Bergetar jiwaku, ketika ku dengar seruanmu
Yang memecahkan keheningan malamku
Mampu menggerakkan hatiku, tuk bergegas membersihkan ragaku
Dan mensucikan tubuh ini, untuk menghadapmu
Tak ku rasakan lelah yang membebaniku, karna kau telah menyadarkanku
Lewat hidayah yang kau hembuskan padaku
Bersimpuh ku dihadapanmu, berharap ampunan sgala dosaku
Yang slalu mengalir kesetiap ruang-ruang hidupku
Ku agungkan engkau dihatiku, ku puji engkau dalam do'aku
Ku tanamkan benih keimanan dalam hatiku
Dan ku suburkan ketawaQallan ku dalam hari-hariku
Patuhku terhadapmu..
Takutku pada siksamu..
Ya ALLAH,
Ku mohon padamu, jadikanlah aku hamba yang kau kasihi
Dan gabungkanlah aku, dikumpulan hambamu yang beriman
Serta tempatkanlah aku, disurgamu, kelak jika kau memanggilku
Yang kekal dan penuh dengan barokahmu,,
Ya ALLAH...!!
Chapliest
Lubuk Linggau
Pages
Jumat, 25 November 2011
Ludah Yang Kering
Lihatlah!
masih adakah hati yang berisi
ketika logika sudah berbau terasi
ketika nurani kian ter-erosi..
di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi
Lihatlah!
Dendang-an birokrat dan wakil berdasi..
penuh kegiatan sinetron mengejar kursi
Ketika tikus sibuk pesta korupsi
kucing justru giat pamer gusi...
terbuai diempuknya jok mercy
Lihatlah!
Gempita riuhnya demokrasi
menumbuhkan nurani yang semakin membesi
saat Rakyat butuh nasi..
namun justru di kremasi
Ah, sudahlah!
ini bukan Demonstrasi. .
ini juga bukan mosi...
ini hanyalah puisi...
dari yang hidup namun sesungguhnya mati!
Andrinof A. Chaniago
Indonesia
masih adakah hati yang berisi
ketika logika sudah berbau terasi
ketika nurani kian ter-erosi..
di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi
Lihatlah!
Dendang-an birokrat dan wakil berdasi..
penuh kegiatan sinetron mengejar kursi
Ketika tikus sibuk pesta korupsi
kucing justru giat pamer gusi...
terbuai diempuknya jok mercy
Lihatlah!
Gempita riuhnya demokrasi
menumbuhkan nurani yang semakin membesi
saat Rakyat butuh nasi..
namun justru di kremasi
Ah, sudahlah!
ini bukan Demonstrasi. .
ini juga bukan mosi...
ini hanyalah puisi...
dari yang hidup namun sesungguhnya mati!
Andrinof A. Chaniago
Indonesia
Rabu, 23 November 2011
Selamat Pagi, Putri ( Andrie Wongso )
Suatu ketika di sebuah rumah, seorang ibu sering kali merasa kewalahan menasehati putri semata wayangnya. Putri memiliki beberapa kebiasaan jelek. Bila melakukan kesalahan, dia pandai berkilah dan tak jarang selalu mencoba menyalahkan pihak lain sebagai penyebabnya. Kebiasaan jelek lainnya adalah suka meletakkan barang-barang sembarangan. Maka, ketika membutuhkan barang tersebut, Putri akan berteriak-teriak sambil memporakporandakan benda apa saja untuk menemukan barang yang dicari. Selain itu, karena hasil ujian sekolahnya kurang bagus, bila diingatkan untuk belajar, dia akan bersungut-sungut sambil mengomentari bahwa ulangan jelek adalah biasa. Bahkan, ia selalu beralasan, "Teman yang lain ulangannya juga ada yang jelek, bukan hanya aku."
Setiap kali Putri melakukan kesalahan, sang ibu berusaha memberitahu dan menasihati. Tapi, bukannya mendengar dan mencoba berubah, Putri malah sering menunjukkan perasaan jengkel, sebal, dan marah-marah tak karuan. Tak jarang ia juga berani membantah sambil berkata, "Uuh, ibu cerewet. Benar-benar nggak sayang sama aku. Aku kan sudah besar, kenapa masih diomelin melulu setiap aku melakukan kesalahan? Padahal, salah itu kan biasa. Belum lagi tugas membersihkan rumah tiap sore, kapan dong waktu untuk main?"
