Pages

Selasa, 01 Mei 2012

Obat Paling Mujarab Dari Hal Menjijikkan

Kita mungkin tidak akan pernah percaya bahwa berbagai Hewan yang luar biasa menjijikan ini akan dapat menolong bahkan di beberapa kasus, menyelamatkan nyawa Manusi!
Berbagai inovasi dapat ditemukan, dan bahkan membuat berbagai terobosan dari mahluk-mahluk ini atau dari cairan yang keluar dari tubuh mahluk ini...
6. Keringat Kuda Nil

Tau dong Kuda Nil? Hewan raksasa yang ngegemesin? hii!! apaan! Baunya ga karuan, dan jika Anda tidak hati-hati, hewan ini ternyata sangat biasa pemarah. Mereka sangat melindungi daerah kekuasaan mereka, sehingga jika ada kesalahan, maka mereka akan dengan tidak pikir panjang menyerang dan menghancurkan mereka yang sial ini.

Tapi, satu hal yang menarik adalah bahwa Kuda Nil ini tidak memiliki rambut sama sekali, dan tidak pernah menderita kulit terbakar, mengapa? Setelah dilihat, ternyata keringat kuda Nil bewarna merah dan kental. Setelah akhirnya diteliti, ternyata keringat kuda nil ini adalah sunblock paling efektif! Bukan hanya sebagai sunblock yang mampu memecah efek buruk matahari, tapi keringat kuda nil adalah antiseptik paling mujarab, sekaligus penolak serangga kelas satu!


5. Belatung

Iya.. Anda sama sekali tidak salah baca. Belatung, yang muncul di berbagai makanan atau barang yang busuk. Anda tahu kan, belatung itu adalah masa muda lalat yang banyak menularkan berbagai macam penyakit?

Ternyata, walaupun sangat menjijikkan, belatung adalah 'sabun antibakteri' alami. Belatung hanya memakan bagian yang busuk dari mahluk hidup, jadi dengan kata lain, belatung akan memakan kulit mati dari luka terbuka yang sudah terinfeksi, dan mencegahnya menjadi luka membusuk.


Penggunaan belatung untuk merawat luka, kembali muncul karena adanya beberapa bakteri yang mulai tahan terhadap antibiotik. Akibat kemampuan beberapa bakteri seperti inilah, maka belatung kembali muncul ke permukaan sabagai terapi alami terhadap luka yang terinfeksi.


4. Lintah

Mungkin anda pernah membaca entah dari mana, bahwa di masa lalu, para profesional di bidang medis menggunakan lintah sebagai cara untuk mengurangi berbagai masalah, entah dari demam sampai ke alergi. Galen, seseorang dari Yunani Kuno mengatakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat cairan utama: darah, riak, empedu hitam dan empedu putih. Kekurangan atau kelebihan salah satu cairan ini, akan menyebabkan masalah dalam tubuh.

Penelitian berhasil membuktikan bahwa ludah lintah ternyata memiliki berbagai pengaruh luar biasa. Ludah lintah mengandung anastesi, antibiotik bahkan berbagai enzim dan zat anti pembeku yang dapat mencegah serangan jantung dan stroke. Masalahnya, apakah Anda rela tubuh Anda ditempeli Lintah?


3. Racun Kumbang Blister Beetle

Kumbang yang satu ini, yang sering dijadikan bahan pembuat spanish fly, sebenarnya berbahaya, karena pada saat racun ini menyentuh kulit manusia, kulit yang terkena akan membengkak dan lecet. Boleh percaya atau tidak, racun dari kumbang ini sebenarnya cukup mematikan bagi kuda! Racun yang disebut cantharidin ini sebenarnya tidak mematikan, tapi rasa sakit yang timbul dari kulit yang bengkak dan lecet tadi sama sekali tidak menyenangkan!

Setelah dilakukan banyak penelitian, maka akhirnya ditemukan bahwa cantharidin yang sebenarnya menyakitkan ini ternyata memiliki banyak sekali fungsi, dari mematikan kutil, membuang tattoo, sampai bahkan melawan pertumbuhan beberapa sel kanker dengan sangat kuat!


2. Kulit Udang

Siapa sih yang mau makan? Emang udang enak sih, (buat yang tidak merasakan alergi terhadap udang), tapi jika anda harus makan udang beserta kulitnya, mungkin hanya udang kecil yang menyusahkan saja yang akan anda makan bersama dengan kulitnya. Bahkan jika anda tahu, di dunia kuliner barat, kulit udang ini dianggap sangat menjijikkan. Tentunya jika anda makan di restoran seafood, tumpukan kulit udang sudah sangat mengganggu bukan? belum lagi bau yang ditimbulkan oleh kulit udang tadi!

Tapi jangan salah, para peneliti berhasil menemukan bahwa di dalam kulit udang, terdapat satu zat yang akan membantu anda kehabisan darah sebelum waktunya. Bahkan hanya dengan menempelkan semacam plester di kulit yang terluka, perdarahan besar pun dapat berhenti hanya dalam waktu satu sampai lima menit saja! Sampah bau pun akhirnya bisa menyelamatkan nyawa anda!


1. Cacing Tambang

Dari kecil kita diajari bahwa cacing tambang adalah salah satu cacing yang bisa menyerang tubuh kita karena kita main di tempat yang kotor dan tidak sehat. Mulai kecil, kita diajari bahwa cacing yang satu ini adalah cacing yang berbahaya dan bisa menyebabkan kita kekurangan gizi jika sampai berhasil masuk ke badan kita.

Selain itu, bentuknya yang mengerikan dan menjijikkan, yang bisa tumbuh bermeter-meter dalam badan kita, dan sangat sangat susah untuk dilepaskan begitu cacing ini membuat tubuh kita sebagai inang.


Nah.. apa mungkin cacing yang menjijikkan ini dapat berguna? Mungkin buat anda yang tidak pernah alergi udang, tidak akan merasakan apa-apa, tapi bagi mereka yang alergi, tentunya cacing ini sangat berguna! Mengapa? karena cacing ini mampu menahan reaksi alergi badan kita! Alergi sebenarnya adalah reaksi tidak normal, yang berlebihan dari badan kita pada saat kita mengkonsumsi sesuatu.

Nah, Professor David Pritchard, berhasil menemukan mengapa cacing ini dapat tinggal di dalam tubuh kita, karena dia bisa mematikan sistem kekebalan tubuh kita. Maka dari hal inilah, sekarang sedang dikembangkan obat anti alergi yang pastinya akan membuat (hampir) semua hal jadi aman bagi badan kita. Tidak perlu takut alergi lagi!

                                                Sumber http://rdanekaragam.blogspot.com

Roller Coaster Paling Gila

1.Top Thrill Dragster (Cedar Point, Sandusky, Ohio)
Di tahun 2003, Top Thrill Dragster dinobatkan sebagai roller coaster tercepat dan tertinggi di dunia. Kecepatannya bisa mencapai 193 km/ jam dengan ketinggian mencapai 128 m. (setara dengan gedung 42 lantai).


2.Drop Zone (Paramount Kings Island, Kings Island, Ohio )
Sebenarnya tidak terlalu spesial dengan Drop Zone, anda cukup duduk di kursi yang ada, diangkat sampai ketinggian 92m (setara 27 lantai), kemudian anda "dijatuhkan" dengan kecepatan sampai 115 km/ jam.

