1903" -
Otto Lilienthal (1848-1896) - satu dari pionir penerbangan yang sangat terkenal - membuat glider dan biplane, dan jatuh bersamanya hingga dia tewas saat satu sayapnya patah dalam penerbangan. Mesin terbangnya (lihat patennya di sini) kelihatan sangat cantik. Dia biasanya berkata seperti ini: "Menemukan mesin terbang itu bukan apa-apa. Membuatnya adalah sesuatu yang menarik. Tapi bisa terbang adalah segalanya.".
Terbang dengan Layang-layang
Selanjutnya ada seorang spesial yang tidak hanya mencoba dan terus mencoba lagi, tapi juga menjadi mirip-mirip orang genius sekaligus orang gila: terbang tanpa mesin, tanpa banyak kontrol kendali.
Orang satu ini adalah si gila Samuel Franklin Cody!
Apa yang Cody terbangkan bukan hal baru, tapi dedikasi totalnya yang unik patut dicatat. Bangsa China sebenarnya telah lama terbang dengan layang-layang (baca Sun Tzu's The Art of War), tapi tidak segila Cody, si Manusia layang-layang.
Cody - nama panggilannya ini diambil dari artis besar Buffalo Bill Cody - mengawali karirnya di musik dan dunia pertunjukan barat yg keras, hingga dia terpesona dengan ide layang-layang yang bisa membawa manusia terbang.
Di awal-awal abad baru, Cody menyeberang ke Inggris dengan layang-layangnya dengan ditarik oleh kapal boat sepanjang perjalanannya. Tahun 1906 Cody diminta untuk membuat layang-layang untuk keperluan militer Inggris dan desainnya memecahkan rekor ketinggian hingga 1600 kaki. Inggris menggunakan layang-layangnya untuk memata-matai Jerman selama perang dunia pertama - hingga pesawat modern yang lebih reliable bermunculan dan layang-layang Cody tenggelam pamornya.
Tidak ingin gagal, tahun 1908 dengan menggunakan mesin, Cody merealisasikan imaginasinya yang dinamai British Army Aeroplane No. 1 dan sukses terbang pada ketinggian 1390 kaki yang menurut sebagian orang merupakan mesin terbang pertama di Inggris.
Sebuah layang-layang tak dikenal dengan desain Cody terlihat di sini:
Cody benar-benar menjadi legenda pada awal sejarah penerbangan (lihat videonya di sini), memenangkan Piala Michelin tahun 1910 dan kontes militer setahun kemudian. Melengkapi jalan kehidupannya dengan layang-layang lalu pesawat terbang, Cody menemui ajalnya di kendali salah satu pesawatnya (sebuah pesawat amfibi) di tahun 1913.
Ornithopters (mesin terbang yang bikin burung-burung ngiri)
George R. White (lihat patent) dan penemu Kanada Doug Froebe terus menciptakan mesin-mesin bersayap ini di tahun 1930-an:
Yang terakhir ini benar-benar konsep "Quadrotor" yang aneh - antara sebuah pesawat atau helikopter.
ehmichen No.2" dan "De Bothezat" mesin 4 rotor, 1922
Pecinta musik rock pasti kenal donk sama yang namanya Slash. Salah satu gitaris legendaris yang tak lain adalah mantan gitaris Gun ‘n Roses. Permainan gitarnya bener bener bikin mabuk kepayang kelepek kelepek, jari jemarinya yang bagaikan tangan dewa, dapat membuat harmoni musik yang bahkan sampai membuat malaikat surga ngerock…. Edan deh pokoknya…bener bener dech pokoknya kagak kebayang thu jemarinya dapet dari mana hingga begithu piawai memainkannya.........
Ciri-ciri Slash yang berambut kriting gondrong, dan setiap penampilannya memakai topi dan kacamata hitam dan menyulut sebatang rokok akan datang ke Indonesia, tepatnya ke Surabaya tanggal 31 Juli 2010 minggu depan ini. Jadi ga ada salahnya kita lebih mengenal siapa sih sebenernya Slash ini…
Slash yang terlahir dengan nama Saul Hudson dan lahir 23 Juli 1965, adalah seorang gitaris berkebangsaan Amerika-Inggris. Slash adalah mantan lead guitarist Guns N’ Roses dan sekarang sebagai lead guitarist Velvet Revolver.