Beberapa hari ini, Putri tidak mau menyapa ibunya. "Untuk apa bicara sama ibu kalau hanya menjadi sumber pertengkaran?" Itu yang ada dalam benak Putri. Sang ibu yang bijaksana hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah anaknya.
Ketika menjelang hari Minggu, Putri berencana pergi bersepeda pagi-pagi bersama dengan teman-temannya. Tetapi Putri tahu, ia tidak akan pernah bisa bangun sepagi itu. Mau tidak mau, ia harus minta bantuan sang ibu membangunkannya. Sebab, hari Minggu ini Putri hanya berdua dengan ibu di rumah karena ayah sedang tugas ke luar kota. Tapi, Putri masih merasa jengkel dengan ibunya dan belum mau menyapa ibunya. "Ihhh... maaf ya. Belum saatnya menyapa ibu, hati ini masih jengkel," batin Putri.
Akhirnya, Putri mendapat sebuah ide. Malam hari menjelang tidur, putri menulis pesan pada secarik kertas dan meletakkannya di meja kamar tidur ibunya. "Ibu, besok Putri akan pergi bersepeda bersama dengan teman-teman. Tolong bangunkan jam setengah enam pagi ya," tulis Putri dalam kertas itu. Setelah menulis di kertas, dia berangkat tidur dengan nyenyak.
Keesokan hari, saat terbangun, Putri terkejut melihat jam di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan ia pun ditinggal teman-temannya. Ia membatin, betapa jahat ibunya. Putri merasa ibunya tidak menyayanginya, sebab, ia merasa sudah minta tolong kepada ibu untuk membangunkannya lebih pagi.
Saat marah-marah, mata Putri tertuju pada secarik kertas di atas meja kamarnya. Ia segera membaca tulisan itu. "Selamat pagi Putri, ayo bangun! Ini sudah jam setengah enam pagi. Tertanda: ibu." Putri pun tersadar dan merasa malu terhadap dirinya sendiri. Ia berjanji, tidak akan mengulangi lagi kesalahan dan akan lebih menghormati ibunya.
Netter yang budiman,
Ada pepatah bijak mengatakan surga ada di bawah telapak kaki ibu. Sebab, dari rahimnyalah kita dilahirkan. Sembilan bulan lebih ibu membawa kita dalam kandungannya tanpa keluhan dan tanpa harap balasan. Namun, seringkali kita justru berbuat yang kurang berkenan kepada ibu.
Kadang, saat ibu menasihati, kita merasa ibu sok tahu. Kalau ibu sudah capek-capek memasak makanan untuk kita, tanpa rasa bersalah kita sisakan banyak makanan di piring. Kalau ibu menyapa dan bertanya siapa kekasih kita, kadang kita jawab agar ibu jangan suka ikut campur. Padahal, sadarkah betapa besar kasih dan kepedulian seorang ibu bagi kita? Untuk itu kita perlu menyadari bahwa dalam setiap sapaan ibu, dan bahkan saat beliau marah, itu adalah wujud kasih sayang yang terbesar bagi kita.
Pepatah menyebutkan, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah. Di lubuk hati seorang ibu, selalu tersedia maaf bagi kesalahan yang diperbuat putra putrinya, sengaja ataupun tidak. Karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai anak harus menunjukkan bakti kita kepada ibu meski ia tak pernah mengharap balasan apapun. Jadi, sudahkah kita berbuat sesuatu untuk ibu kita? Atau, minimal, sudahkan kita ucapkan terima kasih dan cinta kepada ibu kita hari ini?
Sumber : http://m.andriewongso.com/artikel/
Setiap kali Putri melakukan kesalahan, sang ibu berusaha memberitahu dan menasihati. Tapi, bukannya mendengar dan mencoba berubah, Putri malah sering menunjukkan perasaan jengkel, sebal, dan marah-marah tak karuan. Tak jarang ia juga berani membantah sambil berkata, "Uuh, ibu cerewet. Benar-benar nggak sayang sama aku. Aku kan sudah besar, kenapa masih diomelin melulu setiap aku melakukan kesalahan? Padahal, salah itu kan biasa. Belum lagi tugas membersihkan rumah tiap sore, kapan dong waktu untuk main?"
Beberapa hari ini, Putri tidak mau menyapa ibunya. "Untuk apa bicara sama ibu kalau hanya menjadi sumber pertengkaran?" Itu yang ada dalam benak Putri. Sang ibu yang bijaksana hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah anaknya.
