Wegah meruhi cinathet ala dening malaekat
Mara enggal mingkema
Ati kang tansah goreh misuh-misuh lirih
Senajan nyuwara jujur kaya satemene wewayangan
Kriyip-kriyip sulap kena landhepe cahya lantip
Aweh pepadhang marang sadhengah roh
Ngakoni bodho mangerteni sarwa ghaib
Nanging apa ing pepeteng kuwi
Kaendahan diparingake minangka pacoban
Tumrap kekarepanku mbebudi
Misahake bener lan luput ?
Pages
Senin, 31 Januari 2011
LELAYARAN ING KATRESNAN
kamangka sliramu
wis ngentirake gegayuhanku
mbaka sithik
tumekaning gisik
wis ngentirake gegayuhanku
mbaka sithik
tumekaning gisik
lelayaran ing katresnan
nyabrangi reribed sadhengah wayah
wani nglangkahi telenging pepeteng
tanpa maelu sakabehing gubrah
nyabrangi reribed sadhengah wayah
wani nglangkahi telenging pepeteng
tanpa maelu sakabehing gubrah
yagene praumu durung miwiti
anggone nglari nakodaning ati
sawise kelakon nggayuh sunare pituduh
madhangi katresnan iki tumekaning subuh
anggone nglari nakodaning ati
sawise kelakon nggayuh sunare pituduh
madhangi katresnan iki tumekaning subuh
Sing Tak Kangeni
Pating kricik suwara gerimis..
Banyu tumiba marang bumi
Nalika wanci bengi..
Ngrasakno ati iki koyo diiris..
Nalika Eling marang sing tak kangeni..
Adem rasaning raga iki..
Nalika kena semribiting angin ..
Senajan adoh panggonanmu saiki..
Nanging pikiran iki tetep Eling
SEMBURAT LEMBAYUNG
Lembayung senja menghampar di langit..
bisik rindu pada hati yang jauh dariku
Aku lukiskan padanya remah-remah pilu
aku torehkan dengan warna biru..
Kenapa biru, sedangkan langit berwarna merah..
karena pada biru aku temukan tenang hati ku
Sedangkan pada merah aku taruh tangisku
Sayang..hanya padamu aku menaruh harap
meskipun mungkin ragumu tiada berujung
yakinlah akan kepak sayapku yang akan membawamu terbang
melindungimu dari panas dan hujan
memberimu hangat di malam hari
dan biarkan aku hinggap di hatimu
Aku mungkin tak bisa berikan kamu bunga
Aku juga tak bisa buatkan kamu lagu..
Tapi percayalah kamu adalah bunga dalam hatiku..
yang mekar merebak harum begitu warna warni
dan percayalah kamu adalah lagu hatiku
yang terdengar dalam sepi maupun ramaiku
begitu merdu mengalun indah dalam relung-relung hatiku
Sayang…
Adakah kau dengar degup jantungku
yang kupacu saat kau hadir menari-nari dalam tidur dan mimpi-mimpiku
memenuhi rongga dadaku
hingga terasa sesak nafasku..
Adakah kau dengar gemeretak gigi-gigiku
saat dingin yang mendekapku begitu erat
karena kau jauh dariku
membiarkan hari-hariku terlewat begitu saja
dengan sepi yang menusuk-nusuk sumsung tulangku..
MADIUN 31 01 2011
RINDU INI TAK PERNAH USAI
Bentangan laut
Bentangan langit
Milikmu dua cermin saling bersipandang
Lautmu muara alir air sungaiku
Langitmu sumber bara api tungkuku
Adalah laut
Adalah langit
Adalah cermin tempat berkaca
Kemana dan bagaimana aku melangkah
Sampai pula di dataran ini
Ingin kudengar sajakmu
Sampai pula di hati ini
Gelombang nafas cintamu
Terpelanting pula di ranjang ini
Raung dan pekik nafsumu pada tubuhku
Rubuh pula hati ini
Lantaran hasratku ingin mengadu kepadamu
Aku malu karena bentuk tubuhku
Tapi aku masih inginkan seribu sajak dan puisi darimu
Selaksa pekik dan sejuta gelombang
Merayu menyatu dalam genangan
Akan hasrat yang bakal kulacak
Begitu kau pulang ke kotamu
Hatiku mulai ditikam sepi
Seperti padang ilalang ditingkah angin
Pepucuknya bergoyang
Seperti pantai kota ditinggal nelayan
Ombaknya terpelanting
Lengkap sudah kesepianku
Lantaran terpelanting pula rinduku
Pada hangat tubuhmu dan harum nafasmu
Telah kutikam seribu mentari
Telah kutikam seribu bulan
Tak ada yang tersisa
Hari ini mentari dan bulan jadi santap siang dan malamku
Selagi hati ini haus belaian kasih sayangmu
Rinduku merentang berkepanjangan
Dan tak tahu kapan usai
Barangkali sampai senjanya
Atau ketika terbit fajarnya
Barangkali….
MADIUN 31 01 2011
KANGEN
Senyum mu yg slalu ku ingat
wajah mu yg bulat
bibir mu yg mengoda
Dan rambut mu yg menawan
seakan slalu ku bawa ke mimpi
setiap hari
setiap detik
setiap ku berlari
ingin ku bertemu lagi
dengan kau kekasih
pujaan hati
idaman tiap lelaki
ku tahu kau juga merindu ku
menutup mata & menahan pilu
biarkan ku di sini dulu
tuk mencari sesuatu
Minggu, 30 Januari 2011
PUISI CINTA
Puisi Cinta
Sambil nyeruput kopi panas kunikmati sepotong puisi buatan kamumasih berasa hangat dan basah bekas ciuman di tiap hurupnya.