3. Kingda Ka (Six Flags Great Adventure in Jackson, N.J.)
Kingda Ka menjadi roller coaster tertinggi dan tercepat di dunia pada tahun 2005. Ketinggiannya mencapai 138 m dengan kecepatannya 205 km/ jam.


4. Tower of Terror (Dreamworld, Gold Coast, Australia)
Sesuai dengan namanya, tower yang satu ini akan membuat jantung anda tertinggal di atas karena kecepatannya mencapai 160 km/ jam dengan ketinggian setara dengan 38 lantai (+/- 129 m).


5. The Incredible Hulk Coaster (Islands of Adventure, Orlando, Fla.)
Panjangnya mencapai 1.127 m dengan kecepatan maksimum mencapai 107,8 km/ jam. Tidak setinggi dan secepat yang lainnya tetapi dijamin anda akan merasa seperti naik pesawat tempur F-16 yang terkenal itu. :-)


6. Superman Ride of Steel (Six Flags New England, Agawam)
Sesuai namanya, anda akan diajak "terbang" sampai kecepatan mencapai 124 km/ jam. Kereta ini akan mengajak anda meluncur diatas ketinggian 67 m dengan sudut kemiringan mencapai 70° .


7. Colossus (Thorpe Park, Surrey, England)

Satu-satunya yang akan membuat anda mungkin muntah adalah keretanya yang akan berputar sebanyak 4 kali berturut-turut dan anda akan merasa seperti sebuah mur yang sedang ditancapkan ke dinding tetapi dengan kecepatan tinggi. Atau mungkin lebih seperti sebuah gasing?
Total putaran sendiri dalam permainan ini ada 10 kombinasi putaran.

Sumber http://rdanekaragam.blogspot.com

10 Keanehan Yang Belum Terpecahkan

Dahulu kita pernah membaca suatu buku atau mendengar cerita kalau tidak salah bersampul merah dan berisi tentang keanehan dan misteri yang ada di dunia ini. Mulai dari segitiga bermuda, monster Loch Ness dan lain-lain. Nah kemarin sewaktu saya muter-muter alias blogwalking ada suatu artikel dari tymask.ada yang mengingatkan saya kembali dengan buku itu... Mari kita simak satu persatu artikelnya

1. PENCIPTAAN MANUSIA :
Dari manakah manusia berasal? Jika menilik dari Injil dan Kitab Suci, memang sangat jelas dikatakan bahwa Tuhanlah pencipta manusia (Kitab Kejadian Pasal 1). Tapi bagaimana proses penciptaan itu sebenarnya?
Charles Darwin pernah menawarkan teori bahwa manusia adalah hasil evolusi dari kera. Jika demikian halnya, maka “seharusnya” manusia akan terus berevolusi menjadi mahluk yang lebih baik. Namun faktanya, sudah lebih dari 2000 tahun, tidak ada perubahan pada manusia. Apakah itu berarti evolusi berhenti?
Teori lain mengatakan bahwa manusia berasal dari Mahluk ruang Angkasa. Jika demikian, maka pertanyaan menjadi : dari mana mahluk itu berasal?


2. JALAN BIMINI :

Para diver (penyelam) yang tentu pernah melihat sebentuk jalan setapak di bawah laut utara Pulau Bimini di Kepulauan Bahama. Banyak orang berpendapat jalan setapak itu dibuat oleh alam. Namun penataan batu jalan itu menimbulkan pertanyaan lanjutan karena terlalu “rapi”. Beberapa ahli menduga jalan itu adalah bagian dari Kota Atlantis (seperti yang ditulis oleh Plato beberapa abad silam). Tapi hingga hari ini belum ada bukti tambahan mengenai keberadaan “kota yang hilang” itu. Dan Jalan Bimini masih menjadi pertanyaan : apakah jalan itu dibuat alam atau manusia?

3. BOLA CAHAYA MARFA :

Disebut juga “Bola Cahaya Hantu”. Pertama kali terlihat tahun 1880 di sebelah barat kota Marfa, Texas. Cahaya itu dideskripsikan sebesar bola basket, melayang dengan ketinggian pundak manusia. Biasanya berwarna putih, kuning, orange, merah, dan kadang-kadang biru atau hijau. Bola-bola itu biasa terbang mengelilingi daerah tertentu, kemudian menghilang dengan sendirinya. Hingga hari ini, cahaya itu masih sering tampak. Tidak ada penjelasan, apa sebenarnya cahaya-cahaya itu.

4. MISTERI HILANGNYA JIMMY HOFFA :

Dikenal sebagai Pimpinan Buruh Amerika yang paling berpengaruh di tahun 1950 - 1960, Jimmy Hoffa adalah figur yang telah mengubah wajah dunia perburuhan Amerika. Tanggal 30 Juli 1975, Hoffa menghilang di tempat parkir Detroit dan tidak pernah ditemukan lagi. Salah satu teori yang diyakini adalah Hoffa dibunuh oleh Anthony Jack Giacalone, seorang pimpinan geng New Jersey. Mayat Hoffa disebutkan dikubur di bawah fondasi stadion The Giants, Detroit. Ketika dilakukan penggalian di fondasi stadion tersebut, mayat Hoffa tidak ditemukan.

5. MOTHMAN :


Mothman adalah salah satu urban legend yang cukup terkenal di daerah Virginia. Mothman digambarkan adalah mahluk bersayap dan setinggi manusia, bermata merah, kadang muncul tanpa kepala dan mata merahnya ada di dada. Pertama kali ditemukan di daerah perkuburan di Virginia tahun 1926. Hingga hari ini, polisi masih menerima laporan mengenai kemunculan Mothman. Siapa dia? Tidak seorang pun yang tahu. Secara umum, tidak pernah ada laporan ada orang yang diserang Mothman.
6. JACK THE RIPPER :
Terkenal sebagai pembunuh misterius di tahun 1888, identitas Jack The Ripper hingga hari ini tidak pernah terungkap. Korbannya adalah wanita tuna susila yang dibunuh dengan cara mutilasi yang cukup handal dan sempurna, membuat para polisi berpikir Jack adalah seorang dokter bedah. Walau sudah banyak buku, film, dan teori yang dipublikasikan, identitas Jack The Ripper tetap misterius dan belum ada satu pun bukti yang bisa menjelaskan jati diri sebenarnya.

7. THE BABUSHKA LADY :

Jika Anda pernah menyaksikan rekaman pembunuhan Presiden John F. Kennedy di Dallas tahun 1963, perhatikan di sudut kanan rekaman itu. Ada seorang wanita berkerudung babushka (selendang buatan Rusia) yang tampak merekam kejadian. Wanita itu diyakini sebagai orang yang punya peranan penting dalam mengungkap kasus pembunuhan John F. Kennedy karena dia berada pada posisi yang sangat dekat dengan korban saat kejadian itu terjadi. Dalam rekaman itu, terlihat wanita tersebut memegang kamera, dan merekam kejadian.
Anehnya, wanita itu tidak pernah ditemukan. Pihak FBI telah meminta wanita itu untuk menyerahkan rekaman itu demi membantu FBI menemukan pembunuh Presiden Amerika. Namun wanita itu tidak pernah muncul. Siapakah dia? Bagaimana dia bisa berdiri begitu dekat dengan mobil Presiden? Tidak ada orang yang tahu hingga hari ini.