Ketika menjelang hari Minggu, Putri berencana pergi bersepeda pagi-pagi bersama dengan teman-temannya. Tetapi Putri tahu, ia tidak akan pernah bisa bangun sepagi itu. Mau tidak mau, ia harus minta bantuan sang ibu membangunkannya. Sebab, hari Minggu ini Putri hanya berdua dengan ibu di rumah karena ayah sedang tugas ke luar kota. Tapi, Putri masih merasa jengkel dengan ibunya dan belum mau menyapa ibunya. "Ihhh... maaf ya. Belum saatnya menyapa ibu, hati ini masih jengkel," batin Putri.
Akhirnya, Putri mendapat sebuah ide. Malam hari menjelang tidur, putri menulis pesan pada secarik kertas dan meletakkannya di meja kamar tidur ibunya. "Ibu, besok Putri akan pergi bersepeda bersama dengan teman-teman. Tolong bangunkan jam setengah enam pagi ya," tulis Putri dalam kertas itu. Setelah menulis di kertas, dia berangkat tidur dengan nyenyak.
Keesokan hari, saat terbangun, Putri terkejut melihat jam di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan ia pun ditinggal teman-temannya. Ia membatin, betapa jahat ibunya. Putri merasa ibunya tidak menyayanginya, sebab, ia merasa sudah minta tolong kepada ibu untuk membangunkannya lebih pagi.
Saat marah-marah, mata Putri tertuju pada secarik kertas di atas meja kamarnya. Ia segera membaca tulisan itu. "Selamat pagi Putri, ayo bangun! Ini sudah jam setengah enam pagi. Tertanda: ibu." Putri pun tersadar dan merasa malu terhadap dirinya sendiri. Ia berjanji, tidak akan mengulangi lagi kesalahan dan akan lebih menghormati ibunya.
Netter yang budiman,
Ada pepatah bijak mengatakan surga ada di bawah telapak kaki ibu. Sebab, dari rahimnyalah kita dilahirkan. Sembilan bulan lebih ibu membawa kita dalam kandungannya tanpa keluhan dan tanpa harap balasan. Namun, seringkali kita justru berbuat yang kurang berkenan kepada ibu.
Kadang, saat ibu menasihati, kita merasa ibu sok tahu. Kalau ibu sudah capek-capek memasak makanan untuk kita, tanpa rasa bersalah kita sisakan banyak makanan di piring. Kalau ibu menyapa dan bertanya siapa kekasih kita, kadang kita jawab agar ibu jangan suka ikut campur. Padahal, sadarkah betapa besar kasih dan kepedulian seorang ibu bagi kita? Untuk itu kita perlu menyadari bahwa dalam setiap sapaan ibu, dan bahkan saat beliau marah, itu adalah wujud kasih sayang yang terbesar bagi kita.
Pepatah menyebutkan, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah. Di lubuk hati seorang ibu, selalu tersedia maaf bagi kesalahan yang diperbuat putra putrinya, sengaja ataupun tidak. Karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai anak harus menunjukkan bakti kita kepada ibu meski ia tak pernah mengharap balasan apapun. Jadi, sudahkah kita berbuat sesuatu untuk ibu kita? Atau, minimal, sudahkan kita ucapkan terima kasih dan cinta kepada ibu kita hari ini?
Sumber : http://m.andriewongso.com/artikel/
====Doa untuk Putraku====
Tuhanku...
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuktetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.
Tuhanku...
Do"a Kenangan Pada Perang Dunia Ke 2 ( Dua )
( Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas McArthur )
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuktetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.
Tuhanku...
Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia."
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia."
Do"a Kenangan Pada Perang Dunia Ke 2 ( Dua )
( Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas McArthur )
Selasa, 22 November 2011
Penantian Panjang
Letih, jenuh itu yang terlintas
Lamunan itu terus menghantui pikiran
Impian demi impian yang selama ini terukir belum juga bisa jadi kenyataan
Saat jiwa ini sudah letih menanti harapan tak juga datang
Lamunan itu terus menghantui pikiran
Impian demi impian yang selama ini terukir belum juga bisa jadi kenyataan
Saat jiwa ini sudah letih menanti harapan tak juga datang
Detik demi detik terus berlalu seiring hempasan angin kala itu
Suara hati ini hanya bisa
menjerit …
Berteiak…
Menangis….
Suara hati ini hanya bisa
menjerit …
Berteiak…
Menangis….