Puisi menjelma bunga ketika kupetik setangkai bait untuk kutanam di dada
menjelma cahaya ketika aku gelap memahami maknanya
menjelma getar ketika kunyanyikan sebagai rindu
menjelma bara ketika kusesap aroma nafasmu.
Di depanku kamu masih berdiri. Molek tubuhmu tak berhenti menatapku
Aduh kamu, betapa indah puisi yang kausimpan di sudut-sudut lekukmu.
Tatapan apakah yang kamu rahasiakan di matamu,
………………aku membaca tak habis-habisnya terkesima
Ciuman apakah yang kamu rahasiakan di bibirmu yang merah,
………………aku mengecup tak habis-habisnya gairah
Bisik apakah yang kamu rahasiakan di telingamu,
………………tak bosan-bosannya kudesahkan rayu
Debar apakah yang kamu rahasiakan di hatimu,
………………aku menerjemahkan sampai membuka-buka dada.
“Aku adalah puisi yang kamu tulis,” kamu tak berhenti menatapku.
Karya: Huda M Elmatsani
KERINDUAN
ketika sinar rembulan pucat
sesosok rindu tanpa sayap
terbang ke langit malam
gelap mata
gelap hati
membuat ia lupa dimana tempat bersinggah
gelap malam menghapuskan arah dan tujuan
sementara,
dingin sunyi menjadi saksi
jiwa-jiwa yang menggigil
terperosok ke ceruk jurang malam
dalam…
sedalam hatimu
debur ombak di Pantai Barat menghantam jiwaku
tapi tak mampu goyahkan sepi
sapaan angin mengajak kabut dingin
menyusupi pori-pori,
merontokkan tulang..,
tapi tak mampu runtuhkan sunyi
sepi tanpa keheningan
sunyi dalam kebisuan
disitu aku terdampar
sendiri
menapaki kerinduan
Pangandaran, 2009
Kunyanyikan Rindu
di sini
di antara kemeriahan dan bintang
aku memilih sunyi
di mana telah kutanam hektaran rindu untukmu
ketika malam berjatuhan
hingga terdampar di pagi
dan untuk kesekian kalinya
aku merasa kau begitu jauh
meski kita masih saling berteduh
di bawah langit yang sama
kekasihku…
jika kau percaya angin adalah satu
jika kau percaya samudera adalah biru
akan kunyanyikan rindu ini
lewat angin, lewat laut
lewat sunyi
dan denting malam
Ciamis, Agustus 2009
Cinta di Matamu
entahlah..,
berapa kali harus kuyakinkan dirimu
bahwa rindu yang mengalir dalam darahku adalah rindumu
mungkinkah..,
kau dengar
cerita yang tergelar lewat bisunya malam
itu cerita cinta
tentang kau dan aku
kau tahu
purnama ini begitu indah
walau tak seindah senyummu
yang terakhir kali
masih kuingat
kasih..,
aku lihat senyummu
di antara bintang dan bulan purnama
aku dengar suaramu
lewat hembusan angin dan gesekan daun-daun
tapi rinduku belum juga terobati
kasih..,
apakah hari ini kau simpan rindu
seperti rindu yang menggunung di hatiku..?
ah..,
bila saja mungkin
ingin kulihat cinta di matamu
sekali lagi..!
sesosok rindu tanpa sayap
terbang ke langit malam
gelap mata
gelap hati
membuat ia lupa dimana tempat bersinggah
gelap malam menghapuskan arah dan tujuan
sementara,
dingin sunyi menjadi saksi
jiwa-jiwa yang menggigil
terperosok ke ceruk jurang malam
dalam…
sedalam hatimu
debur ombak di Pantai Barat menghantam jiwaku
tapi tak mampu goyahkan sepi
sapaan angin mengajak kabut dingin
menyusupi pori-pori,
merontokkan tulang..,
tapi tak mampu runtuhkan sunyi
sepi tanpa keheningan
sunyi dalam kebisuan
disitu aku terdampar
sendiri
menapaki kerinduan
Pangandaran, 2009
Kunyanyikan Rindu
di sini
di antara kemeriahan dan bintang
aku memilih sunyi
di mana telah kutanam hektaran rindu untukmu
ketika malam berjatuhan
hingga terdampar di pagi
dan untuk kesekian kalinya
aku merasa kau begitu jauh
meski kita masih saling berteduh
di bawah langit yang sama
kekasihku…
jika kau percaya angin adalah satu
jika kau percaya samudera adalah biru
akan kunyanyikan rindu ini
lewat angin, lewat laut
lewat sunyi
dan denting malam
Ciamis, Agustus 2009
Cinta di Matamu
entahlah..,
berapa kali harus kuyakinkan dirimu
bahwa rindu yang mengalir dalam darahku adalah rindumu
mungkinkah..,
kau dengar
cerita yang tergelar lewat bisunya malam
itu cerita cinta
tentang kau dan aku
kau tahu
purnama ini begitu indah
walau tak seindah senyummu
yang terakhir kali
masih kuingat
kasih..,
aku lihat senyummu
di antara bintang dan bulan purnama
aku dengar suaramu
lewat hembusan angin dan gesekan daun-daun
tapi rinduku belum juga terobati
kasih..,
apakah hari ini kau simpan rindu
seperti rindu yang menggunung di hatiku..?
ah..,
bila saja mungkin
ingin kulihat cinta di matamu
sekali lagi..!
Langganan:
Komentar (Atom)