Slash lahir di Hampstead, sebuah kota kecil pinggiran kota London. Ayah Slash berasal dari Inggris, sedangkan ibunya keturunan Amerika-Afrika. Ibu Slash, Ola Hudsons, adalah seorang perancang pakaian yang bekerja untuk David Bowie, dan bapaknya adalah seorang seniman yang menyumbang ansambel hidup bagi musisi terkenal termasuk Neil Young dan Joni Mitchell.
Slash dbesarkan di kota Stoke-on-Trent, Staffordshire, sampai ia berumur 11 tahun, saat orang-tuanya memindahkan keluarganya ke Los Angeles, California di pertengahan tahun 1970. Selama setahun ia menjadi Imigran di Amrik dan sejak kepindahannya itu, Slash mengalami masa trasisi yang jauh beda
Makanya, rambut panjang, jeans dan t-shirt jadi andalannya. Meskipun pada saat itu belum sesuai dengan anak seumuran dia sebagi anak baru di sekolah. Sebaliknya dia menjadi anak yang sangat seniman saat di rumahnya. Ia juga bergaul dengan teman-teman orang tuannya yang kebanyakan seniman kelas atas itu.
Sayangnya pada tahun 70-an orang tuanya bercarai dan ia pun tinggal bersama neneknya hingga ia dapat memahami apa yang terjadi di keluarganya. Saat itulah Slash kecil mulai mendalami BMX gabung bersama klub-nya sampai pernah menang di salah satu pertandingannya.
Asal mula nama diberi sebutan “SLASH” karena menurut teman-temannya Saul Hudson selalu cepat-cepat melakukan sesuatu dan pindah ke sesuatu lainnya.
Di usia 15-an sang nenek memberinya gitar yang katanya sih hanya bersenar satu! Dari situ dia mulai mendalami Led Zepplelin, Eric Clapton, Rollin Stones, Aeroshmith, Jimi Hendrix, Jeff Beck dan Neil Young. Baginya ia menganggap bahwa album Rocks-nya Aeroshmith sangat merubah hidupnya.
Akibat dari kesenangannya itu, sekolahnya menjadi berantakan sejak ia sering membolos sekolah dan main gitar seharian di luar. Slash juga mulai nge-jam dengan banyak band muda sampai akhirnya keluar dari sekolah pada saat dia masih kelas II SMU.
Kemudian Slash melanjutkan belajar gitarnya dengan sebuah band di LA. Di sana bertemu dengan Steve Adler, dan membentuk Road Crew dan kemudian mereka berdua mencari penyanyi yang bagus. Kemudian mereka berdua berdua bertemu dengan Izzi Stradlin yang memutarkan rekaman suara W.Axl Rose sudah merasa klop, ditambah Duff McKagan yang menjadi bassist. Maka.. Jreenggg ….. terbentuklah Guns N’ Roses. Dan mereka menjadi legenda sampai dengan saat ini..............
Gun ‘n Roses pernah sempat vakum beberapa saat karena kekurangan personil. Slash yang tidak bisa diam saja dengan hanya menunggu dan menunggu, yang akhirnya dia memutuskan untuk mebuat sebuah band baru. Bersama Matt Sorum, Gilby Clarke, Mike Inex, Eric Dover membentuk SLASH’s Snakepit dan merekam album perdana It’s Five O’ Clock Somewhere. Band itupun melanjutkan hidup dengan melakukan tour-tour kecil dan bermain di night club. Bahkan album perdananya juga sempat dapat platinum................
Kembali lagi ke Gun ‘n Roses, karena diskusinya dengan Axl tentang kelanjutan band GNR itu tidak ada titik temunya juga, akhirnya Oktober 1996 Slash menundurkan diri dari GNR. Sedangkan Axl berkuasa penuh terhadap kepemilikan GN’R. Namun sempat Slash mengatakan bahwa dia akan bersedia ngeband bersama GN’R lagi asal tetap bermusik cadas..............
Karena apa ? Karena Slash ingin mempertahankan GN’R dengan rock band sedangkan Axl ingin mengarah musik tecno/industrial dengan GN’R. Ya jelas saja ga bakalan nyambung.