Tapi tak satu daun pun mau menghibur
Dengan nyanyian lagu ceria
Merekapun meneteskan air mata satu demi Satu
Bersama panasnya matahari yang menyengat
Dengan nyanyian lagu ceria
Merekapun meneteskan air mata satu demi Satu
Bersama panasnya matahari yang menyengat
Panjang memang perjalanan ini
Seiring waktu berlalu
Menghampiri ku untuk mengatakan
Bahwa penantian panjang ini
Seiring waktu berlalu
Menghampiri ku untuk mengatakan
Bahwa penantian panjang ini
Harus mesti di jalani dengan sabar
Agar esuk hari banyak embun yang menetes
Menghiasi daun yang telah gugur dan bersemi kembali
Untuk bisa menyanyikan lagu ceria.
Agar esuk hari banyak embun yang menetes
Menghiasi daun yang telah gugur dan bersemi kembali
Untuk bisa menyanyikan lagu ceria.
Senin, 21 November 2011
Muncul Hilangnya Engkau
Penuh harapan dalam hati untuk menjaga
Untuk merasa ada yang pasti tercipta
Bunga datang penantian harapan
Senak dari hilir-mudik gerak langkah
Perjuangan antara cerita duka dan berkah
Hadapi perjalanan yang panjang menghadang jalan
Mengapa dusta?
Beranjak sepi tinggalkan keadaan diri
Berlari-lari mengejar impian mati
Berteriak dalam hingar-bingarnya keadaan
Hilang di tengah-tengah lamunan yang panjang
Percaya atau tidak keyakinan itu akan berjalan
Seiring penuntun menuntun arah yang melintang
Seperti bayang menghantam gelapnya hitam
Atau bahkan nyanyian lagu melayu yang tergiang di kerinduan
Tembang-tembang alam tercipta bagai harapan keabadian
Getarkan raga dengan indahnya suasana
Nelangsa
Akan ada cacian dan makian........?
Diantara cerita yang telah duka
Atau harapan akan bermunculan di terangnya keadaan
Alhamdulillah segala tercipta
Segala terupaya terucap makna
Atas apa yang tidak diketahui
Biarlah semua ada
Dan hilang yang tak layak untuk ada
Percaya
Waktu ada masa yang menunggu
Hari ada mimpi yang menanti
Jiwa ada raga yang menemani
Untuk merasa ada yang pasti tercipta
Bunga datang penantian harapan
Senak dari hilir-mudik gerak langkah
Perjuangan antara cerita duka dan berkah
Hadapi perjalanan yang panjang menghadang jalan
Mengapa dusta?
Beranjak sepi tinggalkan keadaan diri
Berlari-lari mengejar impian mati
Berteriak dalam hingar-bingarnya keadaan
Hilang di tengah-tengah lamunan yang panjang
Percaya atau tidak keyakinan itu akan berjalan
Seiring penuntun menuntun arah yang melintang
Seperti bayang menghantam gelapnya hitam
Atau bahkan nyanyian lagu melayu yang tergiang di kerinduan
Tembang-tembang alam tercipta bagai harapan keabadian
Getarkan raga dengan indahnya suasana
Nelangsa
Akan ada cacian dan makian........?
Diantara cerita yang telah duka
Atau harapan akan bermunculan di terangnya keadaan
Alhamdulillah segala tercipta
Segala terupaya terucap makna
Atas apa yang tidak diketahui
Biarlah semua ada
Dan hilang yang tak layak untuk ada
Percaya
Waktu ada masa yang menunggu
Hari ada mimpi yang menanti
Jiwa ada raga yang menemani
Pemimpin yang Mrantasi gawe
Dalam keadaan negara yang amburadul, carut marut, tentu akan muncul pemimpin yang akan memperbaiki keadaan, pada waktunya yang tepat.
Pemimpin itu pasti orang yang berbudi luhur, jujur, pandai dan berwawasan luas, tidak punya pamrih hanya untuk kepentingannya sendiri, berani hidup sederhana, berani menegakkan kebenaran, bijak dan mrantasi gawe – mampu menuntaskan semua masalah. Karena kebijakan dan tindakannya adalah dijalan Ilahi dan diatas segalanya, pemimpin itu telah tercerahkan jiwanya.
Berani hidup sederhana
Para pinisepuh selalu menekankan bahwa seorang pemimpin itu harus berani hidup sederhana, tidak bergelimang kemewahan. Hal ini dipersyaratkan mutlak supaya pemimpin tidak menyakiti perasaan rakyatnya, karena kebanyakan kawula kehidupannya masih belum sejahtera.
Pemimpin yang hidup enak-enak, mewah, serba berlebih, sementara rakyatnya banyak yang melarat, itu bukanlah manusia terpuji. Dia tidak punya rasa solidaritas sama sekali dan tidak mengerti perasaan kawula alit.