8. ZODIAC KILLER :

Salah satu pembunuh paling cerdas yang tidak pernah tertangkap hingga hari ini adalah Zodiac Killer. Tahun 1960, Zodiac Killer melakukan usaha pembunuhan terhadap 7 orang di California Utara. Lima korbannya meninggal, dan dua terluka parah. Awalnya, polisi kesulitan mencari jati diri pembunuh. Sebulan setelah pembunuhan pertama, sang pembunuh mengirimkan surat kepada polisi dan mengklaim dirinya bernama Zodiac Killer, serta menantang polisi untuk menangkapnya.
Setelah aksi pembunuhan ke-7, Zodiac Killer tiba-tiba lenyap. Apakah dia telah terbunuh? Dan siapa dia sebenarnya? Tidak ada orang yang bisa menjelaskan.


9. OGOPOGO :

Jika mahluk Danau Loch Ness bernama Nessy sudah terbukti adalah palsu, maka lain halnya dengan Ogopogo. Mahluk yang mirip dengan Nessy (berleher panjang, bertubuh besar, dan berkepala seperti kadal) ini adalah mahluk misterius yang muncul di Sungai Okanagan, Canada. Banyak saksi yang berhasil merekam foto mahluk ini. Namun tidak seorang pun yang berhasil menangkapnya. Mahluk yang juga dikenal dengan nama Naitaka ini kini menjadi maskot Taman Kelowna, Canada. Apakah Ogopogo benar-benar ada? Benarkah dia adalah reptil purbakala yang masih hidup? Tidak ada bukti kongkret yang bisa menjelaskan keberadaannya hingga hari ini.

10. SHAG HARBOUR INCIDENT :


Adalah sebuah insiden ledakan misterius yang terjadi di Pelabuhan Shag, Nova Scotia, tanggal 4 Oktober 1967. Sebuah benda menghantam Pelabuhan Shag pukul 11.20 malam, menimbulkan ledakan hebat. Tidak ada korban jiwa. Para saksi melihat benda itu seperti “piring terbang”. Tidak lama kemudian, tempat itu segera ditutup. Pihak militer Canada segera berdatangan. Dalam waktu sekejap, tempat itu dibersihkan dan puing2 segera diangkut. Insiden itu terkesan sangat ditutup-tutupi. Apa sebenarnya yang terjadi? Benarkah piring terbang yang jatuh? Pemerintah Canada tidak pernah mengeluarkan statement apapun mengenai hal ini. Dan hingga hari ini, misteri ini tidak pernah terungkapkan.....

                                             Sumber  http://rdanekaragam.blogspot.com

Senin, 30 April 2012

SWORO ROGO

Pamekas kang siningker jroning laku,
tan kawiyak ing panggraita
Mung pengin ayem, nanging keplayu kerem,
keselak besus kanyata ora pecus,
kelindhih ing atur saklimah,

kepidak ing tindak sapecak,
kumara aking, marga tan weruh ing rasa,
nalar cupet marga tan ngudi ing kasunyatan,
banjur arep dadi apa?

Sawangen kae,
wiyati kang tanpa wates
kapan bisa kokrengkuh?

Sumber : http://xadom.blogspot.com

SANG DONO ROJO NAGIH JANJI

Rama,
Sebab apa kabeh dadi malik grembyang?
Apa marga Sukesi ngidham Sastra Jendra,
dene amung Rama kang bisa medhar?
Apa dewa kang ora lila
yenta bakal ana manungsa ngerti marang wadining ngaurip?

Rama,
ora ateges putramu duraka,
murang tata marang wong tuwa
nanging putramu mung bakal minta adiling Brahmana
wus kinucap yenta Sukesi bakal dadi sisihanku
tan kanyana Rama cidra ing janji,
melik darbeking liyan
tan bisa meper karep kang kurang prayoga

Rama,
iku dudu sipating Pandhita
iku watek budi candhala
sipating Brahala kang tansah ngumbar angkara murka
kinarya prasapa kinucap king panasing kalamangsa
kang cinarita bakal ngambra-ambra
nganti tekan suruting jagad

Rama,
putramu tan bakal narima
iki dhadhane Danaraja
iki putrane Wisrawa
kang cinidra larasmara
badhar king sastra kawedhar
layu king mantra pangruwating diyu

Dhuh Dewa,
endi kang bakal kok bela
Rama apa Putra….
 
Sumber : http://xadom.blogspot.com

Kautamaning Bebrayan



Pitudúh : 1
Ora Ã¥nÃ¥ wóng kang ingaranan uríp, kêjabanê kang mikír sartÃ¥ trêsnÃ¥ marang wóng kang ringkíh lan nandhang pÃ¥pÃ¥ cintrÃ¥kÃ¥. BisÃ¥ mèlu ngrasakakê kasusahanê sartÃ¥ lÃ¥rÃ¥ lapanê wóng liyÃ¥. Kanthi pangrÃ¥sÃ¥ kang mangkono mau atêgês bisÃ¥ nggadhúh kêkuwatan kang tanpÃ¥ watês, pêrlu kanggo mitulungi sapÃ¥dhÃ¥-pÃ¥dhÃ¥ kang kahananê luwíh nrênyúhakê katimbang dhiri pribadinê. “Pakarti mono darbèk kita dhêwê, nanging wóhê pakarti mau dadi kagunganê Kang Gawê Urip”, mangkono sabdanê sawijinê PujÃ¥nggÃ¥ kalokÃ¥.

Pitudúh : 2
Wóng kang baút mawas dhiri iku wóng kang biså manjíng ajúr ajèr, ngêrti êmpan papan laras karo rèh swasånå sakupêngê tanpå ninggalakê subåsitå. Paribasanê wóng kang baút ngadisarirå, åjå múng kalimpút êdiníng busånå baê, nangíng bisowå tansah mêrsudi marang padhangíng sêmu lan manisíng wicårå tanpå nglírwakakê marang alús lan luwêsíng solah båwå.

Pitudúh : 3
Kêcandhakíng sawijiníng idham-idhaman iku ora cukúp múng dibandang móncèr lan pêpakíng ilmu lan kawrúh baê. Nangíng ånå syarat siji kang ora kênå kalirwakakê, yaiku kapintêran ing bab sêsrawungan. Såpå kang bisa tumindak ajúr-ajèr lan biså nuwúhakê råså rêsèp marang liyan, prasasat wis êntúk pawitan kanggo nandangi sakèhíng pagawêyan åpådênê nggayúh idham-idhamanê.
Pitudúh : 4
Nindakakê kabêcikan mono ora mêsthi kudu cucúl wragad, nanging biså ditindakakê sarånå pakarti-pakarti liyanê sing sêjatinê akèh bangêt caranê. Saugêr biså gawê sênênging liyan, upamanê baê måwå ulat sumèh tangkêp srawúng kang sumanak, bisa manjíng ajúr-ajèr ing madyaníng bêbrayan, lan biså dadi patuladhan laku utåmå. Kabèh mau klêbu êwóníng tindak kabêcikan kang ajinê nglêluwihi wragad dêdånå kang diwènèhakê utåwå dipotangakê, apamanèh lamún anggónê mènèhi utåwå ngutangi iku sinamudånå kêbak pamríh.