Selepas dari GNR, Slash tetap bermain dengan SLASH’s Snakepit-nya dengan merilis Ain’t Life Grand.
10. Seven-mile bridge,
Panjang 10.887 M menghubungkan antara Teluk Meksiko dengan daratan di Florida Amerika Serikat
9. San Mateo - Bridge Hayoard,
Panjang 11.265 M, melintasi teluk California, San Franscisco Amerika.
8. Union Bridge,
Panjang 12.900 M, menghubungkan antara pulau Prince Edward dengan dataran New Brunswick di Kanada.
7. Rio Bridge - Niteroi,
Panjang 13.290 M, Menghubungkan kota Rio de Janeiro di Brazil dan Niteroi.
6. Penang Bridge,
Panjang 13.500 M, menghubungkan antara Pulau Penang dan daratan Malaysia.
5. Vasco da Gama bridge,
Panjang 17.200 M, jembatan terpanjang di daratan Eropa yang melintasi sungai-sungai di kota Lisbon Purtugal
4. Chesapeake Bay Bridge,
Panjang 24.140 M, melintasi teluk Chesepake di Maryland Amerika.
3. King Fahd Causeway,
Panjang M, melintasi bendungan yang menghubungkan antara Saudi Arabia dan Bahrain.
2. Bridge donghai,
Panjang 32.500 M, Jembatan terpanjang di Asia dan juga jembatan terpanjang yang melintasi lautan, terletak di Shanghai China.
1. Lake pontchartrain,
Panjang 38.420 M terdapat di Lousiana New Orleans, Amerika.
Inilah Nama nama wisata di kalimantan selatan :
Museum Lambung Mangkurat
Museum Lambung Mangkurat diresmikan penggunaannya pada tahun 1979. Bangunan museum ini berarsitektur Rumah tradisional Banjar, Rumah Bubungan Tinggi, yang dipoles dengan gaya modern. Barang koleksi Museum terdiri dari peninggalan Kesultanan Banjar, Candi agung, dan Candi laras, perkakas dari batu, ukiran kayu Ulin, perkakas pertanian dan perabot rumah tangga, alat musik tradisional dan sebagainya.
Museum Lambung Mangkurat, terdiri dari dua lantai. Lantai pertama terdiri dari tiga ruang pameran (display), yaitu satu ruang pameran terbuka dan dua ruang pameran tertutup. Di ruang pameran terbuka, para pengunjung dapat melihat tiga alat transportasi sungai masyarakat Banjar yaitu: jukung sudur, perahu pandan liris, dan jukung tambangan. Selain ketiga jenis kapal tersebut, pengunjung juga dapat melihat beragam fosil fauna laut, seperti kerangka ikan paus (Rhineodon Typus Cotaceae). Sedangkan di kedua ruang pameran tertutup, pengunjung akan dibawa masuk ke zaman nan jauh sebelum kita lahir. Di salah satu ruangan tertutup ini, pengunjung dapat menyaksikan peralatan yang digunakan pada masa prasejarah, seperti: beliung, kapak bahu, pahat kapak lonjong, tuangan kapak perunggu dan benda-benda lainnya. Sedangkan di ruang pamer tertutup yang lain, pengunjung akan menyaksikan beragam peninggalan Kerajaan Banjar.
Pada lantai kedua, para pengunjung akan menyaksikan lukisan foto etnis dan peta persebaran suku bangsa yang berdiam di wilayah Kalsel. Di tempat ini, para pengunjung dapat menyaksikan berbagai bentuk rumah tradisional Banjar seperti: Bubungan Tinggi, Gajah Manyusu, dan lain sebagainya. Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan etalase lengkap daur hidup masyarakat Banjar, dari fase kelahiran, anak-anak, menjelang dewasa, menikah, melahirkan hingga meninggal dunia. Fase-fase tersebut, dideskripsikan dalam bentuk upacara-upacara yang dekat dengan perkembangan Islam seperti tradisi Baayun Anak, Basunat, Baantar Jujuran, Batamat Al Quran, Bakawinan, dan lain sebagainya.