Yang amat diharapkan oleh rakyat dan negara adalah pemimpin yang berkwalitas, yang bisa mrantasi gawe .Bukan pemimpin yang hanya bisa ngomong manis dan mengobral janji, bergaya sopan seperti a gentleman atau a gentle lady.
Yang penting adalah bukti nyata, dia telah mrantasi gawe, bekerja dengan berhasil, membangun kehidupan yang tertata rapi, aman, adil, sehingga rakyat menikmati kehidupan yang sejahtera, tersedia dan terjangkau sandang, pangan, papan, lapangan kerja, pendidikan, masa depan bangsa dan negara cerah.Orang Jawa dulu punya istilah : Wong cilik iso gumuyu- Orang kecil bisa ketawa.
Itu pertanda kehidupan nyaman dan sejahtera.
Berwatak satria
Dinegeri ini sudah terbiasa kita mendengar ungkapan : supaya kita bersikap satria dalam menjalankan sesuatu dan hidup ini.
Seorang satria artinya orang yang terhormat karena perilaku dan tindakannya yang baik dan benar – Berbudi bawa laksana.
Satria itu orang yang bertanggung jawab. Ini merupakan sikap yang penting untuk saat ini, dimana orang yang berani bertanggung jawab semakin langka. Kebanyakan orang maunya sibuk cari fasilitas, dapat duit banyak dengan cara mudah dan tanpa tanggung jawab.
Seperti dalam cerita wayang dan babad, seorang satria baik wanita maupun pria,digambarkan berwajah rupawan dan baik hatinya –Ayu rupane, Ayu atine. Dalam pepatah Jawa adalah :
Galuga sinalusur sari.
Para satria itu bersikap:
Jembar pandelenge - Luas wawasannya.
Jembar jagade - Luas pergaulannya.
Jembar segarane - Luas hatinya, artinya pemaaf.
Mereka itu dicintai banyak orang – Katon cempaka sawakul.
Dalam bidang pekerjaan, seorang satria bisa dihandalkan, karena seorang satria adalah pemimpin yang berkwalitas. Argumentasi dan kerjanya bagus. Oleh karena itu, dia dengan mudah mampu membangkitkan semangat kerja dan juang teman-temannya dan orang lain, istilah Jawa nya: Sabda Merta.
Pemimpin Negarawan
Para satria sebenarnya punya kemampuan untuk berbakti ditingkat negarawan – statemanship.
Mereka punya modal kuat untuk menjadi negarawan.
Bila negara membutuhkannya, pada saat yang tepat, seorang satria anak bangsa akan muncul, dia punya kemampuan luar biasa untuk ngontragake gunung,mampu bahkan menggoncang gunung dan mengalahkan semua musuh bangsa dan negara.
Musuh yang paling berbahaya adalah mereka yang menggerogoti dari dalam dengan cara menghancurkan etika moral, budi pekerti anak bangsa, terutama yang punya jabatan penting dan posisi yang strategis, sehingga dimana-mana timbul manipulasi, korupsi dan penyalah gunaan wewenang yang ujung-ujungnya cari duit tidak halal.
Sang Pemimpin Sejati akan menjadi inspirator dan penggerak, karena segala ucapan dan seruannya mampu menggetarkan hati pendengarnya – Prawata Bramantara.
Dia dikenal sebagai orang yang suci hatinya, jujur dan harum namanya – Pandhita amreksa candhana.
Oleh karenanya, dia mendapat berkah Tuhan, segala tindakan dan kebijakannya berjalan dengan baik dan berhasil. – Istilahnya : Ora kena disuwawa
Pada zaman dulupun ada garis kebijakan bahwa seorang pemimpin atau pejabat menduduki jabatannya tidak pandang asal usul keluarga, apakah dia anak petani atau anak priyayi atau anak orang biasa, faktor penentunya adalah kebaikan dan kemampuannya – Kudhi pacul singa landhepa.
Semua orang diberi pengertian dan keyakinan bahwa negeri yang mempunyai pemimpin yang berkwalitas seperti tersebut diatas, kehidupan rakyatnya tentulah:
Mubra mubru blabur madu, artinya tentulah serba kecukupan, makmur, selamat dan bahagia.
Semoga Indonesia, segera masuk dalam daftar negeri seperti itu.