Pitudúh : 5
Yèn kowê arêp rêmbugan, pikirên luwih dhisík têtêmbungan síng arêp kók wêtókakê. Åpå wís ngênggoni têlúng prêkårå : bênêr, manís, migunani. Êwå sêmono síng bênêr iku isih pêrlu dithinthingi manèh yèn gawê gêndranê liyan prayogå wurúngnå. Dênê têmbúng manís mono ora duwê pamríh, pamrihê biså gawê sênêngê liyan kang tundhónê migunani tumrapê jagadíng bêbrayan.

Pitudúh : 6
Sugíh ómóng kanggo nggayêngakê pasamuwan pancèn apík. Nangíng ngómóng múng golèk suwurê awakê dhêwê sók kêtrucút miyak wêwadinê dhêwê. Pirå baê cacahê wóng kang kêplèsèt uripê múng margå sukå anggónê sugíh ómóng. Mulå sabêcik-bêcikê wóng iku ora kåyå wóng kang mênêng. Nangíng mênêngê wóng kang darbê bóbót kang antêb síng biså dadi panjujuganê pårå pawóngan kang mbutúhakê rêmbúg lan pitudúh.


Pitudúh : 7
Ing jagadíng sêsrawungan mono nyirík marang sêsipatan kang gumêdhê lan wêwatakan kang tansah ngêgúngakê dhiri. Sipat lan wêwatakan mau adhakanê banjúr nuwúhakê råså ora lilå yèn nyipati ånå liyan síng luwíh katimbang dhèwèkê. Mulå saibå bêcikê samångså såpå kang rumangsa pintêr dhêwê, sugíh dhêwê, lan kuwåså dhêwê iku gêlêma nglaras dhiri lan nglêrêmakê cíptanê kang wêning, yèn sêjatinê isíh ånå manèh kang Måhå Pintêr, Måhå Sugih, lan Måhå Luhúr. Klawan mangkono råså pangråså dumèh lan takabúr kang dadi sandhungan pasrawungan biså sumingkír.


Pitudúh : 8
Luwih bêcík makarti tanpå sabåwå kang anjóg marang karahayóníng bêbrayan, katimbang tumindakê wóng kang rêkanê nindakakê panggawê luhúr nangíng disambi udúr. Yêktinê tåtå têntrêm iku ora bakal biså kagayúh yèn tå ora adhêdhasar kêrukunan, dênê kêrukunan iku múng biså kêcandhak yèn siji lan sijinê pådhå biså aji-ingajènan lan móng-kinêmóng.


Pituduh: 9

Yèn atimu wis gilíg arêp gawé kabêcikan kanggo karaharjaníng bêbrayan, bêratên råså uwas marang pandakwå ålå kang ora nyåtå. Srananånå kanthi jêmbaríng dhådhå lan sabaríng nålå, amríh bisa nuwúhaké gêdhéníng prabåwå lan cabaríng sakèhíng piålå.


Pitudúh : 10

Wicårå kang wêtuné kanthi tinåtå runtút kang awujúd sêsulúh kang amót piwulang bêcík, ajiné pancèn ngungkuli mas picís råjåbrånå, biså nggugah budi lan nguripaké pikír. Nangíng kawuningånå yèn grêngsênging pikír lan uripíng jiwå iku ora biså yèn múng kagugah sarånå wicårå baé. Kang wigati yaiku wicårå kang måwå tandang minångkå tulådhå. Jêr tulådhå mono síng biså nuwúhaké kapitayan. Luwíh-luwíh mungguhíng pårå manggalaníng pråjå kang wís pinracåyå ngêmbani nuså lan bångså.


Pitudúh : 11

Luwíh bêcík ngasóraké rågå tinimbangané ngóngasaké kapintêran kang sêjatiné isíh nguciwani bangêt. Ngóngasaké kapintêran iku satêmêné múng kanggo nutupi kabodhowané, jêr kabèh mau mêrga råså samar lan was sumêlang yèn ta kungkulan déníng sapêpadhané. Tindak mangkono mau malah dadi sawijiníng godhå kang múng bakal ngrêrêndhêti lakuníng kêmajuwané dhéwé ing jagadíng bêbrayan.

Pituduh : 12
Såpå wóngé síng ora sênêng yèn éntúk pangalêmbånå. Nangíng thukulíng pangalêmbånå iku ora gampang. Kudu disranani kanthi pakarti kang bêcik lan murakabi marang wóng akèh. Yèn múng disranani båndhå, pangalêmbanané múng kandhêg ing lambé baé ora tumús ing ati. Déné yèn disranani pênggawé kang lêlamisan, ing pamburiné malah bakal kasingkang-singkang kasingkíraké såkå jagadíng pasrawungan.


Pitudúh : 13

Généyå akèh wóng kang dhêmên nyatur alaníng liyan lan ngalêmbånå awaké dhéwé? Sêbabé ora liya margå wóng-wóng síng kåyå ngono mau ora ngêrti yèn pênggawé mau klêbu pakarti kang ora prayogå, mula prêlu dingêrtèkaké. Awít yèn ora énggal-énggal nyingkiri pakarti kang ora bêcík mau, wusanané dhèwèké kang bakal diêmóhi déníng pasrawungan.


Pitudúh : 14

Nggayúh kaluhuran liré ngupåyå tataraníng uríp kang luwih dhuwúr. Dhuwúr laír lan batiné, ya tumrap dhiri pribadiné ugå sumrambah kanggo karaharjaníng bêbrayan. Nangíng yèn kandhêg salah siji, têgêsé gothang. Yèn múng nêngênaké kaluhuraníng laír gênah múng ngoyak drajat lan sêmat, isíh miyar-miyur gampang kênå pangaribåwå såkå njåbå. Yèn ngêmúngaké kaluhuraníng batín, cêtha ora nuhóni jêjêríng manungsa, awít ora tumandang ing gawé kanggo kêpêrluwaníng bêbrayan. Atêgês tanpå gunå diparingi uríp ing alam donya.


Pitudúh : 15

Sing såpå rumangsa nduwèni kaluputan, åjå isín ngowahi kaluputan sing wís kadhúng katindakaké mau. Jêr ngakóni kaluputan mono wís cêthå dudu tindak kang asór, nangíng malah nuduhaké marang pakarti kang utåmå kang ora gampang linakónan déníng sadhêngah wóng. Iyå wóng kang wis biså nduwèni watak gêlêm ngakóni kaluputané mangkéné iki pantês sinêbút wóng kang jujúr sartå kasinungan ing budi luhúr.


Pitudúh : 16

Manungså uríp iku dibiså nguwasani kamardikaníng laír lan batín. Kang dikarêpakê kamardikaníng laír iku wujudê biså nyukupi kabutuhaning uríp ing sabên dinanê såkå wêtuning kringêt lan wóhíng kangèlan dhêwê ora gumantúng ing wóng liyå lan ora dadi sangganíng liyan. Dênê kamardikaníng batín iku dicakakê sarånå nyingkiri håwå napsu, adóh såkå asór lan nisthaníng pambudi, sêpi ing råså mêlík lan drêngki srèi, sartå tuhu marang paugêran uríp bêbrayan.