B. Keistimewaan
Dengan memasuki museum Lambung Mangkurat, para pengunjung dibawa kemasa lalu, yaitu masa sebelum Kalimantan Selatan berubah menjadi sebuah provinsi. Museum ini dapat memberikan pemahaman kepada pengunjung tentang perkembangan masyarakat Banjar dari zaman purba, yakni ketika masih menggunakan perkakas dari batu, hingga perkembangan kerajaan-kerajaan yang pernah ada dan berpengaruh di Kalimantan Selatan. Dengan melihat Genta Kencana (tempat raja beristirahat), misalnya, pengunjung akan mengetahui bagaimana peradaban yang dibangun masyarakat Banjar saat itu.
Pantai Batakan
Bila anda berkunjung ke Provinsi Kalimantan Selatan, sempatkanlah bertamasya ke tempat-tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Tanah Laut. Kabupaten yang beribukota di Pelaihari ini terkenal dengan rekreasi pantainya yang memesona. Pantai Batakan salah satunya.
Pantai Batakan terletak di sebelah selatan Kota Pelaihari, dan telah ditetapkan sebagai tempat wisata pada tahun 1982 oleh H. Muhammad Said, Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan kala itu. Meskipun terbilang baru, pantai ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan, terutama pada akhir pekan dan hari-hari libur lainnya. Sebagai salah satu tempat obyek wisata andalan, pemerintah daerah setempat telah mengelola pantai yang menghadap ke Laut Jawa ini secara serius. Hal ini terbukti dengan telah dibangunnya berbagai fasilitas pendukung di kawasan pantai ini
Pantai Pagatan

Di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat satu kabupaten yang namanya cukup unik, yaitu Kabupaten Tanah Bumbu yang resmi berdiri sejak tahun 2003 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003. Dinamakan Tanah Bumbu, karena pada zaman dahulu daerah ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil pala dan rempah-rempah di Indonesia. Konon, pusatnya waktu itu adalah daerah di sekitar Batulicin dan Pagatan. Dewasa ini, kabupaten yang persis terletak di ujung tenggara Pulau Kalimantan ini terkenal dengan hasil tambangnya, terutama batu bara.
Namun, sesungguhnya terdapat satu asosiasi lagi bila orang menyebut Tanah Bumbu, yaitu tempat wisata pantai yang eksotik karena di kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kotabaru ini memiliki garis pantai sekitar 200 kilometer. Pada umumnya, pantai-pantai di Kabupaten Tanah Bumbu berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Kusam Hilir. Pantai Pagatan, Pantai Tanjung Petang, Pantai Pulau Salak, dan Pantai Rindu Alam adalah di antara obyek wisata alam yang terkenal di kabupaten ini. Maka, bagi Anda yang berkunjung ke Kabupaten Tanah Bumbu, tidak ada salahnya bila meluangkan waktu untuk menikmati keindahan panorama pantainya. Salah satunya adalah bertamasya ke Pantai Pagatan yang populer dengan hamparan pasir putihnya itu.
Dan masih banyak lagie tempat tempat wisata di kalimantan ini yang perlu anda kunjungi......
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.
Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta. Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.
Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang berjudul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen"--Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan. Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk landasan kebijaksanaan non-kooperatif.
Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi. Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional.
Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu. Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan).
Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka. Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra�jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Rakjat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya. Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Rakjat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).
Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul Krisis Ekonomi dan Kapitalisme.
Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.
Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (empat jilid).
Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku, politik, dan lain-Iain. Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.
Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia? Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri. Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.
Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, �Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa. Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti.
Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh. Tangal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta. Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan satu dwitunggal.
Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda. Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.
Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti. September 1948 PKI melakukan pemberontakan. 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima Besar Soediman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata.Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana.
Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden. Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul �Lampau dan Datang�. Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul �Menuju Negara Hukum�.
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus. Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara. Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.
Dan atas jasa2mu kami segenap Orang indonesia akan selalu mengenangmu......
Yang kan selalu mengingatmu lewat lagu Bang Iwan Fals......
BUNG HATTA
Tuhan terlalu cepat semua
Kau panggil satu-satunya yang tersisa
Proklamator tercinta…
Jujur lugu dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia…
Reff :
Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi…
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu…
Terbayang baktimu, terbayang jasamu
Terbayang jelas… jiwa sederhanamu
Bernisan bangga, berkapal doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu…........