JagadKejawen,
Suryo S. Negoro
http://jagadkejawen.com/id/kepemimpinan/pemimpin-yang-mrantasi-gawe
Pitutur Luhur
Supaya kehidupan berjalan baik, para pinisepuh telah mewariskan pitutur luhur – petuah luhur supaya kita semua tetap berpegang kepada paugeraning urip – tata cara kehidupan luhur, yang secara tradisi selalu dilaksanakan dan dihormati seluruh warga dengan sadar dan mantap
Petuah dan ajaran warisan leluhur Jawa/Nusantara sengaja disebar kemana-mana, tidak berupa sebuah buku tuntunan. Ini dimaksudkan oleh para pinisepuh, supaya anak cucu termasuk penulis dan anda semua mengerti, bahwa belajar dan mencari ilmu itu perlu usaha yang tekun.
Tidak jemu-jemunya para pinisepuh menebarkan ajaran luhur lewat sloka-sloka, tembang-tembang, babad, cerita tutur, peribahasa dll, supaya anak keturunan dimanapun dan kapanpun selalu ingat untuk menjaga perilaku yang baik dan patut, selalu percaya diri, berpegang teguh kepada Budi Pekerti, tatakrama dan tata susila, tidak sombong, sopan dan bersikap rendah hati – andap asor.
Piweling/ ajaran yang utama adalah : Tansah eling marang Pangeran – Selalu ingat kepada Tuhan, sebab Gusti ora sare – karena Tuhan tidak tidur, artinya : mengetahui segalanya.
Petuah lewat peribahasa
Dalam pergaulan sehari-hari, beberapa peribahasa dibawah ini, kiranya masih relevan dan bermanfaat dan bila diperhatikan dan dilaksanakan yang baik dan dihindari yang jelek, akan membuat suasana kehidupan dimasyarakat enak, rukun dan menyenangkan.
Zaman Edan
Salah satu pitutur klasik yang kondang adalah Zaman Edan , karya agung pujangga Ranggawarsita, sebagai berikut :
Amenangi zaman edan
Mengalami zaman edan/gila
Ewuh aya ing pambudi
Serba sulit menentukan perilaku
Melu edan nora tahan
Mau ikutan berbuat gila, tak sampai hati
Yen tan melu anglakoni
Kalau tak ikutan
Boya keduman milik
Tidak kebagian rejeki ( uang, harta)
Kaliren wekasanipun
Jadinya kelaparan
Dilalah karsa Allah
Sudah menjadi kehendak Tuhan
Begja-begajne kang lali, luwih begja kang eling lan waspada
Seberapapun untung yang didapat oleh orang yang lagi lupa, masih lebih bahagia orang yang sadar dan waspada.
Melecehkan kebenaran
Ada zaman yang menyedihkan bagi orang baik-baik, ketika kebenaran dan orang baik-baik dilecehkan, seperti pada ungkapan ini :
Wong bener thenger-thenger,
Wong salah bungah-bungah,
Wong apik ditampik-tampik.
Artinya :
Orang benar jadi susah,
Orang salah malahan senang hidupnya,
Orang baik tidak diterima bahkan diusir.
Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang.
Yang jahat dibilang baik, yang baik dikatakan jahat.
Ini merupakan gambaran keadaan yang rancu, dimana nilai-nilai moral kejangkitan penyakit.
Sindiran kepada orang tak bermutu
Ada saja orang tak bermutu dizaman apapun, orang-orang yang berlagak sok pintar.
Contohnya :
Kakehan gludhug kurang udan.
Kebanyakan guntur, hujannya sedikit. Artinya kebanyakan ngomong, yang benar sedikit.
Kegedhen endhas kurang uteg.
Kebesaran kepala, otaknya kurang.
Alihan gung
Lagaknya kaya orang gedean, bodoh merasa pintar.
Merak kecancang
Bergaya anggun bak burung merak.
Malang kadhak
Berjalan gaya kesana kemari seperti itik.
Ini adalah gambaran orang yang mendem drajad, pangkat lan semat.
Orang yang mabuk kekuasaan, kedudukan, pangkat dan kekayaan materi.
Murang kara adalah orang yang berperilaku tidak baik seperti koruptor, manipulator, pemeras,yang menyalah gunakan kedudukan untuk mencari uang yang tidak halal.
Micakake wong melek
Orang yang tidak malu atas perbuatannya yang tidak baik, dia anggap semua orang itu buta, tidak tahu akan perbuatannya yang tercela seperti menggerogoti uang negara, memeras dsb.
Mungal mungil adalah orang yang tak punya pendirian.