Pitudúh : 17

Yèn kêpéngín diajèni liyan, mulå åjå sók dhêmên martak-martakaké, åpå manèh nganti mamèraké kabisan lan kaluwihanmu. Pangaji-ajiníng liyan iku sêjatiné ora pêrlu mbók buru, bakal têkå dhéwé. Nudúhaké kêwasisan pancèn kudu bisa milíh papan lan êmpan. Mulå kang prayoga kêpårå purihên åjå kóngsi wóng liyå biså njajagi. Nangíng mångså kalané ngadhêpi gawé parigawé kêconggah mrantasi.


Pitudúh : 18

Åjå sók ngluputaké, gêdhéné ngundhat-undhat wóng liyå, samångså kitå ora katêkan åpå kang dadi kêkarêpan kitå. Bêciké kitå tliti lan kitå golèki sêbab-sêbab ing badan kita dhéwé, amrih kitå biså uwal såkå dayaníng pangirå-irå kang ora prayogå. Kawruhana, yèn usadané watak apês síng njalari nganti ora katêkan sêdyå kitå iku, ora ånå liya, yå dumunúng ånå ing awak kita dhéwé.


Pitudúh : 19

Arang wóng síng bisa mapanaké råså narima marang åpå baé kang wís klakón digayúh. Yèn rumangsa kurang isíh golèk wuwúh, yèn wís olèh banjúr golèk luwíh, yèn wís luwíh tumuli mbudidåyå åjå ånå wóng síng biså madhani. Wóng kang duwé råså mangkono mau satêmêné mêmêlas. Uripé tansah ngångså-ångså, ora naté sumèlèh atiné. Kanggo nuruti råså kang klèru kasêbút sók-sók banjúr tumindak ora samêsthiné lan nalisír såkå pakarti kang bênêr.


Pitudúh : 20

Watak narimå mono yêkti dadi sihíng Pangéran, nangíng yèntå nganti klèru ing panyuråså biså nuwúhaké klèruníng tumindak. Narimå, liré ora ngångså-ångså nangíng ora kurang wêwékå lan tansah mbudidåyå amríh katêkaning sêdyå, dudu atêgês kêbacút lumúh ing gawé, suthík ihtiyar. Awít yèn mangkono ora jênêng narimå, nagíng kêsèt. Jêr watakíng wóng kêsèt iku múng gêlêm énaké êmóh rêkasané, gêlêm ngêmplók suthík tómbók, satêmah dadi wóng ora wêrúh ing wirang, siningkiraké såkå jagadíng bêbrayan.


Pitudúh : 21

Wóng uríp ing alam bêbrayan iku yêkti angèl, kudu bisÃ¥ ngêrèh pakóné “si aku”, Ã¥jÃ¥ nggugu karêpé dhéwé lan nuruti hÃ¥wÃ¥ napsu. Luwíh-luwíh ing dinÃ¥ samêngko, alam bêbrayan donyÃ¥ tansah kêbak pradhóndhi, silíh ungkíh, rêbutan bênêré dhéwé-dhéwé. MulÃ¥ síng baku, wóng uríp kudu bisÃ¥ miyak alíng-alíng kang nutupi pikiran kang wêníng. Liré, sênajanÃ¥ sajroníng pasulayan, kudu bisa nyandhêt kêmrungsung “si aku” istingarah sakèhíng bédané panêmu bisÃ¥ disawijèkaké.


Pitudúh : 22

Wóng kang nduwèni watak tansah njalúk bênêré dhéwé iku adaté banjúr kathukulan bêndÃ¥nÃ¥ sênêng nênacad lan ngluputaké marang panêmu sartÃ¥ tindak tanduké wóng liyÃ¥. Méndah bêciké yèn wóng síng kÃ¥yÃ¥ mangkono mau kÃ¥lÃ¥-kÃ¥lÃ¥ gêlêm nggraitÃ¥ ing njêro batiné : “mbók mênÃ¥wÃ¥ aku síng klèru, mulÃ¥ cobÃ¥ dak tlitiné klawan adíl sÃ¥pÃ¥ kang sêjatiné nyÃ¥tÃ¥-nyÃ¥tÃ¥ bênêr”.


Pitudúh : 23

Rêsêpíng omah iku ora dumunúng ing barang-barang méwah kang larang rêgané, nangíng gumantúng marang panataníng prabót kang prasåjå, sartå pêmasangé rêrênggan kang adóh såkå watak pamèr. Sêmono ugå rêsêpíng salirå iku ora margå såkå pacakan kang èdi-pèni, nangíng gumantúng ing sandhang pênganggo kang prasåjå, trapsilå solah båwå, lan padhanging polatan.


Pitudúh : 24

Yèn kowé kêpênêr lagi srêngên lan nêsu, prayogané wóng síng kók nêsóni lan kók srêngêni mau kóngkónên énggal sumingkír. Utåwå kowé dhéwé sumingkirå sauntårå, aja têtêmónan karo wóng liya. Sabanjuré mênêngå lan étúng-étúngå kanthi sarèh wiwít siji têkan sêpulúh. Klawan mêngkono atimu bakal bisa nimbang-nimbang åpå nêsu lan srêngênmu marang wóng mau bênêr, åpå malah dudu kowé dhéwé síng lupút.


Pitudúh : 25

Jênêng tanpå gunå uripíng manungså kang nganti ora biså nyumurupi marang kang kêdadéyan ing sakiwå têngêné. Ora biså asúng lêlimbangan lan pamrayogå sakadharé kanggo karahayóníng bêbrayan. Rupak pandêlêngé ora ånå liyå kang disumurupi kajåbå uripé dhéwé. Mati pangrasané, jalaran ora kulina kanggo ngrasak-ngrasakaké kang katón ing sabên dinané, wusana dadi cêthèk budiné, jalaran såkå kalêpyan marang têpå palupi kang maédahi ing uripé.


Pitudúh : 26

Åjå sók nyênyamah luputíng liyan, luwíh bêcík tudúhnå kaluputané kang malah biså ngrumakêtaké råså pasêduluran. Éwåsêmono åjå nganti kowé kêsusu mbêcíkaké kêlakuwané liyan, yèn awakmu dhéwé rumångså durúng biså ngênggóni råså sabar lan têpa sêlirå. Såpå kang wís ngêrti lan ngrumangsani marang sakèhíng dosané, iku sawijiníng wóng kang wís ngêrti marang jêjêríng kamanungsané, manungsa kang utåmå.


Pitudúh : 27

Ajiníng manungså iku kapúrbå ing pakartiné dhéwé, ora kagåwå såkå katurunan, kapintêran, lan kasugihané. Nangíng gumantúng såkå ênggóné nanjakaké kapintêran lan kasugihané, sartå matrapaké wêwatêkané kanggo kêpêrluan bêbrayan. Kabèh mau yèn múng katanjakaké kanggo kapêrluwané dhéwé, tanpå paédah. Nangíng yèn pakarti mau kadayan déníng råså pêpinginan golèk suwúr, golèk pangkat lan donya brånå, malah bisa dadi mêmalaníng bêbrayan, jalaran nyinamudana sarånå nylamúr migunakaké jênêngé wóng akèh.


