PARIWISATA PROPINSI SUMATERA SELATAN
Tempat Obyek Wisata Di Sumatera Selatan. Perjalanan liburan seorang wisatawan yang berlibur ke Sumatera, tidak akan lengkap jika tidak berkunjung ke obyek wisata yang terdapat di provinsi Sumatera Selatan.
Dunia Wisata Indonesia memang sangat mempesona sehingga menarik wisatawan asing atau lokal yang suka pergi jalan-jalan. Sumatera Selatan merupakan salah satu contoh tempat menarik untuk tujuan liburan keluarga. Untuk wisatawan yang punya rencana berlibur ke Pulau Sumatera, Ada beberapa pilihan mengunjungi obyek wisata menarik yang juga terdapat di Sumatera, seperti misalnya wisata Batam, Sumatera Barat, Aceh atau Sumatera Utara.
Salah satu obyek wisata yang juga landmark dari Sumatera Selatan adalah Jembatan Ampera yang terdapat di Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan. Namun Wisatawan juga bisa mendatangi tempat wisata lain yang terdapat di provinsi Sumsel seperi tempat obyek wisata liburan menarik yang ada di Sumatera Selatan.
Sejarah Jembatan Ampera Dan Proses Pembuatannya
Sejarah Jembatan Ampera
Pembangunan jembatan gerak ini dimulai pada bulan april 1962, setelah mendapat persetujuan dari presiden soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana rampasan perang jepang dalam kata lain semua di tanggung oleh pemerintah jepang dari kontraktor dan pekerja.
Pada awalnya, jembatan sepanjang 1.177 meter dengan lebar 22 meter ini, dinamai jembatan bung karno. Menurut sejarawan djohan hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada presiden ri pertama itu. Bung karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas sungai musi.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi sungai musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah jembatan ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, jembatan ampera sudah tidak lagi dinaikturunkan. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini, yaitu sekitar 30 menit, dianggap mengganggu arus lalu lintas antara seberang ulu dan seberang ilir, dua daerah kota palembang yang dipisahkan oleh sungai musi.
Jembatan ampera pernah direnovasi pada tahun 1981, dengan menghabiskan dana sekitar rp 850 juta. Renovasi dilakukan setelah muncul kekhawatiran akan ancaman kerusakan jembatan ampera bisa membuatnya ambruk.
Bersamaan dengan eforia reformasi tahun 1997, beberapa onderdil jembatan ini diketahui dipreteli pencuri. Pencurian dilakukan dengan memanjat menara jembatan, dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi. Warna jembatan pun sudah mengalami 3 kali perubahan dari awal berdiri berwarna abu-abu terus tahun 1992 di ganti kuning dan terakhir di tahun 2002 menjadi merah sampai sekarang.
sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2010/12/sejarah-jembatan-ampera-dan-proses.html#ixzz1EloXWr6X
PULAU KEMARO
Konon, legenda pulau ini adalah kisah cinta Siti Fatimah, putri Raja Palembang, yang dilamar oleh anak Raja China yang bernama Tan Bun Ann. Saat Tan Bun Ann ingin melamarnya, putri raja meminta syarat 9 guci berisi emas. Keluarga Tan Bun Ann pun menerima syarat itu. Untuk menghindar bajak laut saat di perjalanan membawa emas dari negeri China, maka emas yang didalam guci tersebut ditutupi dengan asinan dan sayur-sayuran tanpa setahu Tan Bun Ann.
Setibanya di Palembang, mengira bahwa guci-guci tersebut hanya berisi asinan dan sayur-sayuran, maka marah lah Tan Bun Ann. Ia lalu membuang seluruh guci tersebut ke sungai Musi. Namun guci terakhir yang dilemparnya, terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan sehingga terlihatlah kepingan emas yang ada didalamnya.
Rasa penyesalannya membuat anak raja China tersebut mengambil keputusan untuk menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam Melihat hal tersebut Siti Fatimah ikut menerjunkan diri ke sungai sambil berkata, “Jika ada tanah tumbuh di tepi sungai ini maka di situlah kuburan saya.”
Di pulau ini terdapat sebuah kelenteng Budha yang selalu dikunjungi penganutnya. Pada setiap perayaan Cap Go Meh, kelenteng ini tidak hanya dikunjungi masyarakat keturunan Tiong Hoa kota Palembang saja, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara seperti Singapura, Hongkong, China, dan lain-lain.
Danau Ranau
Merupakan danau terbesar dan terindah di Sumatera Selatan yang terletak di kecamatan Banding Agung Kabupaten UKO Selatan (dahulu masuk dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu). Berjarak sekitar 342 km dari kota palembang, 130 km dari kota Baturaja, dan 50 kilometer dari Muara Dua, ibu kota OKU Selatan, dengan jarak tempuh dengan mobil sekitar 7 jam dari kota Palembang. Sementara dari Bandar Lampung, danau ini bisa ditempuh melalui Bukit Kemuning dan Liwa. Secara geografis, danau ini terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung.
Danau Ranau yang mempunyai luas sekitar 8×16 km dengan latar belakang gunung Seminung (ketinggian ± 1.880 m dpl), dikelilingi oleh bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20° – 26° Celsius. Terletak pada posisi 4°51’45″ bujur selatan dan 103°55’50″ bujur timur.
Menurut legenda yang ada, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan/belahan itu. Dan lama-kelamaan lubang besar itu penuh dengan air. Kemudian di sekeliling danau baru itu mulai ditumbuhi berbagai tanaman, di antaranya tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakanlah Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut.
Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas.
Kami, satu rombongan, menyempatkan menginap di wisma VARITA Pusri yang terletak di tepi danau Ranau ini. Tempat yang strategis untuk menikmati keindahan danau ini. Sayangnya, pengelolaan danau Ranau sebagai aset pariwisata dirasa sangat kurang. Beberapa infrastruktur pendukung, seperti akses jalan dan listrik, belum memadai.
SUMBER : http://infokito.wordpress.com/2007/11/25/wisata-danau-ranau/2/
0 comments:
Post a Comment