Ngalem legine gulo
Memuji manisnya gula. Dengan menyanjung orang kaya/berpangkat mengharapkan diberi sesuatu.
Ngantuk nemu kethuk.
Ini gambaran orang malas, tanpa bekerja dapat rejeki.
Anjabung alus
Menipu dengan cara halus.
Keplok ora tombok
Orang yang mencela orang lain dan tidak membantu.
Ilang jarake, kari jaile
Hilang sudah sifat baik, yang ada hanya iri dan dengki.
Tingkah laku orang-orang dinegeri kacau.
Pada sebuah negeri yang tatanannya lagi kacau, diingatkan : Waspada, ada orang atau kelompok yang tidak terpuji perilakunya, seperti :
Ambondhan tanpo ratu
Tidak menghormati tatanan/peraturan, ulahnya mengacau.
Ngalasake negoro..
Negara dianggap hutan, berbuat seenaknya sendiri.
Mampang mumpung
Berbuat semaunya sendiri.
Alesus gumeter
Sengaja menyebarkan berita yang mengacau.
Sawat ambalang kayu
Dinegeri yang tatanannya baru sakit, ada saja peramal yang senangnya mengeluarkan ramalan-ramalan, meski kebanyakan ramalannya tidak benar.
Setan nggowo ting
Setan yang berkeliaran membawa lentera, artinya ada orang yang berkeliaran kesana kesini untuk menghasut dan berbuat jahat.
Caca upa
Berbuat jahat supaya terjadi permusuhan, lalu menyediakan racunnya – Raja wisuna.
Bahni maya pramana
Melakukan kampanye busuk ( black campaign) sambil mencerca dan memaki lawannya.
Arep jamure, emoh watange
Pemalas, maunya hidup enak ,tetapi tidak mau bekerja keras.
Gecul kumpul
Kumpulan para penjahat.
Hadigang
Munculnya para pemimpin yang merasa kuat.
Hadigung
Merasa besar dan kuasa.
Hadiguna
Merasa pandai.
Sementara itu , banyak anak buahnya, pejabat dibawahnya yang tindakannya tidak punya malu :
Rai gedheg.
Mereka suka memeras kawula yang kebanyakan juga hidup susah, sampai kawula tak punya apa-apa, diibaratkan seperti : Pitik trondhol dibubuti .-Ayam yang bulunya jarang, masih juga dibubuti bulunya hingga plonthos, habis semua bulunya.
JagadKejawen,
Suryo S. Negoro
Petuah dan ajaran warisan leluhur Jawa/Nusantara sengaja disebar kemana-mana, tidak berupa sebuah buku tuntunan. Ini dimaksudkan oleh para pinisepuh, supaya anak cucu termasuk penulis dan anda semua mengerti, bahwa belajar dan mencari ilmu itu perlu usaha yang tekun.
Tidak jemu-jemunya para pinisepuh menebarkan ajaran luhur lewat sloka-sloka, tembang-tembang, babad, cerita tutur, peribahasa dll, supaya anak keturunan dimanapun dan kapanpun selalu ingat untuk menjaga perilaku yang baik dan patut, selalu percaya diri, berpegang teguh kepada Budi Pekerti, tatakrama dan tata susila, tidak sombong, sopan dan bersikap rendah hati – andap asor.
Piweling/ ajaran yang utama adalah : Tansah eling marang Pangeran – Selalu ingat kepada Tuhan, sebab Gusti ora sare – karena Tuhan tidak tidur, artinya : mengetahui segalanya.
Petuah lewat peribahasa
Dalam pergaulan sehari-hari, beberapa peribahasa dibawah ini, kiranya masih relevan dan bermanfaat dan bila diperhatikan dan dilaksanakan yang baik dan dihindari yang jelek, akan membuat suasana kehidupan dimasyarakat enak, rukun dan menyenangkan.
Zaman Edan
Salah satu pitutur klasik yang kondang adalah Zaman Edan , karya agung pujangga Ranggawarsita, sebagai berikut :
Amenangi zaman edan
Mengalami zaman edan/gila
Ewuh aya ing pambudi
Serba sulit menentukan perilaku
Melu edan nora tahan
Mau ikutan berbuat gila, tak sampai hati
Yen tan melu anglakoni
Kalau tak ikutan
Boya keduman milik
Tidak kebagian rejeki ( uang, harta)
Kaliren wekasanipun
Jadinya kelaparan
Dilalah karsa Allah
Sudah menjadi kehendak Tuhan
Begja-begajne kang lali, luwih begja kang eling lan waspada
Seberapapun untung yang didapat oleh orang yang lagi lupa, masih lebih bahagia orang yang sadar dan waspada.