Pitudúh : 28

Ora ånå budi kang luwíh luhur saliyané nduwèni råså asíh marang nuså lan bangsané. Kadunungan råså rumangsa nduwèni sêsanggêman lan kuwajiban mranåtå têntrêmíng pråjå kanthi pawitan kapintêran kang dilandhêsi kawicaksananing pambudi. Tåndhå yêktiné yèn asíh, yaiku tansah samaptå tumandang sawayah-wayah yèn ånå parigawé kang wigati kanggo wargå sapådhå-pådhå, munggahé tansah samaptå lêladi kanggo kêslamêtaníng bêbrayan lan karaharjaníng nagårå.


Pitudúh : 29

Wóng kang kêrêp tansah dipituturi wóng liya iku adaté bisa dadi wóng dhêmên ngati-ati, nangíng mênåwå kapêngkók ing pêrlu sók ora bisa tumindak lan ngrampungi dhéwé. Kêpêkså isíh kudu nolèh wóng liya síng diwawas bisa awèh pitudúh. Mulå kuwi prayogå ngawulåå marang ati lan kêkuwatanmu dhéwé, jalaran wóng liyå iku sêjatiné yèn ånå apa-apané múng sadêrmå nyawang, ora mèlu ngrasakaké.


Pitudúh : 30

Wóng kang rumångså dhiriné linuwíh, ing sawijiníng wêktu mêsthi bakal kasurúng atiné arêp mamèraké kaluwihané, liré amríh dimangêrtènånå déníng wóng akèh yèn dhèwèké mono wóng kang pinunjúl lan supåyå diajènånå. Sumurupå, sakabèhíng kaluwihan mau yèn ora dicakaké måwå lêlabuhan kang murakabi marang bêbrayan, tanpå gunå kêpårå malah ora kajèn lan gawé pitunå. Mula kang prayogå biså tulús dadi wóng kang linuwih mênåwå gêbyaríng kaluwihan iku múng dikatónaké marang batiné dhéwé, iku wís cukup.


Pitudúh : 31

Dêdånå utåwå sêdhêkah marang wóng kang lagi nyandhang påpå cintråkå iku sawijiníng pênggawé bêcík kang patút tinulådhå, saugêr pawèwèh mau ora kinanthènan panggrundêl kang nêlakaké ora éklasíng atiné. Têtêmbungan kang lêmbah ing manah lan mêrak ati iku luwih gêdhé ajiné katimbang dêdånå kang ora éklas. Suprandéné nulúng lan mènèhi pêpadhang marang jiwané wóng kangkacingkrangan iku kang sêjatiné luwih pêrlu lan wigati, katimbang múng têtulúng marang awaké kang awujúd kêlairan baé.


Pitudúh : 32

Ulat sumèh, tindak-tandúk sarèh kinanthènan têmbúng arís iku biså ngruntúhaké ati sartå ngêdóhaké panggódhaning sétan. Kósókbaliné watak wicårå kang kêras, kêjåbå kêduga gawé tanginíng kanêpsón, ugå gampang nuwúhaké salah panåmpå. Sabarang prakårå kang sêjatiné bisa putús sarånå arís lan sarèh, kêpêksa dadi adu wulêding kulít lan atósíng balúng, kari si sétan ngguyu ngakak bungah-bungah.


Pituduh : 33

Wóng kang kulinå uríp mubra-mubru iku samangsané ngalami sandhungan uríp sêthithík baé adaté gampang kêthukulan gagasan lan gawé kang cêngkah karo bêbênêr, luwíh bêgjå wóng kang uripé pokal samadyå nangíng rêsík atiné. Déné bêgja-bêgjané wóng iku ora kåyå wóng síng tansah uríp ing kahanan kang kêbak godhå rêncånå, prasasat tåpå ånå satêngahíng cobå, nangíng tansah tawêkal lan kandêl kêimanané marang adilíng Pangéran Kang Måhå Kuwåså.

Pitudúh : 34

Sipaté wóng uríp iku mêsthi kêsinungan kêkuwatan. Kang ngêrti biså ngêcakaké déné kang ora biså ngêrti kurang digladhi, têmahan ora tumanja. Éwåsémono ngêmpakaké kêkuwatan mula ora gampang. Buktiné ora sêthithík kêkuwatan kang êmpané ora mapan. Kawruhana, yèn rusaké bêbrayan ing antarané margå såkå pakartiné pårå-pårå kang ngêrti marang dayaníng kêkuwatané nangíng ora kanggo nggayúh gêgayuhan kang mulyå, múng kanggo nuruti dêrênging ati angkårå.


Pitudúh : 35

Katrêsnan kang tanpÃ¥ pangrêksa iku dudu sêjatiníng katrêsnan. KênÃ¥ diarani sêjatiníng katrêsnan kang múng kadêrêng lan kêna ing pangaribawaníng hÃ¥wÃ¥ napsu. Dadi yèn Ã¥nÃ¥ unèn-unèn ” trêsnÃ¥ iku wutÃ¥” yaiku síng kaprabawan hÃ¥wÃ¥ napsu. Síng prayogÃ¥ iku mêsthiné kudu ngugêmi unèn-unèn “trêsnÃ¥ iku rumêksÃ¥” bisÃ¥ salaras tumindaké. Rasaníng katrêsnan kang cêdhak dhéwé tumrap sadhêngah manungsÃ¥ iku dumunúng ing awaké dhéwé. MulÃ¥ sÃ¥pÃ¥ kang trêsnÃ¥ marang sapÃ¥dhÃ¥-pÃ¥dhÃ¥ iku aran trêsnÃ¥ marang awaké dhéwé, tundhóné sÃ¥pÃ¥ kang tansah ngrêksÃ¥ marang karahayóníng liyan, ora bédÃ¥ karo pangrêksÃ¥ marang kêslamêtané dhéwé.


Pitudúh : 36

Srawúng ing madyaning bêbrayan iku kêjåbå kudu wasís milíh papan lan êmpan, ugå kudu bisa angón mångså lan mulat ing sêmu. Åjå nggêgampang ngrójóngi rêmbúg kang kowé dhéwé durúng ngrêti prakarané. Rêmbúg sêthithík nanging mranani iku nudúhaké bóbótíng pribadi. Rêmbúg akèh nangíng ampang malah gawé sånggå rungginé síng pådhå ngrugókaké kêpårå njuwarèhi.


Pitudúh : 37

Wóng kang wís têkan pêsthiné utåwå wis katimbalan bali mênyang jaman kêlanggêngan iku sêjatiné lagi kênå diwènèhi biji tumrap ajiné kamanungsané lan pakartiné nalikå uríp. Déné wóng kang isíh pådhå uríp iku pêrlu disêmak baé dhisík, durúng kênå dipatrapi biji, jêr kahanané isih bisa owah gingsír. Sarèhné manungså iki sawijiníng titah kang luhúr dhéwé, mulå wís samêsthiné yèn kitå åjå nganti kayadéné sato kang patiné múng ninggal têngêr lulang lan balúng baé. Nangíng bisowå kita nanjakaké uríp kitå marang pakarti-pakarti utåmå, sumrambahé marang karahayóning uríp bêbrayan.