Melecehkan kebenaran
Ada zaman yang menyedihkan bagi orang baik-baik, ketika kebenaran dan orang baik-baik dilecehkan, seperti pada ungkapan ini :
Wong bener thenger-thenger,
Wong salah bungah-bungah,
Wong apik ditampik-tampik.
Artinya :
Orang benar jadi susah,
Orang salah malahan senang hidupnya,
Orang baik tidak diterima bahkan diusir.
Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang.
Yang jahat dibilang baik, yang baik dikatakan jahat.
Ini merupakan gambaran keadaan yang rancu, dimana nilai-nilai moral kejangkitan penyakit.
Sindiran kepada orang tak bermutu
Ada saja orang tak bermutu dizaman apapun, orang-orang yang berlagak sok pintar.
Contohnya :
Kakehan gludhug kurang udan.
Kebanyakan guntur, hujannya sedikit. Artinya kebanyakan ngomong, yang benar sedikit.
Kegedhen endhas kurang uteg.
Kebesaran kepala, otaknya kurang.
Alihan gung
Lagaknya kaya orang gedean, bodoh merasa pintar.
Merak kecancang
Bergaya anggun bak burung merak.
Malang kadhak
Berjalan gaya kesana kemari seperti itik.
Ini adalah gambaran orang yang mendem drajad, pangkat lan semat.
Orang yang mabuk kekuasaan, kedudukan, pangkat dan kekayaan materi.
Murang kara adalah orang yang berperilaku tidak baik seperti koruptor, manipulator, pemeras,yang menyalah gunakan kedudukan untuk mencari uang yang tidak halal.
Micakake wong melek
Orang yang tidak malu atas perbuatannya yang tidak baik, dia anggap semua orang itu buta, tidak tahu akan perbuatannya yang tercela seperti menggerogoti uang negara, memeras dsb.
Mungal mungil adalah orang yang tak punya pendirian.
Ngalem legine gulo
Memuji manisnya gula. Dengan menyanjung orang kaya/berpangkat mengharapkan diberi sesuatu.
Ngantuk nemu kethuk.
Ini gambaran orang malas, tanpa bekerja dapat rejeki.
Anjabung alus
Menipu dengan cara halus.
Keplok ora tombok
Orang yang mencela orang lain dan tidak membantu.
Ilang jarake, kari jaile
Hilang sudah sifat baik, yang ada hanya iri dan dengki.
Tingkah laku orang-orang dinegeri kacau.
Pada sebuah negeri yang tatanannya lagi kacau, diingatkan : Waspada, ada orang atau kelompok yang tidak terpuji perilakunya, seperti :
Ambondhan tanpo ratu
Tidak menghormati tatanan/peraturan, ulahnya mengacau.
Ngalasake negoro..
Negara dianggap hutan, berbuat seenaknya sendiri.
Mampang mumpung
Berbuat semaunya sendiri.
Alesus gumeter
Sengaja menyebarkan berita yang mengacau.
Sawat ambalang kayu
Dinegeri yang tatanannya baru sakit, ada saja peramal yang senangnya mengeluarkan ramalan-ramalan, meski kebanyakan ramalannya tidak benar.
Setan nggowo ting
Setan yang berkeliaran membawa lentera, artinya ada orang yang berkeliaran kesana kesini untuk menghasut dan berbuat jahat.
Caca upa
Berbuat jahat supaya terjadi permusuhan, lalu menyediakan racunnya – Raja wisuna.
Bahni maya pramana
Melakukan kampanye busuk ( black campaign) sambil mencerca dan memaki lawannya.
Arep jamure, emoh watange
Pemalas, maunya hidup enak ,tetapi tidak mau bekerja keras.
Gecul kumpul
Kumpulan para penjahat.
Hadigang
Munculnya para pemimpin yang merasa kuat.
Hadigung
Merasa besar dan kuasa.
Hadiguna
Merasa pandai.
Sementara itu , banyak anak buahnya, pejabat dibawahnya yang tindakannya tidak punya malu :
Rai gedheg.
Mereka suka memeras kawula yang kebanyakan juga hidup susah, sampai kawula tak punya apa-apa, diibaratkan seperti : Pitik trondhol dibubuti .-Ayam yang bulunya jarang, masih juga dibubuti bulunya hingga plonthos, habis semua bulunya.
JagadKejawen,
Suryo S. Negoro
Langganan:
Komentar (Atom)