Pitudúh : 38

Mustikané wóng tuwÃ¥ marang anak múng Ã¥nÃ¥ ing laku kang gumati, gunêm kang rurúh, lan ujar kang manís. Gumatiné dumunúng ing têpÃ¥ tuladhaníng tingkah laku. Gunêm lan ujar kawêngku Ã¥nÃ¥ ing ucap kang istingarah numusi kajiwan, lan luhuríng budi pêkêrti. Mula yèn Ã¥nÃ¥ Ã¥pÃ¥-Ã¥pÃ¥, Ã¥jÃ¥ sêlak marang sêbutíng paribasan : “Ora Ã¥nÃ¥ kacang ninggal lanjaran”.


Pitudúh : 39

Nanggapi kahanan urip ing satêngahíng bêbrayan iku gampang angèl. Aran angèl kêpÃ¥rÃ¥ malah bisa gawé kêtliwênging pikír samÃ¥ngsÃ¥ anggón kita mawas kêdhisikan kagubêl ing hÃ¥wÃ¥. Aran gampang yèn kita bisÃ¥ mikír klawan wêníng lan mênêb. IyÃ¥ pamikír kang mênêb iku kang aran akal budi sêjati. Kang bisa mbabaraké wóhíng wawasan kang mulús rêsík, ora kacampúran blêntóngé “si aku”. Apamanèh yèn tÃ¥ kitÃ¥ bisÃ¥ têtêp nguwasani wêningíng pikír, nadyan kahanané uríp ing satêngahing bêbrayan kisruhÃ¥ dikÃ¥yÃ¥ngÃ¥pÃ¥, istingarah ora angèl anggón kita nanggapi.


Pitudúh : 40

Srêngên marang wóng mono åjå nganti kênêmênên lan kêliwat-liwat múng margå wis ngêrti yèn wóng mau ora bakal wani nglawan utåwå wís ora biså nglawan, síng èstiné múng arêp ngêdír-êdíraké drajad pangkat utåwå kadibyané baé. Pakarti kaya ngono mau kêjåbå klêbu ambêg siyå, ugå wóng síng disrêngêni durúng karuwan bakal dadi bêcík, kêpårå bisa nuwúhaké råså sêngít. Kang prayogå iku srêngên samadyå kang mêngku pitutúr murih bêciké.


Pitudúh : 41

Wóng pintêr kang ora kinanthènan ing kautaman iku ora bédå karo wóng wutå kang nggåwå óbór ing wayah bêngi. Madhangi wóng liyå nangíng dhèwèké dhéwé lakuné kêsasar-sasar. Kapintêran mangkéné iki yèn tå dicakaké ing madyaning bêbrayan bakal nuwúhaké kapitunan, pikolèhé malah múng wujúd kasangsaran lan karusakan.


Pitudúh : 42

Síng sÃ¥pÃ¥ ngidham kaluhuran kudu wani kúrban lan ora wêgah ing kangèlan. MêrgÃ¥ yèn tansah tidhÃ¥-tidhÃ¥, mokal Ã¥pÃ¥ sing kagayúh bisa digÃ¥nthÃ¥ lan tangèh lamún Ã¥pÃ¥ síng diluru bisa kêtêmu. Makarti wani rêkÃ¥sÃ¥ kanthi masrahaké urip lan jiwÃ¥ rÃ¥gÃ¥ marang Kang Múrbèng KuwÃ¥sÃ¥. Yèn kêpingín mênang pancèn larang patukóné, yaiku kudu bisa nuhóni sêsanti: “SurÃ¥ dirÃ¥ jayaníngrat lêbúr déníng pangastuti”. Pituduh : 43 Isíh bêjÃ¥ yèn kowé diunèkaké “Ora Lumrah Uwóng”, jalaran isíh dianggêp manungsÃ¥. YÃ¥ múng solah tingkahmu kang kudu kók owahi amríh ora gawé sêrikíng liyan. Cilakané yèn diunèkaké “Ora Lumrah ManungsÃ¥”, jalaran kowé dianggêp sétan gêntayangan síng múng dadi lêlêthêging jagad margÃ¥ pakartimu kang ninggal sifat kamanungsan. Mula énggal-énggala sumujudÃ¥ marang Gusti Kang Múrbèng Dumadi. Sifaté Gústi Allah mono sarwÃ¥ wêlas asíh marang umaté kang wís sadhar marang dosÃ¥-dosané sartÃ¥ têmên-têmên bali tuhu marang dhawúh-dhawuhé.


Pitudúh : 44

Ora ånå pênggawé luwíh déníng múlya kêjåbå dêdånå síng ugå atêgês mbiyantu nyampêti kêkuranganing kabutuhané liyan. Dêdånå marang sapêpådhå iku atêgês ugå mitulungi awaké dhéwé nglêlantih marang råså lilå lêgåwå kang ugå atêgês angabêkti marang Pangéran Kang Måhå Wikan. Pancèn pangabêkti mono wís aran pasrah, dadi kitå ora ngajab marang baliné sumbangsih kang kitå asúngaké. Kabèh iku síng kagungan múng Pangéran Kang Måhå Kuwåså, kitå ora wênang ngajab wóhíng pangabêkti kanggo kitå dhéwé. Nindakaké kabêcikan kanthi dêdånå kita pancèn wajíb, nanging ngundhúh wóhíng kautaman kitå ora wênang.


Pitudúh : 45

Mêmitran pasêduluran nganti jêjodhowan kuwi yèn siji lan sijiné biså êmóng-kinêmóng, istingarah biså sêmpulúr bêcík. Yèn ånå padudón sêpisan pindho iku wis aran lumrah, bisa nambahi rakêtíng sêsambungan. Nangíng suwaliké yèn pådhå angèl ngênggóni sifat êmóng-kinêmóng mau gênah långkå langgêngé, malah bédaníng panêmu sithík baé biså marakaké dhahuru.


Pitudúh : 46

Wóng kang ora naté nandhang prihatin ora bakal kasinungan råså pangråså kang njalari têkané råså trênyúh lan wêlas lahír batiné. Wóng kang wís naté kêtaman ing prihatin luwíh biså ngrasakaké pênandhangé wóng liya. Mulå adhakané luwíh gêlêm awèh pitulungan marang kang kasusahan.


Pitudúh : 47

Sarupaníng wêwadi sing ålå lan sing bêcík, yèn isíh kók gémból lan mbók kêkêt kanthi rêmít ing ati salawasé isih bakal têtêp dadi batúr. Nangíng yèn wís mbók kétókaké sathithík baé bakal dadi bêndaramu. Isíh lagi nyimpên wêwadiné dhéwé baé wís abót. Åpå manèh yèn nganti pinracåyå nggêgêm wêwadiné liyan. Mulå såkå iku åjå sók dhêmên kêpingín mêruhi wêwadiné liyan. Síng wís cêthå múng bakal nambahi sanggan síng sêjatiné dudu wajíbmu mèlu opèn-opèn.


Pitudúh : 48

Sók såpåå bakal nduwèni råså kúrmat marang wóng kang tansah katón bingar lan padhang polatané, nadyan tå wóng mau nêmbé baé nandhang susah utåwå nêmóni pêpalang ing panguripané. Kósókbaliné, wóng kang tansah katón suntrút kêrêp nggrundêl lan grênêngan mêrgå ora katêkan sêdyané iku cêthå bakal kóncatan kêkuwataníng batín lan tênagané, tangèh lamún éntukå pitulungan, kêpårå malah dadi sêsirikaníng mitra karuhé.


Pitudúh : 49

Kitå iki diparingi cangkêm siji lan kupíng loro déníng Kang Måhå Kuwåså, liré mêngku karêp amríh kitå iki kudu luwíh akèh ngrungókaké katimbang micårå. Yêktiné wóng kang dhêmên ngumbar cangkêmé tinimbang kupingé iku adaté wicarané gabúg. Suwaliké síng akèh ngrungókaké, wicarané sêthithík nangíng patitís lan mêntês. Pantês dadi jujugané sadhêngah wóng kang mbutúhaké rêmbúg kang prayogå.


Pitudúh : 50

Wóng kang tansah dhêmên ngupíng kêpingín wêrúh, åpådéné nyampuri pêrkarané liyan, gêdhéné nganti nrambul urún ucap, iku pådhå karo golèk-golèk mómótan kang sêjatiné ora prêlu, adhakané kêpårå malah ngrêridhu awaké dhéwé.


Pitudúh : 51

Ucap sakêcap kang kêlaír tanpå pinikír kêrêp baé nuwúhaké drêdah lan bilahi. Mula wêtuné têmbúng satêmbúng såkå lésan iku prayogå tan udinên aja nganti nggêpók prêkarané wóng liyå, gêdhéné nganti gawé sérikíng liyan. Biså nyandhêt uculé pangucap kåyå mangkono mau wís klêbu éwóníng pakarti kang utåmå. Nangíng généyå kók ora sabên wóng biså nglakóni ?


Pitudúh : 52

Wóng iku yèn wís kasókan kabêcikan lan rumangsa kapotangan budi, ing sakèhíng pakartiné lumrahé banjúr ora kêncêng lan rêsík. Mulané tangèh lamún yèn biså njågå jêjêgíng adíl, awít lésané kasumpêtan, mripaté bêrêng, kupingé budhêg. Atiné dadi mati, angèl wêrúh ing bêbênêr. Mulå såkå iku åjå gumampang nåmpå kabêcikané liyan, samångså tujuwané ngarah marang pênggawé kang nalisír såkå bêbênêr.


Pitudúh : 53

Åjå kasêlak kêsusu nyêpèlèkaké liyan, margå kók anggêp wóng mau bodho. Awít ånå kalamangsané kowé mbutúhaké rémbúg lan pituturé wóng iku, síng kanyatané biså mbéngkas lan nguwalaké såkå karuwêtanmu. Pancèn ing sawijiné bab wóng biså kaaran bodho, nangíng ing babagan liya tangèh lamún yèn kowé biså nandhingi.


Pitudúh : 54

Yèn micårå åjå gumampang nêlakaké pênacad utawa pangalêm, luwíh- luwíh nganti mêmaóni. Awít wicaramu durúng karuwan bênêr. Síng mêsthi panacad mau gawé sêrík, pangalêmé nuwúhaké wiså, déné waónané ora digugu, kabèh swårå ålå. Mulå kang prayogå iku múng mênêng, jalaran mênêng iku yêktiné pancèn mustikaníng ngauríp.


Pitudúh : 55

Udinên ing alam donya iki åjå ånå wóng kang kók sêngiti, supaya ora ånå wóng sêngít marang kowé, balík sabiså-biså pådhå trêsnanånå. Amargå lêlakón ing alam donya iki anané múng walês-winalês baé. Déné yèn kêpêkså kowé sêngít marang sawijiníng wóng, mångkå kowé ora biså mbuwang sêngítmu, gawénên wadi åjå ånå wóng kang ngêrti. Yèn kowé ngandhakaké sêngítmu marang liyan, prasasat kowé mamèraké alané atimu.


Pitudúh : 56

Ajiníng dhiri ånå ing lati. Ajiníng rågå ånå ing busånå. Mula dèn ngati-ati ing pangucapmu, sêmono ugå anggónmu ngadi busånå kang bisa mapanaké dhiri.


Pitudúh : 57

Wóng pintêr kang isih gêlêm njalúk rêmbugíng liyan iku dianggêp manungsa utúh. Såpå síng rumangsa pintêr banjúr suthík njaluk rêmbuging liyan kuwi manungsa sêtêngah wutúh. Lan síng såpå ora gêlêm njalúk rêmbugíng liyan, iku bisa kinaranan babar pisan durúng manungså.



PEPADANG BAKAL TUMEKA

Angrantu sinambi jumangkah ing dalan kang peteng kebak sandungan
Mecaki lurung lurung kang dawa satengahing ara-ara samun
Bumi kang kapidak kebak sinengker
Anggawa ganda bacin
Manuk manuk dhandhang kekitrang wayah sore
Peteng kang gemuleng ing angganing manungsa

Wus sinerat ana ing kitab duk ing uni
Pepadang bakal tumeka anggawa kabar bebungah
Kanggo kita sami jalma manungsa
Kang bakal amadhangi lurung-lurung, dalan-dalan lan ara-ara samun
Amadhangi sakendhenging jagat raya
Mara gage kita sami tumenga ing angkasa
Mangayubagya rawuhipun sang pepadhang
Kanthi mesu raga nutup babahan nawa sanga
Mangestu nampi pepadhang …..

Sumber : http://konsultasisawit.blogspot.

Minggu, 29 April 2012

Perpustakaan Terbesar Di Dunia

Buku adalah Jendela ilmu, karena memang dengan buku kita bisa tahu banyak sesuatu. Tak heran jika banyak manusia begitu menganggap buku sebagai sesuatu yang melambangkan pengetahuan. Tak heran pula jika banyak orang yang mencoba untuk membangun perpustakaan sebagai tempat dari jendela ilmu tersebut.
Berikut daftar 7 perpustakaan terbesar di dunia :

 
1. Library of Congress
Library of Congress ini berada di Washington DC, Amerika Serikat. Library of Congress didirikan pada 1800. Perpustakaan ini memiliki stock lebih dari 30 juta buku. Library of Congress muncul di film National Treasure 2.


2. National Library of China
National Library of China berada di Beijing, Cina. National Library of China didirikan pada tahun 1909. Perpustakaan ini memiliki stock lebih dari 22 juta buku.


3. Library of the Russian Academy of Sciences
Library of the Russian Academy of Sciences berada di St Petersburg, Rusia. Library of the Ru ssian Academy of Sciences didirikan pada 1714. Perpustakaan ini memiliki stock lebih dari 20 juta buku.


4. National Library of Canada
National Library of Canada terletak di Ottawa, Kanada. National Library of Canada didirikan pada tahun 1953. Perpustakaan ini memiliki stock lebih dari 18.800.000 buku.


5. German National Library
German National Library terletak di Frankfurt, Jerman. Ini didirikan pada tahun 1990. Perpustakaan saham ini lebih dari 18.500.000 buku.


6. British Library
British Library berada di London, Inggris. British Library didirikan pada 1753. Perpustakaan ini memiliki lebih dari 16 juta buku.


7. Institute for Scientific Information Russian Academy of Sciences
Institute for Scientific Information Russian Academy of Sciences terletak di Moskow, Rusia. perpustakaan ini didirikan pada tahun 1969. Perpustakaan ini memiliki lebih dari 13.500.000 buku.
 

Sumber : http://sejenakterkagum.blogspot.com